Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
ZULFITRAH ILHAM
NIM : 13302069
Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil
Diketahui/Disahkan oleh,
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Diketahui/Disahkan Oleh,
iii
PRAKATA
iv
4. Para sahabat untuk semua angkatan yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang tiada henti-hentinya.
Semoga semua bantuan yang penulis terima selama ini dapat dibalas oleh-
Nya dan dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian buku ini. Akhir kata, hanya kepada
Allah SWT jualah kita berserah diri, karena tiada satupun yang dapat terjadi jika
tidak atas Kehendak-Nya. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kehilafan
hanya milik manusia semata.
Zulfitrah ilham
NIM: 13302069
v
ABSTRAK
Penelitian jadwal tenaga kerja ini dilatar belakangi oleh sering terjadinya
keterbatasan jumlah tenaga kerja sehingga menyebabkan keterlambatan proyek
secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan penggunaan
tenaga kerja semerata mungkin atau fluktuasi yang terjadi tidak terlalu tajam
dengan menggunakan pemerataan sumber daya (resource leveling) yaitu metode
MMA (Minimum Momen Algorithm) dan Microsoft Project. Sedangkan
penjadwalan dilakukan dengan menggunakan metode PDM (Precedent Diagram
Method) yang menggunakan Microsoft Project sebagai alat bantu pengaplikasian.
Studi kasus pada pembangunan ini adalah pada Proyek Pembangunan Mushalla
MTsN Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan - Aceh Barat. Pembangunan
dimulai dengan penjadwalan. Proses penjadwalan tercakup penguraian komponen
pekerjaan, penentuan durasi, perkiraan jumlah tenaga kerja tiap item pekerjaan,
hubungan antar kegiatan, serta analisis alokasi kebutuhan tenaga kerja. Durasi
untuk penelitian ini diasumsikan. Pada MMA (Minimum Moment Algorithm),
pemerataan dicapai bila nilai IF (Improvement Factor) yang diperoleh telah
negatif dan dilakukan hanya pada kegiatan yang memiliki nilai free float, yaitu
untuk kegiatan 3.1.3, IF = -90, untuk kegiatan 4.3.5. IF = -960, untuk kegiatan
4.5.3, IF = -7, untuk kegiatan 4.5.6, IF = -486. Sedangkan pemerataan tenaga
kerja yang menggunakan fasilitas resource levelling pada Microsoft Project
dengan sumber daya yang direncanakan yaitu menggunakan sumber daya tidak
terbatas yang dapat dituang dalam bentuk histogram, sehingga terjadi perubahan
yang tidak begitu signifikan. Perubahan yang terjadi mengakibatkan sumber daya
pekerja pada aktifitas akan bergeser. Histogram yang diperoleh dari 2 (dua) cara
pemerataan tersebut ditelusuri dengan penyajian tabel perbandingan jumlah
kebutuhan tenaga pekerja/hari. Dari tabel perbandingan menghasilkan perubahan
yang terjadi pada 2 (dua) cara pemerataan tersebut tidak begitu signifikan
dibandingkan dengan kondisi awal.
vi
ABSTRACT
The limitation of labor can cause many of important projects are behind
schedule. The background of this planning established is to avoid this
problem to happen. The purpose of this planning is to estimate the number of
required labor and to analyze the allocation of labor requirement. Microsoft
Project is the application software which is used in this planning. The
example of this planning was taken at the construction of SD 62 Cot Mesjid,
Nanggroe Aceh Darussalam. The planning is started with scheduling. The
process of scheduling involve decomposition of work component,
determination of duration, estimation of number of labor of the task,
determination of task relationship, and also to analyze the allocation of labor
requirement. Scheme of schedule was made in two alternatives. Alternative 1
is assumed that the number of labor is unlimited, with limitation of project
duration. Alternative 2 is assumed that the number of labor is limited,
without limitation of project duration. The 2 alternatives give different
result. In alternative 1, 180 days is the duration to complete the project with
510 planned numbers of labor. But in alternative 2, 190 days were achieved
to complete the project with 410 numbers of planned labor. And at the end,
the conclusion obtained from the two alternatives above is the amount of
labor which is allocated to project must have equality with project duration,
so at the time project will be run, the availability of the numbers of labor are
available as required.
vii
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jadwal tenaga kerja
yang optimal dengan menggunakan pemerataan sumber daya (resource leveling)
yaitu menggunakan metode MMA (Minimum Momen Algorithm) dan program
Microsoft Project. Sedangkan penjadwalan dilakukan dengan menggunakan
metode PDM (Precedent Diagram Method). Untuk menentukan nilai analisa
tenaga kerja menggunakan analisa SNI-2007.
Pengumpulan data bersumber pada data sekunder. Data sekunder berupa
dokumen kontrak, gambar rencana, Time Schedule dan kurva-S, serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang diperoleh dari CV. Edy Brodhers.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
manajemen tahap pelaksanaan yang dapat mengendalikan dan memantau
kebutuhan tenaga kerja selama waktu pelaksanaan proyek. Dengan demikian
rencana pengadaan/perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan lebih tepat serta
memberikan informasi mengenai penjadwalan tenaga kerja.
Dari hasil perencanaan pemerataan tenaga kerja pekerja dengan metode
MMA, perhitungan dilakukan pada aktifitas yang memiliki nilai free float (FF)
yaitu aktifitas 3.1.3, 4.3.5, 4.5.3, 4.5.6. Kondisi awal untuk aktifitas tersebut
menghasilkan nilai IF (Improvement Factor), yaitu untuk aktifitas 3.1.3 dengan
IF= 0, aktifitas 4.3.5 dengan IF= 40, aktifitas 4.5.3, dengan IF= 20 dan untuk
aktifitas 4.5.6 dengan IF = 0. Semua aktifitas yang memiliki nilai free float (FF)
diatas, nilai IF yang didapat masih bernilai positif sehingga perlu dilakukan
perbaikan yaitu dengan perhitungan kembali nilai IF sampai mencapai nilai
negatif. Setelah dilakukan perbaikan maka didapat hasil perhitungan nilai IF
negatif terbesar untuk aktifitas 3.1.3 setelah digeser selama 3 hari menghasilkan
nilai IF terbesar adalah -90, IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.3.5 setelah digeser
selama 2 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -960, IF negatif terbesar untuk
aktifitas 4.5.3 setelah digeser 1 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -7,
sedangkan nilai IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.5.6 setelah digeser selama 3
hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -486.
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.2 Penjadwalan
kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat
pelaporan. Bagan ini sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi.
Namun penggunaannya sangat terbatas karena tidak menunjukkan secara spesifik
hubungan ketergantungan antar kegiatan, sukar mengadakan perbaikan atau
pembaharuan karena harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru. Untuk
proyek ukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat kompleks, penggunaan
bagan balok akan menghadapi kesulitan.
Soeharto (1999:238), jaringan kerja merupakan menyempurnaan metode
bagan balok dan dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan
urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek, dan pada giliran selanjutnya dapat
dipakai memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Di antara
berbagai versi jaringan kerja yang amat luas pemakaian adalah Metode Jalur
Kritis (Critical Path Method – CPM), Teknik Evaluasi dan Review Proyek
(Project Evaluation and Review Technique – PERT), dan Metode Preseden
Diagram (Presedent Diagram Method – PDM), serta Teknik Evaluasi dan Review
Grafikal (Grafical Evaluation and Review Technique – GERT). Dari 4 (empat)
metode hanya 3 (tiga) yang sering dijumpai pada kegiatan konstruksi dan
penelitian, yaitu : CPM, PERT, PDM.
penulisan ini adalah waktu pelaksanaan kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor
kegiatan dan nama), mulai dan selesainya kegiatan (ES = Earliest Start, LS =
Latest Start, EF = Earliest Finish, LF = Latest Finish).
Keunggulan dari PDM (Precedent Diagram Method) ini adalah dapat
memperlihatkan hubungan ketergantungan antar kegiatan dengan jelas dan lebih
sederhana pada diagramnya. Menurut Soeharto (1999:281), hubungan antar
kegiatan dalam PDM dapat berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa
constrain. constrain ini menunjukan hubungan antar kegiatan dengan satu garis
dari node terdahulu ke node berikutnya. Penulisan constrain pada PDM yaitu
dengan dicantumkan diatas anak panah yang menghubungkan dua kegiatan. Satu
constrain hanya menghubungkan dua node yaitu ujung awal atau mulai (S) dan
ujung akhir atau selesai (F). Maka ada 4 (empat) macam constrain, yaitu awal ke
awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir ke awal (FS). Pada
garis constrain ini diberi penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau
waktu terlambat tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu
adalah hari, maka penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Constrain Finish to start (FS), dirumuskan FS (i-j) = a
Constrain ini menjelaskan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan
selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai suatu aktifitas (j) mulai a
hari, setelah aktifitas yang mendahuluinya (i) selesai. Besar angka a = 0. Jenis
ini identik dengan kaidah utama CPM atau PERT, yaitu kegiatan dapat
dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya selesai.
2. Constrain Start to start (SS), dirumuskan SS (i-j) = b
Constrain ini menjelaskan hubungan antara mulainya kegiatan dengan
mulainya kegiatan terdahulu. Berarti suatu aktifitas (j) mulai setelah b hari
aktifitas terdahulu (i) dimulai. Constrain ini terjadi bila sebelum kegiatan
terdahulu selesai 100 %, maka kegiatan (j) boleh dimulai, atau kegiatan (j)
boleh dimulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b
tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan terdahulu. Disini sering
terjadi kegiatan tumpang tindih.
3 Constrain Finish to Finish (FF), dirumuskan FF (i-j) = c
8
1).
Nomor Urut
LS (Tanggal) (Tanggal) LF
ES EF ES EF
FS (i-j) Kegiatan D(j)
Kegiatan D(i)
LS LF LS LF
FF (i-j)
SF (i-j)
a) Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES (j) adalah
sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES (i)
atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
ES j = ES (i) + SS (ij)
ES j = ES (i) + SF (ij) – D (j)
ES j = EF (i) + FS (ij)
ES j = EF (i) + FF (ij) – D (j)
Dari keempat rumus tersebut diambil angka terbesar.
b) Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF (j)
adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut
ES(j), ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (j). Rumus
yang digunakan adalah :
EF (j) = ES (j) + D (j)
2. Perhitungan mundur, berlaku untuk hal-hal sebagai berikut :
Menentukan LS, LF, dan kurun waktu float.
Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS yang terkecil
Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah
kegiatan berikutnya.
a) Dihitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang
ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS Dan LF
plus konstrain yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
LF i = LF (j) - FF (ij)
LF i = LS (j) - FS (ij)
LF i = LF (j) - SF (ij) + D (i)
LF i = LS (j) - SS (ij) + D (j)
Dari keempat rumus tersebut diambil angka terkecil.
b) Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS (i) adalah
sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LF (i), dikurangi
kurun waktu yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah :
LS (i) = LF (i) - D (i)
11
Di mana :
Jam-orang untuk menyelesaikan pekerjaan = koefisien analisa tenaga kerja (m2/
jam).
Tenaga Kerja
B C
t
Waktu
A a = 20 % b = 60 % c = 20 % D
Keterangan :
AD = Kurun waktu implementasi fisik
AB = Periode menanjak
BC = Periode puncak
CD = Periode menurun (run down)
t = Jumlah tenaga kerja pada periode puncak
4. Improvement Factor (IF) untuk setiap hari pergeseran untuk setiap aktifitas
dapat dihitung;
5. IF yang mempunyai nilai positif terbesar yang diambil;
6. Jika terdapat hasil yang sama diantara pilihan, prioritas diberikan kepada
aktifitas yang mempunyai tenaga kerja harian yang terbesar;
7. Setelah pergeseran aktifitas terjadi, rekalkulasi total sumber daya harian,
proses ini dilanjutkan sampai semua nilai IF telah mencapai harga negatif.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan dikemukakan pada bab ini sesuai dengan
permasalahan dan didukung oleh tinjauan kepustakaan. Permasalahan dalam
perencanaan ini adalah bagaimana mengatur kebutuhan tenaga kerja sehingga
lebih efektif dan efisien dengan menggunakan metode penjadwalan PDM yang
diaplikasikan melalui software dalam hal ini Microsoft Project sebagai alat bantu
dalam melakukan perencanaan.
Ruang lingkup penelitian pada tenaga kerja yaitu meliputi tukang, mandor,
kepala tukang dan pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh
pekerjaan pada proyek pembangunan mushalla MTsN Model Meulaboh. Tenaga
kerja tersebut berasal dari sekitar proyek dan luar daerah. Lokasi proyek terletak
di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Lokasinya juga dikelilingi
oleh rumah-rumah penduduk sehingga situasi di sekitar proyek tidak sepi.
Pembangunan proyek ini hanya ditinjau pada pekerjaan sub structure
(bangunan bawah) yang terdiri dari pekerjaan pondasi sloof, dan pelaksanaan
pekerjaan super structure (bangunan atas) yaitu pada pekerjaan kolom, balok
lantai, plat lantai. Ruang lingkup perencanaan penjadwalan tenaga kerja adalah
untuk pekerja karena kebutuhan pekerja relatif lebih banyak dari pada jenis tenaga
kerja lainnya.
1. Gambar rencana
Data ini digunakan untuk mengetahui bentuk fisik bangunan, komponen
pekerjaan gedung, serta jenis bahan material konstruksi sehingga dapat
dijadikan patokan dalam menentukan jumlah tenaga kerja untuk tiap
pekerjaan serta untuk merencanakan jaringan kerja
Contoh seperti jaringan berikut ini, berbentuk CPM (Critical Path Method),
kemudian dirubah dalam bentuk PDM (Presedent Diagram Method).
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil pengolahan data dan pembahasan
dari pokok permasalahan. Pengolahan data yang dimaksud adalah perhitungan
jumlah tenaga kerja pekerja untuk setiap pekerjaan, membuat hubungan
ketergantungan antara aktifitas kemudian dijabarkan dalam jaringan kerja, lalu
dituangkan dalam bentuk bagan balok dan selanjutnya dilakukan pemerataan
tenaga kerja dengan menggunakan metode MMA (Minimum Moment Algorithm)
dan Microsoft Project. Pembahasan metode MMA dilakukan dengan tolak ukur
saat harga IF telah mencapai harga negatif.
1 2 3 4 5 6 7 8= {(6x3)/4} 9
3.1.6 Beton 31 14 SNI- 1,0000 Tukang 2,21 3
(K-255) m3 06-07-
6,0000 Pekerja 13,29 14
untuk B-6.5.C
pondasi 0,1000 K.Tukang 0,22 1
0,3000 Mandor 0,66 1
Pada Tabel 4.2 untuk pekerjaan beton pada pondasi dipakai analisa SNI-
06-07-B-6.5.C dengan durasi yang direncanakan selama 14 hari dan volume 31 m3
maka dibutuhkan pekerja sebanyak 13,29 ≈ 14 orang-hari.
c. Hubungan Antara Aktifitas
Penjadwalan kegiatan proyek dimulai dengan membuat network planning
yang sesuai dengan PDM yaitu menentukan predecessor sehingga terbentuk suatu
hubungan antara aktifitas. Seperti pada tabel 4.3 dapat dilihat beberapa kegiatan
yang diikuti dengan predecessor, constrain, dan lead/lag.
Setelah dilakukan penentuan urutan, durasi dan jumlah tenaga kerja tiap
kegiatan, tahap pengolahan data selanjutnya adalah dengan aplikasi Microsoft
Project, yang terdiri dari :
a. Input/pemasukan data berupa tanggal mulai proyek dan waktu kerja.
Tanggal dimulainya proyek Mushalla MTsN Model dilakukan pada tanggal 3
Juni 2013, sesuai dengan data yang diperoleh dari pelaksana proyek. Hari
kerja yang dipergunakan berupa asumsi yaitu selama 6 hari dalam seminggu,
dengan jam kerja efektif selama 8 jam per hari.
23
c. Input/pemasukan data jumlah tenaga kerja tiap kegiatan dan jumlah tenaga
kerja.
d. Identifikasi jalur kritis dan float (slack)
Jalur kritis dan float secara otomatis diperoleh dari aplikasi Microsoft Project,
24
120
109
100
80
80
73
68
Pekerja
60
60
53
50
41 42
39 40
40 35
34
36
32 33 32
32
29 28 28
26 27 26
24 25 25
22 22 22
20 19 20
18 19 19
20 15 14
16 15 15 15
13
10 11
8 7 8 8 8
7
4 5 5 4 4
3 3
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 101
Hari
1 4.3.5 10 13 1 1 20
2 4.3.5 10 26 2 2 40
1 4.3.5 10 12 50 1 -480
2 4.3.5 10 24 100 2 -960
120
109
100
80
73
68
Pekerja
63
60
60
53
50
41 42
39 40
40 35 34
32 33
32
29 28 28
26 27 26
24 25 25
22 22 22
20 19 19 19
18 18
20 15 14
16 15 15 15
10 10 11 12
8 7 7 8 8
4 5 4 4 3
3 3
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 101
Hari
120
109
100
80
80
73
68
Pekerja
60
60
53
50
41 42
40
39
40 35 36
34 33
32 32 32
29 28 28
26 27 26
24 25 25
22 22 22
20 19 20 19 20
18
20 14 15 14
17
15 15 15
12 13
10 11
8 8 8
7 7 8
4 3 5 4 4
3
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 101
Hari
Gambar 4.5 : Histogram Pekerja dengan Microsoft Project
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil pengolahan data ketiga kondisi tersebut, diperoleh perbandingan jumlah
kebutuhan tenaga kerja (pekerja) sebagai berikut;
Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja (Pekerja)/hari
Hari Kondisi Kondisi Kondisi Perbandingan Perbandingan Perbandingan
awal sesudah Microsoft
Ke-
(sebelum) MMA Project A B C
(1) (2) (3) (4) (5)= (2)-(3) (6)= (2)-(4) (7)= (3)-(4)
1 22 22 22 0 0 0
2 26 26 26 0 0 0
3 26 26 26 0 0 0
4 4 4 4 0 0 0
5 8 8 8 0 0 0
6 8 8 8 0 0 0
7 8 8 8 0 0 0
8 7 7 7 0 0 0
9 3 3 3 0 0 0
10 3 3 3 0 0 0
11 29 29 29 0 0 0
12 29 29 29 0 0 0
13 29 29 29 0 0 0
14 5 5 12 0 -7 -7
15 7 5 14 2 -7 -9
16 7 5 7 2 0 -2
17 5 7 5 -2 0 2
18 5 7 5 -2 0 2
19 5 7 5 -2 0 2
29
Dari hasil perencanaan histogram dengan 3 (tiga) kondisi yaitu kondisi awal
(sebelum perbaikan), kondisi perbaikan dengan MMA, dan kondisi pada Microsoft
Project dapat dituang dalam bentuk grafik seperti di bawah ini;
120
100
80
Kondisi awal
Pekerja
60 Kondisi MMA
Kondisi M.Project
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 101
Hari
pemerataan tenaga kerja pekerja dicapai bila hasil IF (Improvement Factor) telah
bernilai negatif. Dari hasil pemerataan tenaga kerja metode Minimum Moment
Algorithm (MMA) untuk nilai IF diperoleh hasil sebagai berikut;
1. Untuk aktifitas 3.1.3 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh bernilai 0,
sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan kedua.
Pergeseran aktifitas 3.1.3 sebesar 3 hari memberikan nilai IF terbesar adalah
0, berarti aktifitas 3.1.3 dapat digeser selama 3 hari menghasilkan nilai IF
terbesar adalah -90.
2. Untuk aktifitas 4.3.5 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh masih bernilai
positif, sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan
kedua. Pergeseran aktifitas 4.3.5 sebesar 2 hari memberikan nilai IF terbesar
adalah 40, berarti aktifitas 4.3.5 dapat digeser selama 2 hari menghasilkan
nilai IF terbesar adalah -960.
3. Untuk aktifitas 4.5.3 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh masih bernilai
positif, sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan
kedua. Pergeseran aktifitas 4.5.3 sebesar 1 hari memberikan nilai IF terbesar
adalah 20, berarti aktifitas 4.5.3 dapat digeser selama 1 hari menghasilkan
nilai IF terbesar adalah -7.
4. Untuk aktifitas 4.5.6 pada kondisi awal nilai IF yang diperoleh bernilai 0,
sehingga perlu dilakukan pemerataan sumber daya untuk perbaikan kedua.
Pergeseran aktifitas 4.5.6 sebesar 3 hari memberikan nilai IF adalah 0, berarti
aktifitas 4.5.6 dapat digeser selama 3 hari menghasilkan nilai IF terbesar = -
486.
Dari hasil yang diperoleh dengan metode MMA, untuk semua aktifitas
yang mempunyai nilai free float diatas sudah mencapai nilai negatif dan ini
menandakan bahwa semua aktifitas tersebut sumber daya pekerja yang
digunakan telah merata.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil perencanaan dengan MMA didapatkan hasil alokasi sumber daya
pekerja yang digunakan pada proyek mushalla MTsN model Meulaboh masih
belum merata yang ditandai dengan masih adanya nilai positif yang didapat
dari perhitungan pertama. Sehingga perlu dilakukan perhitungan kedua agar
harga IF (improvement factor) bernilai negatif. Hasil IF yang diperoleh
setelah dilakukan perataan dengan MMA untuk aktifitas 3.1.3 adalah -90,
nilai IF untuk aktifitas 4.3.5 adalah -960, nilai IF untuk aktifitas 4.5.3 adalah -
7, nilai IF untuk aktifitas 4.5.6 adalah -486.
2. Tenaga pekerja atau sumber daya yang digunakan sesuai rencana adalah
sumber daya yang tidak terbatas sehingga memudahkan dalam pemerataan
tenaga pekerja dengan Microsoft Project. Pemerataan dilakukan dengan
menggunakan fasilitas levelling (perataan) yang terdapat pada Microsoft
Project. Hasil pemerataan yang diperoleh selain dapat ditelusuri dengan
histogram juga dapat ditelusuri dengan penyajian tabel perbandingan jumlah
kebutuhan tenaga pekerja/hari. Dari tabel tersebut akan terlihat jumlah
pekerja setiap harinya yang mengalami pergeseran akibat dilevelling
(diratakan).
33
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
34