Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
paper yang berjudul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode
Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) Pada Produk Batik Lukis Dalam
Usaha Batik Solo Karawang” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kulian Akuntansi Biaya 1. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan metode
Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih Bapak Dr. H. Suparno, Drs., MM., MBA.,
selaku dosen Mata Kuliah Akuntansi Biaya 1 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaika n paper ini.
Kami menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan paper ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya produksi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Sedangkan menurut Bastian
dan Nurlela. (2010:49), harga pokok produksi adalah “kumpulan biaya produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik ditambah
persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses
akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok
produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk
dalam proses awal dan akhir”. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan
bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang yang berupa bahan
baku menjadi bahan siap jual selama periode tertentu.
Biaya bahan baku adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk
selesai. Biaya bahan baku menurut Firmansyah (2014:78) dalam bukunya yang
berjudul “Akuntansi Biaya itu Gampang” biaya untuk bahan-bahan yang dapat
dengan mudah dan langsung diindentifikasikan dengan barang jadi atau bahan
utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari
produk jadi yang dihasilkan.
3
4
Biaya tenaga kerja adalah upah untuk para tenaga kerja yang digunakan
dalam merubah atau mengkonvensi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya tenaga kerja dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung
adalah biaya yang tidak terlibat langsung dengan proses produksi, biaya tenaga
kerja tidak langsung ini termasuk dalam biaya overhead.
Biaya overhead pabrik, adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai.
Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung sampai produk selesai. Menurut
Bastian dan Nurlela (2010:13) biaya overhead dapat dikelompokan menjadi tiga
elemen yaitu :
(1). Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong), adalah bahan yang
pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini dapat ditelusuri secara langsung
kepada produk selesai. Digunakan dalam penyelesaian.
(2). Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang membantu adalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
(3). Biaya tidak langsung lainnya, adalah biaya selain bahan baku tidak langsung
dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk
selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
Activity Based Costing System merupakan suatu alternatif sistem yang dapat
digunakan dalam upaya mendapatkan harga pokok yang akurat melalui
pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih teliti. Karena kemampuannya untuk
memberikan analisis yang lebih rinci dan relevan biaya untuk keputusan interna l,
itu akan mendapatkan pengakuan sebagai biaya sistem tugas yang unggul secara
tradisional digunakan untuk pelaporan keuangan. Sebaliknya, setiap sistem ABC
perlu dirancang agar sesuai dengan kebutuhan dan keadaan organisasi tertentu,
yang membuat pelaksanaan menggunakan sistem ABC mahal menurut Witjaksono
(2013 : 227). ABC juga digunakan sebagai elemen Activity Based Management,
yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas. Dasar pemikira n
pendekatan perhitungan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan
merupakan hasil dari aktivitas dan aktivitas tersebut menggunakan sumber daya
yang menyebabkan timbulnya biaya. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu metode yang digunakan
untuk menentukan harga pokok produksi dan terfokus pada aktivitas-aktivitas yang
6
(1). Studi Pustaka, sebelum melakukan analisis data, penulis perlu menambah
wawasan mengenai lingkup kegiatan dalam penulisan dengan melakukan Studi
Pustaka serta menjadi bahan pertimbangan dalam menganalisis data.
(2). Untuk melakukan pembahasan analisis data yang diperoleh,diperlukan data
referensi sebagai acuan, dimana data tersebut dapat dikembangkan untuk
memperoleh suatu kesimpulan.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
RP 9.908.300
BOP = = RP19.816
500
Penentuan tarif overhead dengan sistem tradisional pada usaha Batik Solo
Karawang diilustrasikan pada tabel berikut.
8
9
4.2 Harga Pokok Produksi Batik Tulis Dengan Metode Activity Based Costing
(ABC)
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan batik lukis selama bulan
Juli 2015 pada Usaha Batik Solo Karawang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Jumlah pemakaian bahan baktı selama bulan Juli 2015 adalah sebesar 200
meter. Sehingga total biaya bahan baku Batik Lukis yang dikeluarkan sebesar RP
7.200.000.
Unsur utama biaya yang kedua adalah biaya tenaga kerja, upah tenaga kerja
langsung yang ada pada usaha Batik Solo Karawang dapat dilihat pada tabel 4.4.
10
Total biaya tenaga kerja pada Usaha Batik Solo Karawang sebesar RP
6.940.000 untuk 19 orang sesuai dengan bagiannya masing- masing.
Unsur utama dari biaya yang ketiga adalah biaya overhead pabrik. Biaya
yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang tidak
langsung berpengaruh dalam penentuan harga pokok produksi. Biaya-biaya ini
terjadi karena adanya ativitas-aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi batik
lukis mulai dari mengolah bahan mentah menjadi prodük jadi.
Penentuan harga pokok prodüksi batik tulis dengan sistem Activity Based
Costing menurut Slamet (2007) dilakukan dengan dua tahap yaitu:
A. Tahap Pertama
a. Tahap pertama
(a) Analisis aktivitas
(b) Aktivitas pembuatan pola
(c) Aktivitas pewarnaan
(d) Aktivitas lorot
(e) Aktivitas packaging
b. Menghitung biaya overhead pabrik
11
Aktivitas
1 Pemeliharaan Pemeliharaan canting Rp 6.500
Pemeliharaan kompor Rp 240.000
Pemeliharaan tabung gas Rp 20.000
Pemeliharaan gawangan Rp 5.900
Pemeliharaan ember Rp 16.000
Pemeliharaan drum Rp 9.000
Pemeliharaan etalase Rp 385.000
Pemeliharaan manekin Rp 28.500
Pemeliharaan rak pamer Rp 31.000
Pemeliharaan wajan Rp 6.400
Jumlah Rp 748.300
2 Pembuatan pola Malam Rp 1.650.000
Gas Rp 1.800.000
Jumlah Rp 3.450.000
3 Pewarnaan Pewarna Rp 2.600.000
Jumlah Rp 2.600.000
4 Lorot Gas Rp 1.300.000
Listrik Rp 210.000
Jumlah Rp 1.510.000
5 Packaging Tas Rp 1.600.000
Jumlah Rp 1.600.000
Jumlah Rp 9.908.300
13
B. Tahap Kedua
Penentuan harga pokök produksi dan biaya overhead pabrik dengan metode
ABC dan Tradisional terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut disajikan pada tabel
4.14.
5.1 Kesimpuan
5.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17