200 1331 1 Aa PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022

Yogyakarta, 17 Juni 2006

APLIKASI SIMULASI BIAYA OPERASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DI PROPINSI LAMPUNG DENGAN METODE DOUBLE DISTRIBUTION DALAM
UPAYA MEMBANTU MENYIAPKAN POLA TARIF PELAYANAN RUMAH SAKIT
SWADANA YANG TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT
Agus Suryana
Jurusan Sistem Informasi, STMIK TEKNOKRAT, Bandar Lampung
E-mail: phk_tekno@plasa.com

ABSTRAKSI
Rumah sakit pada dasarnya adalah sebuah unit usaha dimana berbagai macam input berinteraksi atau
mengalami sintesa sehingga menghasilkan produk yang disebut pelayanan rumah sakit. Biaya adalah salah satu
komponen vital dalam proses unit usaha tersebut. Terwujudnya rumah sakit umum daerah sebagai unit swadana
dengan tetap memperhatikan fungsi sosialnya merupakan tujuan program pemerintah dalam bidang pelayanan
kesehatan.
Untuk mengatasi permasalahan penetetapan tarif pelayanan rumah sakit umum perlu dilakukan kegiatan
analisis biaya untuk mendapatkan informasi real konndisi dan posisi rumah sakit. Double Distribution Method
adalah cara membagi biaya dari unit penunjang ke unit produksi. Metode ini dapat digunakan untuk
menganalisis biaya operasional rumah sakit sehingga didapatkan gambaran realistis biaya yang diperlukan
untuk dijadikan bahan informasi dalam menetapkan besar tarif satuan unit pelayanan suatu rumah sakit.

Kata Kunci: Rumah Sakit Swadana, Simulasi Biaya, Double Distribution Method

1. PENDAHULUAN Center) rumah sakit umum daerah di


1.1 Latar Belakang Masalah kabupaten/kotamadya di Propinsi Lampung
Biaya operasional rumah sakit umum daerah 2. Mendapatkan gambaran informasi biaya
biasanya mengalami inflasi sangat cepat, lebih cepat operasional rumah sakit baik biaya tetap (Fixeed
dari pada inflasi biaya ekonomi pada umumnya. Cost)/Biaya investasi yang disetahunkan
Namun tidak ada informasi yang jelas tentang laju maupun biaya variable/Recurrent Cost/Biaya
inflasi masing-masing elemen biaya rumah sakit operasional pemeliharaan sebagai dasar dalam
umum daerah tersebut sehingga menyulitkan perencanaan strategis pemerintah daerah.
pemerintah daerah sebagai Stake Holder melakukan
intervensi strategis untuk melakukan pengendalian Manfaat yang diharapkan dari pengembangan
biaya atau penghematan biaya (Cost Containment). simulasi analisa biaya ini adalah:
Banyak rumah sakit umum daerah di Propinsi 1. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah dan
Lampung yang menetapkan tarifnya tidak RS swadana, kemampuan penetapan pola tarif
berdasarkan biaya satuan yang mencakup seluruh didasarkan kepada biaya satuan (Unit Cost) dan
elemen biaya operasional, dalam keadaan demikian kemampuan masyarakat merupakan bagian dari
Pemerintah Daerah sulit mengetahui pada titik mana kemampuan proses perencanaan yang bisa
rumah sakit tersebut beroperasi : defisit, break even dimiliki oleh aparat rumah sakit umum daerah
point atau profit? di propinsi Lampung. Analisis biaya adalah
Tidak adanya informasi tentang biaya satuan kegiatan awal yang bermanfaat menghasilkan
membuat negosiasi dengan pihak ketiga (Asurasi, informasi biaya satuan yang penting untuk
perusahaan rekanan, dan masyarakat) tidak penyesuaian PERDA tarif rumah sakit di
mempunyai dasar yang kuat. Tidak jelasnya kabupaten/kotamadya di Propinsi Lampung
informasi biaya operasional rumah sakit umum menurut jenis pelayanan dan kelas perawatan.
daerah juga menyebabkan pemerintah daerah 2. Analisis Biaya Rumah Sakit merupakan proses
kabupaten dan kotamadya dalam melakukan sistematis yang menghasilkan informasi untuk
perencanaan anggaran (budgeting) menjadi kurang menetapkan kebijakan subsidi silang dan
realistis. meningkatkan pemerataan.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3 Ruang Lingkup


Pengembangan dan penelitian Aplikasi Pengembangan simulasi biaya operasional
Simulasi biaya operasional rumah sakit umum rumah sakit umum daerah ini difokuskan pada
daerah ini dimaksudkan untuk: proses analisa biaya operasional rumah sakit yang
1. Mendapatkan informasi Pusat Biaya (Cost mencakup elemen biaya investasi, biaya operasional
Center) serta Pusat Pendapatan (Revenue dan pemeliharaan serta proses identifikasi pusat
biaya (Cost Center) dengan mengklasifikasi rumah

D-33
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006

sakit menjadi dua elemen unit produktif dan unit non jenis pelayanan kesehatan menurut standar baku
produktif. disebut biaya normatif (Normative Cost).
d. Biaya Langsung dan tidak langsung
2. KONSEP BIAYA Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang
2.1 Pengertian Biaya dikeluarkan pada unit yang langsung melayani
Biaya (Cost) adalah semua pengorbanan yang pasien.
dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh e. Komponen Biaya Rumah Sakit
suatu komoditi. Biaya tetap maupun biaya operasional terdiri
Untuk menghasilkan suatu produk (output) dari berbagai komponen biaya atau cost
diperlukan sejumlah input. Biaya adalah nilai dari component atau cost item misalnya :
sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk • Biaya Investasi
menghasilkan suatu produk (output). Dalam bidang o Gedung
kesehatan produk yang dihasilkan adalah jasa o Alat Medis dan Non Medis
pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit produk o Alat Penunjang medis
outputnya adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, • Biaya Operasional & Pemeliharaan
laboratorium, radiologi, kamar bedah dan lain-lain. o Gaji
Agar rumah sakit dapat menghasilkan pelayanan o Obat/Bahan Medis
diperlukan sejumlah input antara lain gedung, alat o Alat Medis Habis Pakai
medis dan non medis, tenaga medis serta input lain o Makan
yang secara tidak langsung digunakan oleh pasien. o Bahan/Alat Non Medis habis pakai
Dengan kata lain biaya adalah nilai dari suatu o Pemeliharaan (gedung, alat medis & non
pengorbanan untuk memperoleh suatu output medis)
tertentu. o Umum
Berdasarkan jenisnya maka biaya dapat ƒ Listrik, air, telepon, BBM
dikelompokkan sebagai berikut: ƒ Pelatihan, perjalanan dll
a. Biaya tetap, biaya variable dan biaya total
Biaya Tetap/Fixed Cost (FC) adalah biaya yang 3. KONSEP METODE DOUBLE
secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya DISTRIBUTION
jumlah produksi/output. Biaya tidak Distribusi biaya atau alokasi biaya adalah
tetap/Variable Cost (VC) adalah biaya yang kegiatan membagi habis seluruh biaya dari unit
dipengaruhi oleh banyaknya output. Total Cost penunjang ke unit produksi yang output lanyanannya
(TC) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya dijual sehingga dengan demikian dapat diperkirakan
variable. berapa biaya keseluruhan (pengorbanan rumah sakit)
b. Biaya investasi & Biaya operasional untuk menghasilkan layanan ke pasien (biaya total
pemeliharaan masing-masing unit produksi) termasuk biaya tidak
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya langsung. Kemudian dengan mengetahui jumlah
dapat berlangsung dalam waktu yang relatif pemanfaatan/utilisasi di masing-masing unit tersebut
lama. Biaya investasi biasanya berhubungan (jumlah pasien) dapat diperkirakan berapa besar
dengan pembangunan dan pengembangan fisik. biaya satuan aktual per pasien per unit pelayanan.
Karena perhitungan biaya biasanya dilakukan Secara teoritis Double Distribution Method adalah
untuk kurun waktu satu tahun anggaran / lebih cara membagi biaya dari unit penunjang ke unit
(Annualized Invesment Cost). Biaya produksi melalui 2 tahap, dimana mula-mula
operasional (recurrent cost) adalah biaya yang dilakukan alokasi antar unit penunjang dulu (saling
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu membagi 2 arah tidak 1 arah), dilanjutkan dengan
barang investasi agar terus berfungsi. mendistribusikan biaya ke unit produksi.
c. Biaya Satuan (Unit Cost / UC)
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk 4. PERANCANGAN SIMULASI MODEL
satu satuan produk pelayanan, diperoleh dengan ALUR DISTRIBUSI BIAYA
cara membagi biaya total (TC) dengan 4.1 Instrumen Pengumpulan Data Biaya Rumah
jumlah/kuantitas output atau total output (TO) Sakit
atau : UC = TC/TO contoh biaya satuan rawat Instrumen pengumpulan biaya rumah sakit
inap (kamar) kelas I, II, III, biaya satuan rawat adalah instrumen alat bantu untuk mendapatkan data
jalan. Biaya satuan ddipengaruhi oleh besarnya secara sistematis seluruh komponen biaya rumah
biaya total. Biaya satuan yang dihasilkan oleh sakit pada seluruh unit kerja. Secara umum rumah
hasil perhitungan berdasarkan pengeluaran sakit umum daerah bisa kita kelompokkan instrumen
nyata untuk menghasilkan produk dalam kurun yang diperlukan adalah sebagai berikut:
waktu tertentu disebut biaya satuan aktual f. Data kepegawaian rumah sakit
(Actual Unit Cost). Biaya satuan yang secara g. Data unit kerja rumah sakt umum daerah
normatif dihitung untuk menghasilkan suatu h. Pengeluaran obat dan bahan medis/tahun
i. Penggunaan bahan habis pakai/tahun

D-34
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006

j. Biaya makan / tahun


k. Biaya Laundry / tahun Unit Unit Unit Unit Total
l. Biaya Pemeliharaan Gedung/tahun Prod Prod Prod Prod Biaya
Biaya (A) (B) (C) (D) (E)
m. Biaya Pemeliharaan Alat Medis/tahun 1. Gaji
n. Biaya Pemeliharaan Alat Non Medis 2. Insentif
o. Biaya Umum(Kendaraan,Tlp,Air) 3. Obat
p. Biaya Pelatihan & pemasaran RS 4. Bahan Makanan
5. Laundry
q. Biaya lain-lain 6. Habis Pakai
7. Pemeliharaan
Elemen instrumen diatas merupakan cost • Gedung
center. Dalam tahap simulasi distribusi kita juga • Alat Medis
perlu mendapatkan data dasar berupa intrumen: • Alat Non Medis
8. Utilities
1. Gambaran output pelayanan RSUD/tahun 9. Pelatihan
2. Gambaran Pendapatan (Revenue Center)/tahun 10. Sub Total 1-9 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
3. Rancangan Cost Recovery Rate RS/Tahun 11. Persen (%) % % % % %
4. Gambaran Kemampuan Masyarakat 12. Biaya Umum Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
13. TC Operasional
(ATP/WTP) 14. AFC
15. Total Biaya
4.2 Model Alur Distribusi Biaya 16. Total Output
Model alur distribusi biaya bisa disimula- 17. Unit Cost (UC) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
sikan dengan menempatkan pusat biaya (Cost 18. UC Tanpa AFC Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
19. UC Tanpa Gaji Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Center) pada unit penunjang. Seluruh elemen unit
Gambar 2. Gambar Simulasi Biaya
penunjang dalam sebuah rumah sakit saling
mendistribusikan biaya. Berikut ini Gambar model
keterangan:
distribusi biaya :
1. Untuk biaya umum data awal yang dientry
adalah data total biaya kemudian dialokasikan
UNIT UNIT
kedalam masing-masing unit dengan cara
PENUNJANG PRODUKSI
membobot berdasarkan %
BIAYA X X X X X X X 2. UC (Biaya Operasional) tanpa AFC (Biaya
penyusutan) diperoleh dengan cara membagi
Total Cost (TC) operasional dengan Total
I 01 Output di masing-masing unit. Untuk rumah
02 02 02 02 02 02 sakit swadana diberlakukan subsidi untuk biaya
investasi dan gaji PNS maka perlu dihitung UC
II X0 X0 tanpa AFC dan Gaji (tetapi insentif, honor, jasa
03 03 03 03 medis tetap dibebankan). UC tanpa AFC dan
04 04 04 04 Gaji diperoleh dengan cara membagi TC
operasional (TC operasional – Gaji) dengan
total output masing-masing unit.
Output Pelayanan (TO) Q Q Q 3. Untuk beberapa unit produksi yang outputnya
Q Q tidak homogen, langkah selanjutnya adalah
Total Pendapatan (TR) TR TR TR melakukan perhitungan dengan relative Value
TR TR Unit (RVU) sehingga diperoleh hasil biaya
Unit Cost (UC) TC/Q TC/Q satuan masing-masing jenis pelayanan yang
TC/Q TC/Q berbeda, misal di laboratorium biaya satuan
Cost Recovery Rate (CRR) TR /TC untuk pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan
CRR per Unit TR unit tertentu / urin, pemeriksaaan tinja dsb.
TC unit
CRR /pasien di unit tertentu Tarif unit / UC 4.4 Cost Recovery Rate (CRR) Rumah Sakit
unit tsb Setelah diperoleh hasil biaya total dan biaya
Gambar 1. Model Distribusi Biaya satuan pada masing-masing unit maka dapat
dilakukan perbandingan antara biaya dan
4.3 Model Simulasi Biaya penerimaan rumah sakit. Cost Recovery Rate adalah
Untuk melakukan proses analisis biaya kita nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa
perlu menggambarkan contoh pemodelan simulasi besar kemampuan rumah sakit menutup biayanya
biaya. Berikut adalah cara mensimulasikan biaya dengan penerimaannya dari retribusi pasien
dari unit non produktif ke unit produktif: (Revenue). Proses ini menghasilkan seberapa besar
subsidi diberikan kepada pasien, baik pasien umum
maupun pasien askes. Demikian CRR perkelas

D-35
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006

perawatan dan perpasien. Dengan demikian akan 4.5 Model Implementasi Distribusi Biaya
diperoleh perhitungan: Untuk memudahkan proses analisis biaya maka
CRR total = TR RS / TC RS (Total) X diperlukan suatu model arsitektur logika sistem,
100% berikut gambar model implementasi Distribusi biaya
CRR per unit = TR unit / TC X 100% dari unit penunjang ke unit produksi :
CRR per pasien= Revenue per unit / UC X Misal RSU memiliki 4 unit penunjang dan 3
100% unit produksi maka dapat digambarkan model
simulasi biaya dengan menggunakan metode
distribusi ganda sebagai berikut:

MODEL SIMULASI BIAYA OPERASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DENGAN METODE DOUBLE DISTRIBUTION
Unit Penunjang Unit Produksi
Adm Dapur Laundry RT Poli Lab R.Inap Den 1 Den 2
(C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K)

Dasar Pembobotan
1. Luas Lantai J1 K1
2. Jumlah Pegawai J2 K2
3. Pemakaian Obat Rp. J3 K3
4. Jumlah Tempat Bed J4 K4
5. Jumlah Hari Rawat J5 K5
6. Jumlah Kunjungan J6 K6
7. BIAYA ASLI C7 D7 E7 F7 G7 H7 I7

DISTRIBUSI 1 :
Unit Penunjang :
8. Administrasi C8 D8 E8 F8 G8 H8 I8 J8 K8
9. Dapur C9 D9 E9 F9 G9 H9 I9 J9 K9
10. Laundry C10 D10 E10 F10 G10 H10 I10 J10 K10
11.Rumah Tangga(RT) C11 D11 E11 F11 G11 H11 I11 J11 K11
12. Hasil Distribusi 1 C12 D12 E12 F12 G12 H12 I12 J12 K12

DISTRIBUSI 2 C12
13. Administrasi D12 G13 H13 I13 J13 K13
14. Dapur E12 G14 H14 I14 J14 K14
15. Laundry E12 G15 H15 I15 J15 K15
16.Rumah Tangga /RT F12 G16 H16 I16 J16 K16
17 Hasil Distribusi 2 G17 H17 I17 J17 K17

Keterangan: 9. Metode perhitungan dengan cara mendistribusikan biaya


1. Denominator 1, digunakan untuk membobot pada distribusi contoh unit administrasi ke dapur kita bisa menggunakan
pertama rumus kolom sebagai berikut : Kolom D2 / (Kolom J2 –
2. Denominator 2, digunakan untuk membobot pada distribusi Kolom C2) * Kolom C7 dan seterusnya untuk distribusi ke
kedua unit lain.
3. Nilai kolom dasar pembobotan diisi dari data rekapitulasi 10. Alokasi unit pertama ke unit penunjang juga dilakukan,
real rumah sakit dalam perode 1 tahun. misal dari unit administrasi ke unit Poli maka rumusnya
4. Kolom J1 merupakan penjumlahan dari nilai kolom C1 s.d. adalah G8 = G2 /(J2-C2) * C7 dan seterusnya untuk unit
F1 (nilai semua unit) penunjang lain.
5. Kolom K1 merupakan penjumlahan dari nilai kolom G1 s.d. 11. Pada distribusi kedua angka C12 s.d. F12 ( hasil distribusi
I1 (semua unit produksi saja unit penunjang) didistribusikan ke unit produksi dengan
6. Demikian seterusnya untuk kolom J2,J3,J4, J5, J6 maupun dasar pembobotan sama, hanya denomintor yang digunakan
kolom K2 s.d. K6 adalah denominator 2. maka formulanya adalah :
7. Kolom biaya asli diisi dengan nilai entry hasil dari pengisian G13=G2/K2 * C12
formulir-formulir pada instrumen pengumpulan data. H13=H2/K2 * C12
8. Alokasikan biaya antar unit penunjang dengan dasar G14=G2/K2 * E12
pembobotan sesuai kriteria yang diterapkan, misalnya untuk dan seterusnya.
biaya gaji disini dasarnya adalah jumlah personil dari tiap
unit dengan menggunakan data persen waktu. Hal yang
sama juga berlaku untuk pemakaian obat, pemakaian listrik
dll

D-36
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006

5. PERANCANGAN 6.2 Saran


Aplikasi simulasi biaya operasional rumah a. Perlu dibentuk staff ahli rumah sakit umum
sakit umum daerah merupakan suatu sistem untuk daerah yang kompoten dan intens di tiap RSU
menganalisis data masukan berupa instrumen yang kab/kotamadya di Popinsi Lampung agar
dikumpulkan dari seluruh elemen unit rumah sakit, penetapan tarif yang ditetapkan melalui PERDA
dengan hasil output berupa besar biaya satuan unit dapat dijangkau oleh seluruh elemen
(Unit Cost). masyarakat.
b. Selalu mengupdate data tarif pelayanan rumah
5.1 Diagram Alir Data sakit sesuai dengan perkembangan ekonomi
Perancangan dimulai dari bentuk DAD yang masyarakat.
paling global yaitu Diagram konteks sistem sebagai
berikut: DAFTAR PUSTAKA
[1] Howard Barnum, Public Hospital in Developing
Instrumen Data Countries, Resource use, Cost Financing, 1993.
Dari Seluruh [2] Steven G. Hulstad, Health Care Marketing
Unit Plans, An Aspen Publication, 1993.
[3] Steven A Fikler, Cost Acounting for Health
Care Organizations (Concept and Aplications),
1994.
Aplikasi
Simulasi Biaya
Operasional

Manajemen Pemerintah
Rumah Sakit Daerah (Stake
Holder)
Gambar 3. diagram konteks system

5.2 Implementasi Sistem


Aplikasi simulasi biaya operasional rumah
sakit dengan metode double distribution
menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6
dengan database manajemen sistem SQL Server
2000. Sistem menggunakan metode daur ulang
system (Life Cycles) sehingga perkembangan
manajemen rumah sakit umum daerah dengan segala
mobilitasnya bisa diimplementasikan terus.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
a. Aplikasi simulasi biaya operasional merupakan
perangkat lunak strategis yang perlu terus
dikembangkan untuk membantu pemerintah
daerah dalam menyusun intervensi strategis
dalam proses perencanaan dan budgeting RSU
sehingga dapat mendukung program pemerintah
dibidang pelayanan kesehatan.
b. Aplikasi Simulasi Biaya operasional Rumah
Sakit dapat menyediakan informasi posisi
rumah sakit dalam keadaan profit, rugi atau
perlu subsidi ?
c. Aplikasi ini merupakan salah satu bahan dasar
dalam penetapan pola tarif rumah sakit umum
daerah.

D-37
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006

D-38

Anda mungkin juga menyukai