Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

“PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG


KONTRASEPSI EFEKTIIF TERHADAP PARTISIPASI IBU POST PARTUM DALAM
BER-KB”

A. PENCARIAN JURNAL
Pencarian jurnal dilakukan dengan menggunakan mesin pencari google cendekia
dengan keyword KB, health adecation, participation.

B. ISI JURNAL
1. JUDUL JURNAL
Jurnal yang saya mau analisis berjudul : “PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN
KESEHATAN TENTANG KONTRASEPSI EFEKTIF TERHADAP PARTISIPASI
IBU POST PARTUM DALAM BER-KB”
2. PENULIS
Penulis jurnal yang di analisis berjumlah dua orang yaitu Remilda Armika Vianti1 Sri
Mumpuni Yuniarsih2

C. METODOLOGI PENELITIAN
Jurnal dengan judul “Pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang kontrasepsi
efektif terhadap partisipasi ibu Post Partum dalam ber-KB” menggunakan studi kasus.
Adapun jenis penelitiannya adalah quasi experimental dengan 2 kelompok control.

D. LATAR BELAKANG
Kepala BKKBN mengungkapkan bahwa penggunaan kontrasepsi pasca melahirkan
sangat rendah di kalangan ibu muda di Indonesia sehingga bisa terjadi kehamilan baru yang
berjarak terlalu dekat dengan anak sebelumnya. Pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan
memberikan dan keguguran di Indonesia masih sekitar 20%, sehingga masih banyak
perempuan yang hamil sebelum mereka mengalami haid pasca persalinan dan keguguran.
Data tersebut menunjukan pentingnya untuk memberikan informasi selengkapnya tentang
KB dan teknologi kontrasepsi sejak mempersiapkan perkawinan dan selama hamil, agar
cukup waktu bagi pasangan tersebut untuk mengambil keputusan ber-KB (inform choice)
(BKKBN, 1995)
Di Indonesia masih terdapat 8% kehamilan dengan risiko tinggi karena jarak
kehamilan kurang dari 24 bulan. Jarak kehamilan tersebut menyebabkan terjadinya risiko
mortalitas anak sebesar 2,2 kali dibandingkan dengan jarak kehamilan lebih dari 24 bulan
(BPS et al., 2003). Analisa data sekunder SDKI 2002-2003 menegaskan bahwa semakin
dekat jarak kelahiran maka risiko mortalitas anak akan semakin meningkat. Pada jarak 11-17
bulan resiko mortalitas adalah sebesar 8,8 kali, jarak 18-23 bulan adalah 3,3 kali, jarak 24-35
bulan adalah 3,6 kali, dan pada jarak 36-47 bulan adalah 1,5 kali (Ghofur, 2004).

Kehamilan yang terjadi pada periode postpartum merupakan kehamilan yang


berisiko tinggi, karena memiliki jarak yang dekat dengan kehamilan sebelumnya. Sebagian
besar penelitian menyatakan bahwa jarak kehamilan kurang dari 6 bulan merupakan faktor
risiko untuk terjadinya kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan kematian
perinatal-neonatal (Conde-Agudelo et al., 2006; Smith et al., 2003). Bukti menunjukkan
bahwa risiko juga dapat mengancam ibu, antara lain: peningkatan risiko kematian,
perdarahan pada trimester terakhir, perlukaan awal membran, dan anemia (Conde-Agudelo
& Belizan, 2000).

E. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Teori

Pendidikan kesehatan sebagai bagian atau cabang ilmu dari kesehatan mempunyai
dua sisi yakni ilmu dan seni. Dari sisi seni, yaitu praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan
adalah merupakan penunjang dari program kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan
misalnya, pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan,
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dsb, perlu ditunjang atau dibantu oleh
pendidikan kesehatan. Hal ini essensial karena masing – masing program tersebut
mempunyai aspek prilaku masyarakat yang perlu di kondisikan dengan pendidikan
kesehatan.

Sasaran penkes di Indonesia berdasarkan pada program pembangunan Indonesia


adalah :
1. Masyarakat umum
2. Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti wanita, pemuda remaja. Termasuk dalam
kelompok khusus adalah lembaga pendidikan mulai dari tk sampai perguruan tinggi,
sekolah agama baik negri maupun swasta
3. Sasaran individu dengan tehnik penkes individual
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk mempengaruhi orang
agar ia atau mereka berperilaku sesuai dengan nilai – nilai kesehatan. Pendidikan kesehatan
juga suatu kegiatan untuk menjadikan kondisi sedemikian rupa sehingga orang mampu
untuk berpriaku sehat. Dapat dikatan pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk rekayasa
perilaku (behavior engineering) untuk hidup sehat. (Sinta Fitriani, 2011).
Pada umumnya klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan berikutnya paling
sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi. Konseling tentang keluarga
berencana atau kontrasepsi sebaiknya di berikan sewaktu asuhan antenatal maupun
pascapersalinan.
Saat menggunakan kontrasepsi pasca persalinan tergantung dari status menyusui ,
metode yang langsung dapat digunakan adalah :
1. Spermisida.
2. Kondom.
3. Koitus interuptu. (abdul bari saiffudin dkk, 2010)
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan. (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu – minggu berikutnya pada
waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F. Gary
Cunningham, MacDonald, 1995:281). Masa nifas adalah setelah seorang ibu melahirkan
bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu. (Ibrahim C, 1998)
2. Analisis Jurnal
a. Analisa jurnal
Dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan tentang
Kontrasepsi Efektif terhadap Partisipasi Ibu Post Partum dalam ber-KB” pendidikan
kesehatan (penkes) tentang Keluarga Berencana (KB). Dilakukan dengan metode pemberian
lembaran checklist kepada ibu post partum di RB Pekalongan, Jawa Tengah. Akan tetapi
peneliti disini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan oleh petugas kesehatan yang
terlatih. Kegiatan penyuluhan tentang Keluarga Berencana kepada ibu post partum di RB
Pekalongan ini berlangsung satu kali oleh petugas kesehatan yang ada di Rumah Bersalin
tersebut.
Untuk ibu yang ikut ber-KB setelah ikut penyuluhan sebesar 92,5%, yang tidak ikut
ber-KB setelah diberi penyuluhan sebesar 7,5%. Pendidikan ibu post partum akan
mempengaruhi perilaku ibu. Makin tinggi pendidikan ibu post partum makin tinggi pula
kesadaran akan kesehatannya.
b. Tinjauan teori
Penyuluhan KB adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan keluarga
berkualitas. Adapun pelayanan KB adalah kegiatan pemberian fasilitas kepada keluarga dan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga berkualitas
(BKKBN, 2004).
Sasaran utama program Keluarga Berencana yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) yang
berumur antara 15-49 tahun karena besar kemungkinannya untuk hami dan mempunyai
anak. Dengan demikian, para anggota Penyuluh Program Keluarga Berencana yang
langsung dilapangan harus memberikan informasi kepada mereka agar menjadi tahu, mau
dan mampu merencanakan sendiri keluarganya supaya berkualitas.
Visi Program KB Nasional saat ini adalah terwujudnya “Keluarga Berkualitas 2015”.
Adapun misinya sebagaimana tertuang dalam Renstra Program KB Nasional tahun 2005-
2009 adalah: “Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat,
berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui
pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi

kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB” (BKKBN,

2006a).
F. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Perawat yang mempunyai peranan besar sebagai konselor dan informator kepada
klien (akseptor kontrasepsi), dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas.
Berbagai jurnal penelitian dapat dipelajari oleh perawat, sehingga perawat dapat mengikuti
perkembangan khasanah ilmu, penemuan-penemuan baru, atau teknik-teknik baru yang dapat
diterapkan di bidang kesehatan terutama dalam hal kontrasepsi.

Perlu diinformasikan pula kepada klien bahwa efek samping penggunaan


kontrasepsi ini adalah adanya gangguan pola haid, terutama spotting. Tugas perawat disini
adalah memberikan informasi yang lengkap, jelas, dan jujur. Sedangkan keputusan akhir
dikembalikan kepada klien, tanpa ada paksaan.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL


Kelebihan jurnal berdasarkan analisis yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan betapa pentingnya penggunaan kontrasepsi efektif terhadap ibu
post partum tanpa melihat status ibu.
2. Menggunakan studi kasus, jenis penelitian quasi experimental.
3. Data yang di ambil peneliti dikumpulkan petugas kesehatan yang terlatih.
Kekurangan jurnal berdasarkan analisis yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Tidak menjelaskan kontra indikasai dari penggunaan kontrasepsi efektif.
2. Penyuluhan yang dilakukan secara umum.
3. Peneliti tidak mempunyai kendali terhadap jenis dan jumlah variable serta kualitas data.
SOP

No Kegiatan Penyuluh waktu

1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 1


2. Perkenalan
Menit
3. Menyampaikan maksud dan
tujuan penyuluhan
4. Memberi apersepsi

2. Inti 1. Membagikan buku tentang KB 13


2. Menjelaskan materi dengan
menit
metode ceramah
3. Mempersilahkan ibu post
partum untuk menjelaskan
kembali tentang pengertian KB
dan lainnya tanpa melihat buku
dengan menggunakan bahasa
sendiri
4. Memberikan kesempatan pada
ibu post partum untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum
jelas
5. Menjawab pertanyaan dari ibu
post partum
6. Melakukan evaluasi dengan
memberi pertanyaan
3. Penutup 1. Menarik kesimpulan dari 1
materi yang diberikan
Menit
2. Klarifikasi
3. Harapan dari penyuluh
4. Salam penutup

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Ada perbedaan tingkat partisipasi ibu post partum yang diberikan penyuluhan dan
yang tidak diberikan penyuluhan, yang diberikan penyuluhan lebih tinggi angka persentasi
untuk mengikuti program KB sehingga dapat mengatur jarak kehamilan.

B. SARAN
Dengan melihat adanya pengaruh pemberian penyuluhan terhadap partisipasi ibu
post partum dalam mengikuti KB diharapkan petugas di RB pekalongan mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang pentingnya KB secara rutin dan berklanjutan sehingga
penyuluhan kesehatan dapat lebih efektif dan ibu berpartisipasi untuk berpartisipasi. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui alasan mengapa ibu post partum tidak
ikut berpartisipasi dan mengetahui keefektifan penyuluhan dengan menggunakan instrument
kuesioner.

DAFTAR PUSTAKA

Bari, Abdul S, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
BKKBN. 1995. Panduan Spesifikasi Peralatan Medis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
BKKBN.
Ibrahim, Christin S. 1993. Perawatan Kebidanan (perawatan nifas). Bharata Niaga Media.
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Kebidanan post partum. Jakarta : Pusdiknakes.
Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai