Disusun oleh:
Kelompok 3 :
Nursilawati : 602022019192
Nur Intan : 602022019193
Ira Mufida Ayu : 602022019194
Rahmadania : 602022019195
Hapsa : 602022019196
Nurul Azizah Rusdi : 602022019197
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun judul
dari makalah ini adalah ”Thahara”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pratikum Ibadah.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.LATAR BELAKANG.................................................................. 1
B.RUMUSAN MASALAH............................................................. 2
C.TUJUAN PENULISAN............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A.PENGERTIAN THAHARA........................................................ 3
B.PENGERTIAN WUDHU,MANDI,TAYAMUM........................ 3
C. TATA CARA WUDHU, MANDI DAN TAYAMUM............... 5
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu” (Q.S Adz-Dzaariyaat ayat 56). “Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta‟atan kepada- Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus” (Q.S Al-Bayyinah ayat 5). Karena Allah Maha
Mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar manusia terjaga hidupnya, taqwa,
diberi kewajibanibadah. Tegasnya manusia diwajibkan beribadah, agar manusia itu
mencapai taqwa. Isi pembahasan ibadah menurut Ibnu Abidin, membagi
persoalanibadah pada lima kitab, yakni : Sholat, Zakat, Shiyam, Hajji, dan
Jihad.Umumnya Ulama memasukan soal Thaharah pada pembahasan
ibadah.Prof.Hashbi dalam Pengantar Fiqh mengemukakan bahwa yang
wajar, pembahasan ibadah itu meliputi : Thaharah, Shalat, Jinayah, Shiyam,Zakat,
Zakat Fitrah, Hajji, Jihad, Nazar, Qurban, Dzabihah, Shaid, Aqiqah,makanan dan
minuman.1
1
Djamal Murni, ,Ilmu Fiqh,( Jakarta;1983) hlm.9.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Thaharah?
2. Apa yang dimaksud dengan Wudlu, Mandi dan Tayamum?
3. Bagaimana tata cara Wudlu, Mandi dan Tayamum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Thaharah
3
B. Pengertian Wudhu,Mandi,dan Tayammum
a. Wudhu
Wudlu merupakan sebuah rangkaian ibadah bersuci untuk menghilangkan
hadas kecil. Wudlu merupakan syarat sah sholat, yang artinya seseorang dinilai tidak
sah sholatnya jika dia melakukan tanpa berwudlu.2
Sementara menurut istilah fiqih, para ulama mazhabmendefinisikan wudhu
menjadi beberapa pengertian. Mazhab Al-Hanafiahmendeskripsikan Wudlu adalah
membasuh dan menyapu dengan air padaanggota badan tertentu. Al-Malikiah
mendeskripsikan Wudlu adalahthaharah dengan menggunakan air yang mencakup
anggota badan tertentu,yaitu empat anggota badan, dengan tata cara tertentu.5
Sedangkan Asy-Syafi‟iyah mendeskripsikan Wudhu‟ adalah penggunaan air pada
anggota badan tertentu dimulai dengan niat. Serta Hambaliyah mendeskripsikan
Wudhu adalah penggunaan air yang suci pada keempatanggota tubuh yaitu wajah,
kedua tangan,kepala dan kedua kaki, dengantata cara tertentu seusai dengan syariah,
yang dilakukan secara berurutan dengan sisa furudh.7
b. Mandi
Mandi merupakan aktivitas mengalirkan air pada seluruh anggotatubuh
dengan niat tertentu.3 Menurut arti syara‟ mandi adalah sampainya air yang suci
keseluruh badan dengan cara tertentu. Sedangkan menurut ulama‟ bermadzhab
Sayafi‟I mendefisikan mandi yaitu mengalirkan air keseluruh badan disertai dengan
niat. Adapun ulama‟ bermadzhab Maliki juga membuat suatu pengertian mandi
yaknisampainya air keseluruh badan disertai dengan proses menggosok denganniat
diperbolehkannya untuk melakukan sholat.Adapun tujuan dari mandi itu sendiri yaitu
selain kita melaksanakan suatu ibadah yang berupa bersuci dari hadats besar, tapi kita
juga membersihkan tubuh kita dari segala kotoran dan itu sangat dianjurkan oleh nabi
seperti dalam hadist yang artinya “Kesucian adalah sebagian dari iman”.
2
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al –Mujid (Jakarta ,Al-
Maghfira;2012) hlm.7
3
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib (Jakarta,Al-
Maghfirah;2012)hlm.13
4
c. Tayamum
Tayamum secara harfiah memiliki arti menyengaja. Sedangkan menurut
syara, tayamum adalah menempelkan debu yang suci pada wajah dan tangan sebagai
pengganti wudlu, mandi, atau membasuh anggota tubuh dengan syarat-syarat
tertentu.4
Di dalam Kamus Istilah Fiqh pula mendefinisikan tayammum yaitu
menyapukan debu atau tanah ke wajah dan kedua tangan hingga keduasiku dengan
beberapa syarat, yang berfungsi sebagai pengganti wudlu ataumandi sebagai rukhsah
(kemudahan) bagi mereka yang berhalangan atautidak dapat menggunakan air.
5
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib (Jakarta,Al-
Maghfirah;2012)hlm.2
5
Banyak para ahli atau ulama mendefinisikanthaharah, namun dapat
disimpulkan bahwa Thaharah adalah tindakanmembersihkan atau menyucikan diri
dari hadast dan najis.Air yang dapat digunakan untuk bersuci secara sah atau
benar dikategorikan ke dalam 7 macam, antara lain:
1. Air hujan
2. Air laut atau air asin
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Air sumber
6. Air es atau salju
7. Air embun
Ketujuh air tersebut terbagi menjadi dua golongan, yaitu air yang turun dari
langit dan air sumber yang keluar dari bumi. Air dapat dibagimenjadi empat macam,
yakni air mutlak, air suci yang menyucikan, air suci yang tidak bisa digunakan untuk
bersuci, dan air najis (mutanajjis).6
Air Mutlak adalah air yang keberadaannya suci dan dapat dipakaiuntuk
bersuci, serta dapat menyucikan benda lain. Atau dengan kata lainair mutlak adalah
air yang menyucikan dan tidak makruh untuk bersuci.Air mutlak ini bisa untuk
menghilangkan hadas dan najis. Contoh air mutlak adalah air hujan, air salju dan
air es, air laut, dan air zamzam.Air suci yang menyucikan. Jika digunakan untuk
menyucikan badan hukumnya bisa berubah menjadi makruh. Namun jika digunakanu
ntuk menyucikan pakaian, hukumnya tidak makruh. Air ini adalah air musyammas,
yaitu air yang panas akibat terkena sinar matahari. Hukum makruh ini menggunakan
dasar bahwa air ini berbahaya untuk kesehatanmanusia. Namun, menurut Imam
Nawawi menjelaskan bahwa air panasyang akibat terkena sinar matahari, hukumnya
6
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib (Jakarta,Al-
Maghfirah;2012)hlm.3
6
mutlak dan tidak makruh,kecuali air itu dalam keadaan terlalu panas atau terlalu
dingin.
Air suci yang tidak bisa digunakan untuk bersuci, disebut air musta’mal. Air
musta‟mal adalah air sisa yang mengenai badan manusia karena telah digunakan
untuk wudlu dan mandi. Apabila air itu
tidak bertambah jumlahnya setelah digunakan, air itu tetap suci namun tidak bisa
digunakan untuk bersuci.Air najis (mutanajjis) adalah air yang hukumnya najis dan
jelastidak bisa digunakan untuk bersuci. Air yang sedikit atau banyak yangterkena
najis sehingga berubah warna dan baunya. Kalau air itu sedikit,menjadi najis sebab
bercampur dengan najis, baik berubah atau tidak.
Tetapi kalau air itu banyak, menjadi najis sebab bercampur dengan
najissampai berubah rasa atau baunya. Yang dimaksud air yang sedikit ialah air yang
kurang dari dua kulah, dan air banyak adalah kalau sudah sampai duakulah. Ukuran
dua kulah kurang lebih 200 liter.7
a. Wudhu
Wudhu, menurut bahasa berarti baik dan bersih. Menurut istilah syara‟, wudlu
ialah membasuh muka, dan kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan
membasuh kaki yang sidahului dengan niatdan dilakukan dengan tertib.14
7
Abdul Fatah Idris,Abu Ahmadi,Fikih Islam Lengkap(Jakarta,Rineka Cipta)hlm.4
8
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib (Jakarta,Al-
Maghfirah;2012)hlm.7
7
1. Niat didalam hati, yang dilakukan diawal membasuh muka, bukansebelum
membasuh muka. Ketika membasuh muka, dalam hatiniatkan berwudlu
untuk menghilangkan hadas kecil, sehinggawudlunya menjadi benar atau
sah. Apabila dalam berwudlu tidak disertai niat, wudlu itu menjadi tidak
sah.
2. Membasuh seluruh bagian muka secara merata. Batas bagian mukadimulai
dari tempat tumbuhnya rambut kepala sampai dagu
bagian bawah dan antara telinga kanan dan telinga kiri. Hal ini berarti pad
a janggut yang tertutup oleh jenggot tipis yang terlihat yangnyata kulitnya
oleh orang yang diajak bicara, maka wajib
dibasuh pada bagian kulitnya, yakni tempat tumbuhnya jenggot tersebut.
Wajib membasuh satu kali dan sunnah membasuh kebanyak tigakali.
3. Membasuh kedua tangan sampai dengan siku serta wajibmembasuh apa
saja yang ada pada tangan seperti bulu-bulu,lipatan-lipatan, dan kotoran
yang mencegah masuknya ataumeresapnya air, termasuk kotoran yang ada
pada kuku.
4. Mengusap kepala dengan tangan yang dibasahi air. Sedang
dalammengusap kepala dapat difahami tidak seluruh kepala, tetapidengan
mengusap sebagiannya cukup. Atau cukup mengusapsebagian rambut
sebatas kepala. Namun dalam hal ini banyak hadist yang berbeda
memberikan pengertian dalam menyapukepala, ada yang berpendapat
hanya sebagian dan ada pula yangmenyatakan seluruh bagian kepala.
Seperti Hadist yang ditakhrijkan (berasal dari kata takhrij.17 oleh Imam
Bukhari danmuslim dan Al-Mughirah bin Syu‟bah yang bertentangan
dengan Hadist yang diriwayatkan oleh Al-Jam‟ah dari Abdullah bin Zaid.
5. Membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki, berdasar firman Allah
swt yang artinya “Dan (basuhlah) kakimu beserta kedua mata kaki.” Bagi
umat yang memakai muzah (sepatu) maka wajib membasuh kedua muzah
8
dan membasuh kedua kaki. Membasuh kedua kaki ini juga termasuk
membasuh bulu bulu, jari-jari danlipatannya, seperti ketentuan pada
membasuh tangan diatas.
6. Tertib atau berurutan sesuai urutan ketentuan rukun atau fardhunyawudlu
yang telah ditetapkan. Apabila seseorang lupa bahwawudhunya tadi tertib
atau tidak, maka wudlunya harus di ulang.Demikian juga ketika seseorang
sakit dan diwudlukan oleh empatsaudaranya secara bersamaan, masing-
masing membasuh muka,tangan, sebagian kepala, dan kaki. Maka yang
dianggap sah dalamketentuan tertib berwudlu adalah yang membasuh
muka.
9
7. Mengusap air ke sela-sela jenggot dengan jari diletakkan kesela-sela jenggot.
Hal ini ditujukan untuk lebih memudahkankulit tempat tumbuh jenggot
terbasuh oleh air ketika membasuhseluruh muka.
8. Mengusap sela-sela jari dan membasahinya.
9. Mendahulukan bagian yang kanan dan mengakhirkan bagianyang kiri.
10. Mengulang tiga kali pada setiap anggota yang dibersihkan dan diusap.
11. Bersambung antara membasuh anggota yang satu dan anggotayang
berikutnya, dalam artian tidak berhenti antara keduanya.
12. Menjaga agar percikan air itu jangan kembali ke badan
13. Menggosok anggota wudlu agar menjadi lebih bersih.
14. Membaca dua kalimat syahadat dan menghadap kiblat ketikawudlu.
15. Berdoa sesudah selesai wudlu.
16. Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai wudlu.
Selain sunnah dalam menjalankan wudlu, apa pula hal-hal yangdapat merusak
wudlu atau disebut juga hal-hal yang menyebabkan hadaskecil. Diantaranya adalah
lima perkara sebagai berikut :
1. Adanya sesuatu yang keluar dari jalan depan (qubul) atau jalan belakang
(dubur) orang yang memiliki wudlu, yang berbentuk nyata, baik air
maupun feses atau yang menyerupainya sepertidarah dan batu, atau hewan
kecil dan air mani.
2. Tidur, Kecuali tidur itu dalam keadaan duduk di tanah ataulantai yang
apabila ia terbangun masih dalam posisi yang tetap.
3. Hilangnya ingatan akibat mabuk, gila, kambuhnya ayan, pingsan dan lain-
lain.
4. Seorang pria yang menyentuh wanita yang bukan mahramnya walaupun
yang dipegangnya itu adalah mayat.
5. Memegang farji atau alat vital dengan telapak tangan, baik priamaupun
wanita.
10
b. Mandi
Mandi berarti mengguyur air ke seluruh badan. Berdasarkan firmanAllah
dalam Q.S Al-Maidah ayat 6 yang artinya : “Dan jika kamu junub maka mandilah”.
Pengertian lain mengenai mandi adalah aktivitas mengalirkan air pada seluruh tubuh
dengan niat tertentu.9 Adapun sebab-sebab yang mewajibkan mandi, yakni :
1. Bersetubuh, berdasar Q.S Al-Maidah ayat 6 yang artinya “Apabila kamu
sekalian dalam keadaan junub maka mandilah.” Dalamhal ini, baik keluar
mani atau tidak tetap diwajibkan mandi.(Sabda Rasulullah SAWyang
diriwayatkan oleh Muslim).
2. Mengeluarkan mani dalam mimpi bersetubuh (ihtilam). Yakni
keluarnyasperma dari penis (laki-laki) atau vagina (bagi perempuan), baik
disertaikenikmatan yang nyata maupun yang tidak nyata, misalnya
orangmimpi basah yang mendapati kemaluannya basah namun
tidak merasakan syahwat. Kewajiban ini berdasarkan hadits narasi Abu Sa‟id,
ia berkata : Rasulullah bersabda , yang artinya:”Sesungguhnyaair (mandi
wajib) karena keluarnya air (sperma)”.
3. Selesainya haid dan nifas. Wanita yang datang bulan atau melahirkananak,
apabila telah berhenti tidak lagi mengeluarkan darah, maka iawajib mandi.
Adapun kewajiban mandi bagi wanita yang selesai nifas didasarkan pada
ijma‟ sahabat bahwa nifas sama dengan haid.
4. Persalinan Tanpa Pendarahan. Kalangan ulama mazhab Hanafi, mazhab
Maliki, mazhab Syafi‟I menyatakan kewajiban mandi atas perempuan yang
melahirkan, meskipun ia tidak melihat adanya bercak darah. Halini demi sikap
kehati-hatian, karena tidak mungkin perempuanmelahirkan tanpa disertai
bercak darah. Sedangkan Imam Abu Yusuf,Muhammad Asy-Syaibani
(keduanya dari mazhab Hanafi), dan ulama-ulama mazhab Hanbali
9
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib (Jakarta,Al-
Maghfirah;2012)hlm.13
11
berpendapat bahwa tidak dijumpai bercak darahmaka tidak wajib mandi,
sebab dalam hal ini tidak ada nash maupunyang semakna dengan nash yang
menyatakan kewajiban demikian.
5. Meninggal Dunia. Para ulama sepakat bahwa hukumnya fardhu
kifayah bagi orang-orang yang hidup untuk memandikan mayat muslim yangy
ang tidak dilarang untuk dimandikan.
6. Masuk islam. Jika orang kafir masuk islam maka ia wajib mandi , sebabketika
beberapa orang sahabat masuk islam , mereka disuruh Nabi mandi. Menurut
hadis,”Dari Qais bin Asim. Ketika ia masuk islam ,Rasulullah SAW
menyuruhnya mandi dengan air dan daun bidara.”
1. Shalat
2. Thawaf
3. Menyentuh dan membawa mushaf (Al-Qur‟an)
4. Membaca Al-Qur‟an
5. Berdiam diri dimasjid
Mandi-mandi sunnah
12
Adapun yang termasuk mandi sunnah adalah sebagai berikut:
1. Niat. Orang yang junub hendaklah berniat (menyengaja)menghilangkan hadas
junubnya, perempuan yang baru selesai haidatau nifas hendaklah
berniat menghilangkan hadas kotorannya.
2. Mengalirkan air ke seluruh badan.
3. Bagi orang yang bernajis pada bagian tubuhnya, maka wajibmenghilangkan
najisnya terlebih dahulu, baru kemudian berniat mandiuntuk menghilangkan
hadas.
4. Membasahi seluruh rambut dan kulit diseluruh tubuh dengan air.
Sunah-sunah Mandi
13
1. Membaca basmallah pada permulaan mandi.
2. Berwudhu sebelum mandi.
3. Menggosok-gosok seluruh badan dengan tangan.
4. Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri.
5. Berurutan.
c. Tayamum
Apabila seseorang junub atau seseorang akan mengerjakansembahyang, orang
tadi tidak mendapatkan air untuk mandi atau untuk wudlu, maka sebagai ganti untuk
menghilangkan hadast besar atau keciltadi dengan melakukan tayamum.
14
3. Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum.
4. Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu.
5. Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan.
6. Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh
Selain Syarat sah Tayamum, ada pula Sunah etika melaksanakan Tayamum:
1. Membaca basmalah
2. Menghadap ke arah kiblat
3. Membaca doa ketika selesai tayamum
4. Medulukan kanan dari pada kiri
5. Meniup debu yang ada di telapak tangan
6. Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku
1. Niat Tayamum
2. Menyapu muka dengan debu atau tanah.
3. Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga kesiku.
BAB IV
PENUTUPAN
A. Simpulan
15
Pengertian Thaharah adalah tindakan membersihkan ataumenyucikan diri dari
hadast dan najis. Thaharah atau Bersuci beberapamacam-macamnya adalah wudlu,
mandi, dan tayamum.
Wudlu merupakan sebuah rangkaian ibadah bersuci untuk menghilangkan
hadas kecil. Wudlu merupakan syarat sah sholat, yang artinya seseorang dinilai tidak
sah shalatnya jika dia melakukan tanpa berwudhu.
Mandi adalah aktivitas mengalirkan air pada seluruh tubuh denganniat
tertentu. Sedangkan tayamum adalah mengusapkan tanah ke muka dankedua tangan
sampai siku dengan beberapa syarat.
Tayamum adalah pengganti wudlu atau mandi, sebagai Rukhsah (keringanan)
untuk orangyang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur), yaitu
Uzur karena sakit, karena dalam perjalanan dan karena tidak ada air.
B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari tentu umat muslim tidak terlepas darithaharah
atau bersuci yang didalamnya terdapat macam-macamnyaseperti wudlu, mandi dan
tayamum, untuk itu aplikasikan ilmu sesuaidengan syariat islam, dan tentunya
menyempurnakan ibadah kitaterhadap Allah swt.
.
DAFTAR RUJUKAN
16
Djamal Murni, ,Ilmu Fiqh,( Jakarta;1983)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
Yahya Marjuqi,Panduan Fiqih Imam Syafi’i Ringkasan Kitab Fathul Qarib Al-Mujib
(Jakarta,Al-Maghfirah;2012)
17