Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK

PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN


ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PRODUK
BATIK LUKIS DALAM
USAHA BATIK SOLO KARAWANG

Dosen Pengampu : Dr. H. Suparno, Drs., MM., MBA.

Disusun oleh Kelompok 6:


1. Aldy Kurnia Putra (1910631030060)
2. Asep Saepul Akbar (1910631030006)
3. Candra Gunawan (1910631030163)
4. Ruditara (1910631030135)
5. Yuni Novalini (1910631030233)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
paper yang berjudul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode
Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) Pada Produk Batik Lukis Dalam
Usaha Batik Solo Karawang” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kulian Akuntansi Biaya 1. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan metode
Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih Bapak Dr. H. Suparno, Drs., MM., MBA.,
selaku dosen Mata Kuliah Akuntansi Biaya 1 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaika n paper ini.

Kami menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan paper ini.

Karawang, 7 November 2020


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1 Harga Pokok Produksi ................................................................................... 3
2.2 Metode Tradisional (Full Costing) ................................................................ 4
2.3 Metode Activity Based Costing (ABC)......................................................... 5
BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 7
3.1 Pengumpulan Data dan Informasi ................................................................. 7
3.2 Pengolahan Data dan Informasi..................................................................... 7
3.3 Analisis Data ................................................................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 8
4.1 Harga Pokok Produksi Batik Tulis dengan Metode Tradisional ................... 8
4.2 Harga Pokok Produksi Batik Tulis Dengan Metode Activity Based Costing
(ABC) ................................................................................................................... 9
4.3 Perbandingan Harga Pokok Produksi Batik Lukis Menggunakan Metode
Tradisional dan Metode ABC ............................................................................ 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 16
5.1 Kesimpuan.................................................................................................. 16
5.2 Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan memiliki tujuan utama, bagi setiap kegiatan usaha yaitu


memperoleh laba dengan menentukan harga jual produk, dengan adanya berbagai
kebijakan dalam menentukan harga dan biaya produksi untuk pecapaian laba.
Perusahaan ingin dapat menarik minat konsumen dengan keuntungan harga dan
dapat memuaskan konsumen, sehingga nantinya perusahaan dapat menghasilka n
suatu produksi dengan persaingan yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan
menyaingi dengan kualitas yang tinggi.

Menentukan harga pokok produksi maka perusahaan dapat mengetahui


biaya produksi yang akan dikeluarkan, dan perusahaan dalam menentukan harga
jual dari suatu pesanan akan sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan
untuk memproduksi pesanan tersebut. Dan laba yang diperoleh perusahaan tersebut
menjadi optimal karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan
oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan
tersebut.

Menentukan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan menggunaka n


metode tradisional (full costing) atau dengan metode Activity Based Costing (ABC).
Sistem tradisional adalah metode penentuan harga pokok yang membebankan
seluruh biaya produksi kepada produk. Dalam sistem tradisional semua unsur biaya
produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel dihitung sebagai harga pokok
produksi.

Sedangkan, Activity Based Costing adalah suatu pendekatan terhadap sistem


akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas tersebut merupakan titik akumulas i
biaya yang mendasar. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada
konsep produk yang mengkonsumsi sumber daya. Dengan sistem ini diharapkan

1
2

manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang


tidak bernilai atau tidak berkontribusi terhadap nilai pelanggan.
Usaha Batik Solo Karawang adalah usaha yang memproduksi output berupa
batik, salah satunya adalah batik lukis. Maka dari itu penulis akan membuat analis is
perbandingan perhitungan harga pokok produksi produk batik lukis menggunaka n
metode tradisional dan metode ABC dengan tujuan melihat manakah metode yang
lebig efektif dan akurat.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya produksi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Sedangkan menurut Bastian
dan Nurlela. (2010:49), harga pokok produksi adalah “kumpulan biaya produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik ditambah
persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses
akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok
produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk
dalam proses awal dan akhir”. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan
bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang yang berupa bahan
baku menjadi bahan siap jual selama periode tertentu.

Unsur – unsur harga pokok produksi:

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk
selesai. Biaya bahan baku menurut Firmansyah (2014:78) dalam bukunya yang
berjudul “Akuntansi Biaya itu Gampang” biaya untuk bahan-bahan yang dapat
dengan mudah dan langsung diindentifikasikan dengan barang jadi atau bahan
utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari
produk jadi yang dihasilkan.

b. Biaya Tenaga Kerja

3
4

Biaya tenaga kerja adalah upah untuk para tenaga kerja yang digunakan
dalam merubah atau mengkonvensi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya tenaga kerja dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung
adalah biaya yang tidak terlibat langsung dengan proses produksi, biaya tenaga
kerja tidak langsung ini termasuk dalam biaya overhead.

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik, adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai.
Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung sampai produk selesai. Menurut
Bastian dan Nurlela (2010:13) biaya overhead dapat dikelompokan menjadi tiga
elemen yaitu :
(1). Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong), adalah bahan yang
pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini dapat ditelusuri secara langsung
kepada produk selesai. Digunakan dalam penyelesaian.
(2). Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang membantu adalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
(3). Biaya tidak langsung lainnya, adalah biaya selain bahan baku tidak langsung
dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk
selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.

2.2 Metode Tradisional (Full Costing)

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungka n


semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku tetap maupun variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan
pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel, dan biaya
5

overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran,


biaya administrasi dan umum). Menurut Mulyadi (2009:98) dalam bukunya yang
berjudul akuntansi biaya menjelaskan bahwa “full costing merupakan metode
penentuan produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya ke dalam biaya
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead, baik yang berprilaku variabel maupun tetap”. Menurut Bastian dan
Nurlela (2006:48) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya Teori dan
Aplikasi menjelaskan bahwa “full costing adalah suatu metode dalam penetuan
harga pokok suatu produk dengan memperhitungkan semua biaya produksi seperti
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel dan
biaya overhead tetap”. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
perhitungan biaya dengan menggunakan metode full costing adalah salah satu cara
dalam penentuan biaya dimana semua produksi baik yang bersifat variabel maupun
bersifat tetap dapat diperhitungkan.

2.3 Metode Activity Based Costing (ABC)

Activity Based Costing System merupakan suatu alternatif sistem yang dapat
digunakan dalam upaya mendapatkan harga pokok yang akurat melalui
pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih teliti. Karena kemampuannya untuk
memberikan analisis yang lebih rinci dan relevan biaya untuk keputusan interna l,
itu akan mendapatkan pengakuan sebagai biaya sistem tugas yang unggul secara
tradisional digunakan untuk pelaporan keuangan. Sebaliknya, setiap sistem ABC
perlu dirancang agar sesuai dengan kebutuhan dan keadaan organisasi tertentu,
yang membuat pelaksanaan menggunakan sistem ABC mahal menurut Witjaksono
(2013 : 227). ABC juga digunakan sebagai elemen Activity Based Management,
yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas. Dasar pemikira n
pendekatan perhitungan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan
merupakan hasil dari aktivitas dan aktivitas tersebut menggunakan sumber daya
yang menyebabkan timbulnya biaya. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu metode yang digunakan
untuk menentukan harga pokok produksi dan terfokus pada aktivitas-aktivitas yang
6

dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa dengan tujuan menyajika n


informasi mengenai harga pokok produksi yang akurat, yang nantinya akan
digunakan oleh manajer dalam mengambil keputusan.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi yang dikumpulkan dengan melakukan penelusura n


Pustaka, mencari sumber data yang relevan, dan pencarian data melalui internet.
Data dan informasi yang digunakan yakni data dari skripsi dan beberapa sumber
Pustaka yang relevan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

(1). Studi Pustaka, sebelum melakukan analisis data, penulis perlu menambah
wawasan mengenai lingkup kegiatan dalam penulisan dengan melakukan Studi
Pustaka serta menjadi bahan pertimbangan dalam menganalisis data.
(2). Untuk melakukan pembahasan analisis data yang diperoleh,diperlukan data
referensi sebagai acuan, dimana data tersebut dapat dikembangkan untuk
memperoleh suatu kesimpulan.

3.2 Pengolahan Data dan Informasi

Data yang sudah dikumpulkan dalam tahap pengumpulan data dan


informasi, kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif
berdasarkan data sekunder.

3.3 Analisis Data

Aspek-aspek yang akan dianalisis yaitu perhitungan harga pokok produksi


dengan metode tradisional (full costing) dan metode Activity Based Costing (ABC)
pada produk batik lukis dalam Usaha Batik Solo Karawang.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Harga Pokok Produksi Batik Tulis dengan Metode Tradisional

Penentuan harga pokok prodüksi batik tulis dengan sistem tradisiona l


terutama dalam perhitungan biaya overhead pabrik tidak dihitung secara detail
berdasarkan atas pemicu biaya dan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk batik
lukis, karena harga pokok produksi dihitung dengan cara menjumlahkan biaya
bahan baktı, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

BOP = Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan


Jumlah Produksi

RP 9.908.300
BOP = = RP19.816

500
Penentuan tarif overhead dengan sistem tradisional pada usaha Batik Solo
Karawang diilustrasikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Penentuan Tarif BOP Sistem Tradisional

Jumlah Unit Biaya Overhead Jumlah BOP


100 Rp 19.816 Rp 1.981.600

Setelah biaya overhead diketahui sebesar RP 1.888.500,00 maka penentuan


harga pokok prodüksi dengan sistem tradisional dapat dilakukan. Penentuan harga
pokok prodüksi batik lukis berdasarkan sistem tradisional disajikan pada tabel 4.2.

8
9

Tabel 4.2 Penentuan HPP Batik Tulis Berdasarkan Sistem Tradisional

Jumlah / BBB BTK BOP HPP HPP/Unit

unit (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)


100 7.200.000 6.940.000 1.981.600 16.121.600 161.216

Tabel 4.2 menyajikan penentuan harga pokök produksi batik lukis


berdasarkan sistem tradisional.

4.2 Harga Pokok Produksi Batik Tulis Dengan Metode Activity Based Costing
(ABC)

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan batik lukis selama bulan
Juli 2015 pada Usaha Batik Solo Karawang dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku

No Bahan Baku Jumlah Harga Bahan Jumlah Biaya


Pembelian Baku Bahan Baku
(Rp) (Rp)
1 Kain Mori 200 Meter 36.000/m 7.200.000

Jumlah pemakaian bahan baktı selama bulan Juli 2015 adalah sebesar 200
meter. Sehingga total biaya bahan baku Batik Lukis yang dikeluarkan sebesar RP
7.200.000.

2. Biaya Tenaga Kerja

Unsur utama biaya yang kedua adalah biaya tenaga kerja, upah tenaga kerja
langsung yang ada pada usaha Batik Solo Karawang dapat dilihat pada tabel 4.4.
10

Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja Langung

No Bagian Jumlah Upah Bulan Jumlah Biaya


Tenaga Kerja Juli Tenaga Kerja
(Rp) (Rp)
1 Mencating 10 550.000 5.500.000
2 Menyelup dan menolet 4 180.000 720.000
3 Lorot dan penyelesaian 4 80.000 320.000
4 Packaging 1 400.000 400.000
Jumlah 19 6.940.000

Total biaya tenaga kerja pada Usaha Batik Solo Karawang sebesar RP
6.940.000 untuk 19 orang sesuai dengan bagiannya masing- masing.

3. Biaya Overhead Pabrik

Unsur utama dari biaya yang ketiga adalah biaya overhead pabrik. Biaya
yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang tidak
langsung berpengaruh dalam penentuan harga pokok produksi. Biaya-biaya ini
terjadi karena adanya ativitas-aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi batik
lukis mulai dari mengolah bahan mentah menjadi prodük jadi.

Penentuan harga pokok prodüksi batik tulis dengan sistem Activity Based
Costing menurut Slamet (2007) dilakukan dengan dua tahap yaitu:
A. Tahap Pertama
a. Tahap pertama
(a) Analisis aktivitas
(b) Aktivitas pembuatan pola
(c) Aktivitas pewarnaan
(d) Aktivitas lorot
(e) Aktivitas packaging
b. Menghitung biaya overhead pabrik
11

c. Setelah mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam proses prodüksi,


langkah selanjutnya adalah menghitung biaya overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Biaya Overhead Pabrik

No Jenis Biaya Jumlah


1 Biaya bahan pewarna Rp 2.600.000
2 Biaya malam Rp 1.650.000
3 Biaya gas Rp 3.100.000
4 Biaya listrik Rp 210.000
5 Biaya tas Rp 1.600.000
6 Biaya perawatan canting Rp 6.500
7 Biaya perawatan kompor Rp 240.000
8 Biaya perawatan tabung gas Rp 20.000
9 Biaya perawatan gawangan Rp 5.900
10 Biaya perawatan ember Rp 16.000
11 Biaya perawatan drum Rp 9.000
12 Biaya perawatan etalase Rp 385.000
13 Biaya perawatan manekin Rp 28.500
14 Biaya perawatan rak pamer Rp 31.000
15 Biaya perawatan wajan Rp 6.400
Jumlah Rp 9.908.300

d. Mengelompokkan aktivitas sejenis untuk membentuk kumpulan sejenis


Aktivitas untuk kelompok sejenis dalam pembuatan batik tulis adalah sebagai
berikut:
(a) Kelompok aktivitas pemeliharaan
(b) Kelompok aktivitas pembuatan pola
(c) Kelompok aktivitas pewarnaan
(d) Kelompok aktivitas lorot
(e) Kelompok aktivitas packaging
12

e. Menjumlahkan biaya aktivitas yang dikelompokkan untuk mendefinis ika n


kelompok biaya sejenis:

Tabel 4.6 Biaya Kelompok Sejenis

No Kelompok Jenis Biaya Jumlah

Aktivitas
1 Pemeliharaan Pemeliharaan canting Rp 6.500
Pemeliharaan kompor Rp 240.000
Pemeliharaan tabung gas Rp 20.000
Pemeliharaan gawangan Rp 5.900
Pemeliharaan ember Rp 16.000
Pemeliharaan drum Rp 9.000
Pemeliharaan etalase Rp 385.000
Pemeliharaan manekin Rp 28.500
Pemeliharaan rak pamer Rp 31.000
Pemeliharaan wajan Rp 6.400
Jumlah Rp 748.300
2 Pembuatan pola Malam Rp 1.650.000
Gas Rp 1.800.000
Jumlah Rp 3.450.000
3 Pewarnaan Pewarna Rp 2.600.000
Jumlah Rp 2.600.000
4 Lorot Gas Rp 1.300.000
Listrik Rp 210.000
Jumlah Rp 1.510.000
5 Packaging Tas Rp 1.600.000
Jumlah Rp 1.600.000
Jumlah Rp 9.908.300
13

f. Menghitung kelompok tarif overhead

Penentuan tarif kelompok overhead untuk penentuan harga pokok produksi


batik lukis adalah sebagai berikut:

(1) Aktivitas Pemeliharaan


Biaya tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
𝑅𝑝 748.300
Kelompok aktivitas pemeliharaan = = 𝑅𝑝 4.111/𝐽𝐾𝐿
182 𝐽𝐾𝐿

(2) Aktivitas pola


Biaya tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
𝑅𝑝 3.450 .000
Kelompok aktivitas pembuatan pola = 1100 𝑚
= 𝑅𝑝 3.136/𝑚

(3) Aktivitas pewarnaan


𝑅𝑝 2.600.000
Kelompok aktivitas pewarnaan = = 𝑅𝑝 2.363/𝑚
1100 𝑚

(4) Aktivitas lorot


𝑅𝑝 1.510.000
Kelompok aktivitas lorot = = 𝑅𝑝 1.372/𝑚
1100 𝑚

(5) Aktivitas packaging


𝑅𝑝 1.600 .000
Kelompok aktivitas packaging = = 𝑅𝑝 3.200/𝑢𝑛𝑖𝑡
500 𝑢𝑛𝑖𝑡

B. Tahap Kedua

Biaya overhead pabrik (BOP) setiap kelompok aktivitas dilacak ke


berbagai jenis prodük dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsums i
setiap prodük. Pembebanan BOP produk dihitung dengan rumus:

(1) Aktivitas pemeliharaan


Tabel 4.7 Alokasi Biaya Aktivitas Pemeliharaan

Produk Tarif Kelompok Unit Driver Jumlah


Batik lukis Rp 4.111 104 Rp 427.544

(2) Aktivitas pembuatan pola


Tabel 4.8 Biaya Aktivitas Pembuatan Pola

Produk Tarif Kelompok Unit Driver Jumlah


14

Batik lukis Rp 3.136 200 Rp 627.200

(3) Aktivitas pewarnaan


Tabel 4.9 Biaya Aktivitas Pewarnaan

Produk Tarif Kelompok Unit Driver Jumlah


Batik Lukis Rp 2.363 200 Rp 472.600

(4) Aktivitas lorot


Tabel 4.10 Alokasi Biaya Aktivitas Lorot

Produk Tarif Kelompok Unit Driver Jumlah


Batik lukis Rp 1.372 200 Rp 274.400

(5) Aktivitas packaging


Tabel 4.11 Alokasi Biaya Aktivitas Packaging

Produk Tarif Kelompok Unit Driver Jumlah


Batik Lukis Rp 3.200 100 Rp 320.000

Jumlah biaya overhead yang dialokasikan menggunakan sistem Activity


Based Costing dapat di rinci sebagai berikut :

Tabel 4.12 Biaya Overhead yang Dialokasikan

No Kelompok biaya Jumalah


1 Pemeliharaan Rp 427.544
2 Pembuatan pola Rp 627.200
3 Pewarnaan Rp 472.600
4 Lorot Rp 274.400
5 Packaging Rp 320.000
Jumlah Rp 2.121.744

Selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok produksi dengan metode


Activity Based Costing adalah sebagai berikut:
15

Tabel 4.13 Penentuan Harga Pokok Produksi Batik Tulis


Berdasarkan Sistem Activity Based Costing

Jumlah BBB BTK BOP HPP HPP/Unit

/ unit (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)


100 7.200.000 6.940.000 2.121.744 16.261.744 162.617

4.3 Perbandingan Harga Pokok Produksi Batik Lukis Menggunakan Metode


Tradisional dan Metode ABC

Penentuan harga pokök produksi dan biaya overhead pabrik dengan metode
ABC dan Tradisional terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut disajikan pada tabel
4.14.

Tabel 4.14 Perbandingan Harga Pokok Produksi Antara Sistem ABC


dengan Sistem Tradisional

Jumlah BBB BTK Sistem Activity Sistem Selisih


/ unit (Rp) (Rp) Based Costing Tradisional
BOP HPP BOP HPP HPP
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
100 7.200.000 6.940.000 2.121.744 16.261.744 1.981.600 16.121.600 140.144
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpuan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka penentuan harga pokok produksi


batik lukis menggunakan metode Activity Based Costing lebih akurat dan tepat
apabila dibandingkan dengan metode tradisional. Harga pokok produksi batik
lukis dengan sistem Activity Based Costing sebesar Rp 16.261.744 sedangkan
dengan perhitungan tradisional harga batik lukis adalah sebesar Rp 16.121.600 per
100 unit kain yang diproduksi, hal ini menimbulkan selisih harga Rp 140.144.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil pembahasan di atas maka penulis


menyarankan sebagai berikut :
Bagi pemilik Usaha Batik Solo Karawang
Hasil pembahasan penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode Activity
Based Costing tersebut dapat dijadikan masukan bagi Usaha Batik Solo Karawang
dengan menggunakan formulasi biaya pada produk batik lukis. Formulasi tersebut
dapat digunakan untuk menentukan anggaran biaya produksi untuk kegiatan
produksi selanjutnya dan menentukan harga pokok produksi yang lebih akurat
terutama dalam menghadapi persaingan harga jual sehingga tidak terjadi lagi
distorsi atau kesalahan perhitungan yang menyebabkan salahnya penentuan harga
pokok produksi yang tentunya akan mempengaruhi laba yang sebenarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Christian Oktomi A. 2015. EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK


PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING
DIBANDINGKAN DENGAN SISTEM KONVENSIONAL PADA BATIK
SOLO KARAWANG [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Darma Persada

17

Anda mungkin juga menyukai