KEPERAWATAN JIWA II
Disusun oleh :
NIM : 2020.05.001
SURABAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan meteri khusus yaitu “Stres, Stressor, Adaptasi,
Mekanisme pertahanan ego, Rentang sehat sakit jiwa dan Mekanisme koping”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Aristina Halawa,. S.Kep,.Ns,.M.Kes. selaku dosen mata kuliah Keperawatan
jiwa II Stikes William Booth Surabaya.
2. Pihak-pihak yang telah menyediakan sumber referensi untuk membantu
penulis dalam menyusun makalah ini..
Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam menyusun makalah
di masa mendatang. Penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................3
2.1 STRESS, STRESSOR, ADAPTASI,MEKANISME PERTAHANAN EGO, RENTANG
SEHAT SAKIT JIWA, MEKANISME KOPING.........................................................................3
2.1.1 Definisi Stress......................................................................................................................3
2.1.2 Manifestasi Klinis Stress....................................................................................................4
2.1.3 Stressor................................................................................................................................4
2.1.4 Sumber Stress.....................................................................................................................7
2.1.5 Sumber Stress Psikologis....................................................................................................7
2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Efek Stressor.......................................................................8
2.1.7 Konsep Adaptasi...............................................................................................................10
2.1.8 Mekanisme Pertahanan Ego............................................................................................11
2.1.9 Rentang Sehat Sakit Jiwa.................................................................................................14
2.1.10 Mekanisme Koping.........................................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................17
3.2 SARAN.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Stres dapat didefinisikan sebagai respon otak terhadap tuntutan apapun. Banyak hal
yang bisa memicu respons ini, termasuk perubahan. Perubahan bisa positif atau negatif, serta
nyata atau dirasakan. Mereka mungkin berulang, jangka pendek, atau jangka panjang dan
mungkin termasuk hal-hal seperti perjalanan ke dan dari sekolah atau bekerja setiap hari,
bepergian untuk liburan tahunan, atau pindah ke rumah baru. Perubahan dapat ringan dan
relatif tidak berbahaya, seperti memenangkan perlombaan, menonton film menakutkan, atau
naik rollercoaster. Beberapa perubahan yang besar, seperti pernikahan atau perceraian,
penyakit serius, atau kecelakaan mobil. Perubahan lainnya bisa berupa perubahan yang
ekstrim, seperti mengalami kekerasan, dan dapat menyebabkan reaksi stres traumatik.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan stress ?
2. Apa saja manifestasi klinis pada stress ?
3. Apakah yang dimaksud dengan stressor ?
4. Apa sajakah sumber stress dapat terjadi ?
5. Apa sajakah sumber stress psikologis ?
6. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi efek stressor ?
7. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi ?
8. Apakah yang dimaksud dengan mekanisme pertahanan ego ?
9. Apakah yang dimaksud dengan rentang sehat sakit jiwa ?
10. Apakah yang dimaksud dengan mekanisme koping ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep stress pada pasien dengan gangguan
neurologis atau peryarafan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Stres itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Stres ringan dan berat. Gejala Stres ringan
ditandai perasaan sedih yang datang dan pergi begitu saja dengan waktu yang singkat.
Adapun Stres berat yang menimbulkan gejala murung, menyendiri, perasaan bersalah,
menyesal, melakukan aktivitas terbatas, dan terkadang melakukan hal-hal yang menyakiti diri
sendiri bahkan dapat menyebabkan penderita stres merasakan hopeless yang mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri.
Selanjutnya, Anto (2015) mengutip beberapa pendapat ahli mengenai stress, yaitu:
1. Hans Selye tahun 1976. Selye menjelaskan bahwa stress adalah respon tubuh yang sifatnya
tidak spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.
2. Emanuelsen & Rosenlicht tahun 1986. Stress diartikan sebagai respon fisik dan emosional
terhadap tuntutan yang dialami individu yang diinterprestasikan sebagai sesuatu yang
mengancam keseimbangan.
3. Soeharto Heerdjan tahun (1987). Heerdjan menyatakan bahwa stress adalah suatu kekuatan
yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang.
3
2.1.2 Manifestasi Klinis Stress
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi
cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu,
maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi.
Menurut (Cary Cooper dan Alison Straw,2015) mengemukakan gejala stres dapat berupa
tanda-tanda berikut ini :
1. Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan tenggorokan kering, tangan lembab, merasa panas,
otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala,
salah urat dan gelisah.
2. Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya,
gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, susah konsentrasi, dan sebagainya.
3. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi lekas panik,
kurang percaya diri, penjengkel.
2.1.3 Stressor
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan
terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik,
psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan
sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye
(dalam Rice, 2002). Menurut Lazarus dan Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau
berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial
4
(seperti interaksi sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu
ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
5
mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup sehingga tidak jarang orang
jatuh ke dalam depresi dan kecemasan.
f. Keuangan
Masalah keuangan (kondisi-sosial ekonomi) yang tidak sehat misalnya
pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat utang, kebangkrutan
usaha, soal warisan, dan lain sebagainya. Problem keuangan amat berpengaruh
pada kesehatan jiwa seseorang dan seringkali masalah keuangan ini merupakan
faktor yang membuat seseorang jatuh dalam depresi dan kecemasan.
g. Hukum
Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum dapat merupakan sumber
stress pula, misalnya tuntutan hukum, pengadilan, penjara, dan lain sebagainya.
Stress dibidang hukum ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi
dan kecemasan
h. Perkembangan
Yang dimaksud disini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun
mental seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut,
dan lain sebagainya. Kondisi setiap perubahan fase-fase tersebut diatas untuk
sebagian individu dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, terutama pada
mereka yang mengalami menopause atau usia lanjut.
i. Penyakit fisik atau cedera
Sumber stress yang dapat menimbulkan depresi dan kecemasan di sini
antara lain penyakit, kecelakaan,operasi atau pembedahan, aborsi dan lain
sebagainya. Dalam hal penyakit yang banyak menimbulkan depresi dan
kecemasan adalah penyakit kronis, jantung, kanker, dan sebagainya.
j. Faktor keluarga
Yang dimaksud disini adalah faktor stress yang dialami oleh anakdan
remaja yang disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik misalnya:
1. Hubungan kedua orang tua yang dingin, penuh ketegangan.
2. Kedua orang tua jarang di rumah dan tidak ada waktu untuk bersama
dengan anak-anak.
3. Komunikasi antara orang tua dan anak yang tidak baik.
4. Salah satu orang tua menderita gangguan jiwa.
5. Orang tua dalam pendidikan anak kurang sabar, pemarah, keras, dan
otoriter.
6
h. Lain-lain
Stressor kehidupan lainnya juga dapat menimbulkan depresi dan kecemasan
antara lain bencana alam, kebakaran, perkosaan, kehamilan diluar nikah, dan
lain sebagainya.
2.1.4 Sumber Stress
Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat diklasifikasikan sebagai stressor
internal atau eksternal, atau stressor perkembangan atau situasional.
1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh, demam,
kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa
bersalah, kanker atau perasaan depresi.
2. Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh perpindahan ke kota
lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan dari teman sebaya, perubahan
bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial,
atau tekanan dari pasangan.
3. Stressor perkembangan terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan sepanjang
hidup individu. Pada setiap tahap perkembangan, tugas tertentu harus dicapai
untuk mencegah atau mengurangi stres.
4. Stressor situasional tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan pun
sepanjang hidup. Stres situasional dapat positif dan negatif. Contoh
a. Kematian anggota keluarga
b. Pernikahan atau perceraian
c. Kelahiran anak
d. Pekerjaan baru
e. Penyakit
Sejauh mana pengaruh positif dan negatif peristiwa ini bergantung pada tahap
perkembangan individu. Sebagai contoh, kematian orang tua dapat lebih menimbulkan stres
bagi anak usia 12 tahun dibandingkan pada orang yang berusia 40 tahun.
7
1. Frustasi timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang,
misalnya apabila ada mahasiswa yang gagal dalam mengikuti ujian osca dan tidak
lulus. Frustasi ada yang bersifat intrinsic (cacat badan dan kegagalan usaha) dan
ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan
ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
2. Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam
keinginan, kebutuhan atau tujuan.
Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a. Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara
dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit
menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres
muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil.
Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan
yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar
pernikahan, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara
mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit
diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya
karena masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan
c. Approach-avoidance conflict, merupakan situasi dimana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang
sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak
3. Tekanan timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari
dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang
berasal dari luar individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar disekolah
selalu rangking satu, atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
4. Krisis yaitu keadaan mendadak yang menimbulkan stres pada individu, misalnya
kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera dioperasi
8
1. Faktor Lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga
memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis
menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam
maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
2. Faktor Organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk
menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja
yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak
menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor
ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.
Stres kerja yang dialami seseorang dipengaruhi oleh faktor penyebab stres baik yang
berasal dari dalam pekerjaan maupun dari luar pekerjaan. Faktor penyebab stres kerja yang
dibahas dalam penelitian ini hanya faktor organisasional, yakni faktor yang berasal dari
dalam pekerjaan yang mencakup tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan
antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup organisasi.
Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut
meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Sebagai
contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh suara
bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin pentingnya layanan
pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber stres.
Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi
dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan
ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi.
Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya
dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres,
terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi (Wikipedia).
3. Faktor Pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta
kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan
hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya
9
hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah
hubungan yang menciptakan stres.
Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala
pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja
karyawan. Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala
stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari
berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa para
peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki kecenderungan kecenderungan
inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini
benar, faktor individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar
seseorang. Artinya, gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya
berasal dari kepribadian orang itu
B. Dimensi Adaptasi
1. Adaptasi Fisiologi
Adalah proses dimana respon tubuh terhadap stressor untuk mempertahankan fungsi
kehidupan, dirangsang oleh faktor eksternal dan internal, respons dapat dari sebagian tubuh
atau seluruh tubuh serta setiap tahap perkembangan punya stressor tertentu.
Mekanisme fisiologis adaptasi berfungsi melalui umpan balik negatif, yaitu suatu
proses dimana mekanisme kontrol merasakan suatu keadaan abnormal seperti penurunan
suhu tubuh dan membuat suatu respons adaptif seperti mulai mengigil untuk membangkitkan
panas tubuh.
10
2. Adaptasi Psikologis
Perilaku adaptasi psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme ini
dapat berorientasi pada tugas, yang mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara
langsung untuk menghadapi ancaman atau dapat juga mekanisme pertahanan ego, yang
tujuannya adalah untuk mengatur distress emosional dan dengan demikian memberikan
perlindungan individu terhadap ansietas dan stress. Mekanisme pertahanan ego adalah
metode koping terhadap stress secara tidak langsung.
Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian
tentang besaranya, tipe dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stressor pada keluarga
dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara
keseluruhan.
4. Adaptasi spiritual
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara,
tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat
mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor sebagai
hukuman.
11
1. Beroperasi pada level tak sadar
2. Selalu menolak, memalsu atau memutar balikkan kenyataan
3. Mengubah persepsi nyata seseorang sehingga stimulus menjadi kurang mengancam.
Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego sebagai salah satu bagian dalam struktur
kepribadian selain id, dan super ego. Mekanisme tersebut diperlukan saat impuls-impuls dari
id mengalami konflik satu sama lain, atau impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan
kepercayaan dalam super ego, atau bila ada ancaman dari luar yang dihadapi ego. Faktor
penyebab perlunya dilakukan mekanisme pertahanan adalah kecemasan. Bila kecemasan
sudah membuat seseorang merasa sangat terganggu, maka ego perlu menerapkan mekanisme
pertahanan untuk melindungi individu. Rasa bersalah dan malu sering menyertai perasaan
cemas. Kecemasan dirasakan sebagai peningkatan ketegangan fisik dan mental. Perasaan
demikian akan terdorong untuk bertindak defensif terhadap apa yang dianggap
membahayakannya. Penggunaan mekanisme pertahanan dilakukan dengan membelokan
impuls id ke dalam bentuk yang bisa diterima, atau dengan tanpa disadari menghambat
impuls tersebut. Mekanisme pertahanan ego, yang sering disebut sebagai mekanisme
pertahanan mental.
1. Kompensasi Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara
tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya. Biasanya seorang individu
tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu tapi mendapatkan kepuasan di bidang lainnya.
4. Disosiasi Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya. salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek
yang mengancam kepada objek yang lebih aman.
12
5. Identifikasi (identification) Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia
kagumi berupaya dengan mengambil / menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang
tersebut dengan membuatnya menjadi kepribadiannya.
7. Introjeksi (Introjection) Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil
dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya
sendiri, merupakan hati nurani. Mekanisme introyeksi terdiri dari mengambil alih dan
memasukkan nilai-nilai standar orang lain. Misalnya seorang anak yang mengalami
penganiayaan, mengambil alih cara orang tuanya menanggulangi stress, dan dengan demikian
mengabadikan siklus penganiayaan anak. introyeksi dapat pula positif, bila yang diambil alih
adalah nilai-nilai positif dari orang-orang lain.
8. Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
obyek diluar diri. Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain
terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
Mengatribusikan pikiran, perasaan, atau motif yang tidak dapat diterima kepada orang lain.
mengatakan bahwa impulsimpuls ini dimiliki oleh orang lain diluar sana, tidak oleh saya.
10. Reaksi formasi Perilaku seseorang yang gagal dalam mencapi tujuan dan kemudian
melebih-lebihkan tujuan lainnya yang bertentangan dengan tujuan awal. Pengembangan sikap
dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan
atau ingin lakukan. Salah satu pertahanan terhadap impuls yang mengancam adalah secara
aktif mengekspresikan impuls yang bertentangan dengan keinginan yang mengganggu, orang
tidak usah harus menghadapi anxietas yang muncul seandainya ia menemukan dimensi yang
ini (yang tidak dikehendaki) dari dirinya.
13
11. Regresi Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini. Beberapa orang kembali kepada bentuk tingkah laku
yang sudah ditinggalkan. menghadapi stress atau tantangan besar, individu mungkin sudah
berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan bertingkah laku tidak dewasa atau tak
pantas.
12. Represi Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang
primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain. Yang palign dasar di antara
mekanisme pertahanan lainnya. suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran
pikiran dan perasaan yang mengancam. represi terjadi secara tidak disadari.
13. Sublimasi Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal. Dari
pandangan Freud, banyak kontribusi artistik yang besar merupakan hasil dari penyaluran
energi sosial atau agresif kedalam tingkah laku kreatif yang diterima secara sosial dan bahkan
dikagumi. misalnya impuls agresif dapat disalurkan menjadi prestasi olahraga.
14. Supresi Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari, pengesampingan yang disengaja tentang
suatu bahan dari kesadaran seseorang dan kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang
berikutnya.
14
menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang
lain.
Selain rentang sehat sakit, individu juga memiliki rentang sehat dan sakit jiwa. Rentang
sehat dan sakit jiwa terdiri dari konsep sehat jiwa, psikososial, dan gangguan jiwa.
15
b. Jenis mekanisme koping
Dalam melakukan koping ada dua mekanisme koping yang bisa dilakukan yaitu:
1. koping yang berfokus pada masalah
2. koping yang berfokus pada emosi
Menurut Saam & Wahyuni (2015), jenis-jenis mekanisme koping atau mekanisme
pertahanan diri adalah sebagai berikut :
a. Rasionalisasi adalah usaha untuk menghindari konflik psikologis dengan alasan
rasional (masuk akal). Contoh: seorang mahasiswa tidak lulus ujian mata kuliah
A dengan alasan waktu ujian tersebut ia sedang sakit.
b. Kompensasi adalah ketika seseorang yang kecewa pada bidang tertentu, tetapi
memperoleh kepuasan dalam bidang lain. Misalnya, seseorang yang tidak
berprestasi dalam bidang akademik, tetapi menonjol dalam bidang olahraga.
c. Sublimasi merupakan mekanisme untuk menyelesaikan konflik dengan kegiatan
yang konstruktif yang lebih tinggi kualitasnya. Contoh: remaja yang suka ngebut
di jalanan disalurkannya menjadi pemain bola kaki yang terkenal.
d. Kompensasi berlebihan merupakan kegagalan mencapai tujuan pertama, lalu
bereaksi secara berlebihan agar mencapai tujuan kedua. Contoh: seseorang yang
dimarahi karena sering datang terlambat, lalu bereaksi dengan cara lebih awal
datang ke tempat kerja.
e. Reaksi konversi adalah mengalihkan konflik secara singkat ke bagian tubuh dan
mengembangkan gejala fisik. Contoh: suami mengalami ketegangan dan
kecemasan saat istrinya melahirkan, lalu sering buang air kecil.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Stress merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan
atau beban atasnya. Stres itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Stres ringan dan berat. Gejala
Stres ringan ditandai perasaan sedih yang datang dan pergi begitu saja dengan waktu yang
singkat. Adapun Stres berat yang menimbulkan gejala murung, menyendiri, perasaan
bersalah, menyesal, melakukan aktivitas terbatas, dan terkadang melakukan hal-hal yang
menyakiti diri sendiri bahkan dapat menyebabkan penderita stres merasakan hopeless yang
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Ada empat sumber atau penyebab stres psikologis,
yaitu frustasi, konflik, tekanan, dan krisis.
Kesehatan jiwa yaitu Suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar , mampu bekerja
produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,
17
menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang
lain. Selain rentang sehat sakit, individu juga memiliki rentang sehat dan sakit jiwa. Rentang
sehat dan sakit jiwa terdiri dari konsep sehat jiwa, psikososial, dan gangguan jiwa.
Koping merupakan suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan usaha tingkah
laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi
sumberdaya yang dimiliki individu. Hal yang termasuk sumber koping adalah asset finansial/
kemampuan ekonomi, kemampuan dan keterampilan, dukungan sosial, motivasi,serta
hubungangan antara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang konsep
stress, stressor, adaptasi, mekanisme pertahanan ego, rentang sehat sakit jiwa dan mekanisme
koping. Dan bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat atau tenaga medis
lainnya dapat mengetahui peranannya dalam proses pemberian asuhan keperawatan jiwa
dengan kasus stress dengan baik serta membawa manfaat bagi lingkungan. Dengan cara
berkomunikasi seperti ini perawat dapat lebih merencanakan bantuan dan bimbingan bagi
pasien dan juga perawat akan mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri. Tak hanya itu
bagi penderita stress dapat melakukan beberapa hal seperti; olahraga teratur, bersikap kritis
dan rileks, tidur cukup dan teratur, ataupun konsultasi terhadap ahli psikologi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gaol, Nasib Tua Lumban. "Teori stres: stimulus, respons, dan transaksional." Buletin
psikologi 24.1 (2016): 1-11.
Rinawati, Fajar, and Moh Alimansur. "Analisa faktor-faktor penyebab gangguan jiwa
menggunakan pendekatan model adaptasi stres stuart." Jurnal ilmu kesehatan 5.1
(2016): 34-38.
Putra, BayuApriliaYogi. Hubungan pola asuh orang tua dengan mekanisme koping stres
penulisan tugas akhir mahasiswa program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran
universtitas brawijaya. Diss. Universitas Brawijaya, 2016.
19