Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MINI PROPOSAL

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIKTERHADAP

KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL

DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

NAMA: ELVA NUR PARADINAH


NIM: 117034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat Nya penyusun masih
diberikan kesehatan sehingga dapat menyusun proposal ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Proposal yang berjudul “ISOLASI SOSIAL” proposal ini disusun untuk memenuhi tugas
dari Bu Ica menyusun proposal mini dari modul riset keperawatan prodi S1 Ilmu
Keperawatan Stikes Telogorejo Semarang. Pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ns. Sri Puguh Kristyawati, M.Kep Sp.MB sebagai ketua prodi S1 keperawatan Stikes
Telogorejo Semarang
2. Ns. Ismonah M.Kep Sp.MB sebagai pembantu ketua 1 di S1Keperawatan Stikes
Telogorejo Semarang
3. Ns. Felicia Risca Ryandini, M.Kep Sp.Kep. MB selaku dosen yang mengampu di prodi
S1 keperawatan
4. Orang tua dan keluarga yang telah memberi semangat kepada saya dalam menyusun
proposal ini
5. Adik saya yang telah membantu mengingatkan saya dalam mengerjakan proses
penyusunan proposal ini
6. Dan yang terakhir teman saya pidi yang selalu mengarahkan saya dalam pentingnya
menyelesaikan tugas ini tepat waktu
Saya menyadari bahwa mini proposal ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
proposal ini dimasa mendatang.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada imimnya. Dan semoga mini proposal ini dapat diterima untuk memenuhi
tugas dari ibu dosen
Daftar Isi
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................................5
1. Pengertian.................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................................................6
D. Manfaat...........................................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................6
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................................................................7
2.1 Definisi isolaso sosial.............................................................................................................7
2.2 Etiologi...................................................................................................................................8
2.3. Tanda dan gejala..................................................................................................................10
2.3 Rentang respon sosial...........................................................................................................11
B. Kerangka Teori..............................................................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................14
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................................14
A. Kerangka Konsep..........................................................................................................................15
B. Hipotesis........................................................................................................................................15
C. Desain Penelitian...........................................................................................................................16
D. Definisi Operasional......................................................................................................................16
E. Populasi dan Sampel......................................................................................................................17
F. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................................................18
G. Etika Penelitian.............................................................................................................................18
H. Alat Pengumpulan Data.................................................................................................................18
I. Prosedur Pengumpulan Data...........................................................................................................18
J. Analisis Data..................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Pengertian

Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu mengalami kesusahan


membina hubungan dengan orang lain arau verinteraksi dengan orang laim.
Gangguan jiwa adalah bentuk bentuk gangguan atau kerusakan fungsi pikiran dan mental
yang disebabkan oleh mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi jiwa terhadap
stimulus dari luar ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi struktur dari bagian
organatau kejiwaan mental (Erlinafsiah/2010).
Gangguan jiwa merupakan suatu keadaan dimana sedang berlangsungnya fungsi
dari mental menjadi tidak normal baik kapasitasnya maupun keakuratannya
(WHO.2012).
Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan dimana seseorang merasakan
sejahtera baik fisik, mentak, dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
kecacatan. Secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya tidak adanya gangguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai ciri ciri positif yang menggunakan keselarasan dan
kesinambungan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan dari kepribadian yang
bersangkutan.
Berdasarkan data dari RIskesda 2007 menunjukkan angka angka nasional
gangguan jiwa nasional gangguan mental emosional (kecemasan, depresi)pada penduduk
pada usia kurang lebih 15 tahun adalah 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk. Sedangkan
dengan gangguan jiwa berat rata rata sebesar 0.64% sekitar 1 juta penduduk, sedikit
sekali dari jumlah penderita yang datang ke fasilitas pengobatan.
Data ini berarti hanya 10%yang membutuhkan layanan Kesehatan Jiwa terlayani
difasilitas kesehatan. Kerugian ekonomi Kesehatan Jiwa ini sedikitnya mencapai 20T,
Jumlah yang san
at besar dibandingkan dengan dana jamkesmas 5.1T dengan kerugian akibat 6.2T
Berdasarkan data pada 2002, sedikitnya ada 154 juta jywa di seluruh dunia yang
mengalami depresi

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh komunikasi terapeutik terhadap orang yang mengalami


isolasi sosial di RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

C. Tujuan

1. Tujuan umum: untuk memberikan gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan


pada pasien gangguan jiwa dengan masalah isolasi sosial dengan metode komunikasi
terapeutik
2. Tujuan khusus: mahasiswa dapat memberikan implementasi dengan cara
menggunakan komunikasi terapeutik pada pasien yang mengalami isolasi sosial atau
menarik diri.

D. Manfaat

1. Bagi peneliti: sebagai ilmu pengetahuan tentang masalah isolasi sosial menarik diri
bagaimana untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien
2. Bagi klien: sebagai bahan masukkan bagi klien dalam mengatasi keadaan atau
permasalahan yang sedang terjadi
3.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka

3.1 Definisi isolaso sosial

Isolasi sosial menurut Yosep, Sutini (2014) adalah keadaan domana menurunnya
atau bahkan sama sekali tidak dapat berinteraksi sama sekali denfan orang lain
disekutarnya. Pasien ini mengalami gangguan saat berinteraksi dan mengalami perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih suka menyendiri.
Menarik diri menurut Townsend M.C dalam Muhith A, (2015) adalah keadaan
seseoramg yamg menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan
orang disekitarnya , sedangkan menurut Depkes RI, dalam Muhith, A(2015) menarik diri
atau withdrawd merupakan suatu kondisi dimana seseorang melepaskan diri baik dari
perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat
bersifat sementara ataupun tetap

3.2 Etiologi

Menurut Direja (2011) gangguan ini biasanya terjadi akibat adanya faktor
predisposisi dan faktor presipitasi. Kegagalan yang terjadi pada gangguan ini akan
menimbulkan ketidak percayaan atau kurangnya tingkat kepercayaan diri pada individu
tersebut, menimbulkan pesinis, ragu, takut salah, tidak percaya pada orang lain dan
merasa tertekan. Keadaan yang seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak
ingin untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang disekitarnya, suka berdiam
diri, lebih suka mementingkan kegiatan sehari-harinya.
a. Faktor predisposisi
Menurut Stuart G.W & Lararia, M.T, (2011) ada beberapa faktor predisposisi penyebab
isolasi sosial, meliputi :
1) . Faktor perkembangaan
Sistem keluarga yang terganggu dapat berperan dalam perkembangaan respon sosial
maladaptif, beberapa orang percaya bahwa seseorang yang mengalami isoalasi sosial ini
adalah orang yang tidak berhasil atau gagal memisahkan dirinya dari orang tua.
Norma keluarga mungkin tidak dapat mendukung hubungan dengan pihak diluar

Tahap Perkembangan Tugas

Masa bayi Menetapkan rasa percaya diri


Masa Bermain Mengembangkan otonomdan awal prilaku
Masa Pra Sekolah Belajar menunjukan inisiatif, merasa tanggung
jawab dan hati nurani
Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan
berkompromi
Masa Pra Remaja Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung
Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orang tua
dan teman, mencari pasangan, menikah dan
mempunyai anak
Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang dilalui
Masa Dewasa Tua Berduka karna kehilangan dan
mengembangkan perasaan ketertarikan dengan
budaya
keluarga.

2) .Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama yang terjadi dalam gangguan hubungan.
Hal ini akibat dari transiensi: Norma yang tidak mendukung, pendekatan terhadap orang
lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lanjut usia,
orang yang mengalami kecacatan, dan penderita penyskit kronis atau menahun. Isolasi
sosial dapat terjadi karna mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari
yang dimuliki budaya masyarakat tersebut.harapan yang tidak nyata terhadap hubungan
merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan isoalasi sosial ini.
3) Ffaktor biologis
Faktor Genektik ini dapat berfungsi dalam respon sosial maladaptif bukti
terdahulu menunjukan keterlibatan neurotransmiter dalam perkembangan gangguan
isolasi sosial ini, namun tetap diperlukan penelitian atau pemantauan lebih lanjut

4) . Faktor presipitasi
Menurut direja, (2011) ada beberapa faktor presipitasi isolasi sosial, meliputi
sebagai berikut:
a) Faktor eksternal Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang
ditinggalkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
b) b) Faktor intrnal Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress yang terjadi
akibat ansietas atau kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan
dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat
terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak
terpenuhnya kebutuhan individu.

2.3. Tanda dan gejala

Menurut Townsend, M.C, 1998 (dalam Muhith, A. 2015), tanda dan gejala isolasi
sosial meliputi :
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan disekitarnya)
c. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
d. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan dirinya sendiri
e. Tidak ada atau komunikasi ferbal
f. Menolak berinteraksi dengan orang lain
g. Mengisolasi diri atau suka menyendiri
h. Kurang sadar dan kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya
i. Asupan makan dan minuman mengalami gangguan
j. Aktivitas sehari-harinya menurun
k. Merasa dirinya rendah
Jadi perilaku ini biasanya disebabkan karna seseorang atau individu itu sendiri menilai
bahwa dirinya rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berkumunikasi dengan orang
di sekitarnya. Bila tidak melakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menimbulkan
perubahan sensori halusinansi dan resiko melukai dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan disekitarnya. Perilaku yang tertutup dengan orang lain ini juga bisa
menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa mempengaruhi terhadap
ketidak mampuan untun melakukan perawatan diri sendiri secara mandiri.

3.3 Rentang respon sosial

Dalam membina hubungan sosial individu berada dalam rentang respon yang adaptif
sampai maladaptif. Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan suatu
masalah yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat sedangkan respon maladaptif
adalah suatu respon individu dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang bertentangan
dengan norma agama dan masyarakat menurut Riyadi S dan Puerwanto T(2013) respon
adaptif dan maladaptif tersebut adalah:

Rentang Respon Sosial

Respon adaptif respon maladaptif


Otonomi merasa sendiri manipulatif
So;itude menarik diri impulsif
Bekerja sama tergantung narsisme
Saling ketergantungan

a. Menyendiri
Merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa yang telah terjadi
atau yang dilakukan dari sesuatu cara mengevaluasi diri dalam menentukan suatu
intervensi
b.Otonom
Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam berhubungan sosial, individu mampu menetapkan untuk
interdependen dan pengaturan diri
c.Bekerjasama atau bisa disebut dengan mutualisme
Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian, saling memberi, dan saling
menerima dalam hubungan interpersonal
d. Saling tergantungan Atau bisa disebut interdependen
Merupakan suatu hubungan saling terkegantungan antar individu dengan orang lain dalan
membina hubungan interpersonal
e. Merasa sendiri atau bisa disebut loneliness
Meruoakan keadaan seseorang merasa sendiri atau asing dari lingkungan sekitarnya
f. Menarik diri
Merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mau berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya
dan tidak mampu membina hubungan secara terbuka dengan orang disekitarnya
g. Ketergantungan atau biasa disebut dengan dependen
Merupakan terjadi bila seseorang mengalami kegagalan dalam mengembangkan suatu
rasa percaya diri atau kemempuannya untuk berfungsi secara sukses
h. Manifulasi
Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami gangguan hubungan sosial dimana I
ndividu melakukan orang lain sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah
mengendalikan orang lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri
i. impulsif
Merupakan respon sosial yang ditandai dengan seseorang atau individu sebagai sobjek
yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak dapat merencanakan
sesuatu, tidak dapat belajar dalam pengalaman, tidak dapat diandalkan dan penilaian
yang buruk
j. Narsisme
Merupakan individu yang memmiliki harga diri yang rapuh , terus menerus berusaha
untuk mendaptkan penghargaan dan pujuan, pecemburuaan, mudah marah jika
tidak mendapatkan pujian dari orang lain

B. Kerangka Teori

Isolasi sosial menurut Dermawan (2013) merupakan upaya menghindari atau tidak ingin
berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya karena merasa kehilangan
keakraban atau pendekatan dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi perasaan ,
pikiran dan kegagalan, klien mengalami gangguan kesulitan dalam berhubungan dengan
orang disekitarnya. Yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan
tidak dapat berbagi pengalaman dengan orang lain.
Isolasi sosial menurut Yosep (2011) merupakan upaya atau langkah untuk menghindari
komunikasi atau menolak berinteraksi dengan orang lainkarena merasa kehilangan hubungan
keakraban dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kkegagalan.
Klien mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara spontan dengan orang
disekitarnya yang dimanifestasikan dengan mengisolasi, tidak adanya perhatian dan tidak
sanggup atau tidak dapat berbagi pengalaman dengan orang lain.
Isolasi sosial menurut NANDA (2012) merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
kesepian saat didorong oleh keberadaan orang orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau
yang bersifat mengancam.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun karangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Dampak
1. Halusinasi
2. Resiko perilaku
kekerasan
3. Defisit perawatan diri

Terapi
Aktivitas Isolasi Sosial
Kelompok
Sosialisasi

Harga Diri Rendah

Ket :
: Fariabel yang tidak diteliti
: Fariabel yang diteliti

: Hubungsn fariabel
Gambar 1 kerangka konsep gambaran asuhan keperawtan dengan pemberian
prosedur terapi aktivitas kelompok sosialisasi untuk mengatasi perilaku isolasi
sosial pada pasien
b. Hipotesis

Menurut Sugiono (2014) hipotesis adalah pernyataan sementara terhadap rumusan


masalah penelitian dimana rumusan masalah tersebut sudah dinyatakan dalam kalimat
pernyataan terdapat dua hipotesis pada penelitian ini, yaitu
1. Hipotesi alternative Ha adalah adanya terapi aktivitas klompok yang dilakukan
Untuk menghadapi klien yang mengalami gangguan isolasi sosial
2. Hipotesa nol (HO) tidak adanya interaksi ketika dilakukan terapi aktivitas
kelompok dikarenakan klien merasa tidak nyaman atau lebih suka menyendiri

3. Desain Penelitian

Menurut Saepudin & Malik (2011) desain penelitian merupakan mavam atau jenis
penelitian tertentu yang dipilih untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai suatu tujuan
penelitian yang sudah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yaitu dengan cara
menggunakan metode wawancara terbuka observasi untuk memehami sikap, perilaku
individu secara mendalam dan dokumentasi sebagai bukti langsung yang dapat dipercaya.
Peneliti akan mencoba menggali pengalaman keluarga dalam pemeuhan kebutuhan
perwatan diri pada anggota keluarga dengan isolasi sosial
Peneliti memilih menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif karna peneliti
akan memperoleh data yang bersifat apa adanya dalam kondisi tertentu yang hasilnya
lebih memaknai pengalaman hidup klien, sehingga dapat bisa dikumpulkan berupa kata-
kata dari naskah wawancara mendalam, observasi, serta dilakukan perekaman dalam
handphone.

c. Definisi Operasional

Variabel operasional menurut Sugiyono (2011) adalah penentuan sifat yang akan
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Untuk menghindari perbedaan persepsi maka perlu disusun definisi operasional yang
merupakan penjelasan dari variabel sebagai berikut:
Tabe; I
Definisi operasional gambaran asuhan keperawatan dengan pemberian prosedur terapi
ktivitas kelompok sosialisasi untuk mengatasi perilaku iolasi sosial
Vaeiabel definisi operasional
1 2
3

1 terapi aktivitas kelompok sosialisasi terapi aktivitas kelompok


Untuk mengatasi perilaku isolasi (TAK) sosialisasi adalah
Sosial upaya memfasilitasi kemam-
puan sosialisasi sejumlah
pasien dengan masalah hub-
bungan sosial. TAK Sosiali-
sasi dengan membagi aktiv-
itas dalam beberapa sesi
yaitu, sesi 1:2 kemampuan
memperkenalkan diri. Sesi
2: kemampuan berkenalan
2 3

Terapi ini dilakukan satu atau dua kali perminggu


atau dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
Waktu optimal untuk satu sesi sekitar dua puluh
atau sampai empat puluh lima menit bagi fungsi
kelompok yang rendah dan enam puluh atau sam-
pai seratus dua puluh menit bagi fungsi kelompok
yang tinggi.
Isolasi sosial adalah ketidak mampuan untuk
membina hubungan atau berinteraksi yang erat,
hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang
lain.
A. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Menurut Sugiono (2011) populsi adalah suatu wilayah yang terdiri atas objek maupun
subjek yang memiliki karakteristik atau ciri khas yang telah ditetapkan olh peneliti
agar dapat di pelajari dan ditarik kesimpulan
2. Sempel
Sempel menurut Sugiono (2011) merupakan suatu bagian dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Semarang


yang letaknya di ruang madrim. Peneliti memilih tempat tersebut dikarenakan ditempat
tersebut terdapat partisipan yang sesuai dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian
yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2020 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo.

C. Etika Penelitian

Peneliti yang bekerja sama dengan orang lain harus selalu ingat bahwa subjek
mereka adalah seseorang yang nyata yang memiliki kebutuhan dan keinginan sendiri
bukan hanya selembar kertas. Kode etik penelitian ini yang bersubjek seseorang
bertujuan untuk perlindungan harga diri, martabat, dan keselamatan subjek dan
keselamatan penelitian yang dilakukan sebagai berikut

D. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah handphone karna peneliti
akan menggunakan alat tersebut sebagai perekam suara dan mengambil gambar dari
masing-masing partisipan.
E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan partisipan.


Menurut Moleong (2012) wawancara merupakan percakapan atau komunikasi
antara
pewawancara dan partisipan (Interviewer) dimana pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan partisipan yang memberikan jawaban secara
langsung kepada pewawancara. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
pertama (Tn.A) sebagai ayah
kandung dari klien, partisipan ke dua adalah adik kandung dari klien yaitu
(Tn.Z) dan
partisipan kedua adalah adik ipar dari klien (Ny. T).
Masing-masing partisipan akan diberikan pertanyaan dari peneliti dan P2 dan
P3 akan
memfalidasi jawaban dari P1. Adapun tujuan dari proses penelitian ini adalah
untuk
mengumpulkan data selengkapnya dari berbagai sumber untuk mendapatkan
bagaimana
pengalaman klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan dirinya dengan
gangguan jiwa
isolasi sosial, metode ini memberikan hasil secara langsung dari respon
tersebut

F. Analisis Data

analisa data merupakan upaya untuk memberikan kepercayaan atau validasi ada data y
ang telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data subjektif dan data
objektif yang didapaykan dari berbagai jenis sumber berdasarkan standar nilai
normal, untuk diketahui adakah tambahan data pengkajian ulang tentang data tentang
data yang ada.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menngunakan analisis domai yang
dimaksud dengan cara peneliti untuk memperoleh gambaran yang bersifat
umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang terdapat didalam fokus
penelitian. Yaitu dengan cara membaca naskah data secara umum dan
menyeluruh untuk memperoleh ranah apa saja yang didalamnya ada data
secara rinci dan detail, karna targetnya hanya untuk memperoleh ranah.
Hasil dari analisi penelitian ini berupa pengetahuan tingkat permukaan
tentang berbagai konsep. Dari hasil penelitian ini dengan cara memperoleh
hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan.
Menurut Lestari dalam Rizema (2012) dalm analisis domain, hasil yang
diperoleh merupakan kumpulan jenis domain atau kategori konsep beserta simbol
yang dirangkumnya.
Teknik analisis ini sangat relevan untuk dipakai dalam studi yang besifat
eksporatif yang dimaksud adalah analisis hasil studi hanya ditargetkan
untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari subjek penelitian, tanpa harus
ada unsur-unsunya secara detail dan rinci.
DAFTAR PUSTAKA

Sugyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta
Direja. Adi HS. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha. Medika. 2011
Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.
Yosep I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai