Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan pasal 1 ayat 6 mengamanatkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap

orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

maupun dalam pelayanan kesehatan (Haerul, 2013).

Salah satu organisasi yang memberikan pelayanan kesehatan adalah Rumah

Sakit. Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang

kesehatan perlu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada

masyarakat. (Wijono, 2011)

Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa

kesehatan utama dimana setiap Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap

penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa

pelayanan tersebut. Di samping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang

tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan

untuk menurunkan biaya pelayanan, namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien

1
2

sebagai konsumen tetap menjadi tolok ukur pelayanan kesehatan yang diberikan

(Nurachmah, 2011).

Rumah Sakit memiliki fungsi yaitu memberikan pelayanan kesehatan secara

komprehensif yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif, dimana pelayanannya mencakup pasien, keluarga maupun

lingkungan sekitar. (Wijono, 2011) Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor.

340/MENKES/PER/III/2010 tentang rumah sakit merupakan institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

(Depkes, 2010)

Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan

tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah

sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Pelayanan rawat

inap merupakan salah satu jenis pelayanan yang sangat komplek dan dapat

memberikan kontribusi yang paling besar dari unit pelayanan lain serta tidak

terlepas dari potensi sumber daya manusia di dalamnya. Salah satu sumber daya

manusia yang paling berperan dalam pelayanan rawat inap adalah tenaga

keperawatan. (Wijono, 2011)

Perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi

keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui pemerintah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang – undangan (UU pasal 1 No 38 tahun 2014

tentang Keperawatan). Perawat berperan sebagai pemberi asuhan, pembela,

konseling dan bimbingan, pendidik dan kolaborasi, kordinasi dan pembaharu.


3

Selain itu perawat juga mempunyai fungsi dan tanggung jawab tersendiri yang

sangat berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan pasien dan pelayanan

kesehatan. (Yanidrawati, 2012)

Peran perawat sangat penting karena perawat merupakan tenaga kesehatan

yang paling lama kontak atau berhubungan langsung dengan pasien selama 24

jam. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan di garis terdepan yang

menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus

sehingga menjadi faktor penentu citra rumah sakit itu sendiri, sehingga perawat

dituntut memiliki kinerja yang baik agar menjamin kualitas pelayanan

keperawatan dalam rumah sakit tersebut (Hiryani, 2010).

Peranan tenaga perawat dalam Rumah sakit untuk menyelenggarakan

pelayanan kesehatan sangatlah penting, khususnya sebagai tenaga pelaksana

pelayanan kesehatan, sehingga wajar bila kinerja tenaga kesehatan sebagai salah

satu penentu keberhasilan dalam pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan

hendaknya mampu mempunyai sikap rasional, juga memiliki semangat

mengabdi yang tinggi, kreatif, inovatif, berdisiplin, berwawasan ilmu dan terampil

serta dapat memegang teguh etika profesi tenaga kesehatan khususnya

keperawatan (Haerul, 2013).

Pelayanan Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat, baik sehat maupun sakit yang diselenggarakan oleh Perawat dalam

bentuk Asuhan Keperawatan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan


4

kemandirian Klien dalam merawat dirinya (https://www.kemenkopmk.go.id

diakses tanggal 14 Mei 2018).

Pelayanan keperawatan yang dilakukan kepada pasien di rumah sakit

melalui asuhan keperawatan diharapkan menjadi berdaya guna dan berhasil

guna. Kinerja perawat melalui pengelolaan asuhan keperawatan akan berhasil

apabila memiliki tanggung jawab, mempunyai pengetahuan tentang

manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping

pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula

(Mangkunegara, 2011).

Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan

jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan

terhadap pasien. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi. Jika kualitas pelayanan yang

diberikan perawat baik maka tingkat kepuasan pasien akan meningkat. Sebaliknya

jika kualitas pelayanan yang diberikan perawat itu jelek maka akan

mengakibatkan penurunan tingkat kepuasan pasien. Penurunan tingkat kepuasan

pasien akan berbanding lurus dengan penurunan tingkat pendapatan rumah sakit

(Arwani & Supriyanto, 2009).

Kinerja menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam rangka tata

pemerintahan yang baik. Menurut Handoko (2012) kinerja merupakan prestasi

kerja, yaitu proses yang dilalui dalam organisasi untuk mengevaluasi atau menilai
5

prestasi kerja karyawan. Penilaian kinerja berhubungan dengan pelaksanaan kerja

personel. Pelaksanaan kerja perawat sebagai profesi yang mengemban

tanggungjawab yang besar dan menuntut kepada anggotanya untuk memiliki

sikap, pengetahuan dan keterampilan diterapkan pada asuhan keperawatan sesuai

dengan standar dan kode etik profesi (Mangkunegara, 2013).

Menurut A. Dele Timple dalam Mangkunegara (2015) faktor yang

mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal

seperti, sikap, skill/kompetensi, IQ, dan faktor eksternal diantaranya seperti

fasilitas kerja, upah kerja, beban kerja, sikap pimpinan dan manajemen.

Beberapa faktor yang akan penulis teliti sebagian besar dari faktor ekternal,

diantaranya upah kerja, beban kerja, dan kepemimpinan karena dirasa memiliki

pengaruh terhadap kinerja sedangkan untuk fasilitas kerja tidak diteliti karena

setiap Rumah Sakit Daerah pasti memiliki standar untuk kepemilikan fasilitas

yang ada. Untuk faktor internal yang diambil hanya kompetensi, karena setiap

pelayanan dalam keperawatan sangat menuntut kompetensi baik secara

administratif (STR) maupun skill nya.

Beban kerja merupakan besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan

norma waktu (Permendagri, 2008). Beban kerja sebagai tuntutan fisik dapat

menghasilkan prestasi disamping dampaknya terhadap kinerja pegawai. Beban

kerja sebagai tuntutan tugas contohnya seperti kerja shif sering kali menyebabkan

kelelahan bagi para pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja

berlebihan dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja
6

pegawai (Munandar, 2011). Berdasarkan penelitian Friska Aprilia (2017), tentang

pengaruh beban kerja, stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja Perawat

Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru, menyatakan bahwa terdapat pengaruh beban

kerja terhadap kinerja perawat.

Faktor yang mempengaruhi kinerja lainnya yaitu upah kerja yang diterima,

Setiap individu atau seorang karyawan yang bekerja diperusahaan selain

termotivasi untuk mendapatkan gaji yang lebih banyak, juga insentif dari

perusahaan guna pencapaian prestasi kerja yang lebih baik. Aspek-aspek ini dapat

sebagai perangsang karyawan dan mempengaruhi terhadap produktivitas kerja

yang optimal (Suprihati, 2014). Berdasarkan penelitian Sasono Mardiono, Andina

Primitasari (2015). Tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja perawat

dalam pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,

menyatakan bahwa terdapat pengaruh upah kerja terhadap kinerja Perawat dalam

pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.

Faktor lain yang dapat meningkatkan produktivitas atau kinerja perawat

adalah pendidikan formal perawat. Setiap perawat dituntut untuk terus

meningkatkan kompetensi dirinya, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun

afektif (Asmadi, 2008). Tingkat kompetensi perawat dapat dilihat dari level

kopetensi keperawatan yang sesuai dengan tingkat pendidikan perawat serta

dengan adanya STR. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Devi Rusvitawati

(2016), tentang pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit

Sari Mulia Banjarmasin, yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh

terhadap kinerja.
7

Kondisi kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan

sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan

pimpinan, fungsi kepemimpinan yang baik dapat menunjang aktivitas kerja dan

kinerja perawat (Amelia & Noor dkk 2010). Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian

yang dilakukan Chandra Hadi Prasetia (2016), tentang analisis faktor- faktor yang

mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga

Demak, menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja perawat.

BLUD RSUD Palabuhanratu merupakan Rumah Sakit yang dimiliki oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yang terletak di wilayah selatan

Kabupaten Sukabumi. RSUD Palabuhanratu merupakan Rumah Sakit Kelas C

yang berfungsi sebagai unit Pelaksana Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Sukabumi di bidang pelayanan kesehatan yang secara teknis

operasional berada dibawah Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan bertanggung

jawab kepada Bupati Kabupaten Sukabumi dan secara teknis medis bertanggung

jawab kepada Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. (Profil BLUD RSU

Palabuhanratu, 2016).

BLUD RSUD Palabuhanratu mempunyai 9 ruang rawat inap dengan jumlah

perawat 119 orang untuk instalasi Rawat Inap, dengan status pegawai PNS 11

orang dan TKK 108 orang, dengan jumlah tempat tidur 190 (Profil BLUD RSUD

Palabuhanratu, 2017). Sedangkan Jumlah perawat pelaksana yaitu 110 orang dan

9 kepala ruangan. Adapun distribusi sumber daya manusia keperawatan yang ada

di BLUD RSUD Palabuhanratu berdasarkan kualifikasi pendidikan Ners 27 orang

dan D3 keperawatan 86 orang, dan 6 orang Sarjana Keperawatan. Berikut jumlah


8

perawat pelaksana di ruang rawat inap BLUD RSUD palabuanratu Kabupaten

Sukabumi Tahun 2017 yang terdistribusi di setiap ruang rawat inap dilihat pada

Tabel 1.1

Tabel 1.1 Jumlah perawat pelaksana di ruang rawat inap BLUD RSUD
Palabuanratu Kabupaten Sukabumi Tahun 2017
No Nama Ruangan Jumlah Perawat Pelaksana
1 Ruang VIP 13
2 Ruang Arwana 12
3 Ruang Anak 18
4 Ruang Pari 13
5 Ruang Lumba atas 12
6 Ruang Lumba bawah 13
7 Ruang Marlin 9
8 Ruang VVIP 10
9 Ruang Isolasi 10
Jumlah 110

Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah perawat pelaksana di ruang rawat inap BLUD

RSUD Palabuanratu Kabupaten Sukabumi tahun 2017 berjumlah sebanyak 110

orang yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap BLUD RSUD Palabuanratu

Kabupaten Sukabumi. (Profil BLUD RSU Palabuhanratu, 2016).

Semakin banyaknya pengunjung suatu Rumah Sakit maka akan

meningkatkan angka BOR. Berdasarkan data dari bagian rekam medis diperoleh

data dimana terjadi peningkatan pada bulan Januari 2018 sebesar 60,58%

pengunjung rawat inap, Februari 65,36%, Maret 71,5% dan April 77,1%.

Berdasarkan persentase tersebut maka dapat dilihat kunjungan pada instalasi rawat

inap pada bulan Januari-April mengalami peningkatan setiap bulannya. Angka ini

masih sesuai standar Depkes 2005 yaitu BOR dengan angka 60 – 85%.
9

Berdasarkan data tersebut maka kemungkinan beban kerja perawat di instalasi

rawat inap juga akan meningkat.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kepada 5 orang perawat

pelaksana di instalasi rawat inap ruang lumba Atas, ruang Cumi, dan ruang Pari

BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi pada tanggal 09 juni 2018,

melalui observasi dan wawancara diperoleh hasil hampir semua perawat

mengatakan beban kerja dirasakan cukup berat sehingga banyak pekerjaan yang

tidak dapat terselesaikan tepat waktu seperti pekerjaan shif pagi yang di operkan

kepada perawat yang dinas selanjutnya, serta tenaga perawat yang ada kurang

memadai, terlihat yang dinas pada saat itu berjumlah 2 orang perawat, jumlah

perawat yang dirasa kurang ini dirasakan jika ruang perawatan terisi penuh oleh

pasien sehingga kadang menyebabkan perubahan jadwal pemberian obat, selain

itu semua perawat juga mengatakan jika upah kerja yang diterima dirasa masih

belum sesuai. Kompetensi yang dimiliki dari 5 perawat tersebut sudah baik, ini

terlihat berdasarkan hasil studi pendahuluan setiap perawat mengatakan selalu

melakukan pendokumentasian dengan lengkap setiap selesai melakukan tindakan.

Penilaian terhadap kepemimpinan terdapat 2 orang yang menyatakan bahwa

kepala ruangan selalu membimbing tetapi kadang tidak mengevaluasi dalam

pekerjaan. 3 dari 5 perawat memiliki kinerja yang baik, yang mengatakan setiap

tindakan keperawatan yang dilakukakannya selalu di dokumentasikan dalam

catatan asuhan keperawatan dan bedasarkan SOP Rumah Sakit, dan 2 dari 5 orang

perawat mengatakan sering datang terlambat, dan terlihat ada beberapa perawat
10

yang tidak menggunakan atribut dengan lengkap seperti tidak menggunakan tanda

pengenal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor- Faktor yang mempengaruhi Kinerja Perawat

pelaksana di Instalasi Rawat Inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja

perawat pelaksana di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja perawat pelaksana di

Instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui gambaran beban kerja perawat pelaksana di instalasi

rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

b. Mengetahui gambaran persepsi terhadap upah kerja perawat

pelaksana di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.
11

c. Mengetahui gambaran kompetensi perawat pelaksana di instalasi

rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

d. Mengetahui gambaran fungsi kepemimpinan perawat pelaksana di

instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

e. Mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kinerja perawat

pelaksana di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.

f. Mengetahui pengaruh persepsi tentang upah kerja terhadap kinerja

perawat pelaksana di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu

Kabupaten Sukabumi.

g. Mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja perawat pelaksana di

instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

h. Mengetahui pengaruh kepemimpinan kerja terhadap kinerja perawat

pelaksana di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.

i. Mengetahui Faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat

pelaksana di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan serta dapat

mengaplikasikan pengetahuan yang di dapatkan selama perkuliahan. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat diketahui faktor – faktor yang mempengaruhi


12

kinerja perawat. Sehingga dapat meningkatkan kinerja melalui pelayanan

asuhan keperawatan yang profesional.

2. Bagi STIKESMI

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan

serta menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi lulusan yang akan

datang dan menjadi motivasi untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi

khususnya dalam manajemen keperawatan. Dan diharapkan dapat

menghasilkan sumber daya manusia sebagai tenaga perawat profesional dengan

kinerja yang baik.

3. Bagi BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi

Sebagai masukan dalam mengambil kebijakan dan dalam mempertahankan dan

meningkatkan kinerja perawat rawat inap untuk melaksanakan asuhan

keperawatan sesuai dengan standar mutu asuhan keperawatan sehingga

pelayanan terhadap klien menjadi lebih optimal.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah hubungan antara konsep – konsep yang akan

diamati atau diukur melalui penelitain (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep

pemikiran merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor

yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2007).

Pelayanan keperawatan merupakan sebuah bantuan, dan pelayanan

keperawatan ini diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, adanya
13

keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan menuju kepada

kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. 

Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja

adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, diantaranya adalah beban kerja, upah

kerja, kompetensi dan kepemimpinan. Apabila seseorang perawat mampu

menyelesaikan dan menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan,

maka hal tersebut tidak menjadi suatu beban kerja. Namun, jika perawat tidak

berhasil maka tugas dan kegiatan tersebut menjadi suatu beban kerja. Beban kerja

yang berlebihan dapat berpengaruh terhadap kinerja. Upah kerja adalah hak

pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

perusahaan yang ditetapkan sesuai perjanjian kerja. Kompetensi yaitu

keterampilan yang dimiliki seseorang yang berhubungan secara kausal yang

dalam memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menjalankan atau menyelesaikan

suatu pekerjaan. Artinya kompetensi mengandung aspek – aspek pengetahuan,

keterampilan (keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang

mempengaruhi kinerja. Faktor ke empat yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan

yaitu proses mempengaruhi, memberi contoh atau inspirasi yang diberikan oleh

seorang memimpin kepada bawahannya untuk bekerja secara sadar dan bekerja

sebaik mungkin untuk mencapai hasil atau kinerja yang baik pula.

Berdasarkan uraian dan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka kerangka

konsep penelitian yang dirancang adalah sebagai mana tergambar pada bagan 1.1
14

sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja


perawat di instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi.

Beban Kerja

Persepsi Terhadap Upah kerja


Kinerja Perawat Pelaksana
Kompetensi

Kepemimpinan

Keterangan :

: Faktor yang diteliti

: Adanya pengaruh

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berarti pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya, terdapat

dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) (Hastono

& Sabri, 2011). Hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

Bentuk hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh beban kerja terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap

BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Bentuk hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh beban kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.


15

H1 : Ada pengaruh beban kerja terhadap kinerja perawat di instalasi rawat

inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

2. Ada pengaruh upah kerja terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap

BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Bentuk hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh persepsi upah kerja terhadap kinerja perawat di

instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.

H1 : Ada pengaruh persepsi upah kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

3. Ada pengaruh kompetensi terhadap kinerja perawat di

instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Bentuk hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh kompetensi terhadap kinerja perawat di instalasi

rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

H1 : Ada pengaruh kompetensi terhadap kinerja perawat di instalasi rawat

inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

4. Ada pengaruh Kepemimpinan terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap

BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Bentuk hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh Kepemimpinan terhadap kinerja perawat di

instalasi rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten

Sukabumi.
16

H1 : Ada pengaruh Kepemimpinan terhadap kinerja perawat di instalasi

rawat inap BLUD RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai