Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STUDI KASUS PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


YANG MENGALAMI HIPERTENSI
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam Praktik
Kebidanan)

Dosen Pengampu : Dwi Suprapti,S.Tr.Keb.,M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Afrrilia Sunia Futri
2. Ulandari
3. Zita Zunisya

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN
2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
2.1 Kasus................................................................................................................... 2
2.2 Pemecahan Masalah ............................................................................................ 2
2.3 Pengambilan Keputusan ...................................................................................... 3
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 4
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 5

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, makalah
yang kami susun dengan judul “Studi Kasus Pelayanan Kebidanan Pada Ibu Hamil yang Mengalami
Hipertensi” dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari apabila makalah yang kami susun ini
jauh dari sempurna.

Maka dari itu kami memohon saran serta kritiknya baik dari Ibu dosen maupun teman-teman,
supaya kami dapat merefisi makalah kami sehingga menjadi lebih baik. Semoga makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat, memberikan tambahan wawasan bagi teman-teman mahasiswa kebidanan
dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran kita.

Pangkalan Bun, 19 Desember 2020

Penulis ( Kelompok 1)

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan
dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dimulai pada saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan.
(Prawirohardjo, 2018).
Pada saat kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita yang sedang hamil
perlu mendapatkan makanan yang bergizi dan dalam keadaan yang sehat. Kehamilan akan
menyebabkan meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi lainnya sebagai pertumbuhan dan
perkembangan janin. Oleh karena itu, jika seorang wanita kekurangan gizi pada saat hamil akan
mempengaruhi perkembangan janin sehingga janin tidak dapat berkembang dengan baik.
(Rismalinda, 2015).
Gizi pada wanita hamil haruslah seimbang bila tidak ibu akan mengalami beberapa penyakit
yang sering di alami pada wanita hamil seperti Anemia, Hipertensi, hipotensi, diabetes militus
bila tidak di cegah mulai dari kehamilan efeknya akan beresiko pada saat persalinan yang akan
menyebabkan angka kematian ibu dan bayi menjadi meningkat. (Rismalinda, 2015)

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah yang diajukan dalam studi kasus ini adalah : ”Bagaimana pola
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi?”

1.3 Tujuan
Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus
Ibu S memiliki risiko tinggi dalam kehamilannya karena menderita hipertensi. Awalnya
ibu melahirkan dengan dukun dan bayinya meninggal serta ibu S mengalami kondisi kritis (pucat
dan lemas sekali) sehingga dukun menyuruh untuk memanggil bidan. Ketika bidan datang dan
diperiksa, bidan langsung berupaya ibu dirujuk sampai suami pulang dari sawah. Ketika suami
datang, ibu S tidak segera dibawa ke rumah sakit, meskipun suami setuju isterinya dirujuk, karena
suami mengalami kebingungan antara mengurus pemakaman atau membawa isterinya ke rumah
sakit. Atas desakan banyak pihak, akhirnya suami membawa isterinya ke rumah sakit tanpa
menunggu selesai pemakaman. Sampai di rumah sakit ibu segera ditangani oleh dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan.

2.2 Pemecahan Masalah


Langkah dalam pemecahan Masalah
1. Pengenalan dan Pendefinisian Masalah
Ibu S memiliki risiko tinggi dalam kehamilannya karena menderita hipertensi.
Awalnya ibu melahirkan dengan dukun dan bayinya meninggal serta ibu S mengalami
kondisi kritis (pucat dan lemas sekali) sehingga dukun menyuruh untuk memanggil bidan.
Ketika bidan datang dan diperiksa, bidan langsung berupaya ibu dirujuk sampai suami
pulang dari sawah. Ketika suami datang, ibu S tidak segera dibawa ke rumah sakit,
meskipun suami setuju isterinya dirujuk, karena suami mengalami kebingungan antara
mengurus pemakaman atau membawa isterinya ke rumah sakit.
Faktor dari masalah tersebut.
a. Faktor pendidikan rendah (SD)
Usia hamil berisiko tinggi, keluarga mengetahui bahwa ibu bersalin berisiko tinggi
(hipertensi), usia ibu bersalin berisiko tinggi, dan persepsi bahwa kondisi isteri belum
parah sehingga masih dapat ditangani di rumah, merupakan faktor predisposisi dari
meninggalnya ibu bersalin. Secara khusus, tingkat pendidikan subjek yang relatif
rendah menyebabkan meskipun mengetahui bahwa ibu bersalin berisiko tinggi, namun
hal tersebut dianggap sebagai kehamilan yang normal.
b. Faktor adat-istiadat
Yang berupa ayah harus memakamkan anaknya yang meninggal dunia menjadi kendala
bagi subjek untuk mengantar ibu bersalin ke rumah sakit. Subjek tidak segera
membawa ibu bersalin dibawa ke rumah sakit, meskipun ketika bidan memberikan
keputusan merujuk subjek langsung merujuk, karena kebingungan subjek untuk adat
istiadat yang mengharuskan ayah memakamkan bayinya.
2. Penentuan Sejumlah Solusi Alternatif
Ketika bidan datang dan melihat kondisi ibu, solusinya adalah merujuk, pihak keluarga
tidak bisa memberikan keputusan namun harus menunggu suaminya pulang dari sawah.
Pihak keluarga memanggil suami ibu bersalin yang bekerja di sawah dan hal tersebut
menyebabkan ibu bersalin tidak segera mendapatkan keputusan dirujuk.

2
3. Penentuan kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi solusi Alternatif
Bidan mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin (pucat dan lemas) dan sesuai
prosedur maka bidan segera memutuskan untuk melakukan rujukan ibu bersalin ke rumah
sakit. Bidan selanjutnya memberitahu keluarga mengenai kondisi gawat darurat dari ibu
berhasil sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit.
4. Evaluasi solusi alternatif
Bidan menganjurkan untuk merujuk kepada keluarga, tanggapan keluarga relatif cepat
diberi tanggapan yaitu setuju dirujuk Sebelumnya keluarga menghubungi suami untuk
memberitahu dan memberi masukan yang hasilnya suami setuju isteri di rujuk ke rumah
sakit. Atas dasar ini selanjutnya keluarga memberikan jawaban kepada bidan dan sekaligus
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan merujuk yaitu uang, mobil dan
pakaian. Dan bayinya dimakamkan oleh keluarganya karena kondisi ibu yang harus segera
dirujuk.
5. Pemilihan solusi alternatif terpilih
Setelah bidan menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi ibu dan
mempertimbangkan beberapa resiko ibu dan setelah dinasehati dan dibujuk oleh anggota
keluarga lain, bidan dan tetangga, akhirnya subjek setuju mengantar isterinya ke rumah
sakit. Akhrirnya menyetujui solusi tersebut yaitu suami ikut merujuk dan bayi dirawat serta
dimakamkan oleh keluarganya.
6. Implementasi solusi alternatif terpilih
Setelah terpilihnya keputusan merujuk yang disetujui oleh keluarga, mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan membawa ibu bersalin ke rumah sakit (biaya,
kendaraan, pakaian, peralatan, dsb) dan setelah itu berangkat ke rumah sakit.. Dengan
rujukan ini kita berharap dapat menyelamatkan ibu tersebut. Selang beberapa saat diperoleh
mobil dan segera berangkat ke rumah sakit dan keluarga kembali kerumah untuk
pemakaman bayi tersebut.
7. Evalusi hasil yang diporoleh
Ibu berhasil dirujuk tepat waktu dan segera ditangani oleh dokter spesialis kebidanan
serta penyakit kandungan dengan selamat dan bayinya dimakamkan dengan keluarga.

2.3 Pengambilan Keputusan


Selanjutnya pola pengambilan keputusan yang terjadi sebagai berikut :
1. Pemahaman adanya masalah
Bidan : Mengenali tanda-tanda bahaya dari ibu bersalin.
Keluarga : Keluarga mendapatkan informasi dari bidan bahwa ibu bersalin dalam
keadaan gawat.
2. Pencarian alternatif
Bidan : merujuk ke rumah sakit
Keluarga : merujuk ke rumah sakit
3. Evaluasi alternatif
Bidan : merujuk ke rumah sakit karena kondisi kritis
Keluarga : merujuk supaya ibu bersalin selamat
4. Keputusan merujuk
a. Bidan mengambil keputusan merujuk dengan memberikan anjuran kepada keluarga
untuk merujuk
b. Keluarga setuju ibu bersalin dirujuk ke rumah sakit tetapi bingung untuk segera
berangkat atau menunda setelah dilakukan pemakaman.

3
5. Tindakan setelah pengambilan keputusan merujuk
a. Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan membawa ibu bersalin ke
rumah sakit (biaya, kendaraan, pakaian, peralatan, dsb) dan setelah itu berangkat ke
rumah sakit.
b. Ibu bersalin tidak segera dibawa ke rumah sakit karena subjek masih bingung untuk
memutuskan mengantar ibu bersalin ke rumah sakit atau memakamkan anak. Setelah
dinasehati dan dibujuk oleh anggota keluarga lain, bidan dan tetangga, akhirnya subjek
setuju mengantar isterinya ke rumah sakit.
6. Penerepan keputusan
Dengan semua yang sudah di persipakan dan persetujuan suami dan keluarga, ibu berhasil
dirujuk ke rumah sakit dan ditangani oleh pihak rumah sakit, dan bayi nya di makam kan
oleh kelurganya

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan simpulan bahwa
keterlambatan dalam merujuk kerumah sakit yang terdiri dari keterlambatan dalam mengambil
keputusan setuju merujuk dari pihak kelurga, keterlambatan dalam mengenali risiko tinggi ibu
bersalin baik oleh bidan dan atau keluarga, keterlambatan dalam mencari bidan yang bersedia
menolong persalinan, keterlambatan dalam mencari transportasi, dan keterlambatan dalam
mengambil keputusan merujuk atau membawa kerumah sakit yang disebakan oleh adat istiadat,
dapat menyebabkan kematian ibu bersalin.
Faktor usia ibu bersalin kategori risiko tinggi, pengetahuan kelurga tentang tanda-tanda
bahaya atau resiko tinggi persalinan, persepsi bahwa kehamilan ibu bersalin normal dan tanda-
tanda bahaya dari ibu bersalin masih dianggap wajar, keluarga tidak mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan rujukan kerumah sakit, merupakan predisposisi kematian ibu bersalin. Faktor
dukungan suami, dukungan anggota kelurga lain (ibu kandung, ibu mertua, anak yang telah besar,
atau anggota keluarga lain), anjuran bidan atau dokter dan dukungan tentangga merupakan faktor
penguatan kematian ibu bersalin. Faktor setatus sosial ekonomi rendah ( pendidikan SD-SMP,
pekerjaan buruh/petani/swasta, penghasilan perbulan tidak pasti- satu juta dua juta dua ratus
rupiah), jarak untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang relatif jauh, tenanga penolong (bidan)
terdistribusi belum merata, biaya transportasi mahal, biaya periksa kehamilan relatif mahal, obat
dan peralatan bidan relatif lengkap, belum adanya ambulan, tabulin, dan sistem donor darah, dan
kualitas bidan,merupakan faktor pemungkin kematian bersalin.

5
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri Puji. 2008. Pola Pengambilan Kepusuan Keluarga dan Bidan Dalam Merujuk Ibu Bersalin
ke Rumah Sakit Pada Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Demak.Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang. Diakeses pada 19 Desember 2020 https://core.ac.uk/download/pdf/11717973.pdf

Anda mungkin juga menyukai