Anda di halaman 1dari 8

KESEHATAN PARIWISATA

IMUNISASI UNTUK WISATAWAN

Dosen Pengampu : Cok Dewi Widhya HS, S.KM.,M.Si

Oleh :

Luh Prapti Pratiwi Dewi

P07134019064

IIIB

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Denpasar

Teknologi Laboratorium Medis

2020
a. Definisi Imunisasi Wisatawan
Vaksin wisatawan merupakan vaksin yang mirip dengan vaksin biasa. Vaksin
atau imunisasi merupakan larutan yang dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit
tertentu. Vaksin biasanya mengandung mikro-organisme yang sudah mati atau sudah
dilemahkan. Ada juga vaksin yang hanya mengandung bagian dari organisme tersebut,
biasanya berupa antigen pada permukaan organisme atau toksin (racun) yang dihasilkan
organisme tersebut. Vaksin tersebut kemudian akan memicu respon dari tubuh dan
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat melawan
organisme tersebut. Efektifitas vaksinasi pada wisatawan akan maksimal apabila
diberikan beberapa minggu sebelum perjalanan wisata dilaksanakan. Pada umumnya
vaksinasi pada wisatawan diberikan 4-6 minggu/2-3 bulan sebelum perjalanan, yaitu pada
saat konsultasi pra-travel dilaksanakan, untuk mendapatkan efek proteksi yang maksimal.
b. Kategori Vaksin Wisatawan
 Vaksin Rutin

Vaksin rutin merupakan imunisasi dasar yang termasuk ke dalam kebanyakan


program kesehatan nasional. Vaksin-vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak
dan umumnya diberikan suntikan booster (pendorong) agar kekebalan yang
dihasilkan dapat lebih efektif. Beberapa penyakit seperti poliomyelitis yang sudah
tidak ada di negara berkembang, ternyata masih ada di beberapa orang. Yang
mengejutkan adalah ternyata masih banyak orang dewasa yang tidak memperbaharui
vaksinasi mereka dan bahkan ada yang tidak mendapat imunisasi sama sekali. Oleh
sebab itu, berpergian merupakan salah satu cara untuk memberikan vaksinasi kepada
mereka, agar mereka tidak terjangkit penyakit dan agar mereka yang tinggal di
wilayah mewabah tidak memindahkan penyakit tersebut. Ada berbagai macam vaksin
rutin mulai dari campak, campak Jerman, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B,
sampai influenza B. Pada beberapa negara, vaksin untuk cacar, rotavirus, HPV, BCG
dan tuberkulosis juga dimasukkan ke dalam program imunisasi rutin. Bagi beberapa
golongan dengan usia tertentu vaksin influenza juga menjadi salah satu vaksin rutin.

 Vaksin Rekomendasi
Vaksin rekomendasi merupakan imunisasi yang diberikan kepada mereka yang
akan berpergian ke daerah dengan tingkat paparan penyakit tertentu yang tinggi.
Vaksin ini sama seperti vaksin rutin, bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit
ke negara lain. Kebanyakan dari vaksin ini menargetkan penyakit yang
kemungkinannya tinggi di area yang padat atau kumuh. Vaksin yang termasuk ke
dalam jenis ini adalah vaksin kolera, hepatitis A, rabies dan demam tifoid, dan
diberikan terutama bagi mereka yang akan berpergian ke Asia dan Amerika Selatan.
Penambahan vaksin ensefalitis (radang otak) Jepang diberikan bagi mereka yang
berpergian ke negara Asia tertentu dan vaksin ensefalitis tick-borne kepada yang
berpergian ke Rusia dan negara Baltik.
 Vaksin Wajib

Hanya ada 3 macam vaksin yang merupakan vaksin wajib yaitu vaksin demam
kuning, meningokokal dan polio. Dari ketiga vaksin tersebut, Peraturan Kesehatan
Internasonal mewajibkan vaksin demam kuning sebagai vaksin yang harus diberikan.
Para wisatawan yang berpergian ke benua Afrika dan hampir semua negara di
Amerika Tengah dan Selatan diwajibkan untuk mendapat imunisasi demam kuning.
Beberapa negara bahkan mewajibkan ini kepada wisatawan yang mengunjungi negara
wabah demam kuning hanya untuk transit. Mereka yang sudah mendapat imunisasi
demam kuning akan diberi sertifikat internasional sebagai bukti nyata. Negara Saudi
Arabia mewajibkan vaksinasi meningokokal kepada mereka yang pergi ke Mekah
untuk naik haji. Beberapa negara juga mewajibkan vaksin polio bagi wisatawan yang
kembali dari negara yang memiliki laporan adanya poliomielitis tipe liar.

c. Jenis Vaksin Wisatawan


 Vaksin Influenza

Vaksin diberikan setiap tahun bagi orang dewasa dengan usia ≥ 50 tahun,
penghuni rumah jompo dan fasilitas-fasilitas lain dalam waktu lama, orang muda
dengan penyakit jantung, paru kronis, penyakit metabolisme, disfungsi ginjal,
hemoglobinopati atau imunosupresi, HIV, perawat dan petugas-petugas kesehatan
diatas.
- Macam : vaksin split atau subunit
- Efektivitas : 88-89%
- Rute : suntikan intramuskular
- Catatan : vaksin ini dianjurkan untuk usia ≥ 50 tahun untuk individual
sedangkan untuk program usia ≥ 65 tahun
 Vaksin Hepatitis A

Vaksin Hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 6 hingga 12 bulan pada
individu beresiko terjadinya infeksi virus Hepatitis A dan mereka yang menginginkan
imunitas. Populasi yang beresiko tinggi tersebut adalah:

1. Individu yang sering melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara


yang mempunyai prevalensi tinggi hepatitis A
2. Homoseksual c
3. Pengguna narkoba
4. Penderita penyakit hati
5. Individu yang bekerja dengan hewan primata terinfeksi hepatitis A
6. Peneliti virus hepatitis A
- Macam vaksin : antigen virus inaktif
- Efektivitas : 94-100%
- Rute Suntikan : Intramuskular
 Vaksin Hepatitis B

Imunisasi pasif Hepatitis B dapat dilakukan dengan pemberian imunoglobulin


yang mengandung anti-HBs. Sedangkan imunisasi aktif hepatitis B diperoleh melalui
pemberian vaksin yang dihasilkan melalui berbagai cara, antara lain: hasil kultur
HBsAg dari plasma pasien yang terinfeksi Hepatitis B kronik, memasukkan plasmid
yang mengandung gen S virus.1 Vaksin diberikan dalm 3 dosis dengan jadwal 0, 1,
dan 6 bulan, bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu
dilakukan pemberian imunisasi penguat (booster).

- Macam vaksin : antigen virus inaktif


- Efektivitas : 75-90%
- Rute suntikan : intramuscular
 Vaksin Demam Tifoid

Dianjurkan penggunaannya pada pekerja jasa boga dan wisatawan yang


berkunjung ke daerah endemis. Pemberian vaksin diulang setiap 3 tahun.

- Macam vaksin : antigen inaktif


- Efektifitas : 50-80%
- Rute suntikan : intramuskular
 Vaksin Meningokokus

Vaksin meningokokus polisakarida tetravalen (A/C/Y/W-135) wajib diberikan


pada calon haji dan dianjurkan untuk individu defisiensi, pasien asplenia anatomik dan
fungsional dan pelancong ke negara yang terdapat epidemi penyakit meningokokus
(misalnya “meningitis belt” di sub sahara Afrika). Vaksinasi ulang dipertimbangkan
setelah 3 tahun.

- Macam vaksin : polisakarida inaktif


- Efektivitas : 90%
- Rute suntikan : subkutan
 Vaksin Yellow Fever

Vaksin ini diwajibkan oleh WHO bagi wisatawan yang berkunjung ke Afrika
Selatan. Ulangan vaksinasi setiap 10 tahun.

- Macam vaksin : virus yang dilemahkan


- Efektivitas : tinggi
- Rute suntikan : subkutan
 Vaksin Rabies

Vaksin ini bukan merupakan imunisasi rutin, dan dianjurkan pada individu yang
beresiko tinggi tertular, wisatawan yang berkunjung ke daerah endemis yang
beresiko kontak dengan hewan dan individu yang tergigit binatang tersangka rabies.
- Macam vaksin : virus yang dilemahkan, juga tersedia serum (rabies
immnoglobulin)
- Efektivitas : vaksin 100%
- Rute suntikan : intramuskular, subkutan
 Vaksin Polio

Beberapa negara bebas polio mungkin meminta bukti imunisasi polio pada
saat mengurus visa kepada para pejalan dari negara-negara atau area yang masih
ada virus polio liar (wild polio) yaitu Afganistan, India, Nigeria dan Pakistan.

 Vaksin Japanese Encephalitis

Vaksin ini diberikan untuk wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis
(Asia) dan tinggal lebih dari 30 hari atau akan tinggal lama disana. Terutama jika
mereka melakukan aktivitas di pedesaan.

- Macam vaksin : virus inaktif


- Efektivitas : 91%
- Rute suntikan : subkutan
d. Cara Kerja Vaksin di dalam Tubuh

Prinsip kerja dari vaksin adalah memancing aktifnya antibodi dengan cara memasukkan
virus ke dalam tubuh. Namun, virus ini telah dilemahkan, atau hanya diambil satu bagiannya
yang dinamakan antigen, atau bahkan telah dimatikan, sehingga tidak akan membahayakan.
Antibodi adalah komponen yang berfungsi untuk melawan berbagai komponen hidup dan
tidak hidup yang membahayakan tubuh kita. Antibodi ini hanya bisa diaktifkan jika ada
ancaman dari luar. Saat antibodi sudah mengenali virus jenis ini, maka ketika ada virus yang
sebenarnya masuk dan menyerang tubuh, akan lebih mudah bagi antibodi untuk segera
mematikannya.

e. Cara Pemberian Vaksin Wisatawan

Cara pemberian adalah bagaimana vaksin (atau obat) dimasukkan kedalam tubuh
penerima (resipien). Cara pemberian vaksin ini merupakan faktor utama keberhasilan
imunisasi. Kandungan vaksin akan didistribusikan keseluruh tubuh dari tempat vaksin
dimasukkan kedalam tubuh, dengan memanfaatkan mekanisme transportasi dalam tubuh
manusia agar vaksin terdistribusi dengan baik dan memberikan dampak yang baik dalam
pembentukan imunitas.

 Injeksi intramuskuler (IM) yaitu vaksin diberikan melalui suntikan kedalam


massa otot. Vaksin yang mengandung adjuvan harus diberikan secara
intramuskuler untuk mengurangi reaksi lokal.
 Injeksi subkutan (SK) yaitu vaksin disuntikan dibawah kulit diatas otot.
 Suntikan intradermal (ID) yaitu vaksin disuntikan pada lapisan teratas kulit.
BCG adalah satu-satunya jenis vaksin yang disuntikan secara intradermal.
Pemberian BCG secara intradermal mengurangi risiko terdjadinya kelainan
neurovaskuler. Kebanyakan petugas imunisasi menganggap bahwa BCG paling
sulit pemberiannya, karena umumnya kulit bayi sangat tipis dan lengan bayi
sangat kecil, dan jarum yang dipakai untuk BCG adalah nomor 26, 15 mm.
Sedangkan untuk vaksin lain digunakan jarum ukuran 23, 25 mm, baik untuk
suntikan subkutan maupun intramuskuler.
 Pemberian vaksin secara oral yaitu dengan memasukkan vaksin ke mulut untuk
mengurangi kebutuhan akan jarum suntik dan semprit, dan membuat proses
pemberian lebih mudah.
 Semprotan Intranasal merupakan prosedur yang bebas dari jarum dimana
vaksin disemprotkan melalui mukosa nasal.
f. Keuntungan dan Kerugian Vaksin Untuk Wisatawan
 Keuntungan dari vaksin yaitu membantu sistem kekebalan tubuh untuk dapat
mempelajari cara melawan penyakit secara tepat guna dan permanen – sebuah
kondisi yang disebut imunitas. Selain merangsang imunitas, vaksin juga
bermanfaat bagi mereka yang ada di sekitar.
 Kerugian dari vaksin yaitu menimbulkan reaksi-reaksi yang tidak diingingkan
seperti :
o Reaksi Lokal : nyeri pada tempat injeksi, merah, dan bengkak & Reaksi
Sistemik : demam dan meriang
o Reaksi Sistemik : demam dan meriang
Daftar Pustaka

- PAPDI.BALI. Vaksinasi Pada Wisatawan November 29, 2020, from


https://www.papdibali.org/vaksinasi-pada-wisatawan-vaksin-wajib-rekomendasi-
atau-rutin/.
- Anonimous. (n.d.). Cara Pemberian. Retrieved November 29,2020, from WHO:
https://in.vaccine-safety-training.org/route-of-administration.html
- Edison, L. (2017, Juni 18). Bagaimana Cara Kerja Vaksin? Retrieved November 29,
2020, from Kumparan: https://kumparan.com/lampu-edison/bagaimana-cara-kerja-
vaksin/full.
- Suryana, K. (n.d.). Imunisasi Pada Wisatawan. Retrieved November 29, 2020, from
SCRIBD: https://id.scribd.com/doc/211201540/06-Imunisasi-Pada-Wisatawan.
- Anonimous. (n.d.). Apa itu Vaksin Wisatawan: Gambaran Umum, Keuntungan, dan
Hasil yang Diharapkan. Retrieved November 29,2020, from docdoc:
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/vaksinasi-untuk-bepergian.

Anda mungkin juga menyukai