Manajemen Bab 9-15
Manajemen Bab 9-15
1. Melihat perilaku individu berdasarkan Sebagian besar kontirbusi psikolog (sikap, kepribadian,
persepsi, pembelajaran motivasi
2. Berkepentingan dengan perilaku kelompok (norma, peran, pembentukan tim, kepemimpinan,
konflik)
3. Melihat aspek organisasi termasuk kebijakan, budaya, dan kebijakan SDM
GOALS
Untuk menjelaskan, memprediksi, dan memengaruhi perilaku. Hal yang penting :
1. PRODUKTIVITAS KARYAWAN : faktor apa saya yang akan memengaruhi efisiensi dan efektivitas
karyawan?
2. KETIDAKHADIRAN : kegagalan untuk tampil bekerja, akibatnya sulit bekerja.
3. PERPUTARAN : penarikan permanen sukarela dan tidak disengaja, menjadi masalah karena
meningkatnya biasya perekrutan.
4. PERILAKU KEWARGAAN ORGANIZATIONAL : perilaku bebas yang buka persyaratan kerja
(mendorong menjadi efektif)
5. KEPUASAN KERJA : jika karyawan puas maka kinerjanya meningkat
6. PERILAKU BURUK : penyimpangan, agresi, antisosial kekerasan.
ATTITUDES
JOB SATISFACTION
EMPLOYEE ENGANGEMENT
Sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasi dengan organisasi tertentu dan tujuannya dan
keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu.
Manfaat dari karyawan yang sangat terlibat :
o Menjadi karyawan terbaik daripada yang tidak terlibat
o Memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi, membantu mempertahankan biaya
perekrutan
o Kinerja lebih tinggi dan biaya lebih rendah (berkontibudi pada kinerja keuangan yang
superior)
Individu mencoba untuk menyesuaikan sikap yang berbeda dan menyesuaikan sikap dan perilaku
mereka sehingga tampak rasional dan konsisten. Saat muncul inkonsistensi, individu akan melakukan
sesuatu untuk membuatnya konsisten dengan mengubah sikap, tingkah laku atau merasinalisasikan
ketidak konsistenan.
Menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi kognitif adalah ketidakcocokan
antara perilaku dan sikap, bahwa inkonsistensi menimbulkan tidak nyaman sehingga individu
berusaha menguranginya (disonansi).
CARA MENGATASINYA (disonansi ditentukan oleh tiga hal) :
o Pentingnya faktor-faktor yang menciptakan disonansi
o Tingkat pengaruh individu percaya bahwa ia memiliki lebih dari faktor-faktor itu
o Penghargaan yang mungkin terliabt dalam disonansi
Jika faktor yang menciptakan disonansi tidak penting, maka tekanan untuk memperbaiki
inkonsistensi juga rendah. Sebaliknya, jika penting, maka individu dapat mengubah tingkah
lakunya. Penghargaan memengaruhi tingkat dimana indivudi termotivasi untuk mengurangi
ketidaknyamanan dengan memotivasi individu untuk percaya bahwa konsistensi itu ada.
ATTITUDE SURVEY
Menghadirkan karyawan tersebut dengan satu set pernyataan atau pertanyaan yang
memunculkan perasaan mereka tentang pekerjaan, kelompok kerja, atasan, atau organisasi
mereka untuk mendapatkan informasi spesifik yang diinginkan manajer.
Penggunaan survey sikap regular dapat mengingatkan manajer terhadap masalah potensial dan
niat karyawan awal sehingga Tindakan dapat dilakukan unutk mencegah dampak.
IMPLICATION MANAGERS
Manajer harus tertarik dengan sikap karyawan. Manajer juga harus mensurvei karyawan tentang
sikapnya.
Karyawan yang puas akan tampil lebih baik di tempat kerja, jadi sebagai manajer harus mampu focus
pada faktor yang telah terbukti kondusif untuk para karyawan : membuat pekerjaan yang sulit menjadi
menarik, memberikan imbalan yang adilm menciptakan kondisi kerja yang mendukung.
PERSONALITY
Kombinasi unik dari pola emosional, pemikiran, dan perilaku yang memengaruhi bagaimana seseorang
bereaksi terhadap situasi dan berinteraksi dengan orang lain (tenang, ambisius, tegang, dll)
Dua pendekatan yang paling terkenal MBTI dan Big Five Model.
1. MBTI
Extraversion (E) VS Intorversion (I) : ekstrovert atau introvert seseorang
Sensing (S) VS Intution (N) : Sensing (praktis, rutinitas, tidak suka hal baru), Intuition
(tidak suka rutinitas, suka hal baru)
Thinking (T) VS Feeling (F) : Thinking (menggunakan akal dan logika untuk memecahkan
masalah), Feeling (menggunakan perasaan)
Judging (J) VS Perceiving (P) : Judging (ingin control dan terstruktur), Perceiving (fleksibel
dan spontan)
2. BIG FIVE MODEL
Extraversion: Tingkat dimana seseorang bersosialisasi, banyak bicara, asertif, dan
nyaman dalam hubungan dengan orang lain.
Agreeableness: Tingkat dimana seseorang berpuasa, kooperatif, dan percaya.
Conscientiousness: Sejauh mana seseorang dapat diandalkan, bertanggung jawab,
dapat diandalkan, gigih, dan berprestasi.
Emotional Stability: Tingkat di mana seseorang tenang, antusias, dan aman (positif)
atau tegang, gugup, depresi, dan tidak aman (negatif).
Openness to Experience: Tingkat di mana seseorang memiliki minat yang luas dan
imajinatif, terpesona dengan hal baru, sensitif secara artistik, dan intelektual.
3. ADDITIONAL PERSONALITY INSIGHT
Locus of Control, mengukur sejauh mana orang percaya bahwa mereka mengendalikan
diri mereka sendiri
Machiavellanism, Ukuran dari tingkat di mana orang pragmatis, menjaga jarak
emosional, dan percaya bahwa itu berarti membenarkan
Self – Esteem, Tingkat individu suka atau tidak suka untuk dirinya sendiri
Self – Monitoring, Sifat kepribadian yang mengukur kemampuan untuk menyesuaikan
perilaku dengan faktor situasional eksternal
Risk – Taking, Orang berbeda dalam keinginan mereka untuk mengambil risiko.
Perbedaan dalam kecenderungan untuk mengasumsikan atau menghindari risiko telah
terbukti mempengaruhi berapa lama waktu yang dibutuhkan manajer untuk membuat
keputusan dan berapa banyak informasi yang mereka butuhkan sebelum menentukan
pilihan mereka
4. OTHER PERSONALITY TRAIT
Proactive Personality, Sifat kepribadian yang menggambarkan individu yang lebih
cenderung mengambil tindakan untuk mempengaruhi lingkungan mereka
Resilience, Kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan dan mengubahnya
menjadi peluang
Emotion Intelligence : kemampuan untuk memperhatikan dan mengelola isyarat informasi emosional
mengubah intesitas emosional mereka seiring kebutuhan muncul. Terdiri dari 5 dimensi :
PERCEPTION
Sebuah proses yang dengannya kita memberi makna pada lingkungan kita dengan mengatur dan
menafsirkan kasan sensorik
LEARNING
Sikap perubahan perilaku yang relative permanen terjadi sebagai hasil pengalaman.
1. Operant Conditioning, Sebuah teori pembelajaran yang mengatakan bahwa perilaku adalah
fungsi dari konsekuensinya.
2. Social Learning, Sebuah teori pembelajaran yang mengatakan bahwa orang bisa belajar melalui
pengamatan dan pengalaman langsung.
3. Shaping : A Managerial Tool, Proses membimbing pembelajaran pada langkah lulus dengan
menggunakan penguatan.
TM 10
MANAJEMEN MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam hirarki direktur SDM (merupakan yang bertanggung jawab pada semua jenjang hirarki yang ada)
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Untuk meningkatkan dukungan SDM dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi dala rangka
mencapai tujuan.
Keterkaitan antara SDM dengan tujuan dan sasaran strategis untuk meningkatkan bisnis dan
mengembangkan budaya organisasi yang mendorong inovasi dan fleksibel untuk memampukan
organisasi dalam mencapi tujuannya.
DIREKTUR SDM
Tugas manajer SDM harus sesuai dengan rencana strategis perusahaan jangka Panjang. Penentuan
tugas&kualifikasi kerja, meliputi :
1. JOB ANALISYIS : persyaratan detail jenis tugas & kualifikasi SDM yang diperlukan
2. JOB DESCRIPTION : rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas SDM
3. JOB SPECIFICATION ; rincian karakteristik SDM yang dipersyaratkan
KOMPENSASI PEKERJA
a. Motivasi ekstrinsik dari luar pekerjaan yang berupa imbalan ( reward ) dan hukuman
( punishment )
b. Motivasi intrinsik dari dalam diri pekerja yang berupa dorongan keinginan agar perusahaan
memperolah keuntungan dan lebih maju.
MOTIVATING EMPLOYEES
MOTIVATION : proses dimana usaaha seseorang diberi energi, diarahkan, dan dipertahankan untuk
mencapai tujuan.
1. Physiological Needs, Kebutuhan seseorang akan makanan, minuman, tempat tinggal, jenis
kelamin, dan persyaratan fisik lainnya
2. Safety Needs, Kebutuhan seseorang akan keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan
emosional serta jaminan bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi.
3. Social Needs, Kebutuhan seseorang untuk kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan, dan
persahabatan.
4. Esteem Needs, Kebutuhan seseorang akan faktor harga diri internal seperti selfrespect,
otonomi, dan prestasi dan faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan
perhatian.
5. Self – Actualization Needs, kebutuhan orang untuk pertumbuhan, mencapai potensi seseorang,
dan pemenuhan diri sendiri; dorongan untuk menjadi apa yang mampu untuk menjadi.
THOERY X : anggapan bahwa karyawan tidak menyukai pekerjaan, malas, menghindari tanggung jawab,
dan harus dipaksa tampil
THEORY Y : anggapan bahwa karyawan itu kreatif, menikmati pekerjaan, mencari pertanggung jawaban,
dan bisa melatih pengarahan diri sendiri.
HYGIENE FACTOR : faktor yang menghilangkan ketidakpuasan kerja, tapi jangan memotivasi.
THREE-NEEDS THEORY
Mengatakan tiga kebutuhan (tidak bawaan) yang diakuisisi (prestasi, kekuatan, afiliasi) merupakan motif
utama pekerjaan.
Need for Achievement, Dorongan untuk sukses dan unggul dalam kaitannya dengan
seperangkat standar.
Need for Power, Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak berperilaku sebaliknya.
Need for Affiliation, Keinginan untuk hubungan interpersonal yang bersahabat dan
dekat.
Mencakup :
1. Goal – Setting Theory, Proposisi bahwa tujuan spesifik meningkatkan kinerja dan bahwa tujuan
yang sulit, bila diterima, menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang mudah
2. Reinforcement theory, Teori bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensinya
Reiforces, Konsekuensi segera mengikuti perilaku, yang meningkatkan probabilitas
bahwa perilaku akan diulang
3. Designing Motivating Job, cara tugas digabungkan untuk membentuk pekerjaan yang lengkap
yang memotivasi. Cara mendesain memotivasi pekerjaan :
JOB ENLARGEMENT : perluasan pekerjaan secara horizontal melaluo peningkatan
cakupan pekerjaan dan frekuensi tugas ini berulang.
JOB ENRICHMENT : perluasan pekerjaan secara vertical dengan menambahkan
perencanaan dan evaluasi tanggung jawab – meningkatkan job depth.
JOB CHARACTERISTIC MODEL, mengidentifikasi 5 dimensi pekerjaan inti ;
Skill variety, sejauh mana suatu pekerjaan membutuhkan berbagai aktivitas
sehingga seorang karyawan dapat menggunakan sejumlah keterampilan dan
bakat yang berbeda.
Task identify, sejauh mana pekerjaan membutuhkan penyelesaian keseluruhan
dan pengenal pekerjaan.
Task significance, sejauh mana pekerjaan membutuhkan penyelesaian
keseluruhan dan pengenal pekerjaan.
Autonomy, sejauh mana sebuah pekerjaan memberikan kebebasan,
independensi, dan kebijaksanaan yang substansial kepada individu dalam
menjadwalkan pekerjaan dan menentukan prosedur yang akan digunakan
dalam melaksanakannya.
Feedback, sejauh mana melakukan aktivitas kerja yang dibutuhkan oleh
pekerjaan menghasilkan individu yang mendapatkan informasi langsung dan
jelas tentang keefektifan kinerjanya.
4. Redesigning Job Design Approaches
Relational perspective of work design, Pendekatan terhadap desain pekerjaan yang
berfokus pada bagaimana tugas dan pekerjaan orang semakin didasarkan pada
hubungan social
Proactive perspective of work design, endekatan terhadap desain pekerjaan di mana
karyawan mengambil inisiatif untuk mengubah bagaimana pekerjaan mereka dilakukan
TM 11
KOMUNIKASI
DEFINISI
Proses memindahkan informasi dan maksud dari satu orang ke orang lain.
PERAN
Semua kegiatan organisasi dimana pengarahan, perintah, dan pelaksanaan perintah selalu dilakukan
melalui komuniikasi. Organisasi akan menjadi semakin baik jika system komunikasi yang digunakan
dalam menjalankan aktivitas organisasi juga semakin baik.
KENAPA KOMUNIKASI PENTING BAGI MANAJER?
BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi ke bawah, mengalir dari wewenang yang lebih tinggi ke yang lebih rendah (instruksi,
memo resmi, prosedurm pedoman kerja, pengumuman)
2. Komunikasi ke atas, dari wewenang yang lebih rendah ke yang lebih tinggi (saran, laporan,
permohonan, keluhan)
3. Komunikasi horizontal, terjadi pada level manajer yang sama (untuk koordinasi dan integrasi)
4. Komunikasi diagonal (terjadi antar departemen (Ketika tikdak dapat berkomunikasi efektif lewat
jalur lain)
TM 12
BEING AN EFFECTIVE LEADER
LEADER
Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki otoritas manajerial.
LEADERSHIP
Proses memimpin kelompk dan mempengaruhi kelompok terebut untuk mencapai tujuannya.
LEADERSHIP THEORIES
Fiedler mengusulkan bahwa faktor kunci dalam kesuksesan kepemimpinan adalah gaya
kepemimpinan dasar seseorang, baik orientasi tugas atau hubungan. Untuk mengukur gaya
seorang pemimpin, Fiedler mengembangkan the least – preferred coworker (LPC)
questionnare.
Penelitian Fiedler menemukan tiga dimensi kontingensi yang mendefinisikan faktor situasional
kunci dalam efektivitas pemimpin.
1. Managing Power
Dimana pemimpin mendapatkan kekuasaan mereka - yaitu, hak dan kapasitas mereka untuk
mempengaruhi pekerjaan
tindakan atau keputusan? Lima sumber kekuatan pemimpin telah diidentifikasi: legitimate, coercive,
reward, expert dan referent,
Legitimate power, sama. Kekuatan yang sah mewakili kekuatan yang dimiliki pemimpin sebagai
akibat dari posisinya dalam organisasi. Meskipun orang-orang yang memiliki otoritas juga
cenderung memiliki pahala dan kekuatan pemaksaan, kekuatan yang sah lebih luas daripada
kekuatan untuk memaksa dan menghargai.
Coercive power, kekuatan seorang pemimpin harus menghukum atau mengendalikan. Pengikut
bereaksi terhadap kekuatan ini karena takut akan hasil negatif yang mungkin terjadi jika tidak
sesuai. Manajer biasanya memiliki kekuatan pemaksaan, seperti dapat menunda atau
menurunkan karyawan atau memberi mereka pekerjaan yang mereka anggap tidak
menyenangkan atau tidak diinginkan.
2. Reward Power, kekuatan untuk memberi reward positif. Hadiah bisa berupa sesuatu yang
bernilai nilai seperti uang, penilaian kinerja yang menguntungkan, promosi, tugas kerja yang
menarik, rekan yang ramah, dan pergeseran kerja atau wilayah penjualan yang disukai.
3. Expert Power, kekuatan berdasarkan keahlian, keahlian khusus, atau pengetahuan. Jika seorang
karyawan memiliki keterampilan, pengetahuan, atau keahlian yang penting bagi kelompok kerja,
kekuatan ahli orang tersebut ditingkatkan.
4. Referent Power, kekuatan yang timbul karena sumber daya atau sifat pribadi seseorang yang
diinginkan. Jika saya mengagumi Anda dan ingin berhubungan dengan Anda, Anda dapat
menjalankan kekuasaan atas saya karena saya ingin menyenangkan Anda. Kekuatan rujukan
berkembang dari kekaguman orang lain dan keinginan untuk menjadi seperti orang itu.
TM 13
MONITORING AND CONTROLING
CONTROLING
1. Apa itu controlling?
Controlling adalah proses pemantauan, perbandingan, dan kreksi kinerja kerja.
Kenapa harus ada controlling? Karena dengan adanya controlling mereka jadi tahu
apa sudah sesuai dengan yang direncanakan atau belum (hrs tetap dilakukan kalo
sudah sesuai karena baru tahu jika sudah dilakukan evaluasi)
Controlling yang efektif memastikan bahwa kegiatan selesai dengan cara yang
mengarah pada pencapaian tujuan, ditentukan oleh seberapa baik mereka
(manajer) membantu karyawan dan manajer mencapai tujuan mereka
2. Mengapa controlling itu penting?
Karena merupakan satu-satunya cara manajer mengetahui apakah tujuan organisasi
terpenuhi dan jika tidak maka alasannya apa. Manajer yang efektif akan
menindaklanjuti untuk memastikan bahwa apa yang seharusnya dilakukan oleh
karyawan. Pengendalian memberikan link kritis kembali ke perencanaan
Karena pemberdayaan karyawan, memberikan infrmasi dan umpan balk mengenai
kinerja karyawan dan meminimalkan kemungkinan masalah potensial
Karena melindungi organisasi dan asetnya dari ancaman (bencana alam, skandal
keuangan, kekerasan di tempat kerja, gangguan rantai pasokan global, pelanggaran
keamanan, serangan teroris), komprehensif control dan rencana cadangan akan
membantu memastikan minimal gangguan kerja
3. Nilai fungsi controlling
Perencanaan
Pemberdayaan karyawan
Perlindungan tempat kerja
4. Proses controlling
STEP 1 : MEASURING ACTUAL PERFORMANCE
How we measure : 4 pendekatan yang digunakan untuk mengukur dan
melaporkan kinerja actual adalah pengamatan pribadi, laopran statistic,
laporan lisan dan laporan tertulis.
What we measure
STEP 2 : COMPARING ACTUAL PERFORMANCE AGAINST THE STANDARD
Membandingkan menentukan variasi antara kinerja actual dan standar.
Meskipun beberapa variasi dalam kinerja dapat diharapkan dalam semua
aktivitas namun penting untuk menentukan variasi yang dapat diterima.
STEP 3 : TAKING MANAGERIAL ACTIN
Manajer bisa memilih antara 3 action : tidak melakukan apa-apa,
mengoreksi kinerja actual, atau merubah standard yang dimiliki.
MENGOREKSI KINERJA AKTUAL,
o Immediate corrective, Tindakan korektif yang mengoreksi masalah
sekaligus untuk mendaapatkan performa Kembali ke jalurnya
o Basic corrective action, Tindakan korektif itu melihat bagaimana dan
mengapa kinerja melenceng sebelum mengoreksi sumber deviasi
MERUBAH STANDARD
CONTROLLING FOR ORGANIZATIONAL AND EMPLOYEE PERFORMANCE
5. Financial control
Misalnya menganalisis laporan pendapatan kuartalan untuk biaya yang berlebihan,
menghitung rasi keuangan untuk memastikan bahwa uang yang cukup tersedia untuk
membayar biaya yang terus berlanjut, tingkat hutang yang tidak menjadi terlalu tinggi
atau asset tersebu digunakan secara produktif
Untuk mendapatkan keuntungan
Rasio yang digunakan :
Liquidity ratio, mengukur kemampuan perusahan untuk membayar utang
Leverage ratio, menganalisis penggunaan utang untuk membiayai asset dan
bisa untuk bayar bunga utangnya ga
Activity ratio
Profitability ratio
6. Information control
Dalam mengukur kinerja actual, manajer memerlkan informasi tentang apa yang terjadi
di dalam area tanggung jawab mereka dan tentang standar agar dapat membandingkan
kinerja actual dengan standar
MIS (management information system), system yang digunakan untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan kepada manajemen dengan teratur, menyiratkan
keteraturan, pengaturan dan tujuan. MIS berfokus pada untuk menyediakan informasi
kepada manajer (data yang diproses dan dianalisis) bukan hanya data (fakta mentah dan
tidak teratikulasi)
7. Balanced scorecard
Alat ukur kinerja yang terlihat lebih dari sekedar perspektif finansial
Melihat 4 area kontribusi :
Keuangan
Pelanggan
Proses internal
Asset/orang/inovasi/pertumbuhan
Manajer harus mengembangkan sasaran di masing-masing dari keempat bidang
tersebut dan kemudia mengukur apakah tujuan tersebut tercapai
8. Bechmarking/ best practices
Pencarian untuk praktik terbaik di antara pesaing atau pesaing non yang mengarah
kepada kinerja superior mereka
9. Benchmark
Standar keunggulan untuk mengukur dan membandingkan
10. Contemporary Issues in control
Adjusting controls for cross-cultural differences and global turmoil
Workplace concerns
Workplace violence
Controlling customer interactions
Corporate governance
TM 14
PROSES PENGENDALIAN
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN
Suatu proses dimana seorang manajer dapat memastikan bahwa aktivitas yang actual
telah sesuai dengan apa yang direncanakan.
Istilah lain dari pengendalian atau pengawasan
Controlling
Evaluating
Appraising
Correcting
Tujuan dari pengawasan atau pengendalian
Adaptasi lingkungan
Meminimalkan kegagalan
Meminimumkan biaya
Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi
Fungsi penting agar sumber daya organisasi dikelola secara efektif dan efisien, 4 faktor
dasar dibutuhkan dalam pengendalian :
Perubahan lingkungan organisasi, perubahan lingkungan yang terjadi
mendorong perusahaan untuk melakukan pengendalian yang efektif agar tidak
menyimpang dari tujuan
Peningkatan kompleksitas organisasi, bisa disebabkan oleh organisasi yang
bertambah besar maupun jenis produk yang terdifferensiasi
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang, untuk menjamin bahwa
wewenang yang didelegasikan dapat dijalankan dengan baik dan benar
Kesalahan-kesalahan, untuk memperbaiki masalah-masalah yang ditimbulkan
akibat kesalahan-kesalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi proses
pencapaian prestasi organisasi
o Contoh : menciptakan mutu yang lebih baik melalui TQM (total quality
management), menciptakan sikulus yang lebih cepat (Tokyo design
center dari Toyota), menambah nilai, dan untuk mempermudah
delegasi dan kerja tim
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN DAN PERENCANAAN
Sasaran adalah landasan perencanaan, tapi jika tidak ada pengendalian (memastikan
Tindakan atau proses yang harus dilakukan bener-bener telah dilaksanakan) yang
memastikan sasaran tersebut tercapai, maka tidak akan tercapai
3. Proses pengendalian
Menurut saya, ini terjadi karena kurangnya komunikasi ke atas dimana dalam bentuk
saran, keluhan dan kritik sehingga karyawan yang merasa tidak puas tidak bisa menyampaikan
kepuasaanya pada bapak SAM ALI dan ini dapat berujung pada inkonsistensi karyawan
perusahaan tersebut.
Pujian merupakan salah satu cara dalam memotivasi karyawan. Sebenarnya pujian
merupakan feedback untuk karyawan bagaimana selama ini ia bekerja dalam konteks bagus.
Dengan adanya pujian tentunya karyawan akan semakin menjadi semangan, bahkan berlomba-
lomba untuk mendapatkan pujian. Namun bapak SAM ALI merupakan pemimpin yang jarang
memberikan pujian. Sebenarnya ini tidak apa untuk dilakukan karena dalam PT MB tidak
meimbulkan masalah, dan bapak SAM ALI juga jarang bukan tidak pernah berarti bapak SAM ALI
hanya memberikan pujian pada yang benar-benar berkontibusi/berprestasi. Selagi tidak
menimbulkan keluhan dari karyawan, maka itu tidak masalah. Namun sebaiknya bapak SAM ALI
dari waktu ke waktu dapat memuji karyawannya agar pekerjaan yang sudah ia lakukan terasa
rewarding.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi karyawan. Dalam kasus
diatas dituliska bahwa bapak SAM ALI menekankan pada karyawan untuk selalu bersikap jujur,
adil, dan memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan bapak SAM ALI bertentangan dari sifat-sifat
tersebut, ini ditunjukan dengan perilaku bapak SAM ALI yang merekrut anggota keluarganya
yang dianggap tidak kompeten.
Bapak SAM ALI sebaiknya merubah sikap ini. Sebagai seorang pemimpin harus
mengingat apa yang tertulis dalam “The Golden Rule” dimana disebutkan bahwa lakukan
kepada orang lain apa yang kamu inginkan orang lain lakukan kepadamu. Jika Bapak SAM ALI
ingin karyawannya jujur, adil, dan disiplin tentunya ini semua harus mulai dari beliau terlebih
dahulu.
Perlu ditegaskan pada Bapak SAM ALI tentang kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan
dalam suatu pekerjaan jika ingin merekrut anggota keluarganya. Pertama dapat dengan cara
melakukan observasi, lalu lakukan evaluasi kompetensi, setelah itu diskusikan dengan HRD atau
manajer lain sehingga tidak terjadi ketidakcocokan dalam pekerjaan.
Untuk manajemen MB tentunya buat standar yang jelas seperti potensi yang diharapkan
dimiliki oleh kandidat tersebut. Dengan mempunyai standar yang jelas maka manajemen MB
dapat dengan mudah melihat mana yang kompeten dan mana yang tidak.