Anda di halaman 1dari 3

MELACAK kontak orang dalam pemantauan (ODP) ataupun pasien dalam pengawasan

(PDP) virus korona baru (covid-19) selama ini dilakukan dengan cara menanyakan dengan
siapa saja ODP atau PDP itu melakukan kontak setidaknya dalam 14 hari terakhir. Tentu hal
tersebut memakan waktu, sedangkan informasi tentang ODP dan PDP sangat penting.

Untuk memudahkan, pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Kementerian


Kesehatan menggandeng sejumlah pihak untuk meluncurkan sistem covid-19 dan people
analysis.

"Sistem ini mampu memberikan analisis penyebaran covid-19 berdasar data sejarah
pergerakan telepon seluler pelanggan," kata Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya
Informasi UGM Widyawan ST, PhD.

Ia menjelaskan, fitur covid-19 tracing akan dapat mendeteksi orang-orang di sekitar individu
tadi. Hal itu karena data yang didapat dengan cara mencari nomor telepon orang-orang
dengan jarak tertentu dari pergerakan posisi telepon pasien. Data sejarah pergerakan telepon
pelanggan seluler yang diolah ialah data posisi keluaran dari algoritme triangulasi yang
akurasinya cukup bisa diandalkan.

Ia menyebutkan, data yang dihasilkan ini jauh lebih baik dari data posisi berbasis lokasi
menara telepon seluler atau biasa disebut base transceiver station (BTS). "Sistem ini tetap
menjaga privasi dari pemilik nomor telepon karena informasi yang diolah hanya dapat
diakses instansi negara yang berwenang dalam situasi kedaruratan," terangnya.

Sementara itu, fitur kedua ialah people mobility analysis. Fitu itu, jelas Widyawan, akan
memberikan informasi yang lebih luas, berupa analisis pergerakan orang-orang dari satu
daerah ke daerah lain yang disertai dengan tanggal-tanggal pergerakannya.

Menurut dia, informasi penting ini selanjutnya dapat membantu Kemenkes dan Gugus Tugas
Covid-19 dalam melakukan evaluasi dan menentukan kebijakan berikutnya, misalnya, untuk
melihat bagaimana pola penyebaran pandemi dari suatu zona merah ke daerah lain serta
efektivitas karantina wilayah.

Ide pembuatan berawal pada 4 Maret lalu saat UGM menerima undangan dari Menteri
Kesehatan dalam rangka mencari solusi untuk menghentikan persebaran covid-19 di
Indonesia. Dari diskusi tersebut, ujarnya, menghasilkan sebuah konsep sistem yang akan
dieksekusi Indosat Ooredoo beserta UGM dan Datains.

Widyawan memaparkan dua sistem tadi diintegrasikan dengan platform aplikasi safety
confirmation cared covid-19. Pengintegrasian ini dilakukan agar sistem tersebut dapat
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dan memperkaya data yang dimiliki.

"Masyarakat yang mengunduh aplikasi tersebut dapat melakukan skrining mandiri (self
screening) covid-19. Berdasarkan hasil self screening tersebut, fasilitas kesehatan lokal dapat
mengetahui kondisi masyarakat di sekitarnya dan menindaklanjuti informasi ini ke Satuan
Tugas Covid-19 di daerah tersebut. Dalam waktu dekat rencananya aplikasi ini akan dirilis
untuk sistem operasi Android dan IOS," terangnya.
Aplikasi big data analytic ini merupakan merupakan inisiatif bottom-up serta kolaboratif dari
ranah akademik dan bisnis. UGM berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur big data,
data scientist, dan epidemiologist. Indosat Ooredoo dalam penyediaan data geolocation dan
business expertise, Datains dan Gamatechno berperan besar dalam data engineering, software
development, dan integrasi sistem.

Covid Track

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi merekayasa aplikasi khusus dokter untuk
memitigasi risiko paparan dokter terhadap covid-19. Aplikasi itu dilengkapi dengan fitur
analisis sebaran dan pergerakan penderita serta pengelolaan kebutuhan alat pelindung diri
(APD) secara spasial.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan aplikasi yang dinamakan <i>Mobile Covid
Track<p> ini dapat melakukan <i>tracing<p> pergerakan pasien-pasien yang terdata. Dengan
demikian, pemerintah atau instansi yang terkait dapat melakukan pencegahan atau
pemeriksaan pada tempat yang disinggahi penderita dalam kurun 14 hari terakhir.

"Penderita diminta menginstal aplikasi, selanjutnya aplikasi akan mengirimkan data posisi
secara berkala ke server. <i>Tracing<p> pada pasien dapat dilihat pada halaman terbatas
aplikasi yang sedang dibangun. Tidak semua orang dapat melihat data tersebut," kata
Hammam dalam konferensi video Technical Launch Covid Track di Kantor BPPT, Jakarta,
Kamis (9/4).

Aplikasi juga dapat melakukan pendataan kebutuhan APD dari fasilitas kesehatan lainnya.
PB IDI mengelola penyaluran APD yang berdasarkan sumbangan dari masyarakat.

"Dengan melihat data tersebut dan kemudian disandingkan dengan sekala prioritas,
diharapkan penyaluran bantuan dapat dilakukan dengan baik. Fasilitas kesehatan yang
dimaksud bukan hanya fasilitas kesehatan milik pemerintah atau daerah, melainkan juga
fasilitas kesehatan yang dikelola swasta," sebutnya. Aplikasi ini juga memberikan informasi
kepada masyrakat tempat membeli APD sesuai standar.

Aplikasi Mobile Covid Track dilengkapi aplikasi berbasis web yang merupakan
komplementer dari aplikasi berbasis <i>mobile<p>. Dalam laman web, tersedia informasi
tentang perkembangan sebaran covid-19 pada umumnya dan juga sebagai <i>interface<p>
bagi pengelola dalam melakukan manajemen kebutuhan dan pengiriman bantuan APD.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga merilis aplikasi pemantauan penyebaran virus
korona bernama Peduli-Lindungi. Aplikasi itu sudah tersedia di Play Store bagi pengguna
Android. (Agus U/Ferdian A/H-3)

Anda mungkin juga menyukai