Hanifah Kalauw
*Tinta AISC*
Sistem ini bekerja untuk mengatur retensi air dan garam, meningkatkan volume sirkulasi efektif,
meningkatkan perfusi dari juxtaglomerular appartus. Pengeluaran renin dipengaruhi oleh penurunan
perfusi di renal (juxtaglomerular appartus), Renin menstimulasi angotensinogen mengeluarkan
angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi angiotensin 2 oleh Angiotensin converting enzyme
(ACE). Nah angiotensin 2 ini dapat menyebabkan beberapa efek seperti peningkatan aktifitas
simpatetik, terjadi retensi air dan reabsorbsi tubular Natrium dan Klorida, serta eskresi dari kalium,
Angiotensin 2 juga mempengerahu adrenal gland (cortex) sehingga terjadi sekresi aldosteron, terjadi
vasokontriksi arteriolar sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan darah, selain itu juga
mempengeruhi kelenjar pitiutari (posterior lube) sehingga terjadi sekresi ADH. Hal-hal diatas itu yang
mempengaruhi terjadinya retensi air dan garam, peningkatan volume sirkulasi, peningkatan perfusi
renal sehingga kalau sudah cukup dia akan memberikan sinyal untuk meghentikan sekresi renin.
C. Beta Bloker
Mekanisme antagonisme pada reseptor beta adrenergik reduksi Heart rate &
kontraktilitas otot jantung
Indikasi: hipertensi, angina pectoris, aritmia supraventrikuler, takikardi, gagal jantung
KI: hipersensitifitas, syok kardiogenik, asma, COPD
Efek samping: mual, lethargy, tangan & kaki dingin
Contoh:
Beta-bloker: atenolol, bisoprolol, metoprolol, propranolol
Beta & alfa bloker: acebutalol, carvedilol, labetalol
Cara pemberian: Dosis IV < oral
IV rapid infusion (1 mg/menit), slow infusion (30 menit)
Tablet perut kosong
D. Diuretik
Mekanisme (secara umum) : meningkatkan pengeluaran cairan dari dalam tubuh volume
intravaskuler turun tek darah turun
Indikasi: hipertensi, udem (CHF, renal or hepatic disease)
3 gol utama: Tiazid, Diuretik Loop, K-sparing
Gol lain: osmotik, inhibitor karbonik anhydrase
Efek samping: hipokalemi, hipotensi
KI: hipersensitifitas, gangguan elektrolit
Cara pemberian:
IV: slow injection, <20 mg/menit, infusion
Oral: with/without food
E. Calsium Channel Blocker
• Mekanisme: memblok kanal ion Ca2+ pada otot polos vaskuler influks Ca2+ menurun
vasodilatasi arteri koroner dan perifer tek darah turun
• Indikasi: hipertensi, angina, aritmia
• Dibagi menjadi 2:
CCB dihidropiridin: amlodipin, nifedipin
CCB non-dihidropiridin: verapamil, diltiazem
• Efek Samping: pusing, ruam, mual
F. Alternatif Antihipertensi
Efek samping lebih berat
Digunakan pada hipertensi resisten, hanya sebagai add-on therapy
G. Digitalis
Indikasi: Gagal Jantung, Atrial Fibrilasi
Mekanisme: menambah suplai kalsium dalam otot jantung meningkatkan kontraksi otot
Indeks terapi sempit resiko toksisitas TDM atau waspada gejala toksik (anoreksia, mual,
muntah, pusing, bradikardi, heart block)
Efek samping: letih, mual, gangguan penglihatan, nafsu makan turun, hipokalemi
Cara pemberian:
I.M.: tdk > 2ml dlm 1 tempat
I.V.: undiluted/diluted 4x dg D5W, NS, atau SWFI ≥ 5 menit
Dosis inisiasi: 0,75 – 1,5 mg (PO), 0,5 – 1 mg (IV/IM)
Dosis maintenance: 0,125 – 0,5 mg (PO), 0,1 – 0,4 mg (IV/IM)
H. Antiaritmia
Indikasi: Aritmia
Mekanisme: memblok pemasukan ion Na+ atau pengeluaran K+ ke/dari dalam sel modifikasi
potensial aksi
3 Tipe: IA, IB, IC (Na+), II (Ca2+), III (K+), IV (Ca2+)
ES: takikardi, mulut kering, pusing, konstipasi, gangguan penglihatan
Antiaritmia yg sekarang banyak diresepkan: Amiodaron (tipe III)
• Antiaritmia terkenal dengan tingginya resiko ES permasalahan pada penggunaan kronik
• Monitoring ES
I. Nitrat
Mek: menurunkan tekanan miokardial dan kebutuhan oksigen, vasodilator
Indikasi: angina, IHD
Co: nitrogliserin, ISDN
Cara pemberian: oral, sublingual, IV
ES: pusing, hipotensi, muka memerah
J. Antihiperlipidemi
*Tinta AISC*
Statin menghambat HMG CoA reductase, menurunkan konsentrasi dari kolesterol yang berada
diantara sel, kolesterol intraseluler yang rendah menstimulasi reseptor LDL, sehingga meningkatkan
jumlah dari reseptor LDL dan mengambil kembali LDL dari darah, kolesterol intraceluler yang rendah
menurunkan sekresi dari VLDL.
Efek Samping:
Bile-acid sequestrants: konstipasi, mual, diare (dose-related), mengganggu absorbsi vit larut lemak
Niacin: kulit memerah dan panas, mual, nyeri perut, hiperuricemia
Statin: abnormalitas minor pada tes fungsi hati, rhabdomyolisis & miopati khususnya pada gangguan
ginjal
Fibrat: efek GI, lithiasis, rhabdomyolisis & miopati
K. Antikoagulan
Mekanisme: menurunkan kemampuan clotting darah
Indikasi: prevent stroke, reccurent stroke
Co: heparin, LMWH, warfarin
ES: bleeding
*Tinta AISC*
Vitamin K antagonis FXI, FIX, FX, FII, FVII
Direct factor Xa Inhibitor FXa
Fondaparinux (+AT) FXa
LMWH FXa, FIIa
Direct thrombin inhibitor FIIa
L. Antiplatelet
• Mekanisme: menghambat agregasi platelet
• Indikasi: stroke, ACS, angina stabil
• Co: Aspirin (dosis rendah), clopidogrel (75 mg/hari)
• ES: bleeding, intoleransi GI, ruam kulit
• KI: hipersensitifitas, trombositopeni, gangguan perdarahan
M. Trombolitik
• Mekanisme: mengubah plasminogen plasmin
• Indikasi: AMI, stroke akut
• Co: alteplase, streptokinase
• KI: alergi, bleeding
• Pemberian: golden hours (stroke: 3 jam, STEMI: 12 – 24 jam)
N. Vasopressor
Indikasi: kondisi syok
Mekanisme: efek pada reseptor adrenergik, dopaminergik, dan vasopresin