Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN DASAR

PABOI

MUKADDIMAH

Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil, dan makmur yang
berazaskan Pancasila, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 di dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sadar akan pentingnya Ilmu Orthopaedi
dan Traumatologi sebagai alat untuk mempertinggi kesejahteraan dan kebahagian
hidup bagi rakyat Indonesia serta ikut meninggikan martabat bangsa Indonesia, maka
perlu ditingkatkan pengalaman profesi kedokteran dalam bidang Ilmu Orthopaedi dan
Traumatologi kepada masyarakat dengan berpegang teguh kepada Sumpah Dokter
dan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Sadar akan perlunya kerjasama erat, dan guna membina serta memupuk Ilmu
Orthopaedi dan Traumatologi di Indonesia, maka para Dokter Spesialis Orthopaedi
dan Traumatologi di Indonesia yang pada tanggal Dua Puluh Lima September Seribu
Sembilan Ratus Enam Puluh Sembilan telah berkumpul di Bandung dan bersama-
sama telah bersepakat membentuk organisasi yang menghimpun seluruh Dokter
Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di Indonesia.

Untuk mencapai cita-cita, maksud, dan tujuan tersebut, disusunlah kebijakan,


usaha-usaha serta langkah-langkah organisasi yang terarah dan berpedoman pada
Anggaran Dasar Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Indonesia .

BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama

a. Organisasi ini bernama PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS


ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA disingkat PABOI

b. Dalam hubungan Internasional digunakan terjemahan :


“THE INDONESIAN ORTHOPAEDIC ASSOCIATION” dengan
singkatan “IOA”

Pasal 2
Waktu

Perhimpunan ini telah didirikan oleh sembilan orang yaitu : Dokter R. Soeharso,
Dokter Soebiakto, Dokter Nagar Rasyid, Dokter S. Tajib Salim, Dokter Soelarto
Reksoprodjo, Dokter Sjamsul Ma'arif, Dokter R. Saleh Mangunsudirdjo, Dokter
Herman Sukarman, dan Dokter Kunadi Wihardjo, pada tanggal Dua Puluh Lima
September Seribu Sembilan Ratus Enam Puluh Sembilan bertempat di Hotel
“Savoy Homann” Bandung, untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
Tempat Kedudukan

Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia berkedudukan


di Jakarta, Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia .
BAB II
DASAR, ASAS ,DAN SIFAT

Pasal 4
Dasar

PABOI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 5
Asas

PABOI berasaskan ketuhanan Yang Maha Esa, perikemanusiaan,


musyawarah, keadilan, kesejawatan, dan profesionalisme yang dijiwai oleh
sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia.

Pasal 6
Sifat

PABOI adalah organisasi profesi dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi


yang non profit bersifat nasional, independen dan nirlaba.

BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 7
Tujuan

Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia didirikan


dengan tujuan:
a. Memadukan segenap potensi dokter spesialis orthopaedi dan
traumatologi di Indonesia, meningkatkan harkat, martabat, dan
kehormatan diri dan profesi dokter spesialis Orthopaedi dan
Traumatologi di Indonesia,mengembangkan pengetahuan dan
teknologi Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi kedokteran, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat
sehat dan sejahtera.
b. Meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan anggota.

Pasal 8
Usaha

a. Membina dan mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan


profesionalisme dan peran sebagai agen pembaharu (agent of
change) terutama dalam advokasi kesehatan, melalui
b. Memelihara dan membina terlaksananya sumpah dokter dan kode etik
kedokteran Indonesia;
c. Mempersatukan semua Dokter Spesialis Orthopaedi dan
Traumatologi Indonesia dengan rasa kekeluargaan dan solidaritas.
d. Meningkatkan mutu pendidikan profesi dokter spesialis orthopaedi
dan traumatologi , penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran
orthopaedi dan traumatologi serta ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan kedokteran lainnya .
e. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan
dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi di Indonesia sesuai
dengan harkat dan martabat profesi kedokteran;
f. Bermitra dengan semua pihak terkait dalam pengembangan kebijakan
kesehatan;
g. Memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatannya.
h. Mengadakan hubungan kerjasama dengan badan-badan lain,
pemerintah atau swasta, di dalam negeri atau di luar negeri yang
mempunyai tujuan yang sama atau selaras;
i. Melaksanakan usaha-usaha untuk kesejahteraan anggota;
j. Melaksanakan usaha lain yang berguna untuk mencapai tujuan
sepanjang tidak bertentangan dengan sifat dan dasar organisasi serta
tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku

BAB IV
STATUS DAN FUNGSI

Pasal 9
Status
a. PABOI merupakan organisasi keahlian kedokteran dan wadah
satu-satunya bagi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
di Indonesia, bernaung di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
dan berada dalam lingkungan IKABI.
b. PABOI merupakan organisasi berbadan hukum dengan hak otonom
untuk bertindak atas namanya sendiri dalam hal yang menyangkut
profesi dan Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.

c. PABOI berbadan hukum Perkumpulan

Pasal 10
Fungsi

PABOI berfungsi sebagai pemersatu, pembina dan pemberdaya dokter


spesialis orthopaedi dan traumatologi di Indonesia.

BAB V
Pasal 11
KEANGGOTAAN
Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia
beranggotakan:
a. Anggota Biasa
b. Anggota Muda
c. Anggota Luar Biasa
d. Anggota Kehormatan
e. Ketentuan-ketentuan mengenai keanggotaan dijelaskan dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12
Kekuasaan

Kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat nasional berada pada Kongres


Nasional (KONAS) , di tingkat provinsi berada pada Konferensi Cabang
(KONCAB) .

Pasal 13
Struktur Kepemimpinan

a. Pengurus PABOI terdiri dari Pengurus Pusat dan Pengurus


Cabang .
b. Pengurus Cabang merupakan kesatuan organisasi di tingkat
propinsi
c. Di Tingkat Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Pusat ,
Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia , dewan
penilai etik Orthopaedi Indonesia (DEPOI ) yang masing-
masing memiliki wewenang dan tanggung jawab sesuai
tugasnya;
d. Pengurus Pusat membentuk Dewan Pertimbangan dan
Dewan Pakar Organisasi
e. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Umum Pengurus
Pusat PABOI mengkoordinasikan secara terintegrasi dengan
Ketua Kolegium dan Ketua DEPOI dalam Musyawarah
Pimpinan Pusat (MPP);
f. Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar PABOI juga
merupakan anggota Musyawarah Pimpinan Pusat .
g. Masa Jabatan Ketua Umum PABOI sesuai dengan
tingkatannya , ketua Kolegium dan Ketua DEPOI adalah
maksimal 2 (dua) kali masa jabatan kepengurusan
h. Ketua Pengurus Cabang adalah pimpinan organisasi PABOI
di tingkat Propinsi yang berkedudukan di ibukota propinsi .
i. Dalam keadaan tertentu dapat membentuk PABOI Cabang
pemekaran untuk mempermudah koordinasi dengan PABOI
Pusat atas seizin PABOI Cabang Induk .

Pasal 14
Badan Pelengkap

Badan pelengkap adalah instansi organisasi yang bersifat taktis dan


dibentuk untuk menunjang program-program PABOI yang terdiri dari
Biro Hukum, Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A), Tim P2KB,
Komite Tetap, dan badan kelengkapan lainnya sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan bertugas membantu pengurus menjalankan
program kerjanya .

BAB VII
ATRIBUT , LOGO DAN MARS

Pasal 15
Atribut PABOI

(1) Atribut adalah merupakan symbol atau ciri-ciri atau tanda-tanda PABOI . Dapat
berupa badge, pakaian, sticker, pin, jas PABOI , rompi , topi dan lain
sebagainya.
(2) Atribut organisasi harus mencantumkan logo PABOI

Pasal 16
LOGO PABOI
(1) Dasar

a. Bentuk : Lingkaran sebagai lambang persatuan dan kesatuan tekad.


b. Warna : Hijau merupakan warna kedokteran dan sifat kemanusiaan.

(2) Bentuk
a. Garuda : Menggambarkan kejayaan dan perlindungan.
b. Ekor : Terdiri dari bulu 25 helai dan bulu besar 9 merupakan tanggal
25bulan September sebagai tanggal dan bulan berdirinya PABOI.
c. Sayap : Terdiri dari 6 helai bulu luar dan 9 helai bulu dalam merupakan 69
sebagai tahun berdirinya PABOI (1969)
(3) INTI
(3) INTI
a. Dasar : Bulatan merupakan kebulatan tekad, warna putih merupakan sifat
kesucian dan kemanusiaan.
b. Rantai : Terdiri dari 9 mata rantai yang membentuk lingkaranbahwasanya
PABOI ini diprakasai oleh 9 tokoh.

c. Lambang Bedah Orthopaedi : Pohon yang tumbuh bengkok diliruskan dan


ikat batang penompang, merupakan lambang internasional
spesialis orthopaedi.

Pasal 17
MARS PABOI

Mars organisasi adalah MARS PABOI

BAB VIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 18
Keuangan Organisasi

(1) Keuangan organisasi adalah dana yang dimiliki organisasi dan


dimanfaatkan serta dipergunakan untuk kepentingan kegiatan organisasi;
(2) Keuangan organisasi diperoleh dari :
a. Iuran Anggota;
B. Sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat
C.Usaha-usaha lain yang sah
(3) Kepemilikan keuangan organisasi sebagaimana tersebut di atas, atas nama
badan hukum PABOI

Pasal 19
Kekayaan Organisasi

(1) Kekayaan Organisasi adalah aset milik organisasi baik yang bergerak
maupun tidak bergerak di semua tingkatan;
(2) Pengurus PABOI di setiap tingkatan bertanggung jawab atas pengelolaan
keuangan dan kekayaan organisasi;
(3) Kepemilikan kekayaan organisasi sebagaimana tersebut di atas, atas nama
badan hukum PABOI .

BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 20

Hal–hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar akan diatur di dalam
Anggaran Rumah Tangga yang merupakan pula perincian pelaksanaan
Anggaran Dasar.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 21
a. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan pada saat Kongres
Nasional (KONAS) atau KONAS luar biasa .
b. Rencana perubahan Anggaran Dasar diajukan oleh Pengurus Pusat atau
Pengurus Cabang;
c. Rencana perubahan Anggaran Dasar telah disampaikan kepada Pengurus
Pusat selambat-lambatnya tiga bulan sebelum KONAS atau KONAS Luar
Biasa dan tembusannya disampaikan kepada semua unsur dan badan
kelengkapan dibawah PABOI
BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 22
a. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh KONAS yang diadakan
khusus untuk itudan dihadiri oleh paling sedikit 2/3 ( duapertiga) dari jumlah
anggota .
b. Segala harta benda organisasi, diserahkan kepada badan-badan atau
perkumpulan- perkumpulan yang ditentukan oleh Kongres Luar Biasa tersebut.

BAB XII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 23

(1) Pengurus Pusat berwenang menyesuaikan Anggaran Dasar, Ketetapan


KONAS dan Ketentuan organisasi lainnya yang bertentangan dengan
Undang-undang;
(2) Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran Anggaran Dasar, maka penafsiran
tersebut diserahkan ke Pengurus Pusat ;
(3) Hal–hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam
peraturan tersendiri;

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 24

(1) Dengan disyahkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar


sebelumnya dinyatakan tidak berlaku;
(2) Anggaran Dasar yang disahkan dalam Sidang Pleno KONAS di Jakarta
Pada Tanggal 24 November 2016 dicatatkan ke notaris, didaftarkan ke
Kementerian Hukum dan HAM, dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


PABOI

BAB I
DASAR PENYUSUNAN

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART disusun


berdasarkan Anggaran Dasar Pasal 20.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
Anggota
a. Anggota biasa adalah Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang
berijazah dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, warga negara
Indonesia, anggota Ikatan Dokter Indonesia.;
b. Anggota luar biasa adalah Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi warga
negara asing yang telah diakui oleh IDI dan Konsil Kedokteran Indonesia
c. Anggota muda adalah Dokter Umum yang sedang dalam pendidikan untuk
menjadi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dan sudah menjadi
anggota Ikatan Dokter Indonesia.
d. Anggota Kehormatan adalah mereka yang berjasa terhadap PABOI dan Ilmu
Orthopaedi dan traumatologi.

Pasal 3
PENERIMAAN ANGGOTA BARU
a. Anggota Muda diangkat oleh Pengurus Pusat PABOI atas dasar permohonan
dari calon sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
b. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa diangkat oleh Pengurus Pusat PABOI
atas dasar permohonan dari yang bersangkutan dan diusulkan oleh PABOI
Cabang.
c. Bila belum ada cabang PABOI ditempat calon anggota sebagaimana butir (2)
pendaftaran dilakukan melalui pengurus cabang terdekat;
d. Ketentuan tata cara penerimaan anggota lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Tatalaksana Organisasi.
e. Anggota Kehormatan diusulkan oleh Pengurus Pusat PABOI dalam KONKER
untuk mendapat persetujuan dalam Kongres Nasional

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
(1)Hak Anggota Biasa:
a.Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan usul-usul secara lisan atau tertulis
kepada pengurus.
b. Mempunyai hak suara dalam rapat-rapat.
c.Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus.
d. Menulis gelar Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dengan
singkatan SpOT di belakang namanya.
(2) Anggota Muda, Anggota Luar Biasa, dan Anggota Kehormatan dalam rapat-
rapat hanya mempunyai hak bicara. Mereka tidak berhak dipilih dan memilih
untuk kedudukan- kedudukan lain yang berhubungan dengan Perhimpunan.
(3) Setiap anggota yang melaksanakan tugas PABOI dan atau pekerjaan
sebagai dokter berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dari
organisasi .

Pasal 5
Kewajiban Anggota

a. Anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota muda berkewajiban


menjunjung tinggi dan mengamalkan Sumpah Dokter dan Kode Etik
Kedokteran Indonesia, Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga
PABOI.
b. Setiap anggota berkewajiban menjaga dan mempertahankan
kehormatan perhimpunan dan mengambil bagian aktif menurut
kemampuannya dalam kegiatan perhimpunan.
c. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi dan mematuhi
peraturan-peraturan dan norma-norma susila kedokteran.
d. Setiap anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota muda wajib
membayar iuran tahunan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Anggota kehormatan, anggota berusia diatas 60 tahun, dan ketua purna
dibebaskan dari semua kewajiban iuran.
f. Anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban untuk tidak
melakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang dapat mengaburkan identitas
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi terhadap profesi
kedokteran yang lain.

Pasal 6
KEHILANGAN KEANGGOTAAN

Anggota PABOI, kehilangan keanggotaannya


oleh karena:
a. Meninggal.
b. Permintaan tertulis untuk berhenti.
c. Diberhentikan karena bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi serta bertindak merugikan atau
mencemarkan nama baik PABOI/ IDI.
d. Anggota muda kehilangan keanggotaannya bila keluar atau dikeluarkan dari
senter pendidikan orthopaedi yang sedang dijalaninya.

Pasal 7
TATA CARA PEMBERHENTIAN ANGGOTA

a. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan


secara tertulis kepada Pengurus Pusat atau Cabang sekurang-kurangnya
satu bulan sebelumnya.
b. Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Pengurus
Pusat atas usulan Pengurus Wilayah/ Cabang sesudah didahului peringatan
lisan dan dua kali peringatan tertulis.
c. Pemberhentian anggota sementara dapat ditinjau ulang paling lama enam
bulan oleh PP PABOI setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Penilai
Etik Orthopaedi Indonesia.
d. Anggota biasa yang tidak memenuhi kewajiban membayar iuran selama tiga
tahun dapat dikenakan pemberhentian sementara.
e. Dalam hal-hal luar biasa, Pengurus Pusat dapat melakukan pemberhentian
langsung dan memberitahukannya kepada Pengurus Cabang yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMBELAAN
a. Anggota yang dikenakan pemberhentian sementara dapat membela diri
dihadapan Pengurus Pusat PABOI dan DEPOI.

b. Anggota yang dikenakan pemberhentian dapat mengajukan pembelaannya


pada Kongres Nasional.

c. Keputusan Kongres Nasional dapat membatalkan atau memperkuat


tindakan pemberhentian tersebut sesuai dengan AD/ART dan peraturan
perundangan yang berlaku.

BAB III
ORGANISASI

A. STRUKTUR KEKUASAAN

Pasal 9
KONGRES NASIONAL
1. Status
a. Kongres Nasional merupakan kekuasaan tertinggi organisasi sebagai
forum pelaksanaan kedaulatan seluruh anggota PABOI

b. Kongres Nasional adalah musyawarah nasional dokter spesialis


orthopaedi dan traumatologi yang diberi nama “KONAS”

c. KONAS diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun; dan dipimpin oleh Ketua
Sidang dan Sekretaris Sidang yang dipilih pada saat Kongres Nasional

d. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ditetapkan di


Kongres Nasional.
e. Kuorum :

f. Kongres Nasional dianggap sah bila dihadiri oleh separuh jumlah anggota
biasa.

g. Kongres yang tidak mencapai korum, ditunda untuk menyiarkan kembali


pemberitahuan Kongres yang kedua dalam 15 menit, dan kemudian
Kongres dibuka dan dinyatakan sah tanpa melihat jumlah anggota biasa
yang hadir.

h. Dalam keadaan luar biasa KONAS dapat diselenggarakan sewaktu-waktu


atas inisiatif satu cabang dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya
dua pertiga dari jumlah cabang;

i. KONAS menyelenggarakan sidang organisasi dan sidang ilmiah;

j. Sidang organisasi KONAS terdiri dari sidang pleno pengesahan KONAS,


sidang pleno KONAS, sidang komisi, dan sidang khusus;

k. Penjelasan butir 9 lebih lanjut diatur dalam Pedoman Tatalaksana


Organisasi.

Pasal 10

Wewenang

Sidang Pleno Pengesahan KONAS


a. Menetapkan kuorum;
b. Menetapkan tata tertib KONAS ;
c. Menetapkan agenda acara KONAS;
d. Menetapkan Presidium Pimpinan Sidang KONAS

Sidang Pleno KONAS


a. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pedoman
pokok tatalaksana organisasi, dan kebijakan strategis nasional;
b. Menilai pertanggung-jawaban Ketua Umum Pengurus Pusat PABOI dan
mendengarkan laporan Ketua DEPOI, dan Ketua Kolegium;
c. Memilih Ketua Umum Pengurus Pusat Terpilih/ President Elect dan
mengukuhkan Ketua Umum Pengurus Pusat terpilih pada KONAS
sebelumnya menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat;
d. Menerima dan menetapkan hasil-hasil sidang komisi;
e. Menerima hasil-hasil sidang khusus untuk diteruskan kepada Ketua
Umum Pengurus Pusat
f. Mengukuhkan Ketua DEPOI yang dipilih saat sidang pleno KONAS
g. Mengukuhkan Ketua Kolegium yang dipilih oleh sidang khusus Kolegium
;
h. Mengukuhkan organisasi keseminatan atau anak organisasi dibawah
PABOI dan membubarkan organisasi keseminatan atau anak organisasi
atas usul sidang komisi;
i. Menetapkan tempat pelaksanaan Konferensi Kerja Nasional dan Kongres
Nasional (COE) yang memenuhi persyaratan;
j. Memberikan tanda kehormatan kepada orang-orang yang berjasa pada
organisasi PABOI;
k. Dalam hal Ketua Umum Pengurus Pusat Terpilih periode sebelumnya
tidak dapat menjalankan tugas sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat
karena meninggal dunia, mengundurkan diri, atau dijatuhi pidana yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap, maka Kongres Nasional memilih
Ketua Umum Pengurus Pusat yang baru dan Ketua Umum Pengurus
Pusat Terpilih
Sidang Komisi
a. Membahas materi-materi yang akan ditetapkan dalam sidang pleno;
b. Menyerahkan hasil sidang komisi kepada sidang pleno untuk disahkan
sebagai ketetapan KONAS.

Sidang Khusus
a. Memilih Ketua Kolegium kemudian dikukuhkan sebagai ketua pada
Sidang Pleno KONAS untuk diteruskan dan dibuat pengesahannya
oleh Ketua Umum Pengurus Pusat;
b. Menetapkan pedoman-pedoman pokok, kebijakan strategis dan
program kerja nasional majelis-majelis

Pasal 11
Organisasi Keseminatan dalam PABOI
1. PABOI mengakui organisasi-organisasi keseminatan dalam bidang khusus
orthopaedi yang anggotanya juga adalah hanya anggota PABOI.

2. Organisasi keseminatan tersebut adalah:


a. Pedicle Club Indonesia (PCI)

b. Indonesian Orthopaedic Rheumatology Society (IORS)

c.Indonesian Orthopaedic Spine Society (IOSS)

d. Indonesian Hip & Knee Society (IHKS)

e. Indonesian Paediatric Orthopaedic Society (IPOS)

f. Indonesian Orthopaedic Society for Sport Medicine (IOSSMA)

g. Indonesian Orthopaedic Trauma Society (IOTS)

h. Indonesian Association for Upper Limb & Microsurgery (PERAMOI)

i. Indonesian Musculoskeletal Oncology Orthopaedic Society (IMSOS)

j. Indonesian Foot and Ankle Society (INAFAS)

k.Indonesan Orthopaedic and Traumatology Reseracher Society (IOTRS)

3. Organisasi keseminatan berkewajiban membayar iuran dan menyampaikan


laporan tahunan kepada PABOI
4. Bila dirasakan perlu, dapat dibentuk organisasi keseminatan lainnya di bawah
PABOI.
Pasal 12
TATA TERTIB KONGRES

Pelaksanaan Kongres
1. Ketua Panitia Pelaksana Kongres PABOI adalah President Elect

2. Ketua Panitia Pelaksana Kongres PABOI dapat dibantu oleh


Pengurus Cabang setempat yang mendapat mandat dari pengu

Persidangan dan pelaksanaannya


1. Sidang Organisasi terdiri dari Sidang Pleno, Sidang Komisi, dan
sidang khusus serta sidang-sidang lain yang diagendakan setelah
mendapat persetujuan sidang pleno.

2. Sidang organisasi dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris sidang


Kongres.
3. Acara sidang organisasi terdiri dari :

a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat PABOI, dan


mendengarkan laporan Kolegium, dan DEPOI periode
sebelumnya.
b. Setelah laporan pertanggungjawaban diterima maka Pengurus
Pusat PABOI, Kolegium, dan DEPOI dinyatakan demisioner
dan selanjutnya berstatus sebagai anggota biasa.
c. Selanjutnya Ketua Sidang memimpin dan mengesahkan
sidang pleno, mengarahkan sidang sidang komisi dan
mengeluarkan ketetapan kongres.

Pasal 13
Pemilihan Ketua Umum Terpilih / Presiden Elect
a. Calon presiden elect diajukan berdasarkan hasil pemilihan yang telah
dilaksanakan pada konferensi kerja sebelumnya.

b. Calon diminta kesediannya secara tertulis serta diberi kesempatan untuk


mempresentasikan visi , misi dan rencana kerja kepengurusan dalam sidang
pleno.

c. Pemilihan dilakukan secara bebas dan rahasia sesuai AD/ART minimal


sekurang- kurangnya dua (2) orang calon.

d. Nama-nama calon yang terpilih dalam konferensi kerja akan dipilih pada
Kongres Nasional.

e. Kongres Nasional menetapkan berdasarkan suara terbanyak

Pasal 14
Pemilihan Dewan Penilai Etik Orthopaedi Indonesia

1. KONKER memilih 5 ( lima ) calon anggota dengan persyaratan telah menjadi


anggota biasa sekurang-kurangnya 25 tahun, tidak pernah melakukan
pelanggaran etikomedikolegal.

2. Kongres Nasional menetapkan Ketua berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 15
Pemilihan Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia

(1) Anggota Kolegium terdiri dari Ketua Program Studi, Guru Besar, dan Kepala
Departemen/Bagian/SMF.

(2) Ketua Kolegium dipilih dalam Sidang Khusus Kolegium dan dikukuhkan
dalam Kongres Nasional.

(3) Ketua Kolegium maksimal menduduki dua kali masa jabatan.

Pasal 16
Keputusan

1. Keputusan pada Sidang Organisasi dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

2. Jika musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka keputusan


diambilberdasarkan suara terbanyak.

3. Keputusan dalam pemilihan Presiden Elect, Anggota DEPOI, dan Ketua


Kolegium dilakukan secara bebas dan rahasia serta berdasarkan suara
terbanyak.

Pasal 17
Pengurus Cabang

a. Pengurus Cabang ditetapkan oleh PP PABOI yang merupakan kesatuan


organisasi di tingkat propinsi.

b. Dalam keadaan tertentu dapat membentuk PABOI Cabang pemekaran untuk


mempermudah koordinasi dengan PABOI Pusat atas seizin PABOI Cabang
Induk .

c. Pengurus Cabang dapat dibentuk sekurang- kurangnya mempunyai 5 (lima)


Anggota Biasa.

d. Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang bertempat tinggal di


daerah propinsi yang belum mempunyai Pengurus Cabang dapat menjadi
anggota pada Cabang yang terdekat.

e. Masa jabatan Pengurus Cabang sesuai dengan masa kepengurusan PP


PABOI.

f. Masa jabatan Ketua PABOI Cabang maksimal 2 (dua) kali masa


kepengurusan

g. Pengurus Cabang berwenang untuk memberikan rekomendasi untuk


mendapatkan SIP dan prosedur STR dengan syarat sesuai yang ditentukan
oleh PP PABOI.

h. Dalam kondisi tertentu untuk memudahkan koordinasi anggota maka dapat


dibentuk PABOI Cabang pemekaran atas izin cabang induk dan berkoordinasi
dengan PP PABOI.

Pasal 18
Dewan Etika dan Profesionalisme Bedah Orthopaedi & Traumatologi
Indonesia (DEPOI)

a. Dewan Etika dan Profesionalisme Bedah Orthopaedi & Traumatologi Indonesia


adalah Dewan yang memberikan pertimbangan untuk masalah profesi, etika,
dan hukum kepada pengurus dan anggota.

b. Dewan bersifat otonom.

c. Dewan berfungsi untuk membina profesi, etika, dan hukum bagi Spesialis
Orthopaedi dan Traumatologi dalam arti yang seluas- luasnya sesuai dengan
Kode Etik Kedokteran Indonesia.

d. TUGAS DEPOI adalah

a. Memantau pelayanan profesi Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di


Indonesia, baik dari segi pelayanan profesi maupun segi etik profesi.

b. Memberikan nasehat pada pengurus pusat atas dasar hasil pemantauan


tersebut.

c. Bekerjasama dengan IDI c.q. MKEK IDI dalam hal yang menyangkut
profesi dokter, etika kedokteran pada umumnya.

d. Bekerjasama dengan PERSI dalam hal pemantauan pelayanan profesi


Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di Rumah Sakit.

Pasal 19
KOLEGIUM ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI INDONESIA

(1). Ketentuan Umum/Perihal Kolegium

a. Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia adalah badan yang


dibentuk oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi
Indonesia (PABOI) pada Kongres Nasional (KONAS) yang bertugas
mengampu cabang ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.

b. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab dan melaporkan secara


periodik kepada Ketua Umum Pengurus Pusat.

c. Ketua kolegium hanya menjabat maksimal 2 (dua) kali masa kepengurusan;

d. Masa jabatan kepengurusan kolegium adalah sesuai masa jabatan


kepengurusan Pengurus Pusat;

e. Standar Kompetensi Orthopaedi dan Traumatologi adalah kompetensi minimal


yang harus dicapai dalam pendidikan pendidikan dan ditetapkan oleh Kolegium
Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia

f. Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi Orthopaedi dan


Traumatologi adalah kriteria minimalpendidikan yang harus dipenuhi oleh
setiap Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) dalam penyelenggaan
pendidikan dokter spesialis.

g. Standar disusun oleh Kolegium yang disahkan oleh Konsil Kedokteran


Indonesia (KKI)

h. IPDS adalah institusi yang melaksanakan program pendidikan dokter spesialis


Orthopaedi dan Traumatologi yang telah diakreditasi Kolegium dan disahkan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia (Depdiknas RI)

i. Katalog Pendidikan Orthopaedi dan Traumatologi adalah profil pendidikan


dokter spesialis dan spesialis konsultan yang disusun oleh Kolegium
mencakup visi dan misi, kompetensi, daftar IPDS, persyaratan dan alur
pendaftaran calon peserta calon peserta didik, pelaksanaan seleksi, lama
pendidikan, isi program dan cara evaluasi

j. Pleno Kolegium adalah rapat yang dihadiri oleh semua anggota Kolegium dan
pihak yang dianggap perlu dan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang
pendidikan

k. Badan Pekerja (BP) Kolegium adalah Forum Ketua, dan Sekretaris Kolegium,
Ketua dan Sekretaris PABOI, Ketua Program Studi (KPS) dan pihak lain yang
dianggap perlu untuk menghadiri rapat BP

(2) STATUS :
a. Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia adalah badan yang
dibentuk oleh PABOI pada Kongres Nasional (KONAS) yang bertugas
mengampu cabang Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.
b. Standar Nasional Kompetensi Orthopaedi & Traumatologi adalah
kompetensi minimal yang harus dicapai dalam pendidikan dan ditetapkan
oleh Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia.
c. Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi &
Traumatologi adalah kriteria minimal pendidikan yang harus dipenuhi oleh
setiap Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) dalam
penyelenggaraan pedidikan dokter spesialis. Standar disusun oleh
Kolegium yang disyahkan oleh KKI.
d. IPDS adalah institusi yang melaksanakan program pendidikan Dokter
Spesialis Orthopaedi & Traumatologi yang telah diakreditasi Kolegium dan
disahkan Direktorat Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI.
e. Katalog Pendidikan Nasional Orthopaedi & Traumatologi adalah profil
Pendidikan Dokter Spesialis dan Subspesialis (spesialis konsultan) yang
disusun oleh Kolegium mencakup visi & misi, kompetensi, daftar IPDS,
persyaratan dan alur pendaftaran calon peserta didik, pelaksanaan seleksi,
lama pendidikan, isi program, dan cara evaluasi.
f. Pleno Kolegium adalah rapat yang dihadiri oleh semua anggota Kolegium
dan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang pendidikan.
g. Badan Pekerja (BP) Kolegium adalah Forum Ketua, dan Sekretaris
Kolegium, Ketua dan Sekretaris PABOI, Ketua Program Studi (KPS), dan
pihak lain yang dianggap perlu untuk menghadiri rapat BP.

(3) Tugas
(a) Membuat standar pendidikan profesi dokter spesialis dan spesialis
konsultan Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia, berkoordinasi dengan
PABOI, IPDS, Rumah Sakit Pendidikan, Depdiknas dan Departemen
Kesehatan (Depkes).
(b) Menyusun katalog pendidikan profesi dokter spesialis dan spesialis
konsultan Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia
(c) Melakukan Akreditasi IPDS
(d) Membuat peraturan pendidikan program pendidikan Orthopaedidan
Traumatologi meliputi struktur, isi, proses dan keluaran
(e) Menyelenggarakan ujian kompetensi nasional untuk spesialisdan spesialis
konsultan
(f) Memberikan Sertifikat kompetensi dari Kolegium sebagai pengakuan
resmi atas kompetensi yang dicapai
(g) Memantau, mengevaluasi dan menilai secara berkala dan
berkesinambungan program pendidikan, Institusi Pendidikan dan staf
pengajar
(h) Menentukan standar Sertifikasi Profesi sesuai peraturan yang berlaku
(Pendidikan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan – (BP2KB))
(i) Mensahkan sertifikasi kompetensi dokter spesialis Orthopaedi dan
Traumatologi dan Spesialis Konsultan
(j) Menyusun program pendidikan berkelanjutan
(k) Menyusun program pengembangan Spesialis Konsultan Orthopaedi dan
Traumatologi
(l) Membuat Komisi Kolegium sesuai kebutuhan
(m) Pleno Kolegium mengadakan rapat minimal 1 (satu) kali setahun pada
Kongres Kerja (KONKER) dan Kongres Nasional (KONAS)
(n) BP bertugas untuk mengadakan pertemuan sesuai dengan kebutuhan
(4) Kewenangan Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia:
(a) Menetapkan standar Pendidikan Profesi dokter Spesialis dan Spesialis
Konsultan Orthopaedi dan Traumatologi
(b) Menetapkan Akreditasi IPDS
(c) Memberikan sertifikat kompetensi Pendidikan Profesi dokter Spesialis dan
Spesialis Konsultan Orthopaedi dan Traumatologi
(d) Menentukan pengembangan pendidikan spesialis konsultan
(e) BP membuat rancangan keputusan dan rancangan ketetapan yang akan
disahkan pada pleno kolegium

(5) Susunan Organisasi dan Keanggotaan Kolegium Ilmu Orthopaedi dan


Traumatologi:
(a) Susunan organisasi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota
(b) Ketua Kolegium dipilih oleh Rapat Pleno Kolegium di KONKER PABOI,
dikukuhkan pada waktu KONAS.
(c) Ketua Kolegium dapat dipilih sesuai kebutuhan dengan masa waktu sama
dengan kepengurusan PABOI
(d) Keanggotaan Kolegium terdiri dari Guru Besar, Ketua Bagian (Kabag),
KPS, Ketua Purna waktu (Ketua purna Kolegium), Ketua Pengembangan
Spesialis Konsultan dan Anggota yang dianggap kompeten dalam
pendidikan oleh BP Kolegium
(e) Ketua dan sekretaris PABOI merupakan bagian dari susunan organisasi
(f) Komisi kolegium diusulkan oleh BP sesuai kebutuhan disahkan dalam rapat
pleno Kolegium

(6) Pemberhentian Anggota Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi:


(a) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
(b) Meninggal dunia
(c) Tidak menghadiri rapat Pleno Kolegium 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa
keterangan
(d) Dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
.
(7) Tata Kerja Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia
(a) Setiap keputusan/ketetapan Kolegium ditetapkan/disahkan oleh rapat
pleno anggota
(b) Rapat pleno Kolegium dianggap sah jika dihadiri oleh paling sedikit
setengah dari jumlah anggota ditambah satu
(c) Bila kuorum tidak tercapai maka rapat ditunda selama 15 (lima belas)
menit dan setelah itu kuorum dianggap sah
(d) Keputusan diambil dengan cara musyawarah dan mufakat, dalam hal
tidak terdapat kesepakatan maka dapat dilakukan pemungutan suara
(e) Bila ketua Kolegium diperlukan oleh Instansi/lembaga pendidikan atau
berhalangan, kegiatan Harian Ketua Kolegium dilaksanakan oleh Wakil
Ketua Kolegium

(8) Pembiayaan Kolegium:


Biaya untuk pelaksanaan tugas-tugas Kolegium dibebankan kepada
Anggaran PABOI

Pasal 20
Bidang-Bidang Pengurus Pusat PABOI

1. Bidang-bidang mempunyai fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,


bertugas membantu Pengurus Pusat untuk melaksanakan tugas-tugas yang
harus diselesaikan pengurus yang bersifat tetap, berkesinambungan, dan terus
menerus

2. Bidang yang harus dibentuk oleh Pengurus Pusat:

a. Bidang advokasi dan legislasi kebijakan .

b. Bidang Organisasi
c. Bidang Usaha, Kerjasama dan kemitraan dalam negeri dan luar negeri

d. Bidang Pengembangan Pelayanan Keprofesian

e. Bidang Humas dan pengabdian masyarakat

f. Bidang pengembangan Ilmiah ,penelitian dan publikasi

3. Pengurus pusat juga dapat membentuk bidang lain sesuai dengan yang
dibutuhkan

Pasal 21
Badan Pelengkap

Badan pelengkap adalah instansi organisasi yang bersifat taktis dan


dibentuk untuk menunjang program-program PABOI yang terdiri dari
Biro Hukum, Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A), Tim P2KB,
Komite Tetap, dan badan kelengkapan lainnya sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan bertugas membantu pengurus menjalankan
program kerjanya .

Pasal 22
Tim CPD/P2KB:

Mempunyai tugas :

a. Melaksanakan verifikasi nilai SKP P2KB anggota yang mengajukan


permohonan perpanjangan STR.

b. Mendata anggota biasa yang baru selesai melaksanakan pendidikan dan


mengajukan permohonan ke KKI untuk mendapatkan STR.

c. Melaksanakan pembinaan anggota untuk pengisian borang-borang P2KB.

d. Melaksanakan tugas sebagai Ex-Officio P2KB IDI.

Pasal 23
Biro Hukum , Pembinaan dan Pembelaan anggota

Tugas Biro Hukum , Pembinaan dan Pembelaan anggota

a. Membantu pengurus pusat dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan


dengan hukum / mediko legal.
b. Membantu advokasi para anggota yang berhubungan dengan hukum/mediko
legal.
c. Melakukan sosialisasi hukum/mediko legal di kegiatan PABOI yang berkaitan
dengan hukum.

Pasal 24
Komite Lain

a. Pengurus Pusat dapat membentuk komite lainnya sesuai dengan kebutuhan.


b. Tugas komite yang dibentuk disesuaikan dengan tujuan dibentuknya komisi
tersebut.
Pasal 25
Seksi

a. Pengurus pusat dapat membentuk seksi sesuai dengan pengembangan


profesi.

b. Seksi sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Spine
b. Hand
c. Paediatric
d. Trauma
e. Sport
f. Joint Replacement
g. Oncology

c. Tugas Seksi:

a. Memfasilitasi kegiatan pengembangan profesi.


b. Bekerjasama dengan organisasi lain di dalam atau luar negeri dalam
pengembangan profesi.

BAB III
Pasal 26
PERBENDAHARAAN

a. Perbendaharaan PABOI terdiri dari aset tetap dan aset bergerak yang sah
secara hukum.

b. Aset tetap adalah milik organisasi berupa gedung/ruang perkantoran.

c. Aset bergerak bisa didapatkan dari iuran anggota, dana abadi, sumbangan
anggota, dan usaha usaha lain yang sah serta tidak mengikat.

Pasal 27
Aturan Tambahan

a. Setiap anggota PABOI dianggap telah mengetahui Anggaran Dasar dan


Anggaran Rumah Tangga PABOI.

b. Perselisihan dan penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


diputuskan oleh Pengurus Pusat.

c. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dimuat dalam
peraturan PP PABOI tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART
PABOI.

Pasal 28
Penutup

Dengan disahkannya anggaran rumah tangga ini, maka anggaran rumah


tanggasebelumnya tidak berlaku.

Anggaran rumah tangga ini disahkan dalam sidang pleno Kongres Nasional di
Jakarta pada tanggal 24 Nopember 2016 dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 November 2016

Anda mungkin juga menyukai