Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012 - Siap Cetak
Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012 - Siap Cetak
Pembina
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL
Pengarah
Dr. Andi Muhadir, MPH; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra
Penulis
DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Indra Jaya, SKM, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Kontributor
WHO Representative for Indonesia
CDC – Atlanta Representative for Indonesia
Dr. Juzi Delianna, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosmaniar, S.Kep, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Soitawati, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Mieke Vennyta; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Viviyanti Sidi, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Lia Septiana, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Fajrianto, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Subdirektorat Pengendalian Zoonosis
Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan
Subdirektorat Pengendalian Malaria
Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis
Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan
Editor
DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga buku ”ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI” ini dapat diterbitkan kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikuti
perkembangan penyakit menular di Indonesia.
Buku ini merupakan salah satu dari Trilogi tentang EWARS (Early Warning Alert and Respon
System) yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:
1. Buku “Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon“
2. Buku “Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respon serta Format Penyelidikan Epidemiologi“
3. Buku “Panduan Pengguna Piranti Lunak (Software) Peringatan Dini Penyakit Menular“
Buku kedua ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi dini beberapa penyakit menular dengan cara
mengenali gejala dan sindrom penyakit tersebut serta tetap melakukan konfirmasi penegakan
diagnosis melalui dokter dan hasil laboratorium sederhana, dilanjutkan dengan melakukan respon
cepat meliputi respon tata laksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan format acuan dalam melakukan penyelidikan
epidemiologi dan pembuatan laporan lengkap, sehingga diharapkan hasil deteksi dini dan respon
cepat yang dilakukan dapat segera didiseminasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Satu hal yang perlu disampaikan adalah bahwa tindakan respon KLB (terutama respon kesehatan
masyarakat) yang tertuang di dalam buku ini bersifat fleksibel, tidak kaku, dan sangat adaptif
bergantung kepada penyelidikan epidemiologi di lapangan yang akan menghasilkan sejumlah
rekomendasi dan kebijakan penanggulangan KLB yang akurat dan spesifik. Sehingga kegiatan
penyelidikan epidemiologi adalah sangat penting dan harus dilakukan dalam seluruh rangkaian
algoritma respon KLB setiap penyakit.
Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi dan
kabupaten hingga puskesmas di Indonesia sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat
berjalan lebih optimal.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga buku “ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI“ ini dapat terwujud.
Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari organisasi Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan dari organisasi tersebut apabila tidak
bertentangan dengan kebijakan nasional maupun internasionalnya. Indonesia yang telah
meratifikaskasi IHR (International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti
dan menjalankan aturan tersebut. WHO telah menyatakan bahwa IHR 2005 mulai
diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan waktu selama
5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus
mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, dan
melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR (Kapasitas Inti Bidang
Surveilans Dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan paling lambat lima tahun sejak
diberlakukannya IHR.
Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap komitmen global
seperti eradikasi polio, eliminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi campak,
eliminasi malaria, pengendalian HIV/AIDS maupun Tuberkulosis (TB) Paru. Untuk eradikasi polio,
Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dengan jumlah sebanyak 349
kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani dengan baik untuk memutus mata
rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga sampai saat ini tidak ditemukan
kembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)
yang optimal juga sangat berperan penting.
Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat cepat.
Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi penyakit menular
dari suatu negara ke negara lain. Salah satu contoh adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di
Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara lain. Selain itu saat ini
dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin
cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara
langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),
maupun penyakit new emerging seperti flu burung.
Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB
seperti malaria, demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri, antraks, rabies, campak,
pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia. Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak
dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan
menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia.
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan
Dini dan Respon di Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 FORMAT MINGGUAN (W2) ……………………………………………………………………………………………. 80
LAMPIRAN 2 FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM ……………………………………………………………. 81
DIARE BERDARAH /
DIARE TERSANGKA KOLERA
DISENTRI
Kemungkinan Etiologi:
Kemungkinan Etiologi:
Viral Gastro, E. Coli, Kemungkinan Etiologi:
Shigella, Salmonela,
Giardiasis, Vibrio Kolera
Amuba, dll
Cryptosporidium, dll
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak warna merah)
Puskesmas/RS : ……………………………
Kabupaten/Kota : ……………………………
Tanggal Wawancara : ……………………………
Gejala Obat
Lokas, Desa, Keca
Tanggal. Berobat
Nama Penderita
Tanggal Mulai
Status pulang
Status rawat
dehidrasi
Hasil lab
muntah
d.darah
d.lendir
demam
d.encer
Alamat
matan
mules
Umur
Diare
diare
Sex
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Catatan :
a. Setidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB diare.
Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa
gejala lain yang diperlukan.
b. Kolom 14 diisi sesuai dengan derajat dehidrasinya
Tanpa Dehidrasi = TD
Dehidrasi Ringan-Sedang = DRS
Dehidrasi Berat = DB
Perpipaan
/ Lokasi
Cakupan
Cakupan
Laki-laki
SG, SPT
Jumlah
5-14
PAH
>14
0-4
(%)
(%)
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Umur
Umur
Umur
Umur
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Puskesmas A
0-4 0-4 0-4 0-4
5-14 5-14 5-14 5-14
>14 >14 >14 >14
Total Total Total Total
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Umur
Umur
Umur
Umur
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Puskesmas B
0-4 0-4 0-4 0-4
5-14 5-14 5-14 5-14
>14 >14 >14 >14
Total Total Total Total
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Berat
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Umur
Umur
Umur
Umur
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
RS X
0-4 0-4 0-4 0-4
5-14 5-14 5-14 5-14
>14 >14 >14 >14
Total Total Total Total
Catatan: Data ini kemungkinan didistribusikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat menurut
mingguan berobat, bukan mingguan pelaporan.
CAMPAK
Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak
kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu
gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
RESPON KLB
PENYAKIT CAMPAK
Propinsi : Kab./Kota :
Kecamatan : Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat :
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
Sediaan yang diambil : darah vena , Hasil Lab : + / -
Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana
Pengirim : __________________
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
RESPON KLB
AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)
III. Gejala/Tanda
Jumlah dosis
1x 2x 3x 4x Belum pernah Tak Tahu
Imunisasi
rutin Sumber
informasi KMS/catatan Jurim Ingatan responden
Nama DSA
/DSS/DRM/ Dr
/Pemeriksa lain:
No. Telp./ HP:
Tanda tangan:
RESPON KLB
TETANUS NEONATORUM
==============================================================================
I. IDENTITAS BAYI
1. Nama bayi :_____________________________Laki-Iaki/Perempuan Anak ke : _____________
5. Bila jawaban no 4 tidak tahu, maka tanyakan apakah terlihat tanda-tanda kehidupan lain dari bayi
(mis. sedikit gerakan) : a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
6. Setelah lahir apakah bayi bisa menetek atau mengisap susu botol dengan baik :
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu bila tidak, stop pelacakan !!!
7. Apakah 3 hari kemudian tiba-tiba mulut bayi mencucu dan tidak bisa menetek :
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu, stop pelacakan !!!
5. Tentukan status TT ibu pada saat kehamilan bayi tersebut berdasarkan jawaban no 3 dan 4 dengan
mempertimbangkan interval waktu pemberian TT :
a. TT1 b. TT2 c. TT3 d. TT4 e.TT5
2. Setelah tali pusat dipotong obat apa saja yang dibubuhkan di tali pusat .
a. Alkohol b. Betadin /Yodium c. Ramuan tradisional :_________________________
3. Siapa yang merawat tali pusat sejak lahir sampai tali pusat puput.
a. Tenaga kesehatan b. Bukan Tenaga kesehatan
Tim Pelacak :
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1
2
RESPON KLB
TETANUS
RESPON KLB
MENINGITIS / ENSEFALITIS
I. Identitas Pelapor
1. Nama : ____________________
2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________
3. Kabupaten/Kota : _______________
4. Propinsi : ________________
5. Tanggal Laporan : ____/____/20__
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
2. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara yang
sakit/meninggal dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
3. Dalam 1 bulan terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
4. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah pernah berkunjung ke daerah peternakan hewan babi atau
menetap di daerah tersebut
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Sisipan 13
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Laporan Tanggal : …………………………
Gejala/Tanda
Obat/Tindak
Status Imun
Keterangan
Lokas/Desa
Diagnosis
Kecamatan
Mulai Sakit
St. pulang
Penderita
St. rawat
Penyakit
Tanggal.
Berobat
Riwayat
Tanggal
Alamat
Kontak
utama
Nama
Umur
Sex
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
M/E
M/E
Catatan : laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun Propinsi.
Pneumonia: Pertusis:
Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk lebih dari 2 minggu Difteri*:
batuk DAN/ ATAU tanda kesulitan disertai dgn batuk yang panas >38°C, sakit Tersangka Flu
bernapas (adanya nafas cepat, khas (terus-menerus/ menelan, sesak Burung*:
kadang disertai tarikan dinding paroxysmal), napas dgn napas disertai bunyi ILI dengan kontak
dada bagian bawah kedalam bunyi “whoop” dan
(TDDK) atau gambaran radiologi kadang muntah setelah
(stridor) dan ada unggas sakit atau
foto torak menunjukan infiltrat batuk. tanda selaput putih mati mendadak,
paru akut), frekuensi nafas keabu-abuan produk unggas
berdasarkan usia penderita: (pseudomembran) di ATAU leukopenia
<2 bulan : 60/menit
2-12 bulan : 50/menit
tenggorokan dan ATAU pneumonia.
1-5 tahun : 40/menit pembesaran kelenjar
leher.
Pada usia >5 thn ditandai dgn
demam ≥ 38°C, batuk DAN/ATAU
kesulitan bernafas, dan nyeri
dada saat menarik nafas
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
RESPON KLB
PENYAKIT PERTUSIS
I. Identitas Pelapor
1. Nama :
2. Nama Kantor & Jabatan :
3. Kabupaten/Kota :
4. Propinsi :
5. Tanggal Laporan : ____/____/20__
2. Nama :
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl
6. Pekerjaan :
7. Alamat Tempat Kerja :
Antibiotik:
Obat lain:
Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sakit b. Sembuh c. Meninggal
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
2. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara
yang sakit/meninggal dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
3. Dalam 2 minggu terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Sisipan 16
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Laporan Tanggal : …………………………
Nama Penderita
Lokas/DesaKeca
Obat/Tindakan
Tanggal Mulai
Status pulang
Gejala/Tanda
Status rawat
Status Imun
Keterangan
Diagnosis
Penyakit
Tanggal.
Berobat
Riwayat
Alamat
Kontak
utama
matan
Umur
Sakit
Sex
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pertusis
Pertusis
Catatan : laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun Propinsi.
RESPON KLB
PENYAKIT DIFTERI
I. Identitas Pelapor
1. Nama : ____________________
2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________
3. Kabupaten/Kota : _______________
4. Propinsi : ________________
5. Tanggal Laporan : ____/____/20__
2. Nama :
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir : __/__/___,
5. Umur :__ th, __ bl
6. Tempat Tinggal Saat ini :
7. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
8. Desa/Kelurahan : , Puskesmas:
9. Kecamatan :
10. Kabupaten/Kota : , Propinsi:
11. Tel/HP :
12. Pekerjaan :
13. Alamat Tempat Kerja :
14. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
15. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
16. Desa/Kelurahan : , Kecamatan :
17. Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
2. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah
teman/saudara yang sakit/meninggal dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
3. Dalam 2 minggu terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, dari mana:
Sisipan 19
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Laporan Tanggal : …………………………
Lokas/DesaKecamatan
Gejala/Tanda utama
Tanggal Mulai Sakit
Riwayat Penyakit
Tanggal. Berobat
Nama Penderita
Status Imunisasi
Obat/Tindakan
Status pulang
Status rawat
Keterangan
Diagnosis
Alamat
Kontak
Umur
Sex
1 2 3 4
11 5
12 13 6 14 15 7 8 9 10
Difteri
Difteri
Catatan : Laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun
Propinsi.
RESPON KLB
TERSANGKA FLU BURUNG PADA MANUSIA
I. Identitas Penderita
1. No. Epid :
Batuk, ke puskesmas.
unggas mati di WD/susp FB, beri tamiflu, Makin berat,
rumah, dibuang rujuk RS rujukan AI gagal nafas
Kontak yang dilacak adalah semua orang yang kontak dengan kasus ( ≤ 1 m) sejak satu hari sebelum
kasus sakit. (Kontak meliputi kontak serumah, sepermainan, sekerja, tenaga kesehatan yang merawat
dan lain-lain)
Jenis kontak
Tanggal kontak
Nama / Jenis Kelamin/umur Alamat (hubungan Kondisi kesehatan
terakhir
dengan kasus)
1. Konfirmasi
2. Probabel
3. Bukan Flu Burung
Lokasi Kejadian
1. Alamat : ________________________________________________________
2. Kabupaten/Kota : _________________
3. Propinsi : ______________________
4. Tanggal kejadian : awal ___/___/20__ akhir ___/___/20__
5. Jenis hewan yang tertular :
RESPON KLB
PENYAKIT PNEUMONIA
ILI
MALARIA TERSANGKA
(INFLUENZA LIKE
KONFIRMASI DEMAM TIFOID **
ILLNESS) ***
Demam
Demam Tifoid : Flu Burung/ILI :
Malaria Konfirmasi : Dengue/Chik/ILI:
Widal, Serologi, Kultur Rontgen dada, usap
RDT, Mikroskopis Cek Darah Lengkap
Darah nasofaring
(Tromb & Ht), Serologi
Catatan Penting:
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
** Algoritma Respon KLB Demam Tifoid dapat dilihat pada halaman 10.
*** Respon peningkatan kasus ILI harus diikuti dengan pengambilan sampel darah, disertai kecurigaan
adanya kematian unggas mendadak. Sebaiknya dibandingkan juga dengan kenaikan kasus pneumonia.
Jika ditemukan hubungan sebab akibat antara kenaikan kasus ILI, kasus pneumonia, dan kematian
unggas mendadak, harus diwaspadai munculnya kasus Flu Burung pada manusia. Bila diperlukan,
lakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan usap nasofaring. Segera lakukan upaya respon
KLB sesuai algoritma Flu Burung pada Manusia (halaman 44). Lakukan juga koordinasi lintas sektor,
misalnya dengan pihak Dinas Peternakan setempat.
RESPON KLB
PENYAKIT DEMAM DENGUE
DAN DEMAM CHIKUNGUNYA
IDENTITAS PENDERITA
1. Nama :
2. Umur : Th L/P
3. Pekerjaan/sekolah :
4. Alamat Pekerjaan/sekolah :
RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan / gejala utama yang muncul :
2. Kapan mulai muncul (tanggal / jam) :
3. Apa yang dilakukan saat timbul gejala pertama kali ? Sebutkan :
a. …………………………………………………….
b. …………………………………………………….
c. …………………………………………………….
4. Gejala lain yang timbul :
No Gejala Kapan Kondisi (baik/tetap/kurang)
1.
2.
3.
5. Saat sekarang ini sedang menderita sakit lain (yang sudah didiagnosa oleh tenaga medis) ?
a. Ya b. Tidak
Bila Ya, sebutkan : …………………………………………………………..
6. Apakah ada anggota serumah juga menderita gejala serupa (tersangka DBD) ?
a. Ada b. Tidak
(Bila ada, lakukan pelacakan dengan form ini)
SPESIMEN DIPERIKSA
No Jenis Sampel diperiksa Hasil Laboratorium Keterangan
1.
2.
3.
* Ambil darah dari ujung jari teteskan ke “paper disc” hingga penuh.
Sisipan 23
Pos/Puskesmas/RS : ……………………………
Kabupaten/Kota : ……………………………
Gejala
Lokas, Desa, Keca matan
Tanda perdarahan
Nama Penderita
Status pulang
Status rawat
hematokrit
trombosit
demam
petekie
Alamat
Umur
syok
rash
…….
Sex
1 2 3 4 5 6 7 16 9 10 11 12 13 14 15 20
Catatan : data direkam setidak-tidaknya 2 minggu sebelum KLB sampai dengan 2 minggu setelah seluruh
wilayah Kabupaten/Kota dinyatakan tidak ada KLB
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Umur Gejala
Tanggal
perdarahan
Perempuan
Nyeri Sendi
Tanggal Desa/ Ketera
Nama Alamat Mulai Lab Status
Laki-laki
Demam
Berobat Lurah ngan
Tanda
Demam
Ruam
Sisipan 25
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya (Contoh data)
Gambaran Epidemiologi Menurut Lokasi
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Penyelidikan KLB : ……………..
Lokasi Populasi Kasus Meninggal AR/100 CFR/100
Desa A 1500 0 0 0 0
Desa B 500 0 0 0 0
Desa C 1000 5 0 0,5 0
Desa D 1500 25 0 0,8 0
Desa E 900 0 0 0 0
Total 5400 30 0 0,6 0
AR adalah attack rate per 100 populasi pada periode KLB
CFR adalah kasus meninggal per 100 kasus
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Penyelidikan KLB : ……………..
Umur Populasi Kasus Meninggal AR/100 CFR/100
0-1 th
1- 4 th
5-14 th
≥ 15 th
Total
AR adalah attack rate per 100 populasi pada periode KLB
CFR adalah kasus meninggal per 100 kasus
Sisipan 27
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
Pendataan Nyamuk, Jentik dan Tempat Perindukan Jentik (TP)
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Penyelidikan KLB : ……………..
Lokasi Jml Kasus Jml. TPJ Jml. TPJ (+) Keterangan
SD …………..
Asrama ……..
Pasar ……..
Desa ……..
……..
Sisipan 28
Format Laporan Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
1. Tim Penyelidikan KLB
Nama, Gelar, Tempat Tugas, Jabatan
Sisipan 29
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Demam Chikungunya (Contoh data)
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Laporan KLB/Mgg : ……………../minggu 18
RESPON KLB
MALARIA KONFIRMASI
Propinsi : Kab./Kota :
Kecamatan : Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat : Pekerjaan:
V. VEKTOR
1. Apakah lokasi KLB merupakan daerah pantai atau pegunungan ?
2. Vektor apakah yang sudah ditemukan ?
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
Sediaan yang diambil : darah vena , Hasil Lab : + / -
Tanggal Penyelidikan :
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Laporan KLB/Mgg : ……………../minggu 18
RESPON KLB
ILI (PENYAKIT SERUPA INFLUENZA)
HEPATITIS
LEPTOSPIROSIS DEMAM DENGUE MALARIA
A, B, C, D, E
Catatan Penting:
* Kotak warna merah pikirkan kemungkinan timbulnya peningkatan kasus Hepatitis dalam bentuk klaster
di lingkungan masyarakat, seperti Hepatitis A atau E. Bila kasus lebih banyak terjadi di fasilitas pelayanan
kesehatan, segera pikirkan kemungkinan munculnya Hepatitis B, C, atau D.
Puskesmas/RS : ……………………………
Kabupaten/Kota : ……………………………
Tanggal Wawancara : ……………………………
Gejala Lab obat
Nama Penderita
Parasit malaria
Status rawat
Sakit kepala
berkeringat
Hati sakit
demam
Alamat
shock
Umur
mual
Sex
IgG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20
Catatan : Setidak-tidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB
hepatitis. Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan ditambahkan
beberapa gejala lain yang diperlukan.
Sisipan 33
Formulir Rawat Jalan/Rawat Inap
KLB Hepatitis A
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Gejala
Tanggal dan Kondisi pulang
Lokas/DesaKecamatan
Kencing berwarna
Tanggal. Berobat
Nama Penderita
Obat/Tindakan
Status rawat
Keterangan
seperti teh
diagnosis
Alamat
Umur
mam
Sex
De
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Catatan : data direkam 2 minggu setidak-tidaknya sebelum mulai KLB dan berakhir 2 minggu setelah KLB
dinyatakan selesai
KLB Hepatitis A
Lokasi : ..................................................
Puskesmas : ……………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Makanan yang
Gejala Sakit dimakan selama
Lokas/DesaKecamatan
periode paparan *)
seperti
Tanggal Mulai
Sakit – Tidak
Keterangan
Ransum D
Penjaja C
Kantin A
Kencing
demam
Pesta B
Alamat
air teh
Nama
Umur
sakit
No.
Sex
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Catatan :
Wawancara dilakukan terhadap semua kasus dan orang sehat, tetapi apabila jumlahnya cukup besar maka
secara operasional dapat ditanyakan pada sekelompok orang yang memiliki angka serangan terbesar saja,
misal desa, kelas, blok kantor, blok asrama dan sebagainya.
*) Periode paparan adalah waktu antara 15 hari kasus pertama s/d 50 hari kasus terakhir KLB.
Sisipan 35
Tabel Analisis Data Makanan – Sumber Penularan
KLB Hepatitis A
Lokasi : ..................................................
Puskesmas : ……………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Makan Tidak makan
Makanan RR
Populasi kasus AR populasi kasus AR
Kantin A
Pesta B
Penjaja C
Ransum D
Catatan : AR adalah kasus dibagi populasi x 100; RR adalah AR makan/AR tidak makan, dimana RR besar
dicurigai sebagi sumber penularan, tetapi secara praktis makanan yang tidak dimakan dengan jumlah kasus
cukup besar menunjukkan makanan tersebut bukan sebagai sumber penularan hepatitis A.
Mgg ..... Mgg ..... Mgg ..... Mgg ..... Mgg ..... Mgg .....
Umur
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
0-4
5-14
15-24
25-44
45-
Total
Catatan : Data ini kemungkinan didistribusikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat
menurut mingguan berobat, bukan mingguan pelaporan.
o
Demam akut < 9 hari, suhu > 38 C
Nyeri kepala mendadak dan nyeri otot betis
KASUS TERSANGKA
Conjunctival suffosion
Urine berwarna gelap
IKTERUS
YA TIDAK
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat : Pekerjaan :
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1. Sediaan yang diambil : darah vena , Hasil Lab : + / -
Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana :
Sisipan 39
UMUR
NO NAMA PEKERJAAN ALAMAT ONSET GEJALA KLINIS FAKTOR RISIKO KET
L P
ANTRAKS
(1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan
kemerahan, haemoragik, menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar
(patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis
akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut
membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari
gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue,
stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian
biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
(4). Antraks Meningitis (Meningitis Anthrax)
Komplikasi bentuk antraks yang lain, dengan gambaran klinis mirip dengan kasus meningitis
purulenta akut.
I. IDENTITAS
Nama : Umur :
Sex : Alamat :
Pekerjaan :
II. IDENTIFIKASI PENYAKIT
1. Gejala umum yang dirasakan/teramati :
a. Demam b. Sakit Kepala
c. Muntah-muntah, bila Ya, apa disertai darah : Ya / Tidak
d. Sakit Perut, bila Ya apa disertai darah : Ya /Tidak
2. Gejala Kulit :
a. kulit kemerahan, mulai kapan :………………
b. gatal-gatal, mulai kapan : ……………………
c. Pembengkakan kulit, mulai kapan : …………
d. Pada pembengkakan ada cairan : Ya / Tidak
e. Apa terdapat jaringan nekrotik pada luka: Ya / Tidak
f. Apa ada rasa nyeri : Ya / Tidak
g. Lokasi perlukaan di : …………………..
3. Gejala Pernafasan :
a. Sesak nafas
b. Batuk-Batuk, apa disertai darah : Ya / Tidak
c. Detak jantung lebih cepat : Ya / Tidak
4. Gejala Fisik :
a. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak : Ya / Tidak
b. Nyeri Tekan perut :
c. Pembesaran Hati :
5. Kondisi penderita saat dilakukan wawancara :
III. RIWAYAT PENGOBATAN
1. Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali : …………………………
2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : ………………………
3. Obat yang sudah diberikan : ………………………………
IV. RIWAYAT KONTAK
1. Apakah pernah kontak dengan hewan (kambing, sapi,kerbau) :
o Memelihara : Ya / Tidak
o Memegang : Ya / Tidak
o Menyembelih : Ya / Tidak
o Makan : Ya / Tidak Kapan :
o Yang dimakan :
o Makan dimana :
2. Kondisi hewan dimakan : Sehat / Sakit / Tidak Tahu
Kalau kondisi hewan sakit, sebutkan tanda-tandanya :
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1. Sediaan yang diambil : kulit / rektal swab / dahak / darah vena /eksudat vesikel
2. Hasil pemeriksaan Laboratorium :
o Kulit :
o rektal swab :
o darah vena :
o eksudat vesikel :
Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana
Sisipan 42
Propinsi : Kab./Kota :
Kecamatan : Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat : Pekerjaan :
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1. Sediaan yang diambil : Otak hewan tersangka , Hasil Lab : + / -
Tanggal Penyelidikan :
Laporan Surveilans Ketat gigitan anjing/hewan lain pada KLB RABIES (contoh data)
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Laporan KLB/Mgg : ……………../minggu 18
Minggu Kejadian
Tempat Lokasi Total
AR CFR
Tinggal
Pekerjaan 14 15 16 17 18
P M P M P M P M P M P M
Desa A 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0,1 0
Desa B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Desa C 0 0 0 0 5 0 20 0 30 0 55 0 5,5 0
Desa D 2 0 8 0 15 0 40 0 12 0 77 0 5,1 0
Desa E 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 2 0 8 0 20 0 32 0 25 0 97 0 1,8 0
Sisipan 45
Catatan Penting:
• Dibutuhkan kerjasama yang erat antara dokter/petugas medis dengan petugas surveilans dalam
melacak kasus ini
• Pastikan dokter/petugas pemeriksa benar-benar sudah melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik lengkap untuk menyingkirkan jenis penyakit yang sudah diketahui (dalam EWARS).
Periode pelaporan dari Minggu tanggal ……/……/…….. sampai Sabtu tanggal ……/……/……….
Tanggal : …../……/…….
Berikan tanda () pada kotak dibawah ini : Berikan tanda () pada kotak dibawah ini:
[ ] Tersangka Kolera [ ] BAB lembek
[ ] Diare Akut [ ] BAB cair seperti cucian beras
[ ] Diare Akut Berdarah (Disentri) [ ] BAB Berdarah/ lendir
[ ] Sindrom Jaundis Akut [ ] Demam
[ ] Tersangka Leptospirosis [ ] Hipothermia
[ ] Tersangka Meningitis / Ensefalitis [ ] Kemerahan (rash)
[ ] Pneumonia [ ] Lesi Kulit Lainnya
[ ] Tersangka Flu Burung [ ] Batuk
[ ] Tersangka Difteri [ ] Napas berbunyi (stridor)
[ ] Tersangka Campak [ ] Dispnea (sulit bernapas)
[ ] Tersangka Demam Tifoid [ ] Muntah
[ ] Tersangka Malaria [ ] Jaundis (mata kuning, kulit kuning)
[ ] Tersangka Demam Dengue [ ] Conjunctival Suffosion (peradangan khas konjungtiva)
[ ] Tersangka Demam Chikungunya [ ] Kaku kuduk
[ ] Influenza Like Illness (ILI) [ ] Kejang
[ ] Tersangka Antraks [ ] Koma
[ ] Klaster Penyakit yang Tidak Lazim [ ] Kelemahan Otot/ lumpuh anggota gerak
[ ] Lumpuh Layuh Mendadak (AFP) [ ] Peningkatan Sekresi cairan (contoh : berkeringat )
[ ] Tersangka Tetanus [ ] Perdarahan Gusi
[ ] Tetanus Neonatorum (TN) [ ] Ptekhie
[ ] Gigitan Hewan Penular Rabies [ ] Mimisan
[ ] Tersangka HFMD [ ] Konjungtivitis
[ ] Lainnya ( sebutkan ) : [ ] Sakit kepala
[ ] Lain-Lain (sebutkan):
* Jenis Spesimen yang diambil : D=darah , T= Tinja , LCS=Liquor serebro Spinal, U=Urine, L= Lainnya
(sebutkan )
**Kondisi Sekarang: S= Sakit, P= Pemulihan, M= Meninggal
Dari Kejadian Penyakit yang tak diketahui sebabnya atau tidak lazim di wilayah tersebut, beberapa
pertanyaan berikut dapat dijadikan acuan untuk pelacakan. Daftar pertanyaan dapat dikembangkan
sesuai kondisi di lapangan.
Pertanyaan:
1. Apa saja informasi dari gambaran klinis yang mengarah kepada suatu definisi kasus?
Tolong Jelaskan :
1. Uraikan dari golongan umur dan jenis kelamin apa yang ada dalam daftar kasus?
2. Apa gambaran distribusi geografis dari kasus dalam kelompok rumah, tempat kerja, tempat makan,
dan sumber air ?
1. Apakah ada merk tertentu dari makanan ( seperti tepung, gula, garam, minyak makan dan lainnya),
minuman obat yang digunakan oleh mayoritas kasus atau asal dari produk apakah dari distributor
tunggal atau dari pabrik?
2. Adakah kasus makanan yang dimakan bersama sudah dikumpulkan di tempat tersebut seperti
buah, sayur mayor, ikan, dan jamur?
5. Adakah pestisida yang digunakan dilokasi tersebut? Jika ada, pestisida apa dan untuk maksud apa
digunakan?
6. Adakah bahan kimia yang dilepaskan atau digunakan ? Apa nama bahan kimia yang digunakan?