Anda di halaman 1dari 35

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Jalan Kyai Ilyas No. 07 Lumajang 67311

PEDOMAN
PENGORGANISASIAN PKRS

LUMAJANG, JANUARI 2018


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
TAHUN 2017

BAB I

PENDAHULUAN

Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit
yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan
diberi pengobatan. Dalam keadaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit.
Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang
bersangkutan dirawat kembali dirumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus,
kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu
rangkaian usaha yang lebih luas, dimana pengobatan dan pengobatan rumah sakit
hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut.

Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan


yang ada serta sikap dan ketrampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada
kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau
pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan
pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara
positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada
umumnya. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan
pengertian pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien
, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha
penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang
tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan rumah sakit.

Isu strategis

Pomosi Kesehatan di Rumah Sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan
perkembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatn
Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mengembangkan PKRS
seperti penyusunan program kerja PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur
Rumah Sakit Pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta
pengembangan model PKRS.Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15
tahun belum memberikan hasil yang maximal dan kesinambungannya di Rumah Sakit
tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur Rumah Sakit.

Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan
di Rumah Sakit yaitu :

1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadi PKRS sebagai salah satu kebijakan
upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan
informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan
penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman, bersih
dan sehat.
4. Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan
upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/VI/2000


tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pemberian
promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai penyakitnya merupakan
hak pasien dan kewajiban Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah Sakit. Informasi
yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit Rumah Sakit yang terkait
sesuai keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Tehnis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan
mempengaruhi prognosisnya, sehinggga sejalan dengan etika kedokteran mengenai
autonomi pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percayadan
aman sehingga komplain pasien juga diharapkan lebih baik. Berdasarkan hal terebut
diatas dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah
panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Dasar Hukum

1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan :


a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
dari tenaga kesehatan.
c. Pasal 10
Setiaporang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya
memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi maupun sosial.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,
edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat untuk
mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan
informasi atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah an atau masyarakat untuk menghindari atau
mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit.
3. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas
untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok diwilayahnya.
k. Pasal 168
1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien
diperlukan informasi kesehatan
2. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui
sistem informasi dan melalui lintas sektor
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah

2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

a. Pasal 1

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

b. Pasal 4

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan


secara paripurna.

c. Pasal 10, ayat 2

Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butir (m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit.

d. Pasal 29

Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir (a) memberikan informasi yang
benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32

Setiap pasien mempunyai hak, butir (d) memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang


penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana dimana hal ini
tidak terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010-2014.
Salah satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).

4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan Lembaran negara tahun


1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran


Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)

6.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.159b/MENKES/PER/II/1988


tentang Rumah Sakit

7.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/VI/2000


tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

8.Keputusan Mentyeri Kesehatan Republik Indonesia No. 004/MENKES/SK/I/2003


tentang kebijakan dan desentralisasi bidang kesehatan

9.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004


tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.

10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1114/MENKES/SK/VIIX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Daerah

11.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

12.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM
Keberadaan Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang telah berdiri selama 41
tahun merupakan salah satu bukti pengakuan masyarakat sebagai pengguna jasa.
Namun usia tidaklah cukup sebagai andalan / kebanggaan pengelola dan
karyawannya, lebih dari itu bagaimana upaya peningkatan pengelola dan peningkatan
mutu pelayanan harus senantiasa dilaksanakan melalui tahap-tahap pengorganisasian
yang tertib dan rapi.

Tugas pokok Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG adalah pelayanan


kesehatan bagi masyarakat Polri, masyarakat korban kejahatan serta masyarakat
umum. Upaya yang akan dicapai adalah bagaimana memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat Polri, masyarakat korban kejahatan serta masyarakat umum
dari level yang paling bawah sampai level yang paling tinggi sesuai dengan aturan
yang berlaku sehingga dapat memberikan kepuasan.

Harapan Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG di masa depan adalah semakin


baiknya dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
kontribusi bagi Institusi Polri. Dengan dilengkapi sarana, prasarana dan Sumber Daya
Manusia serta diiringi dengan kinerja yang semakin baik dan profesional.

1. SEJARAH DAN LANDASAN HUKUM


Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG merupakan unsur pelaksana di bawah
Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi
Masyarakat Polri dan Masyarakat Umum serta memberikan dukungan kesehatan
terhadap tugas operasional Polri. Dalam pelaksanaan tugasnya, Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG merupakan rumah sakit rujukan dari Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat III di lingkungan rumah sakit Polri.

Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG berdiri pada tahun 1976 dengan


status balai pengobatan, berubah status menjadi menjadi Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANGd berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah
Kepolisian X Jawa Timur Nomor : Skep/1774/XI/1994 tanggal 30 November 1994
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.Kemudian berubah lagi
menjadi Rumah Sakit Kepolisian Tingkat III LUMAJANG berdasarkan surat
Keputusan KAPOLRI NO:KEP / 724 /X / 2013 tanggal 18 oktober 2013.
Pada Tahun 2010 Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG ditetapkan oleh
Pemerintah menjadi Rumah Sakit PK-BLU berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan No. 418/KMK.05/2010 tanggal 9 juli 2014.

2. LAYANAN UNGGULAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG


Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG sebagai Rumah Sakit PK-BLU
memiliki beberapa layanan unggulan untuk menjawab tantangan dan persaingan
antar rumah sakit di LUMAJANG dan sekitarnya.
Adapun layanan unggulan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG memiliki
keunggulan dibidang kecepatan penanganan penderita dengan didukung
sarana dan prasarana yang memadai.
b. Instalasi Bedah Sentral
Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG selalu
menjadi pilihan utama masyarakat LUMAJANG dan sekitarnya karena
ditangani oleh dokter-dokter berpengalaman dengan didukung sarana
prasarana yang canggih.
c. Instalasi Haemodialisis
Instalasi Haemodialisis Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG merupakan
layanan unggulan baru yang memiliki alat Haemodialisis dengan tehnologi
terbaru dan dokter berpengalaman sehingga menjadi pilihan utama bagi
masyarakat yang membutuhkan jasa Haemodialisis.
d. Instalasi Kedokteran Kepolisian
Instalasi Kedokteran Kepolisian Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG
adalah layanan unggulan yang tidak dimiliki oleh rumah sakit lain di
LUMAJANG dan sekitarnya.
BAB III

VISI, MISI, MOTTO RS BHAYANGKARA LUMAJANG

Visi

“menjadi rumah sakit unggulan di bidang kedokteran kepolisian di wilayah


kabupaten Lumajang”

Misi

1). Memberikan dukungan kesehatan yang profesional dengan mengedepakan


kedokteran kepolisian dalam rangka mendukung tugas opersional polri.

2). Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna pada masyarakat Polri dan
umum di wilayah kabupaten lumajang dan sekitarnya dengan di landasi
kedisiplinan, ikhlas, tanggap, transparan dan profesional dalam rangka menuju
masyrakat sehat

3). Mengembangkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Motto

“bersama kita berubah menjadi lebih baik”

MAKSUD DAN TUJUAN


Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dalam pelaksanaan tugasnya mempunyai
Maksud dan Tujuan sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan kegiatan serta upaya dalam bidang kesehatan yang meliputi
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan penderita pada taraf spesialistik yang
bersifat pelayanan maupun dukungan kesehatan dalam bidang klinis.
2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang Kesehatan dan Kedokteran Kepolisian serta prosedur
pelayanan Rumkit Sakit.
3. Melaksanakan kegiatan pembinaan sarana Kedokteran dan Kesehatan serta
penunjangnya.
4. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan latihan di bidang Kesehatan dan
Kedokteran Kepolisian.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG

Susunan Pejabat Pengelola Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan Dewan


Pengawas.
a. Dewan Pengawas
Ketua Dewan Pengawas : Staf Pusdokkes
Anggota Dewan Pengawas : Staf Kementerian Keuangan
Anggota Dewan Pengawas : Profesi Kedokteran (IDI)
b. Struktur Organisasi dan Pejabat Rumah Sakit
KARUMKIT
AKBP dr. Sri Handayani M.MARS
DEWAN PENGAWAS
WAKARUMKIT
AKP Rohmad P U
UNSUR PIMPINAN

SUBBAG WASINTERN SUBBAG RENMIN SUBBAG BINFUNG


ROSSAMNA ESW Sigit Subiyantoro AIPTU Edi Nugroho

KAUR WASBIN KAUR WASOPYAN KAUR TU KAUR REN KAUR SIM & RM KAUR DIKLIT
ROSSANA ESW SITI CHANIFAH SIGIT SIGIT AIPTU EDDI DN. Andriyanto, S.Kep.Ners
SUBIYANTOR SUBIYANTORO NUGROHO
O
UR DIKLIT
PENDA I SUPRIATI, S.Kep, Ns
KAUR MIN KAUR KEU UNSUR PEMBANTU PIMPINAN
AGUS SLAMET DAN PELAKSANA STAF
SUPRIYADI

KASUBBID YANMEDDOKPOL KASUBBID JANGMEDUM


AGUS SULAEMAN IDA ROCHANI

KAUR YANMED KAUR YANDOKPOL KAUR YANWAT KAUR JANGMED KAUR JANGUM
AGUS SULAEMAN AGUS SULAEMAN SITI CHANIFAH IDA ROCHANI YULIASTUTI PN

UNSUR PELAKSANA UTAMA


Uraian Tugas Dewan Pengawas
a. Dewan Pengawas Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG adalah dewan
yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Rumah
Sakit Bhayangkara LUMAJANG berdasarkan Surat Perintah Kapolri dalam
jabatan fungsional.
b. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG mengenai pelaksanaan Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA), Rencana Strategis Rumah Sakit Bhayangkara
LUMAJANGdan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Dewan Pengawas berkewajiban :
1) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Kepolisian RI dan
Menteri Keuangan RI mengenai Rencana Strategis Bisnis dan Rencana
Bisnis dan Anggaran yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola Rumah Sakit
Bhayangkara Kediri,
2) Melaporkan kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri
Keuangan RI apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang,
3) Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
4) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Kepolisian dan Menteri
Keuangan mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelola Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang,
5) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG dalam melaksanakan pengelolaan BLU
6) Memberikan masukan, saran atau tanggapan atas laporan keuangan dan
laporan kinerja BLU kepada Pejabat Pengelola BLU.
d. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
Kepolisian RI dan Menteri Keuangan RI secara berkala paling sedikit 1 (satu)
kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Uraian Pembagian Tugas Pengelola Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang


A. KEPALA RUMAH SAKIT (sebagai Pemimpin BLU)
1. Kepala Rumah Sakit bertugas memimpin, menyusun kebijakan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab :

a) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kabid Dokkes Polda


Jatim mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
b) Berdasarkan Program kerja (Proja) dan Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) Bid Dokkes Polda Jatim dan Petunjuk Teknis, Kepala Rumah
Sakit Bhayangkara LUMAJANG menetapkan proja dan RKT Rumah
Sakit Bhayangkara LUMAJANG serta mengawasi, mengarahkan dan
mengendalikan pelaksanaan proja dan RKT guna menjamin
tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna.
c) Membina disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum di lingkungan
Rumah Sakit.
d) Berdasarkan kebijaksanaan Kapolda dan petunjuk teknis pembina
fungsi, berkewajiban menyelenggarakan pembinaan dalam administrasi
personil, logistik dan anggaran / keuangan di lingkungan Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG serta melakukan upaya memelihara dan
meningkatkan kemajuan operasional Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang.
e) Memimpin Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG sehingga terjamin
pelaksanaan tugas fungsi.

2. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG jawab atas pelaksanaan


tugas dan kewajibannya kepada Kabid Dokkes Polda Jatim , sedangkan
sebagai satker anggaran bertanggung jawab kepada Kapolda Jatim.

3. Disamping melaksanakan tugas-tugas tersebut pada angka 1) dan 2),


pemimpin BLU juga melaksanakan tugas sebagai berikut :
a) Menyiapkan rencana strategis bisnis Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang.
b) Menyiapkan RBA tahunan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
c) Mengusulkan Calon Pejabat Keuangan dan Pejabat Tehnis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
d) Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja operasional dan
keuangan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.

B. WAKIL KEPALA RUMAH SAKIT


Dalam melaksanakan tugasnya, Wakil Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG menyelenggarakan fungsi :
1. Mewakili Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG apabila
berhalangan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Dalam Melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Rumah sakit Bhayangkara Lumajang i.
3. Mengkoordinir, membina dan mengawasi tugas-tugas operasional internal
Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Kepala Rumah
Sakit Bhayangkara Lumajang.

C. SUB BAGIAN PENGAWASAN INTERNAL


1. Subbagwasintern adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf
Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala
Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
2. Subbagwasintern dipimpin oleh Kasubbagwasintern yang bertanggung
jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
3. Subbagwasintern bertugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian
terhadap pengelolaan sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
4. Subbagwasintern dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
a. pengawasan dan pembinaan sumber daya;
b. pengawasan operasional dan pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang.
5. Subbagwasintern dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu
oleh:
a. Urusan Pengawasan dan Pembinaan, disingkat Urwasbin bertugas
melaksanakan pengawasan dalam rangka pembinaan sumber daya;
b. Urusan Pengawasan Operasional dan Pelayanan, disingkat
Urwasopsyan bertugas melaksanakan pengawasan terhadap
operasional pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
D. SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI
1. Pelaksana staf Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di
bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
2. Subbagrenmin dipimpin oleh Kasubbagrenmin yang bertanggung jawab
kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANGdan pelaksanaan
tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
3. Subbagrenmin bertugas membina dan menyelenggarakan perencanaan
dan administrasi pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang.
4. Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan program kerja dan anggaran;
b. penyelenggaraan manajemen SDM;
c. perencanaan material kesehatan dan logistik serta;
d. penyelenggaraan keuangan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
5. Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh:
a. Urusan Tata Usaha disingkat Urtu bertugas :
menyelenggarakan pembinaan kegiatan ketatausahaan,
korespondensi, dokumentasi, perpustakaan, ketatalaksanaan
perkantoran dan kearsipan, penyelenggaraan upacara, rapat/
pertemuan, mengatur penggunaan angkutan, melaksanakan koordinasi
dengan unsur terkait dalam rangka kegiatan Urmin, pembinaan dan
sistem metode serta analisa dan evaluasi kegiatan Urtu;
b. Urusan Perencanaan disingkat Urren bertugas :
1) Menyusun dan menyiapkan perencanaan dan anggaran meliputi
Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang,
RKA-KL, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), Rencana Kinerja
Tahunan, DIPA, Lakip per semester maupun pertahun
2) Menyelenggarakan pengendalian program dan anggaran yang
terdiri pelaksanaan Proja, penyesuaian Revisi Renja dan membuat
evaluasi Pelaksanaan Rencana.
c. Urusan Administrasi, disingkat Urmin bertugas :
1) Menyelenggarakan sistem informasi administrasi dan
pengembangan personel
2) Menyelenggarakan administrasi material logistik kesehatan maupun
material logistik umum serta perawatan sarana dan prasarana.
d. Urusan Keuangan disingkat Urkeu bertugas :
1) Menyusun Rencana Startegi Bisnis bidang keuangan
2) Membuat analisis keuangan terhadap perkembangan Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang.
3) Menyiapkan data untuk menyusun Daftar Usulan Kegiatan (DUK)
dan Daftar Usulan Proyek (DUP)
4) Menyiapkan Surat Permintaan Rutin / Surat Permintaan
Pembayaran Pembangunan (SPPR/SPPP)
5) Mencairkan Surat Perintah Membayar (SPM) gaji dan belanja
pegawai serta pembayaran kepada yang berhak.
6) Menerima, menyimpan dan membayar dana satker yang dikelola
sesuai ketentuan yang berlaku.
7) Menyelenggarakan proses akuntansi dan verifikasi data Keuangan.
8) Menyusun laporan / akuntabilitas keuangan Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang.
6. Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi Rumah Sakit Bhayangkara
LUMAJANG sebagai pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai
penanggung jawab keuangan yang berkewajiban :
a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
b. Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang.
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang.
d. Menyelenggarakan pengelolaan Kas.
e. Melakukan pengelolaan utang piutang.
f. Menyusun kebijaksanaan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi
Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
g. Menyelenggarakan sistem informasi penyelenggaraan keuangan.
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

E. SUB BAGIAN PEMBINAAN FUNGSI


1. Subbagbinfung adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf
Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala
Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
2. Subbagbinfung dipimpin oleh Kasubbagbinfung yang bertanggung jawab
kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan pelaksanaan
tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
3. Subbagbinfung bertugas melaksanaan Sistem Informasi Manajemen
(SIM), Rekam Medik (RM), PPID, pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
4. Subbagbinfung dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi
perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan
Sistem Ingformasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM),
Rekam Medik (RM) dan PPID serta pelaksanaan pendidikan, pelatihan,
penelitian dan pengembangan.
5. Subbagbinfung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu
oleh:
a) Urusan Sistem Informasi Manajemen dan Rekam Medik disingkat Ur
SIM dan RM bertugas melaksanakan perencanaan, penatalaksanaan,
pengawasan dan pengendalian kegiatan SIM, RM dan PPID;
b) Urusan Pendidikan dan Pelatihan serta Penelitian dan Pengembangan
disingkat Urdiklit bertugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan.

F. SUB BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN KEDOKTERAN KEPOLISIAN


1. Subbidyanmeddokpol adalah unsur pelaksana utama Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG yang berada di bawah Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang.
2. Subbidyanmeddokpol dipimpin oleh Kasubbidyanmeddokpol yang
bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara
LUMAJANG dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Wakarumkit.
3. Subbidyanmeddokpol bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
medik dan keperawatan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang
4. Subbidyanmeddokpol dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan
fungsi:
a. pelayanan medik.
b. pelayanan keperawatan
c. pelayanan kedokteran kepolisian.
d. pelayanan sesuai instalasi.
5. Subbidyanmeddokpol dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dibantu oleh:
a) Urusan Pelayanan Medik disingkat Uryanmed bertugas
menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik;
b) Urusan Pelayanan Keperawatan disingkat Uryanwat bertugas
menyelenggarakan kegiatan pelayanan keperawatan;
c) Instalasi-instalasi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan
sesuai dengan instalasinya, meliputi: Instalasi Gawat Darurat (IGD),
Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi
Rawat Inap (IRNA), Instalasi Rawat Jalan (IRJA), Instalasi Kesehatan
Gigi dan Mulut (Kesgilut), Instalasi Perawatan Tahanan (Wattah),
Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Instalasi Narkoba;
d) Urusan Pelayanan Kedokteran Kepolisian disingkat Uryandokpol
bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kedokteran
Kepolisian.
6. Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian sebagai pejabat
teknis bertanggung jawab di bidang pelayanan medik dan Kedokteran
Kepolisian yang berkewajiban :
a) Menyusun perencanaan kegiatan pelayanan medik dan Kedokteran
Kepolisian.
b) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA).
c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan
medik dan Kedokteran Kepolisian.

G. SUB BIDANG PENUNJANG MEDIK DAN UMUM


1. SubbidJangmedum unsur pelaksana utama Rumah Sakit Bhayangkara
LUMAJANG yang berada di bawah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang.
2. Subbidjangmedum dipimpin oleh Kasubbidjangmedum yang bertanggung
jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dan
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
3. Subbidjangmedum bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang
medik dan penunjang umum di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang
4. Subbidjangmedum dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
a) pelayanan penunjang medik.
b) pelayanan penunjang umum.
c) pelayanan sesuai instalasi.
5. Subbidjangmedum dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu
oleh:
a) Urusan Penunjang Medik disingkat Urjangmed bertugas
menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
b) Urusan Penunjang Umum disingkat Urjangum bertugas
menyelenggarakan pelayanan penunjang umum;
c) Instalasi-instalasi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan
sesuai dengan instalasinya, meliputi Instalasi Laboratorium Patologi
Klinik, Instalasi Radiologi, Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi
Farmasi, Instalasi IPAL, Instalasi Gizi, dan Instalasi Pemeliharaan
Peralatan Rumah Sakit (IPPRS).

6. Sub Bidang Penujang Medik dan Umum sebagai pejabat teknis


bertanggung jawab di bidang penunjang medik dan umum yang
berkewajiban :
a) Menyusun perencanaan kegiatan penunjang medik dan umum.
b) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA.
c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang penunjang
medik dan umum.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KARUMKIT

Dr. SRI HANDAYANI,M.MARS


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385

WAKARUMKIT

ROCHMAD PRASETYO,Amd.Kep
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 69060519

KASUBBAG BINFUNG

EDDI NUGROHO
IPDA NRP 69100100

KAUR DIKLIT

DN. ANDRIYANTO, S.Kep.Ns

KETUA PKRS PENDIDIKAN STAF

Drg. RUCI ARUM

SEKRETARIS PKRS

ERWAN FAUZI, S.Kep.Ns Anggota PKRS

COSTUMER SERVICE KEPERAWATAN/E FARMASI REKAM PPI IRNA


DUKASI MEDIS
TRI NOVIANDARI EKA MEITA YOSINTA RATNAWATI
ANDRI W, RIDNO
Amd.Kep

GIZI RADIOLOGI IRJA MEDIS IPS IBS

URFI YUNIAR,S.Gz AGUM GUMELAR EKAWATI Dr. CANDRA BISRI INAYAH


BAB VI
URAIAN JABATAN PKRS
Ketua PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama jabatan : Ketua
3. Pengertian :
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS
4. Persyaratan dan kualifikasi :
a. Pendidikan formal : Dokter / perawat
b. Pendidikan non formal : Sertifikat seminar
c. Pengalaman Kerja :
Pengalaman bekerja sebagai dokter/ perawat medical information di rawat inap
dan rawat jalan.
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil.
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS serta
mewakilkan ketua PKRS apabila ketua PKRS berhalangan
6. Tugas pokok :
Ikut berperan dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS
7. Uraian Tugas:
a. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi
pelaksanaan operasional PKRS secara efektif,efisien, dan bermutu.
b. Menjadi mitra ketua PKRS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan
bagian unit kerja terkait
c. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS
d. Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi kesemua unit terkait,
Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan
administrsi termasuk pengarsipannya.
e. Menjadi mitra ketua PKRS untuk meningkatkan pengetahuan anggota, membuat
dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif.
f. Memberikan pertimbangan / saran PKRS pada perencanaaan, pengembangan
program dan fasilitasnya.
g. Membuat analisa kinerja PKRS.
8. Uraian wewenang :
Menjadi mitra ketua PKRS.
9. Hasil Kerja :
1. Analisa PKRS
2. Pelaporan PKRS
3. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS
4. Standar Operating Procedure PKRS
5. Laporan Program PKRS
6. Bahan Materi edukasi menyeluruh
Sekretaris
1. Nama Panitia kerja :PKRS
2. Nama jabatan : sekretaris
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang promosi kesehatan dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS.
4. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : Berijazah D3/S1 dari unit terkait
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki pengalaman promosi kesehatan
c. Pengalaman Kerja:
Memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,berkepribadian mantab dan
emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS
6. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS
7. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk
konsumsi , khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore.
c. Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan
administrasi termasuk pengarsipannya.
d. Menyusun kesimpulan sidang notulen rapat.
e. Memberikan pertimbangan / saran PKRS pada perencanaan , pengembangan
program dan fasilitasinya.
8.Uraian Wewenang :
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
9. Hasil Kerja :
Analisa dan pelaporan PKRS.

Anggota PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : anggota PKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan
promosi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapan
program kerja PKRS dalam masing-masing bagian/ unit kerja.
4. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal :
Berijazah D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing dan memiliki
minat dan bakat dalam promosi kesehatan.
b. Pendidikan Non Formal :
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing-masing
c. Pengalaman Kerja :
Pengalaman kerja dirumah sakit dalam unit masing-masing
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
5. Tanggung Jawab:
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan wakil
PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS disetiap unitnya masing-masing
6. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di program PKRS di unit masing-masing
7. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja
masing-masing
b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-
masing
c. Melakukan survei pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai
promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing
9. Hasil Kerja :
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing –masing unit
c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. laporan evalusi kerja.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Kepala Rumah Sakit

Wakil Kepala Rumah Sakit

Kasubbag Binfung

Kaur Diklit

Ketua panitia PKRS

Sekretaris

Keperawatan PPI Radiologi IRNA IRJA Rekam MEDIS Farmasi Gizi IPS IBS
(perawat & Medis
bidan)

Keterangan :
 Panitia PKRS Langsung dibawah oleh Kaur Diklit
 Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Kaur Diklit
 Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan menyusun
rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
 Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS dibagian / unit masing-masing kerja.
 Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatan
dan menyarankan program krja yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada
Ketua PKRS.
 Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia PKRS
untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia PKRS
BAB VIII
KEGIATAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG

Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG sebagai rumah sakit yang sudah


ditetapkan menjadi PK-BLU memiliki kegiatan pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap,
Gawat Darurat dan Penunjang medis dengan jenis layanan sebagai berikut:
1. Pelayanan Medik dan Perawatan
Terdiri atas :
a. Instalasi Rawat Jalan
1. Poli Umum

2. Poli Rehab Medik

3. Poli Gigi

4. Poli Spesialis Anak

5. Poli Spesialis Bedah Umum

6. Poli Spesialis Penyakit Dalam

7. Poli Spesialis Kandungan

8. Poli Spesialis Orthopedi

9. Poli Spesialis Paru

10. Poli Spesialis THT

11. Poli Spesialis Mata

b. Instalasi Rawat Inap : 80 TT


Intensif Care Unit (ICU) 4 TT
Instalasi Hemodialisis 5 TT
Instalasi Gawat Darurat

2. Penunjang Medik
a. Instalasi Narkoba
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Radiologi
e. Instalasi Kedokteran Kepolisian
f. Instalasi Laundry
g. Instalasi Gizi
h. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Olah Limbah
3. Pelayanan Asuransi
a. BPJS (Askes PNS, POLRI, TNI, Jamkesmas, dll)
b. Jamkesmas
c. INHEALTH
d. Jasa Raharja
4. Waktu Pelayanan
Rawat Jalan
Untuk pelayanan di Poliklinik Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dilaksanakan
pada hari Senin sampai Jumat jam 07.00-14.00,hari Sabtu-Minggu dan hari besar
Poliklinik libur.
Rawat Inap
Untuk pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG dilaksanakan
selama 24 jam.
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN

(POLIKLINIK)

PASIEN DATANG

UMUM BPJS

RUJUKAN PPK
PENDAFTARAN

PENDAFTARAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP


POLIKLINI

APOTEK IGD

RAWAT RAWA
KASIR RUANG JALAN INAP
RAWAT INAP
APOTEK
IGD
PULANG

PULANG
RUANG
RAWAT
INAP

KET:- Pasien baru datang,lewat poliklinik, mendaftar kemudian ditanya, pasien t


menggunakan Asuransi lain atau BPJS, atau pasien Umum. Kemudian
langsung mendaftar ke masing-masing bagian pendaftaran.
- Pasien langsung menujuRAWAT
ALUR PASIEN ke poliklinik
INAP untuk minta nomer antrian.

Pasien
Datang
IGD Loket

Baru Lama

Admission Note Admission Note

Dibuatkan Dokumen rekam Dicarikan Dokumen rekam medis lama di ruang


medis yang baru penyimpanan DRM (filling)

Petugas mencarikan kamar

Pasien diantar ke kamar dan dokumen rekam medis diantar ke ruangan oleh perawat

Sembuh Pasien Pulang Meninggal

Data populasi pasien Rumah Sakit terlampir


Adapun strategi komunikasi yang dilaksanakan pada pasien yang masuk di Rumah
Sakit Bhayangkara LUMAJANG menggunakan metode SBAR.
BAB X
PEDOMAN PELAYANAN PKRS

DEFINISI

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Masyarakat di Daerah, prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah


kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif
dan efisien. Dengan kata lain, masyarakt mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dlam
rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving),
baik masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang
potensial(mengancam), secara mandiri(dalam batas-batas tertentu).

Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut: Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat
mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-
kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-
maslah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan sumber daya manusia, melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS.
Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam
gedung , terdapat peluang-peluang:
- Di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu diruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS.
- PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-poliklinik
seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata,
poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam dan lain-lain.
- PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu diruang-ruang gawat
darurat, rawat intensif dan rawat inap.
- PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasienyaitu pelayanan
obat/apotik, pelayanan laboratorium dan pelayanan rehabilitasi medik.
- PKRS dalam pelayanan bagi klien(orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan jiwa, konseling kesehatan
remaja dan lain-lain.
- PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat
inap harus menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum meninggalkan RS.

Promosi kesehatan oleh panitia PKRS dalam pelayanan-pelayanan diatas ditangani


oleh unit-unit Panitia PKRS yaitu: keperawatan(bidan dan perawat), rehabilitasi
medik, customer service, gizi, farmasi dan rekam medis.

b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS,
yaitu:
- PKRS di temapat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada dilapangan/gedung
parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai kesudut-sudut lapangan/gedung
parkir.
- PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di depan, samping/sekitar
maupun didalam/halaman dalam RS.
- PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan RS
- PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar RS
- PKRS di pagar pembatas kawasan RS
- PKRS di dinding luar RS

Panitia PKRS berada dibawah naungan Kaur Diklit RS Bhayangkara


LUMAJANG dan berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh
jajaran unit pelayanan Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis
kepada pasien. Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit
terbanyak di RS Bhayangkara LUMAJANG yaitu: stroke, diabetes melitus,
hipertensi. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi
rumah sakit dan oleh personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut
terutama rawat inap, rawat jalan, fiiisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi
diluar kategori 10 penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh submit
panitia PKRS baik diseluruh instansi rumah sakit maupun di suatu ruangan
PKRS khusus.

TATALAKSANA

Promosi kesehatan Rumah Sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim medis
dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis serta
mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit
pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan saat pasien pulang), rawat
jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis
RS Bhayangkara Lumajang. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari pelayanan promosi
kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari 7 subunit panitia PKRS
yang terintegrasi. Unit-unit tersebut adalah customer service, gizi, keperawatan, fisioterapi,
farmasi, pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan rekam medis(RM).

Tujuan :

Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya secara holistik.
Tujuan khusus :

1. Rawat inap :

Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan
ketika pasien akan pulang. Perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien yaitu pemberian edukasi kepada pasien
yang membutuhkan informasi lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer
Service, farmasi, fisioterapi, keperawatan, PPI dan gizi. Hal ini dimaksudkan
untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di
rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan
diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO
pemberian edukasi.

2. Rawat jalan :
memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai kondisi
penyakitnya dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik
(laboratorium atau radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada
pasien tersebut
merujuk pasien kepada dokter spesialis yang berkompeten menangani
penyakit pasien tersebut
membuatkan resume medis pasien

DOKUMENTASI
Pendokumentasian dari pelaksanaan PKRS untuk pendidikan pasien dan keluarga
dilakukan melalui Rekam Medis.

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KEPOLISIAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG


Nomor : Kep/ /IV/2014/Rumkit

Tentang

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG

Menimbang :
1. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Rumah
Sakit Bhayangkara Lumajang, maka perlu adanya pedoman
dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
2. Bahwa untuk itu, Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Bhayangkara LUMAJANG menyusun pedoman sebagai panduan
dalam pelaksanaan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
3. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan
Peraturan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG
tentang Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi di Rumah
Sakit.

Mengingat :

1. Undang – undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang – undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1787/MENKES/PER/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi
Pelayanan Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistim Informasi Rumah
Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 4 Tahun
2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
6. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG
No.Pol.........tentang Struktur Organisasi dan Program Kerja
Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

1. Peraturan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara LUMAJANG


Tentang Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Bhayangkara Kediri
2. Program Promosi Kesehatan Kesehatan Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang,sebagaimana tercantum dalam lampiran
peraturan ini.
3. Program Promosi Kesehatan ini harus dibahas setiap sekurang-
kurangnya setiap 1 (satu) tahun sekali dan apabila diperlukan
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada.
4. Peraturan ini berlaku sejak tanggal..............dengan
ketentuan,apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lumajang
Pada tanggal : 2017
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG

dr. SRI HANDAYANI,M.MARS

AJUN KOMISARIUS BESAR POLISI NRP 67100385


BAB Xl
PENUTUP

Demikian Pedoman PKRS Bhayangkara Lumajang tahun 2015 ini dibuat sebagai
acuan pelayanan bagi karyawan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Dengan adanya
pedoman pelayanan ini, dapat lebih meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga di
RS Bhayangkara Lumajang.

Anda mungkin juga menyukai