DKK 2 Farmakologi
DKK 2 Farmakologi
2. Amaryl Glimepiride
• Golongan:Sulphonylurea
• Cara Kerja: Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
• Keamanan Kehamilan: C
• Indikasi: DM tipe-2 dimana kadar gula darah tidak dapat di kontorl hanya dengan
diet, olahraga dan penurunan BB, dapat di kombinasi dengan metformin atau
insulin
• Kontra Indikasi: DM tipe-1, Ketoasidosis diabetikum, pre koma & koma diabetik.
Gangguan fungsi ginjal dan hati berat. Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea lain
atau sulfonamid. Hamil dan Laktasi
• Perhatian : Monitor scr teratur kadar gula dalam darah dan urin. Gejala
hipokalemia yang lebih ringan atau tidak ada gejala seperti , lanjut usia, pada
pasien dengan neuropati otonom atau menggunakan B-bloker, klonidine, reserpin,
guanethidin atau simpatolitik lainnya. Pergantian sementara ke insulin dalam
situasi stress yang luar biasa ( trauma, operasi, infeksi fibril). Pasien dengan
difisiensi G6PD. Gangguan saat menyetir
• Efek samping:Hipoglikemia, ggn penglihatan sementara, gangguan GI.
Meningkatnya enzim dalam hati. Rekasi alergi atau pseudoalergi, seperti gatal2,
ruam, urtikaria.
• Dosis:1-8 mg/hr. Dosis awal dan titrai 1 mg x 1 kalo/hari. Dpt ditingkatkan
bertahap setelah 1-2 minggu
• Sediaan:tab 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg
• Interaksi obat: Efek potensiasi jika diberikan bersama insulin dan antidiabetik yang
lain, penghambat ACE, alupurinol, anabolik steroid dan hormon seks pria,
cloramfenikol. Beta bloker menurunkan toleransi thdp glukosa.
3. Metformin
• Golongan: Biguanide
• Cara Kerja: mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), dan
memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer
• Keamanan kehamilan : B
• Indikasi: Terapi tambahan pada diet untuk pasien DM yang tidak tergantung
insulin (NIDDM) & kelebihan BB dimana kadar gula darah tdk dapat dikontrol
dengan diet saja. Digunakan sebagai obat tunggal atau sebagai kombinasi dengan
sulfonilurea. Sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes yang tegantung insulin
(IDDM) yang gejalanya tidak dapat di kontrol
• Kontra Indikasi: koma diabetikum, ketoasidosis, gangguan fungsi ginjal, penyakit
hati kronik, gagal jantung, infark miokard, alkoholik, riwayat atau kondisi yang
berhubungan dengan asidosis laktat, misalnya syok atau insufisiensi paru dan
penyakit yang berhubungan dengan hipoksemia. Hamil dan laktasi
• Efek samping: anoreksia, mual-muntah, diare, berkurangnya absorpsi vit.B12
• Dosis: tunggal dewasa 850 mg 2-3X/hari. Maksial 3g/hari. Kombinasi dengan
sulfonilurea, awal : 500 mg atau 850 mg , dapat ditingkatkan bertahap hingga
didapatkan kontrol optimal. Kombinasi dengan insulin, insulin<60 unit/hr , awal
500-850 mg dosis dapat dikurngi bertahap
• Sediaan:tab 500, tab 850
• Interaksi obat: antikoagulan. Simetidin dapat menurunkan bersihan obat.
Penyerapan dapat ditingkatkan dengan nifedipin. Penghambat saluran Ca dan
isoniazid dapat menyebabkan hilangnya kontrol glukosa darah.
4. Amlodipin
• Golongan: CCB
• Cara Kerja:menghambat kalsium masuk ke dalam sel, dimana ca dibutuhkan untuk
melakukan konstriksi, sehingga efek yang ditimbulkan adalah vasodilatasi.
Amlodipin masuk kedalam golongan dihidropiridin, yang mana memiliki afinitas
yang besar pada kanal kalsium di pembuluh darah sehingga memiliki evek
vasodilatasi yang kuat
• Keamanan kehamilan: C
• Indikasi: Hipertensi, Angina Pectoris
• Kontra Indikasi: hipersensitifitas terhadap dihidropridin
• Efek samping:sakit kepala, edema, kelelahan yang menyeluruh, somnolen, mual,
nyeri abdomen, rasa panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi, pusing
• Dosis:dosis awal 1x5 mg/hari , dosis maksimal 10 mg/hari. Pasien lanjut usia 1x2,5
mg/hari. Terapi IMA: 5-10 mg/hari
• Sediaan:tab 5 mg. Tab 10 mg
• Interaksi obat:-
5. Golongan : B blocker
• Cara Kerja:dengan memblokade reseptor beta, sehingga menurunkan frekuensi
denyut dan kontraktilitas jantung, penurunan curah jantung. Hambat sekresi
renin di sel-sel justaglomerular ginjal penurunan sekresi angiotensin 2
Beta blocker terdiri atas 3 jenis yaitu B1 selektif (atenolol, bisoprolol), B blocker
nonselektif (propanolol), B blocker dengan aktifitas alfa blocker (labetalol)
Cara kerja: menginhibisi kerja enzim PDE yang kerjanya adalah mengubah CAMP menjadi
5’AMP, sehingga akan terjadi peningkat CAMP yang menyebabkan bronkodilatasi
KI : hipersensitif, porfiria
IO: Efek meningkat bila diberikan bersama diltiazem, erythromycin, fluvoxamine, verapamil,
ciprofloxacin, norfloxscin, cimetidine. Efek menurun bila diberikan bersama rifampicin. Bila
di berikan bersama dengan lithium akan menurunkan efek lithium
D: Bronkospasme akut : Dewasa Loading dose 6mg/kgBB/IV; secara infus selama 20-40
menit. Dosis pemeliharaan : 0,5 mg/kg BB/jam. Perokok dan anak : 0,8-0,9 mg/kgbb/jam