Anda di halaman 1dari 6

Tugas Ekonomi

Artikel RUU Omnibus Law Cipta Kerja

Disusun Oleh:
Lyra Nindya Asyafa Rahman

XI- IPS 2

SMA NEGERI TANJUNGSARI


TAHUN AJARAN 2020/2021
 Latar Belakang
Dengan adanya perubahan global yang semakin mendunia, pemerintahan
Indonesia menganggap perlu adanya tanggapan yang cepat dan tepat. Hal ini dilakukan
tanpa adanya reformasi kebijakan yang dianggap dapat membuat pertumbuhan ekonomi
melambat. 
Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja diawali dari visi Presiden Jokowi untuk
membuka lapangan kerja yang lebih luas lagi. Dengan adanya Omnibus Law Cipta
Lapangan Kerja, diharapkan dapat merubah struktur ekonomi yang akhirnya mampu
membuat perubahan terhadap semua sektor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan melalui hal sebagai berikut:
1. Penciptaan Lapangan Kerja;
2. Peningkatan Investasi; dan
3. Peningkatan Produktivitas.

 Apa itu RUU Cipta Kerja ?


RUU CIPTA KERJA merupakan salah satu bagian dari Omnibus Law yang
dirancang oleh pemerintahan Jokowi (2019-2023) untuk meningkatkan ketertarikan
berinvestasi di Indonesia, atau menggerakan ekonomi negara.
Sebelum Februari 2020, RUU ini dikenal sebagai RUU Cipta Lapangan Kerja
(Ruu CiLaKa). Pergantian nama tersebut dikarenakan frase “Cipta Lapangan Kerja”
dikritik terkesan otoriter dan menyalahgunakan konstitusi.

 Apa itu Omnibus Law?


Secara terminologi, Omnibus berasal dari Bahasa Latin yang berarti “Untuk
Semuanya”. Dalam konteks hukum, Omnibus Law atau dikenal juga dengan Omnibus
Bill yang merupakan suatu Undang-Undang (UU) yang dibuat untuk mencabut,
menambah, dan mengubah beberapa UU sekaligus menjadi lebih sederhana.Sejatinya,
Omnibus Law berkaitan dalam bidang ekonomi. Namun, justru Omnibus Law menjadi
ancaman bagi masyarakat, salah satunya sistem ketenagakerjaan yang tidak adil bagi para
pekerja.
OMNIBUS LAW pertama kali muncul dalam pidato pertama Joko Widodo
setelah dilantik sebagai Presiden RI untuk kedua kalinya. Dalam pidatonya, Jokowi
menyinggung sebuah konsep hukum perundang-undangan yang disebut Omnibus Law.
Omnibus Law juga merupakan bagian dari Prolegnas Desember 2019, namun menjadi
kontroversi. Meskipun RUU Cipta Kerja ditujukan untuk memberi kemudahan para
pengusahauntuk berinvestasi di indonesia, RUU ini juga menggerus hak para buruh dan
pekerja.
 Isi Omnibus Law Cipta Kerja
Secara keseluruhan, ada 11 klaster yang menjadi pembahasan dalam Omnibus
Law RUU Cipta Kerja, yaitu:
1. Penyederhanaan perizinan berusaha
2. Persyaratan investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan dan perlindungan UMKM
5. Kemudahan berusaha
6. Dukungan riset dan inovasi
7. Administrasi pemerintahan
8. Pengenaan sanksi
9. Pengadaan lahan
10. Investasi dan proyek pemerintahan
11. Kawasan ekonomi

 Tujuan Omnibus Law


Berdasarkan Pasal 3 RUU Cipta Lapangan Kerja, dikatakan bahwa tujuan dari
dibuatnya RUU Cipta Lapangan Kerja adalah untuk menciptakan lapangan kerja yang
seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia secara merata. Hal ini dilakukan dalam rangka
memenuhi penghidupan yang layak melalui poin – poin sebagai berikut:
1. Kemudahan, Perlindungan dan Pemberdayaan UMKM serta Perkoperasian;
2. Peningkatan ekosistem investasi;
3. Kemudahan berusaha;
4. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja; dan
5. Investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.

 Manfaat Omnibus Law


Dengan adanya Omnibus Law terkait Cipta Lapangan Kerja, terdapat beberapa
manfaat yang diperoleh:
 Penyederhanaan dan penyelarasan regulasi dan perizinan
Isu besar di Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja saat ini ada di penyederhanaan
perizinan berusaha. Dengan adanya Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, diharapkan
perizinan berusaha menjadi lebih sederhana namun jelas.
 Pencapaian investasi yang berkualitas
Investasi bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai itu, investasi
perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan daya saing Indonesia di mata internasional. 
Hal ini juga sejalan dengan poin pertama, yaitu penyederhanaan proses perizinan. Proses
perizinan disimplifikasi dan dibuat berbasis risiko. Selain itu, diperlukan standar dalam
proses perizinan maupun biayanya.
 Menciptakan lapangan kerja berkualitas dan kesejahteraan pekerja secara
berkelanjutan
Hal ini juga diperlukan untuk mengurangi tingkat pengangguran. RUU Cipta Lapangan
Kerja diharapkan dapat memberi dampak positif, terlebih dalam hal meningkatkan nilai
perekonomian dan taraf hidup masyarakat.
 Pemberdayaan UMKM
Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja akan memberikan dampak produktivitas yang lebih
tinggi terhadap usaha mikro. Dengan begitu, pemberdayaan UMKM dapat tercapai
selaras dengan kenaikan daya saing Indonesia.
Pada intinya, Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja memberikan manfaat baik terhadap
perekonomian Indonesia, para pelaku usaha, maupun para pekerja. Dengan adanya
Omnibus Law Cipta Lapangan kerja ini, diharapkan dapat tercipta lapangan kerja yang
produktif. Lingkungan kerja yang sehat pun semakin lama akan tercipta berkat Omnibus
Law.

 Kontroversi RUU Cipta Kerja


Pembahasan RUU Cipta Kerja memicu kontroversi. Meski dirundung penolakan dan
demo besar-besaran serikat buruh di berbagai daerah, pemerintah dan DPR tak bergeming
dan terus melanjutkan upaya pengesahan RUU Cipta Kerja.

Diketahui, usai UU Cipta Kerja disahkan, terus dilakukan demonstrasi penolakan


dimulai pada Selasa 6 Oktober 2020 lalu, demonstrasi terjadi di berbagai wilayah di
Tanah Air. Demo dilakukan oleh masyarakat, buruh, dan bahkan para mahasiswa dalam
beberapa hari ini demi menyuarakan penolakan keras terhadap UU Cipta Kerja. Fathimah
Fildzah Izzati selaku peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
menuturkan UU Cipta Kerja mempu membuat pekerja lebih produktif, tetapi tingkat upah
dan kesejahteraan yang didapat rendah.

 Mengapa RUU Cipta Kerja Menjadi Kontroversi?


Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut:
1. Bertentangan dengan Pancasila Sila 5: “Keadilan Sosial Bagai Seluruh Rakyat
Indonesia”.
2. RUU Cipta Kerja berdampak dan bertentangan dengan setidaknya 74 UU. Contoh
UU No. 13 Tahun 2013 mengenai ketenagakerjaan.
3. RUU Cipta Kerja tidak mencerminkan negara demokrasi karena minimnya
keterlibatan dari masyarakat dalam proses pembuatan (yang dilakukan secara tertutup
dan tergesa-gesa).
4. Bertentangan dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa mekanisme perekonomian
berbasis pada prinsip kekeluargaan. RUU Cipta Kerja memberi ruang kepada
kapitalisme liar, suatu prinsip yang bertentangan dengan asas kekeluargaan.

 Apakah Dampak Dari RUU Cipta Kerja?

Dampak Positif:
 Mendatangkan kemajuan dalam ekonomi negara (menambah lapangan kerja),
karena pengusaha diberikan kemudahan untuk berinvestasi
 Menurut Menteri Kemenko Maritim, Luhut Pandjaitan. RUU Cipta Kerja bisa
menjadi senjata bagi Indonesia untuk menjadi negara yang sangat kompetitif
dalam dunia ekonomi
 Selain itu, dalam UU Cipta Kerja terdapat dukungan bagi UMKM lewat
kemudahan dan kepastian dalam proses perizinan melalui OSS.
 Selain itu, diatur kemudahan dalam mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual
(HAKI)
 Kemudahan dalam mendirikan Perusahaan Terbuka (PT) Perseorangan.

Dampak Negatif:
 Ketenagakerjaan:
- Menghilangkan upah minimum
- Jam kerja yang eksploitatif
 Terhadap Lingkungan:
Menghilangkan syarat “izin lingkungan” sebagai ketentuan membuka usaha
 Tenaga Kerja Wanita:
Cuti haid, melahirkan, dan keguguran tidak lagi dianggap, oleh karena itu, tidak
diberikan kompensasi

 Pendapat saya mengenai RUU Omnibus Law


Menurut saya RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini sangat bertentangan
dengan Konstitusi Negara. RUU ini juga sudah menghilangkan prinsip
perlindungan, kesetaraan, keadilan, dan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai