Anda di halaman 1dari 5

Nama : Galih Achmad Prawiradiawan

NIM : 20183020094

1. Sebutkan Kegunaan Heat Exchanger beserta contoh aplikasi nyata. (sebutkan 3 contoh).
Jawab : Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan atau mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain.
Klasifikasi heat exchanger berdasarkan fungsinya yaitu:
a) memanfaatkan fluida dingin
b) menggunakan fluida panas yang didinginkan
Contoh aplikasi nyata Heat Exchanger yaitu:
a) Radiator Mobil
b) AC (Air Conditioner)
c) Powerplant

2. Apa yang dimaksud fouling pada heat exchanger dan faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhinya, jelaskan!
Jawab : Fouling adalah Pembentukan lapisan deposit pada permukaan perpindahan
panas dari bahan atau senyawa yang tidak diinginkan.
Faktor-faktor mempengaruhi Fouling yaitu:
a) Temperatur, temperatur adalah salah satu faktor dominan dalam terbentuknya
fouling pada membran. Solubilitas dan pembentukan kristal sangat dipengaruhi
oleh temperatur.
b) Gas terlarut pada air umpan, gas terlarut terdapat pada hampir setiap air umpan
untuk membran. Adapun efek dari gas terlarut pada fouling sangat kecil dan tidak
langsung. Gas terlarut menghalangi proses aliran permeat dan mengurangi
besarnya konsentrasi.
c) Sumber air, adanya fouling dan jenis fouling yang terjadi pada permukaan
membran tergantung pada kandungan sumber air sebagai umpan masuk pada
membran. Pada umumnya setiap sumber air yang tersedia memiliki karakteristik
akan kondisi dan komponen yang terdapat pada sumber air.

3. Apa yang dimaksud dengan LMTD (Log Mean Temperature Difference)? Faktor-faktor
apa sajakah yang memepengaruhi nilai LMTD?
Jawab : Log mean temperature difference (juga dikenal dengan LMTD) digunakan untuk
menentukan kekuatan pendorong suhu untuk perpindahan panas dalam sistem aliran,
terutama dalam penukar panas(heat exchangers).
Faktor yang mempengaruhi nilai MLTD, Pada awalnya kita mengandaikan U (bisa juga
digantikan oleh ) sebagai nilai konstan (nilai U dapat dilihat pada tabel pada lampiran).
U sendiri merupakan koefisien heat transfer overall.
Untuk U pada suhu yang hampir konstan, variasi temperatur dari aliran fluida dapat
dihitung secara overall heat transfer dalam bentuk perbedaan temperatur rata-rata dari
aliran dua fluida, yang dapat dibuat persamaan sebagai berikut :

Q=UA ΔT mean

Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana membuat persamaan tersebut menjadi
benar. Kita harus dapat menghitung nilai dari ΔT yang diinginkan. Hal ini disebabkan
karena terlihat pada grafik mengenai kecenderungan perubahan temperatur fluida akan
lebih cepat sejalan dengan posisinya (grafik bisa dilihat dari lampiran). Selain itu pada
counterflow dan pararel flow, perhitungan tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu perlu
dicari suatu persamaan yang dapat menyelesaikan masalah ini. Dengan menurunkan
rumus awal sebagai berikut :

dQ=U (dA ) ΔT=−(mc p )h dT h =(mc p )c dT c

Keterangan :h untuk aliran panas dan c untuk aliran dingin

Setelah itu kita menyamakan persamaan antara persamaan untuk counterflow dan
persamaan untuk pararel flow dan didapat :

ΔT a −ΔT b
Q=UA
( ln ( ΔT a / ΔT b )
Dimana ΔTa adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin awal
dan ΔTb adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin akhir. Δt
mean yang dimaksud dalam persamaan tersebut adalah LMTD, yaitu :

ΔT a − ΔT b
ΔT mean =LMTD=
( ln ( ΔT a / ΔT b )
Namun demikian penggunaan LMTD juga cukup terbatas. Kita harus menggunakan
faktor koreksi F yang dapat dilihat dalam grafik pada lampiran. Sehingga rumusnya
menjadi :

Q=UAF ( LMTD )

4. Aliran dalam heat exchanger ada 2, aliran searah dan aliran berlawanan arah. Sebutkan
kelebihan dan kekurangan dari 2 aliran tersebut!
Jawab :
 Heat Exchanger dengan aliran searah (co-current/parallel flow) Pertukaran panas
jenis ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi Heat Exchanger yang
sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi yang sama. Karakter
Heat Exchanger jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari Heat Exchanger
(Tco) tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar (Tho), sehingga
diperlukan media pendingin atau media pemanas yang banyak.
 Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah ( counter flow ) Penukar panas jenis
ini, kedua fluida ( panas dan dingin ) masuk penukar panas dengan arah berlawanan,
mengalir dengan arah berlawanan dan keluar pada sisi yang berlawanan . Temperatur
fluida dingin yang keluar penukar panas (Tcb ) lebih tinggi dibandingkan temperatur
fluida panas yang keluar penukar panas ( Thb ).

5. Apa yang dimaksud dengan Chiller? Bagaimana prinsip kerjanya?


Jawab :
 Chiller adalah alat perpindahan panas yang menggunakan sistem pendingin untuk
menghilangkan panas dari beban proses dan mengalihkan atau melepaskan panas ke
lingkungan. Chiller juga dapat dikategorikan sebagai mesin pendingin pilihan untuk
mengkondisikan fasilitas industri dan fasilitas umum.
 Prinsip kerja Chiller untuk mendinginkan udara dalam gedung, mesin chiller tidak
langsung mendinginkan udara melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air)
terlebih dahulu. Setelah air tersebut dingin kemudian air dialirkan melaui AHU (Air
Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan udara.
6. Apa perbedaan Air cooled chiller dengan water cooled chiller? Jelaskan!
Jawab :
 Air Cooled Chiller, yaitu chiller yang menggunakan udara sebagai media pendingin
kondensernya.
Contoh Air Cooled Chiller,

 Water Cooled Chiller, yaitu chiller yang menggunakan air sebagai media pendingin
kondensernya.
Contoh Water Cooled Chiller,

7. Cari 3 studi kasus permasalahan-permasalahan kerusakan yang terjadi pada heat


exchanger dan solusi perbaikannya!
Jawab :
1. Naiknya pressure drop didalam PHE
Penyebab : Ada kotoran dalam PHE (PHE tersumbat)
Tindakan:
 Bersihkan pipa-pipa sebelum start up
 Bersihkan plate (jika kejadiannya setelah proses berjalan)
 Media yang masuk PHE perlu diberi filter.
Penyebab : Viskositas
Tindakan:
 Check viskositas dan jika perlu setel sesuai desain.
 Check apakah temperature turun sampai dibawah temperature desain
Penyebab : Kesalahan koneksi pada sistem perpipaan
Tindakan:
 Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing.
Penyebab: Kuantitas aliran terlalu besar
Tindakan:
 Atur kuantitas aliran dengan benar.
2. Menurunnya out put HE (menurunnya kapasitas)
Penyebab: PHE terkotori/tersumbat oleh kotoran dari luar, seperti serpihan plastik.
Tindakan:
 Bersihkan plate
 Media yang masuk PHE perlu diberi filter.
Penyebab: Aliran terlalu tinggi/cepat.
Tindakan:
 Setel dan sesuaikan.
Penyebab : Kesalahan koneksi terhadap sistem perpipaan
Tindakan:
 Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing
Penyebab: Akumulasi secondary media di dalam HE (seperti oli, dan non-
condensable gas)
Tindakan:
 Buat alat yang sesuai untuk mengalirkannya. Alat ini bisa berupa oil drainage
yang dibuka dalam periode tertentu sesuai dengan keadaan.
3. Kebocoran
Penyebab: Tekanan dalam HE melebihi tekanan ijin.
Tindakan:
 Kurangi tekenan sesuai dengan set point.
Penyebab: shock pressure/tekanan mendadak.
Tindakan:
 Hindari terjadinya tekanan mendadak dengan mengatur sistem sebaik
mungkin, membuka dan menutup sistem dengan smooth.
Penyebab: Rusaknya gasket karena pengaruh serangan medium.
Tindakan:
 Ganti gasket, jika perlu ganti dengan material lain yang lebih baik.
Penyebab: Terbloknya aliran dalam HE.
Tindakan:
 Bersihkan plate.
 Beri saringan/filter.

Catatan : Umumnya PHE didesain melebihi kapasitas permintaan customer untuk


safety kapasitas. Jika salah satu plate atau double plate bocor bisa diambil dan
dipasang lagi. Lebih tepatnya menghubungi supplier atau manufacturernya.

Anda mungkin juga menyukai