Anda di halaman 1dari 8

Vol. 1, No.

2 MEI 2018
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

POLA MAKAN DAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWI YANG TINGGAL


DI KOS-KOSAN
Eating Pattern and Anemia Events in Students Staying in Boarding House

Ayu Dwi Putri Rusman


1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare
(ayudwiputri88@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Pola makan merupakan perilaku penting yang dapat mempengaruhi keadaaan gizi seseorang.
Pola makan mahasiswi yang tinggal di kos-kosan terkadar tidak diperhatikan, sehingga tidak sedikit
yang mengalami gangguan kesehatan, salah satunya adalah anemia. Tujuan penelitian ini menganalisis
pengaruh pola makan terhadap kejadian anemia pada mahasiswi yang tinggal di kos-kosan. Subjek
yang digunakan adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Parepare
dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan rancangan cross sectional study. Variabel pada penelitian ini adalah umur, pola makan dan
status anemia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk univaribel, analisis uji
chi square untuk bivariabel dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 100 orang responden, ada sebanyak 42 orang yang berumur 19 tahun. Untuk variabel pola makan
yang diukur berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) sebanyak 83 orang yang sudah mencukupi.
Setelah dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin diketahui sebanyak 39 orang yang mengalami
anemia dan 61 orang yang tidak mengalami anemia. Hasil uji chi-square diperoleh nilai OR sebesar
1,206 dengan nilai p value sebesar 0,018. Hasil ini disimpulkan bahwa ada pengaruh pola makan
dengan kejadian anemia dan mahasiswi yang mempunyai pola makan tidak cukup cenderung 1,206
kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan mahasiswi yang mempunyai pola makan cukup.
Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan asupan makanan yang mengandung
protein dan mengurangi mengkonsumsi teh kemasan.

Kata kunci : Mahasiswi, pola makan dan anemia

ABSTRACT
Diet is an important behavior that can affect one's nutritional state. The diet of female students
living in boarding-lodging is unnoticed, so not a few have health problems, one of which is anemia.
The purpose of this study to analyze the effect of diet on the incidence of anemia in female students
living in boarding house. The subjects used are female students of the Faculty of Health Sciences,
Muhammadiyah University of Parepare with a sample of 100 people. This research uses quantitative
research method with cross sectional study design. The variables in this study were age, diet and
anemia status. The analysis method used is descriptive analysis for univaribel, chi square test analysis
for bivariable with significance level p <0,05. The results showed that of 100 respondents, there were
as many as 42 people aged 19 years. For dietary variables measured based on nutritional sufficiency
(AKG) as many as 83 people who are sufficient. After examination of hemoglobin levels known as
many as 39 people who have anemia and 61 people who do not have anemia. Chi-square test results
obtained by OR value of 1.206 with a value of p value of 0.018. These results concluded that there is
an effect of diet with the incidence of anemia and female students who have not enough diet tends to
1.206 times greater anemia than college students who have adequate diet. The results of this study
recommend to increase the intake of foods containing protein and reduce the consumption of packaged
tea

Keywords: Student, dietary habit and Anemi

144
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

PENDAHULUAN sehingga kebutuhan zat besi tidak terpenuhi.


Pola makan merupakan perilaku Peningkatan kebutuhan akan zat besi (Fe)
paling penting yang dapat mempengaruhi untuk pembentukan sel darah merah yang
keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena lazim terjadi pada masa pertumbuhan dan
kualitas dan kuantitas makanan dan minuman masa pubertas, dimana harus menjalani
yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat menstruasi setiap bulannya. Kehilangan zat
kesehatan individu dan masyarakat. Setiap besi di atas rata-rata dapat terjadi pada remaja
individu membutuhkan pola makan yang putri dengan pola haid yang lebih banyak dan
sehat dan seimbang untuk menjaga kesehatan
waktunya lebih panjang. 3
serta untuk mendukung kelancaran aktivitas,
Hasil survey yang lakukan
terutama bagi individu yang memiliki
sebelumnya menyebutkan pada umumnya
aktivitas keseharian yang padat, misalnya
mahasiswi mempunyai kebiasaan makan yang
mahasiswi.1
kurang baik. Beberapa yang sering
Mahasiswi tergolong dalam mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
kelompok usia peralihan dari masa remaja tidak seimbang dibandingkan dengan
menjadi dewasa. Pola makan pada masa
kebutuhannya karena takut gemuk. Selain itu
peralihan tersebut terkadang tidak tinggal sendiri atau indekost membuat
diperhatikan, sehingga tidak sedikit yang mahasiswi lebih tidak terbiasa untuk sarapan,
mengalami gangguan kesehatan, salah satunya
kurang mengkonsumsi sayur dan buah-
adalah anemia. Anemia pada mahasiswi atau
buahan, dan lebih sering makan makanan
remaja putri seringkali disepelekan, sementara
instan atau makanan cepat saji. Pola makan
itu kelompok umur remaja putri beresiko
mahasiswi yang indekost juga cenderung
untuk menderita anemia. Hal ini dapat
tidak teratur dan jauh dari ukuran sehat. Hal
disebabkan karena pada priode tersebut terjadi
ini diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti
pertumbuhan pesat kedua setelah priode bayi,
aktivitas yang padat, kesulitan dari segi
serta terjadinya menstruasi.2 Secara nasional
ekonomi, kurangnya kepedulian dan
prevalensi anemia gizi pada kelompok usia
pengetahuan akan pola makan yang baik.
remaja (15-24 tahun) yaitu sebesar 18,4%. 1
Oleh karena itu pola makan
Selain itu penyebab utama anemia mahasiswi menjadi fokus utama peneliti.
pada remaja putri adalah kurangnya asupan Dimana subjek penelitian adalah mahasiswi
zat gizi melalui makanan. Sebagian besar Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
remaja putri lebih banyak mengkonsumsi Muhammadiyah Parepare. Sebagai calon
makanan nabati yang kandungan zat besi tenaga kesehatan mereka harus memiliki pola
sedikit, dibanding dengan makanan hewani, makan yang baik, agar dapat memotivasi

145
Vol. 1, No. 2 Mei 2018

masyarakat dalam promosi kesehatan untuk dalam gram. Alat pengukur berat badan, yaitu
berpola makan yang baik, sesuai dengan timbangan standar dengan ketelitian 0,1 gram.
pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu Alat pengukur tinggi badan menggunakan
status gizi yang baik juga merupakan bekal microtoise yang memiliki ketelitian 0,1 cm.
mereka sebelum menikah, sehingga Alat pemeriksaan kadar hemoglobin yang
menghasilkan generasi bangsa yang bergizi. menggunakan metode cyanmethemoglobin.
Penelitian ini bertujuan menganalisis Penelitian ini menggunakan metode penelitian
pengaruh pola makan terhadap kejadian kuantitatif dengan rancangan cross sectional
anemia pada mahasiswi yang tinggal di kos- study. Variabel pada penelitian ini adalah
kosan. umur, pola makan dan status anemia. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis
BAHAN DAN METODE
deskriptif untuk univaribel, analisis uji chi
Penelitian ini akan dilakukan di
square untuk analisis bivariabel dengan
Univeristas Muhammadiya Parepare, Kota
tingkat kemaknaan p < 0,05.
Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswi HASIL
Program Studi Kesehatan Masyarakat Hasil uji analisis univariabel
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ditunjukkan pada Tabel 1, yang menyatakan
Muhammadiyah Parepare yang aktif kuliah di bahwa dari 100 orang responden sebagian
kampus yaitu angkatan tahun 2014-2016. besar responden berumur 19 tahun yaitu
Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 orang (42%) dan berumur 20
sebanyak 265 Orang. Sampel yang akan tahun yaitu sebanyak 26 orang (26%). Hasil
terlibat dalam penelitian ini berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
perhitungan adalah sebanyak 100 orang yang responden sudah mencukupi Pola Makan atas
akan diambil secara purposive sampling. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang telah
Kriteria sampel penelitian yaitu mahasiswi ditentukan sebelumnya yaitu sebanyak 83
yang tinggal di kostan dan bersedia menjadi orang dan hanya 17 orang yang tidak
responden. mencukupi pola makannya atau AKG. 100
Instrument yang akan digunakan pada orang responden yang diteliti dan diperiksa
penelitian ini adalah formulir wawancara kadar hemoglobinnya diperoleh data, bahwa
digunakan untuk mengetahui karakteristik dan sebanyak 39 orang yang mengalami anemia
pengetahuan responden. Formulir food dan 61 orang yang tidak mengalami anemia.
frequency digunakan untuk mencatat jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi mahasiswi Hasil uji bivariabel yang ditunjukkan
dalam ukuran rumah tangga dan ukuran berat pada Ttabel 2, yaitu antara pola makan
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

dengan kejadian anemia, diketahui sebanyak seimbang, agar pasokan energi sesuai dengan
11 orang yang tidak mencukupi pola keluaran energi.
makannya dan mengalami anemia, sebanyak 6 Pada penelitian ini memaparkan
orang yang tidak mencukupi pola makannya bahwa pola makan responden yang dinilai
tetapi tidak mengalami anemia, selain itu berdasarkan AKG, telah mencukupi yaitu
sebanyak 28 orang yang mencukupi pola sebanyak 83%, walaupun ada 17% yang tidak
makannya tetapi mengalami anemia, mencukupi pola makannya. Penelitian ini
sedangkan sebanyak 55 orang yang tidak sejalan dengan penelitian yang
mencukupi pola makannya dan tidak menyebutkan bahwa 91,0% mahasiswa
mengalami anemia. Setelah diuji dengan memiliki pola pada kategori kurang baik. Hal
menggunakan uji chi-square diperoleh hasil tersebut terjadi karena jenis sarapan, waktu
OR sebesar 1,206 dengan nilai p value sebsar sarapan, tingkat kecukupan energi dan zat
0,018. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa ada dari sarapan mahasiswa kurang dari
pengaruh pola makan dengan kejadian anemia kebutuhan yang dibutuhkan 4. Sedangkan
pada mahasiswi Fikes UMPAR. Kemudian pada penelitian ini responden yang tidak
dari hasil analisis diperoleh OR sebesar 1,206 cukup pola makannya diakibatkan karena
artinya responden yang mempunyai pola tidak sempat sarapan, lalu pada siang hari
makan tidak cukup cenderung 1,206 kali lebih makan seadanya, selanjutnya makan malam
besar mengalami anemia dibandingkan dalam keadaan yang terlalu lelah untuk
responden yang mempunyai pola makan menyiapkan makanan sehat, maka solusi
cukup. termudah dan tercepat adalah jajan. Diketahui
bahwa jika makan diluar atau jajan gizinya
PEMBAHASAN
tidak dapat dikontrol oleh pembeli.
Mahasiswi merupakan kelompok
Remaja putri dalam hal ini mahasiswi
umur remaja yang membutuhkan pola makan
merupakan kelompok yang rawat menderita
yang sehat dan seimbang. Pola makan yang
anemia. Anemia pada mahasiswi akan
baik sangat penting untuk semua orang,
berdampak pada penurunan konsentrasi
terutama untuk pertumbuhan remaja.
belajar, penurunan kesegaran jasmani dan
Sayangnya banyak remaja memiliki pola
gangguan pertumbuhan hingga perubahan
makan yang tidak seimbang. Aktivitas
siklus menstruasi. Beberapa faktor yang dapat
mahasiswi yang begitu padat terkadang tidak
menyebabkan terjadinya anemia antara lain
lagi memperhatikan asupan makanan yang
yaitu perdarahan karena haid, penyakit
dikonsumsi. Untuk menjalankan aktivitas
infeksi, penyakit kronik, aktifitas fisik dan
sehari-hari dibutuhkan pola makan yang

147
Vol. 1, No. 2 Mei 2018

paling umum adalah karena ketidakcukupan yang tidak teratur pola makannya, kurang
asupan zat besi di dalam tubuh. 5 mengkonsumsi protein, suka mengkonsumsi
Hasil penelitian tentang kejadian fast food dan junk food, sering mengkonsumsi
anemia pada mahasiswi menunjukkan bahwa minuman teh kemasan, serta aktifitas kampus
sebagian besar responden tidak mengalami yang padat sehingga membuat mereka sulit
anemia yaitu sebanyak 61% dan ada 39% untuk menyiapkan makanan yang bergizi.
yang mengalami anemia. Responden yang Diketahui bersama bahwa pada umumnya
mengalami anemia disebabkan karena kurang remaja putri memiliki karakteristik kebiasaan
mengkonsumsi protein, suka mengkonsumsi makan tidak sehat. Antara lain kebiasaan tidak
fast food dan junk food, serta sering makan pagi, malas minum air putih, diet
mengkonsumsi minuman teh kemasan. Hasil tidak sehat karena ingin langsing
penelitian ini sependapat dengan penelitian (mengabaikan sumber protein, karbohidrat,
lain yang memaparkan bahwa anemia pada vitamin dan mineral), kebiasaan mengemil
remaja putri disebabkan karena pola makan makanan rendah gizi dan makanan siap saji.
yang tidak teratur, pantang makan Sehingga remaja tidak mampu memenuhi
telor/daging/ikan, tidak suka mengkonsumsi keanekaragaman zat makanan yang
sayur, kebiasaan makan fast food dan junk dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses
6
food. sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). 8
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor lain yang dapat menyebabkan
terdapat pengaruh antara pola makan dengan pola makan mahasiswa adalah waktu makan
kejadian anemia pada mahasiswi (p<0.05). siang yang sangat terbatas, jadwal kuliah yang
Responden yang mempunyai pola makan padat dan jam kuliah kosong karena dosen
tidak cukup cenderung 1,206 kali lebih besar tidak datang. Selain itu tinggal di indekost
mengalami anemia dibandingkan responden juga berpengaruh karena mereka harus
yang mempunyai pola makan cukup. Hasil mempersiapkan makan sendiri, terlambat
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang makan atau diluar jadwal kebiasaan karena
dilakukan pada remaja putri di MTsN 02 Kota waktu yang terbatas, dan harus
Bengkulu, menyatakan bahwa remaja putri memperhitungkan uang yang mereka punya.
yang memiliki pola makan yang tidak baik Pilihan lainnya adalah membeli makanan di
berisiko 1.2 kali untuk menderita anemia, warung atau penjaja makanan. 9
dibanding dengan remaja putri yang berpola
Faktor gizi merupakan salah satu
78
makan yang teratur dan baik. penyebab kejadian anemia. Faktor gizi terkait
Pola makan berpengaruh terhadap dengan defisiensi protein, vitamin dan
kejadian anemia karena banyak mahasiswi mineral. Protein berperan dalam proses
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

pembentukan hemoglobin, dalam jangka Terdapat pengaruh pola makan dengan


waktu lama tubuh kekurangan protein kejadian anemia pada mahasiswi p value
menyebabkan terganggunya pembentukan sel 0,018 dan responden yang mempunyai pola
darah merah, sehingga menyebabkan makan tidak cukup cenderung 1,206 kali lebih
timbulnya gejala anemia. 10 besar mengalami anemia dibandingkan
Kurangnya mengkonsumsi protein responden yang mempunyai pola makan
dapat menyebabkan terjadinya anemia. cukup.
Sumber protein hewani merupakan sumber zat Mengingat masih tingginya
besi heme. Heme lebih mudah penyerapan prevalensi anemia pada mahasiswi Fikes UM
dibanding dengan non heme. 8 Zat yang dapat Parepare, diharapkan untuk merubah pola
menghambat penyerapan besi atau inhibitor makan yang baik dan teratur dengan
antara lain adalah kafein, tanin, oksalat, fitat mengkonsumsi makanan yang mengandung
yang terdapat dalam produk-produk kacang protein baik nabati maupun hewani. Selain itu
kedelai, teh dan kopi. 10 Seperti halnya pada mengurangi mengkonsumsi junk food dan fast

penelitian ini yang memaparkan bahwa food, serta mengurangi mengkonsumsi teh

banyak mahasiswi suka mengkonsumsi kemasan.


minuman teh kemasan. Teh merupakan
UCAPAN TERIMA KASIH
minuman yang mengandung tanin yang dapat
menurunkan penyerapan besi non heme Ucapan terima kasih penulis kepada

dengan membentuk ikatan komplek yang mahasiswi Fikes UM parepare yang mau
berpartisipasi dalam penelitian ini. Terima
tidak dapat diserap. 10 Konsumsi 1 cangkir
kasih juga kami ucapkan kepada Pimpinan
teh sehari dapat menurunkan absorbsi Fe
dan Dosen, serta staff Fikes UM Parepare
sebanyak 49% pada penderita anemia
yang memberikan dukungan atas penelitian
defisiensi besi, sedangkan mengkonsumsi 2
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
cangkir teh sehari menurunkan absorbsi Fe
kepada semua pihak yang tidak dapat
sebesar 67% pada penderita anemia defisiensi
dituliskan satu per satu atas dukungan dan
Fe dan 66% pada kelompok kontrol. Teh yang
dikonsumsi setelah makan hingga 1 jam akan masukannya atas pelaksanaan penelitian ini.

mengurangi daya serap sel darah merah


DAFTAR PUSTAKA
terhadap zat besi sebesar 64%. 11
1. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar

KESIMPULAN DAN SARAN (RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013.


2013:1-384. doi:1 Desember 2013.
Prevalensi anemia pada mahasiswi
Fikes UM Parepare sebesar 39% dan pola 2. Brown JE. Nutrition Through the Life
Cycle. Cengage Learning; 2016.
makan yang tidak mencukupi sebesar 17%.

149
Vol. 1, No. 2 Mei 2018

3. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC; dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
2008. Putri. J Kesehat. 2017;VIII(3):400-405.
4. Miko A, Dina B, Gizi J, et al. 8. Suryani D, Hafiani R, Junita R. Analisis
HUBUNGAN POLA MAKAN PAGI Pola Makan dan Anemia Gizi Besi Pada
DENGAN STATUS GIZI PADA Remaja Putri Kota Bengkulu. J Kesehat
MAHASISWI POLTEKKES Masy Andalas. 2015;10:11-18.
KEMENKES ACEH (Relationship 9. Surjadi C. Globalisasi dan Pola Makan
breakfast pattern with nutrition status at Mahasiswa, Studi Kasus di Jakarta. J
college student Polytechnic of Health, Kesehat. 2013;4(6):416.
Ministry of Health, Aceh). Hub Pola http://www.kalbemed.com/portals/6/07_2
Makan dengan Status Gizi Mahasiswa. 83 05Globalisasi dan Pola Makan
AcTion J. 2016. Mahasiswa-Studi Kasus di Jakarta.pdf.
5. Masthalina H, Laraeni Y, Dahlia YP. Pola 10. Masthalina H, Laraeni Y, Putri Y, et al.
konsumsi (faktor inhibitor dan enhancer Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan
Fe) terhadap status anemia remaja putri. J Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia
Kesehat Masy. 2015. doi:ISSN 1858-1196 Remaja Putri. Kemas. 2015;11(1):80-86.
6. Mariana W, Khafidhoh N. Hubungan http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ke
Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada mas%0Ahttp://dx.doi.org/10.15294/.
Remaja Putri di SMK Swadaya Wilayah 11. Thankachan P, Walczyk T, Muthayya S,
Kerja Puskesmas Karangdoro Kota Kurpad A V., Hurrell RF. Iron absorption
Semarang Tahun 2013. J Kebidanan. in young Indian women: The interaction
2013;2(4):35-42. of iron status with the influence of tea and
7. Putri RD, Simanjuntak BY, Kusdalinah. ascorbic acid1-3. Am J Clin Nutr.
Hubungan Pengetahuan Gizi, Pola Makan 2008;87(4):881-886. doi:87/4/881 [pii]
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

LAMPIRAN

Tabel 1 Distribusi Variabel Dependen

Variabel Frekuensi Presentase (%)


- Umur (Tahun)
18 3 3
19 42 42
20 26 26
21 12 12
22 13 13
23 3 3
24 1 1
Kejadian Anemia
Anemia 39 39
Tidak Anemia 61 61
Pola Makan (AKG)
Tidak Cukup 17 17
Cukup 83 83

Tabel 2 Pengaruh pola Makan Terhadap Kejadian Anemia

Kejadian Anemia OR
Pola Makan (AKG) P
Anemia Tidak Anemia
Tidak Cukup 11 6 1.206
0.018
Cukup 28 55

151

Anda mungkin juga menyukai