Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

Jantung terletak di rongga toraks di antara paru-paru. Lokasi ini dinamakan


mediastinum. Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in.), lebar 9 cm (3,5 in.),
dan tebal 6 cm (2,5 in.), dengan massa rata-rata 250 g pada wanita dewasa dan 300 g
pada pria dewasa. Dua pertiga massa jantung berada di sebelah kiri dari garis tengah
tubuh. Pangkal jantung berada di bagian paling atas, di belakang sternum, dan semua
pembuluh darah besar masuk dan keluar dari daerah ini. Apeks jantung yang dibentuk
oleh ujung ventrikel kiri menunjuk ke arah anterior, inferior, dan kiri, serta berada di
atas diafragma.

PERIKARDIUM
Membran yang membungkus dan melindungi jantung disebut perikardium.
Perikardium menahan posisi jantung agar tetap berada di dalam mediastinum, namum
tetap memberikan cukup kebebasan untuk kontraksi jantung yang cepat dan kuat

KATUP JANTUNG

1) Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan
cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid
terdiri dari 3 daun katup

2) Katup Pulmonal

Darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis
sesaat setelah katup trikuspid tertutup. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan
kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3
daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel
kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju
arteri pulmonalis.
3) Katup Bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri. Pembuluh darah
yang terdiri dari arteri, arteriole, kapiler dan venula serta vena merupakan pipa darah
dimana didalamnya terdapat sel-sel darah dan cairan plasma yang mengalir keseluruh
tubuh. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah dari jantung ke jaringan serta
organ2 diseluruh tubuh dan sebaliknya. Arteri, arteriole dan kapiler mengalirkan
darah dari jantung keseluruh tubuh, sebaliknya vena dan venula mengalirkan darah
kembali ke jantung. (Essianda, 2014)

SEL OTOT JANTUNG


Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang menyebar
ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu:

1) Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan
kerja mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak
membentuk sendiri potensial aksinya.

2) Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan


menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung
kontraktil.

Sel otoritmik jantung merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan
sel otot rangka di mana sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini
memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu potensial membran secara perlahan
terdepolarisasi sampai ke ambang (potensial pemicu). Dengan siklus yang berulang
tersebut, sel otoritmik memicu potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh
jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Sel-sel
jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:

a. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding


atrium kanan dekat pintu masuk vena cava superior. SA Node
disebut pemacu alami karena secara teratur mengalirkan listrik
impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis.

b. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot


jantung khusus yang terdapat pada dasar atrium kanan dekat
septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel.

c. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang


berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini
berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang
turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga
ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding
luar.
d. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh
miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.

RUANG JANTUNG

1) Atrium Jantung/Serambi Jantung

Atrium dalam jantung terbagi menjadi 2 berdasar letaknya, yaitu atrium kanan dan
atrium kiri. Atrium jantung berfungsi untuk menampung darah yang berasal dari
pembuluh darah vena pulmonalis bagi atrium kiri dan berasal dari pembuluh darah
vena cava untuk atrium kanan. Antara atrium kanan dan kiri ada sekat tipis yang
dinamakan septum interatrial.

2) Ventrikel Jantung/Bilik Jantung

Sama halnya dengan atrium jantung, ventrikel jantung juga terbagi menjadi 2
berdasar letaknya, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Ventrikel ini berfungsi
untuk menampung darah yang berasal dari atrium dan kemudian memompanya keluar
melalui pembuluh darah aorta ke seluruh tubuh untuk ventrikel kiri, dan pembuluh
darah pulmonalis menuju ke paru-paru bagi ventrikel kanan. (Irawati, 2015)

LAPISAN JANTUNG

Jantung terdiri dari 3 lapisan, yang terdiri dari lapisan terluar ( epicardium ),
lapisan tengah yang merupakan lapisan otot ( miokardium ), lapisan terdalam
( endocardium ).

1) Epicardium

Lapisan ini merupakan bagian visceral dari kantong perikardium yang


membungkus jantung sebagai suatu membran serosa yang tipis. Membran ini terdiri
atas selapis sel-sel mesothel dan lapisan jaringan ikat.
2) Miokardium

Miokardium merupakan jaringan otot jantung yang menyusun hampir 95%


dinding jantung. Miokardium bertanggung jawab untuk pemompaan jantung.
Meskipun menyerupai otot rangka, otot jantung ini bekerja involunter seperti otot
polos dan seratnya tersusun melingkari jantung.

3) Endocardium

Lapisan terdalam dinding jantung, endokardium, merupakan lapisan tipis


endotelium yang menutupi lapisan tipis jaringan ikat dan membungkus katup jantung.
(Kuntoadi, G, B. 2019)

PERUBAHAN JANTUNG PADA IBU HAMIL

Peningkatan Volume Darah

Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena peningkatan


volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai aterm.
Peningkatan volume darah terjadi karena beberapa hal di bawah ini :

a. Untuk memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dengan sistem


vaskularnya yang sangat mengalami hipertropi.

b. Untuk melindungi ibu dan janinnya terhadap efek merusak dari


terganggunya alir balik vena pada posisi terlentang dan berdiri tegak.

c. Untuk menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah yang


dikaitkan dengan persalinan

Peningkatan Cardiac Output (Curah Jantung)

Peningkatan Cardiac Output terjadi akibat adanya peningkatan volume darah.


Peningkatan cardiac output yang terjadi mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20
minggu. Jantung harus memompa dengan kekuatan yang lebih besar akibat adanya
peningkatan volume darah, khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi
sedikit dilatasi. Progesteron akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos dan
menyebabkan dilatasi seperti dilatasi jantung, dilatasi aorta, resistensi pembuluh
darah ginjal, resistensi plasenta, dan dilatasi sistem vena. Semua perubahan yang
terjadi mendukung perfusi ke tubuh ibu hamil dan akan mengimbangi peningkatan
kekuatan dari jantung.

Hipotensi Supine

Sindrom hipotensi supine (SHT) alias gangguan hipotensi telentang adalah


penurunan tekanan darah sistolik sebesar 30 persen (sekitar 15-30 mmHG) pada ibu
hamil ketika mereka berada dalam posisi telentang. Tekanan darah sistolik atau angka
atas tekanan darah menunjukkan tingkat tekanan saat jantung sedang memompa
darah untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Kondisi ini disebabkan karena uterus
(rahim) yang membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Pembesaran uterus
akan menekan vena kava (vena terbesar dari batang tubuh) dan aorta bawah ketika
berada dalam posisi teletnang. Penekanan vena cava ini membatasi aliran darah
kembali ke jantung. Akibatnya, terjadilah penurunan aliran balik vena yang
menimbulkan gejala tekanan darah rendah. Dalam keadaan yang cukup berat, kondisi
ini akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.

Hipotensi telentang biasanya terjadi mulai usia kehamilan trimester 2. Namun,


kondisi ini juga dapat terjadi pada wanita pada trimester 3 atau usia kehamilan 36-38
minggu. Faktor risiko dari gangguan ini meliputi kehamilan kembar dan obesitas.
Pasalnya kedua hal tersebut dapat memengaruhi ukuran, bentuk, dan berat uterus
wanita.

Anemia Fisiologis

Volume plasma meningkat lebih banyak daripada volume sel darah merah.
Karena itu, terjadi keadaan hemodilusi dengan penurunan kadar hemoglobin yang
menyolok. Keadaan ini disebut anemia fisiologis kehamilan dan mungkin
menyebabkan keluhan mudah lelah serta perasaan akan pingsan seperti yang dialami
sebagian wanita hamil.

Hipertropi Jantung

Karena volume rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi


jantung dan posisi jantung bergeser ke atas dan ke kiri. (Hadi, 2017).

DEFINISI

Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami


kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh
jantung. Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya
tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung
membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat
tertentu.

Kehamilan dengan penyakit katup jantung saling mempengaruhi. Penyakit


katup jantung adalah salah satu penyakit  jantung yang sering ditemukan pada saat
kehamilan yang dapat meningkatkan kejadian gagal jantung, morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janin yang dikandung. Hal itu karena selama kehamilan
terjadi peningkatan volume darah yang mencapai 30-50% dan diikuti dengan
meningkatnya curah jantung yang dapat menyebabkan sesak nafas dan menurunnya
kemampuan aktivitas fisik. Hal tersebut umumnya muncul pada trimester pertama
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20-24 minggu dan bertahan hingga
melahirkan, lalu mulai menurun 3 hari setelah melahirkan.

ETIOLOGI

Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir selalu
disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan penyakit
katup jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai adalah penyakit
katup degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya masa hidup rata-rata pada
orang-orang yang hidup di negara industri dibandingkan dengan yang hidup di negara
berkembang. Meskipun terjadi penurunan insidensi penyakit demam rematik, namun
penyakit rematik masih merupakan penyebab lazim deformitas katup yang
membutuhkan koreksi bedah.
1. Stenosis Mitral
Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang
tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka
tidak mendapatkan antibiotik. Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering
terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada dewasa, remaja dan kadang
pada anak-anak. Yang khas adalah jika penyebabnya demam rematik, daun
katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.
a. Stenosis katup mitral hampir selalu disebabkan oleh demam rematik.
b. Stenosis katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan.
c. Miksoma (tumor jinak di atrium kiri) atau bekuan darah dapat menyumbat
aliran darah ketika melewati katup mitral dan menyebabkan efek yang sama
seperti stenosis katup mitral.
2. Insufisiensi Mitral
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi
atas reumatik dan non reumatik (degenaratif, endokarditis, penyakit jantung
koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara
berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah
demam reumatik.
3. Aorta
Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama
pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan
penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini
timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia
70-80 tahun.
Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa
kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan pada katup
mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun keduanya. Pada orang yang
lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan bawaan. Pada masa
bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak menyebabkan masalah,
masalah baru muncul pada masa pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak
berubah, sementara jantung melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah
besar darah melalui katup yang kecil. Katup mungkin hanya memiliki dua daun
yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong.Lama-
lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit
karena terkumpulnya endapan kalsium.
4. Isufisiensi Aorta
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katub
dan kanker aorta juga bisa menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta
kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub, dengan atau tanpa
klasifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari demam reumatik.

5. Penyakit Katup Trikuspidalis


Regurgitasi trikuspidalis murni biasanya disebabkan gagal jantung kiri
yang sudah lajut atau hipertensi pulmonalis berat.
6. Penyakit Katup Pulmonaris
Stenosis katup pulmonalis biasanya merupakan kelainan congenital, bukan
akibat penyakit rematik jantung.
7. Penyakit Katup Campuran
Penyakit katup campuran sering terjadi, yaitu terdiri atas stenosis dan
regurgitasi pada katup yang sama. Penyakit katup campuran merupakan
gabungan disfungsi katup murni yang dapat mengubah konsekuensi
fisiologisnya.

KLASIFIKASI
Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya
tidak bisa kembali masuk ke bagian atrium jantung ketika berada di ventrikel
jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua enis
gangguan fungsional : (1) regurgitasi- daun katup tidak dapat menutup rapat
sehingga darah dapat mengalir balik (sinonim dengan insufisiensi katup dan
inkompetensi katup); dan (2) Stenosiskatup- lubang katup mengalami
penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan. Berikut tipe-tipe
gangguan katup :

Stenosis Mitral
Kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke
ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. Penyebab
stenosis mitral paling sering demam rematik, penyebab lain adalah karsinoid,
sistemik lupus erimatosus, reumatoid artritis, mukopolisakaridosis dan
kelainan bawaan. Dampak terhadap kehamilan adalah gagal jantung akibat
kelebihan cairan dan takikardi.
Infusiensi Mitral (Regurgitasi)
Kondisi dimana terdapat refluks darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri
pada saat sistolik akibat ketidaksempurnaan penutupan katup mitral. Pada
keadaan ini, aliran darah saat sistolik terbagi menjadi 2, sebagian ke aorta dan
sisanya ke atrium kiri kembali.
Stenosis Aorta
Stenosis Aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan aorta
yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel
kiri ke aorta. Pada stenosis aorta, biasanya katup hanya terdiri dari 2 kuncup
(normal 3) sehingga menghambat aliran darah. Akibatnya ventrikel kiri harus
memompa lebih kuat agar darah dapat melewati katup aorta dan dapat
mengancam jiwa jika terjadi penurunan preload pada kehamilan.
Infusiensi Aorta

Infusiensi Aorta adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta


selama diastol. Inkompentensi katup aorta biasanya terjadi setelah demam
rheumatik. Regurgitasi katup aorta menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri,
yang dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung kongestif.

Tanda Dan Gejala


Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan
darah di dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung,
dimana cairan tertimbun di dalam paru-paru(edema pulmoner). Penderita yang
mengalami gagal jantung akan mudah merasakan lelah dan sesak nafas. Pada
awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu melakukan aktivitas, tetapi lama-
lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.
Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan
disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak. Warna semu
kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang menderita stenosis katup
mitral. Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau
kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru.
Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana denyut
jantung menjadi cepat dan tidak teratur.
Stenosis Mitral
Sangat letih, lemah, dyspnea, letih bila ada kegiatan fisik, nocturnal
dyspnea, batuk kering, bronchitis, rales, edema paru-paru, hemoptysis/batuk
darah, kegagalan pada sebelah kanan jantung. Auskultasi: peningkatan bunyi.
Murmur : lemah, nada rendah, rumbling/gemuruh, diastolic pada apex.
Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar murmur jantung yang
khas ketika darah mengalir atau menyembur melalui katup yang menyempit
dari atrium kiri. Tidak seperti katup normal yang membuka tanpa suara, pada
kelainan ini katup sering menimbulkan bunyi gemertak ketika membuka
untuk mengalirkan darah ke dalam ventrikel kiri.
Isufisiensi Mitral
Sangat letih, lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas sesak
bila terjadi kegiatan fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu rales.
Tingkat lanjut: edema paru-paru, kegagalan jantung sebelah kanan.Auskultasi:
terasa getaran pada raba apex, S1 tidak ada, lemah, murmur. Murmur: bernada
tinggi, menghembus, berdesis, selama systoll(pada apex) S3 nada rendah.
Kelainannya bisa dikenali hanya jika dokter melakukan pemeriksaan
denganstetoskop, dimana terdengar murmur yang khas, yang disebabkan
pengaliran kembali darah ke dalam atrium kiri ketika ventrikel kanan
berkontraksi. Regurgitasi katup mitral biasanya diketahui melalui murmur
yang khas, yang bisa terdengar pada pemeriksaan dengan stetoskop ketika
ventrikel kiri berkontraksi.
Stenosis Aorta
Angina, syncope, capai, lemah, sesak napas saat ada kegiatan ortopneu,
paroxysm, mal nokturial, edema paru-paru, rales. Tingkat lanjut: kegagalan
sebelah kanan jantung. Murmur: nada rendah, kasar seperti kerutan,
systoll(pada basis atau carctis) gemetar systoll pada basis jantung.
Isufisiensi Aorta
Palpitasi, sinus tacikardi, sesak napas bila beraktifitas ortopnew,
paroxysmal noktural dyspnea, diaphoresis hebat, angina. Tingkat lanjut:
kegagalan jantung sebelah kiri dan kanan.Murmur: nada tinggi, menghembus
diastole (sela iga ke3) murmur desakan systoll pada basis.

PENATALAKSANAAN

Stenosis Mitral

Terapi antibiotic diberikan untuk mencegah berulangnya infeksi.


Penatalaksanaan gagal jantung kongesti adalah dengan memberikan
kardiotinikum dan diuritik. Intervensi bedah meliputi komisurotoomi untuk
membuka atau “menyobek” komisura katub mitral yang lengket atau mengganti
katub miral dengan katub protesa. Pada beberapa kasus dimana pembedahan
merupakan kontraindikasi dan terapi medis tidak mampu menghasilkan hasil
yang diharapkan, maka dapat dilakukan valvuloplasti transluminal perkutan
untuk mengurang beberapa gejala.

Insufisiensi Mitral
Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif, intervensi bedah
meliputi penggantian katup mitral.

Stenosis Aorta
Penatalaksanaan yang sesuai untuk stenosis aorta adalah penggantian katub
aorta secara bedah. Terdapat resiko kematian mendadak pada pasien yang diobati
saja tanpa tindakan bedah. Keadaan yang tak dikoreksi tersebut dapat
menyebabkan gagal jantung permanen yang tidak berespon terhadap terapi
medis.

Insufisiensi Aorta
Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang
tepat untuk penggantian katub masih kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada
semua pasien dengan hipertropi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau
tidaknnya gejala lain. Bila pasien mengalami gejala gagal jantung kongestif,
harus diberikan penatalaksanaan medis sampai dilakukannya pembedahan.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui mengenai
penyakit jantung selama masa kehamilan menurut (Manuaba, 2004) adalah sebagai
berikut :

a. Foto thoraks bermanfaat untuk melihat gambaran jantung seperti pembesaran


jantung dan edema paru.

b. Elektrokardiografi (ECG) dapat mendeteksi adanya gangguan seperti irama


jantung, system konduksi jantung, dan lain sebagainya
c. Ekokardiografi untuk melihat struktur dan fungsi pembuluh darah, serta merekam
denyut jantung.

d. USG untuk memantau kesejahteraan janin dalam kandungan

e. Elektrolit serum untuk menilai kalium sebagai petunjuk terapi cairan dan elektrolit

KOMPLIKASI

Penyakit katup jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :

1. Dapat terjadi keguguran

2. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah

3. Kemaitian perinatal yang makin meningkat

Anda mungkin juga menyukai