Anda di halaman 1dari 5

1.

Ventolin Salbutamol Sulfat


• Golongan: Beta2 agonis onset cepat lama kerja singkat
• Keamanan kehamilan: C
• Cara Kerja: relaksasi otot polos jalan nafas dengan meningkatkan CAMP dan
menghasilkan antagonisme fungsional terhadap bronkokonstriksi
• Indikasi: Penanganan dan pencegahan serangan asma, penanganan rutin
bronkospasme kronik yang tidak memberi respon terhadap terapi konvesional,
status asmatikus
• Kontra Indikasi:Abortus yang mengancam selama kehamilan trimester 1 & 2 .
penanganan persalinan prematur misalnya plasenta previa, perdarahan antepartum,
atau toksemia gravidarum
• Perhatian: Tirotoksiskosis, hipokalemia. Terutama asma berat akut pada
penggunaan bersama dengan derivat xantin, steroid & diuretik. Monitor kadar K
serum pada kasus hipokalemia. Glaukoma sudut tertutup akut, jika dikombinasi
dgn ipratropium Br. Hindari mata thd kontak dengan larutan dan uap. Hamil&
laktasi
• Efek samping:Tremor , Sakit kepala, takikardi
• Dosis:Dws dan anak  awal 2,5 mg, lalu dpt ditingkatkan sampai 5 mg. Dpat
diulangi 4X/hari dengan nebulizer. Obstruksi sal.napas berat , dewasa sampai
dengan 40 mg/hr
• Sediaan:lar nebulizer 2,5 mg x 4 x 5
• Interaksi obat: salbutamol dan penyekat B non seletif, seperti propanolol, MAOI

2. Amaryl Glimepiride
• Golongan:Sulphonylurea
• Cara Kerja: Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
• Keamanan Kehamilan: C
• Indikasi: DM tipe-2 dimana kadar gula darah tidak dapat di kontorl hanya dengan
diet, olahraga dan penurunan BB, dapat di kombinasi dengan metformin atau
insulin
• Kontra Indikasi: DM tipe-1, Ketoasidosis diabetikum, pre koma & koma diabetik.
Gangguan fungsi ginjal dan hati berat. Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea lain
atau sulfonamid. Hamil dan Laktasi
• Perhatian : Monitor scr teratur kadar gula dalam darah dan urin. Gejala
hipokalemia yang lebih ringan atau tidak ada gejala seperti , lanjut usia, pada
pasien dengan neuropati otonom atau menggunakan B-bloker, klonidine, reserpin,
guanethidin atau simpatolitik lainnya. Pergantian sementara ke insulin dalam
situasi stress yang luar biasa ( trauma, operasi, infeksi fibril). Pasien dengan
difisiensi G6PD. Gangguan saat menyetir
• Efek samping:Hipoglikemia, ggn penglihatan sementara, gangguan GI.
Meningkatnya enzim dalam hati. Rekasi alergi atau pseudoalergi, seperti gatal2,
ruam, urtikaria.
• Dosis:1-8 mg/hr. Dosis awal dan titrai 1 mg x 1 kalo/hari. Dpt ditingkatkan
bertahap setelah 1-2 minggu
• Sediaan:tab 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg
• Interaksi obat: Efek potensiasi jika diberikan bersama insulin dan antidiabetik yang
lain, penghambat ACE, alupurinol, anabolik steroid dan hormon seks pria,
cloramfenikol. Beta bloker menurunkan toleransi thdp glukosa.

3. Metformin
• Golongan: Biguanide
• Cara Kerja: mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), dan
memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer
• Keamanan kehamilan : B
• Indikasi: Terapi tambahan pada diet untuk pasien DM yang tidak tergantung
insulin (NIDDM) & kelebihan BB dimana kadar gula darah tdk dapat dikontrol
dengan diet saja. Digunakan sebagai obat tunggal atau sebagai kombinasi dengan
sulfonilurea. Sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes yang tegantung insulin
(IDDM) yang gejalanya tidak dapat di kontrol
• Kontra Indikasi: koma diabetikum, ketoasidosis, gangguan fungsi ginjal, penyakit
hati kronik, gagal jantung, infark miokard, alkoholik, riwayat atau kondisi yang
berhubungan dengan asidosis laktat, misalnya syok atau insufisiensi paru dan
penyakit yang berhubungan dengan hipoksemia. Hamil dan laktasi
• Efek samping: anoreksia, mual-muntah, diare, berkurangnya absorpsi vit.B12
• Dosis: tunggal dewasa 850 mg 2-3X/hari. Maksial 3g/hari. Kombinasi dengan
sulfonilurea, awal : 500 mg atau 850 mg , dapat ditingkatkan bertahap hingga
didapatkan kontrol optimal. Kombinasi dengan insulin, insulin<60 unit/hr , awal
500-850 mg dosis dapat dikurngi bertahap
• Sediaan:tab 500, tab 850
• Interaksi obat: antikoagulan. Simetidin dapat menurunkan bersihan obat.
Penyerapan dapat ditingkatkan dengan nifedipin. Penghambat saluran Ca dan
isoniazid dapat menyebabkan hilangnya kontrol glukosa darah.

4. Amlodipin
• Golongan: CCB
• Cara Kerja:menghambat kalsium masuk ke dalam sel, dimana ca dibutuhkan untuk
melakukan konstriksi, sehingga efek yang ditimbulkan adalah vasodilatasi.
Amlodipin masuk kedalam golongan dihidropiridin, yang mana memiliki afinitas
yang besar pada kanal kalsium di pembuluh darah sehingga memiliki evek
vasodilatasi yang kuat
• Keamanan kehamilan: C
• Indikasi: Hipertensi, Angina Pectoris
• Kontra Indikasi: hipersensitifitas terhadap dihidropridin
• Efek samping:sakit kepala, edema, kelelahan yang menyeluruh, somnolen, mual,
nyeri abdomen, rasa panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi, pusing
• Dosis:dosis awal 1x5 mg/hari , dosis maksimal 10 mg/hari. Pasien lanjut usia 1x2,5
mg/hari. Terapi IMA: 5-10 mg/hari
• Sediaan:tab 5 mg. Tab 10 mg
• Interaksi obat:-

5. Golongan : B blocker
• Cara Kerja:dengan memblokade reseptor beta, sehingga menurunkan frekuensi
denyut dan kontraktilitas jantung, penurunan curah jantung. Hambat sekresi
renin di sel-sel justaglomerular ginjal penurunan sekresi angiotensin 2

Beta blocker terdiri atas 3 jenis yaitu B1 selektif (atenolol, bisoprolol), B blocker
nonselektif (propanolol), B blocker dengan aktifitas alfa blocker (labetalol)

• Contoh obat : Bisoprolol


• Keamanan kehamilan C, D pada trimester 2 dan 3
• Indikasi: hipertensi
• Kontra Indikasi:syok kardiogenik, gagal jantung akut , blok AV derajat 2 dan 3,
sinus bradikardi, asma bronkial berat dan PPOK berat, syndrom raynauld.
• Hal2 yang perlu diperhatikan:
-bronkospasme merupakan efek samping pada pasien riwayat asma atau PPOK.
-pemakaian b blocker pada pasien DM yang mendapat insulin dan OHO sebaiknya
dihindari karna dapat menutupi gejala hipoglikemia
-gangguan fungsi seksual sering terjadi , terutama B-blocker non selektif.
• Efek samping: ekstremitas dingin, diare , konstipasi, pusing , bradikardia, hipotensi
sakit kepala, sesak napas atau mengi
• Dosis:dewasa 5-10 mg/hr setiap pagi hari. Pasien penyait paru, ginjal, hepar,
2,5mg/hari. Pasien gagal jantung kronik stabil, awal 1X2,5 mg/hari pada satu
minggu pertama, dititrasi bertahap. Pemeliharaan 10 mg/hari
• Sediaan: tab 2,5 mg, tab 5 mg , harga 1600-3250
• Interaksi obat: penyekat B lainnya, reserpin, guanetidin, klonidin, rifampisin,
pemnghambat pompa Ca seperti verapamil, diltiazem.

Golongan Metyl Xanthine:

Cara kerja: menginhibisi kerja enzim PDE yang kerjanya adalah mengubah CAMP menjadi
5’AMP, sehingga akan terjadi peningkat CAMP yang menyebabkan bronkodilatasi

Contoh obat: Aminofilin

Indikasi: obstruksi saluran nafas reversibel, asma akut dan berat

KI : hipersensitif, porfiria

P: hati-hati pada penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, tukak lambung, gangguan


fungsi hati, epilepsi, kehamilan, menyusui, lansia, dan demam
ES : takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna yang lain, sakit kepala, stimulasi
sistem saraf pusat, insomnia, aritmia, dan konvulsi terutama bila diberikan melalui injek
intravena cepat. Alergi terhadap etilendiamin dapat menyebabkan urtikaria, eritema, dan
dermatitis eksfoliatif

IO: Efek meningkat bila diberikan bersama diltiazem, erythromycin, fluvoxamine, verapamil,
ciprofloxacin, norfloxscin, cimetidine. Efek menurun bila diberikan bersama rifampicin. Bila
di berikan bersama dengan lithium akan menurunkan efek lithium

D: Bronkospasme akut : Dewasa Loading dose 6mg/kgBB/IV; secara infus selama 20-40
menit. Dosis pemeliharaan : 0,5 mg/kg BB/jam. Perokok dan anak : 0,8-0,9 mg/kgbb/jam

lansia perokok : 0,4-0,45 mg/kgbb/jam

lansia : 0,25-0,3 mg/kgbb/jam

Sediaan: Injeksi, Ampul 24 mg/ml (1 ampul=10 ml)= aminofilin

Anda mungkin juga menyukai