SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dilakukan
untuk memenuhi tugas akhir mencapai gelar Sarjana Ilmu Keperawatan. Saya
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Yati Afiyanti S.Kp., M.N selaku dosen pembimbing saya yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk mengarahkan saya
dalam skripsi ini.
2. Tri Budiati S.Kep., M.Kep selaku penguji yang telah memberikan saran dan
kritik membangun untuk perbaikan skripsi ini.
3. Seluruh staff pengajar FIK UI yang selama 4 tahun ini berkontribusi dalam
memberikan materi selama proses perkuliahan saya sehingga membantu saya
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok beserta staff yang telah memberikan ijin
kepada saya untuk melakukan penelitian di Puskesmas Cimanggis Kota
Depok.
5. Kepala Puskesmas Cimanggis Kota Depok beserta staff dan bidan yang
bertugas yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian.
6. Ayah, Ibu, dan adik saya yang tanpa lelah memberi doa dan dukungan
sehingga saya selalu bersemangat dan tidak menyerah dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Merdekawan Teja Sukmana yang telah memberikan doa dan dukungannya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
8. Teman-teman terdekat (Ananda, Anggi, Alfa, Arum, Asih, Dinar, Mirda,
Memey, Nike, Lina, Ollyvia, Rara, Reni, Risa, Wilda) yang selalu
memberikan dukungan sehingga saya selalu bersemangat dan tidak menyerah
dalam penyusunan skripsi ini.
iv
Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun
penulisan. Oleh sebab itu segala kritik, saran, dan evaluasi sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
Penulis
Antenatal care merupakan salah satu upaya mencegah kematian ibu dengan
mendeteksi lebih dini terjadinya risiko tinggi kehamilan. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu
hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Desain
penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel ibu hamil trimester ketiga yang
sedang melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok
berjumlah 82 orang. Hasil penelitian menemukan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care, antara lain faktor
predisposisi meliputi usia ibu hamil rata-rata 21-35 tahun (74,4%), tingkat
pendidikan SMA (54,9%), tidak bekerja (82,9%), paritas sedikit (78%),
pengetahuan tinggi (76,8%), dan sikap negatif (61%). Faktor pemungkin meliputi
penghasilan rendah (63,4%), jarak tempat tinggal dekat (63,4%), media informasi
baik (52,4%), sedangkan faktor penguat yaitu adanya dukungan suami (90,2%).
Perlunya peningkatan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok mengenai
antenatal care sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan pelayanan antenatal
oleh ibu hamil.
Kata kunci:
Antenatal care, ibu hamil
ix Universitas Indonesia
6. PEMBAHASAN .............................................................................................35
6.1 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................35
6.1.1 Faktor Predisposisi Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu
Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................35
6.1.2 Faktor Pemungkin Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu
Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................40
6.1.3 Faktor Penguat Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu
Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................43
6.2 Keterbatasan Penelitian ..............................................................................44
6.2.1 Variabel Penelitian ............................................................................44
6.2.2 Instrumen Penelitian .........................................................................44
6.2.3 Aspek Generalisasi ............................................................................45
6.3 Implikasi Keperawatan ..............................................................................45
6.3.1 Pelayanan Keperawatan .....................................................................45
6.3.2 Penelitian Keperawatan .....................................................................45
6.3.3 Pendidikan Keperawatan ..................................................................45
7. PENUTUP .......................................................................................................46
7.1 Kesimpulan ................................................................................................46
7.2 Saran ..........................................................................................................47
7.3.1 Bagi Peneliti lain ...............................................................................47
7.3.2 Bagi Dinas Kesehatan Kota Depok ...................................................47
7.3.3 Bagi Pendidikan Keperawatan ..........................................................47
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Angka kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur derajat
kesehatan masyarakat. Saat ini angka kematian ibu di Indonesia relatif tinggi.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan
bahwa angka kematian ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Depkes,
2011).
Salah satu program untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah deklarasi
Millennium Development Goals (MDGs) yang dilaksanakan pada konferensi
tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 yang diikuti oleh 189 negara termasuk
Indonesia. MDGs memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Salah satu tujuan dari Millenium
Development Goals (MDGs) adalah penurunan angka kematian ibu sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011). Dalam mencapai sasaran MDGs
tahun 2015, Indonesia dalam hal ini Kementrian Kesehatan mengutamakan
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dengan menekankan upaya promotif
dan preventif. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) merupakan program Kementrian Kesehatan dalam upaya menurunkan
1 Universitas Indonesia
angka kematian ibu. P4K dapat meningkatkan peran aktif suami (suami siaga),
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini
juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan,
mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan termasuk perencanaan
pemakaian alat atau obat kontrasepsi pasca persalinan (Depkes RI, 2011).
Selama masa kehamilan antenatal care minimal dilakukan sebanyak empat kali,
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
pada trimister ketiga. Antenatal care dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan
antenatal care ≥ 4 kali kunjungan, kurang teratur jika dua sampai tiga kali
kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan antenatal care
kurang dari dua kali kunjungan (Saifudin, 2006).
merencanakan persalinan dengan baik Kassyou (2008). Faktor lain seperti jarak
tempat tinggal yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan membuat ibu hamil
malas memeriksakan kehamilannya (Tewodros, Mariam & Dibaba, 2008).
Berdasarkan profil kesehatan kota Depok, Pada tahun 2010 terjadi kematian ibu
sebanyak 14 kasus. Cakupan kunjungan anetanal K1 dan K4 di Kota Depok
sebesar 98,83% dan 90,54%. Pada tahun 2011, cakupan kunjungan antenatal K1
mengalami penurunan menjadi 92,98% sedangkan cakupan kunjungan antenatal
K4 meningkat menjadi 97,78%. Kasus kematian ibu yang terjadi selama tahun
2011 di Kota Depok sebanyak 22 kasus. Perbedaan persentase cakupan kunjungan
K1 dan K4 mengindikasikan beberapa ibu hamil tidak melakukan kunjungan awal
(K1) atau melewatkan kunjungan K4 selama masa kehamilannya. Dalam dua
tahun terakhir juga terjadi peningkatan kasus kematian ibu sebanyak 8 kasus.
Berdasarkan fenomena diatas, penelitian ini akan mempelajari lebih dalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil untuk
melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7 Universitas Indonesia
Penelitian lain yang dimuat dalam jurnal Gizi dan Pangan yang dilakukan
oleh Indreswari, Hardiansyah & Damanik (2008) menyatakan bahwa ibu
hamil dengan intensitas pemeriksaan kehamilan yang lebih sering cenderung
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan. Sebagian besar komplikasi, terkait dengan pre
eklampsia terjadi karena ketidakpatuhan ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan dan kurangnya kewaspadaan terhadap kejadian pre
eklampsia dan penanganannya (Sibai & Simpson, 2007). Hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan (2007) menyatakan
bahwa ibu hamil yang frekuensi antenatal care kurang atau sama dengan 3
kali dalam kehamilannya mempunyai risiko 1,5 kali lebih besar untuk
terjadi preeklampsia berat dibandingkan dengan seorang ibu hamil
preeklampsia yang frekuensi antenatal care lebih dari 3 kali. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Denney, Culhane & Goldenberg (2008)
menyatakan bahwa wanita yang melakukan antenatal care dengan baik
menunjukkan kejadian lahir prematur lebih rendah dibandingkan dengan
wanita yang kurang melakukan antenatal care.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya mendapatkan trauma seminimal mungkin. Pendidikan
kesehatan yang diberikan pada kehamilan tahap akhir menekankan pada
persalinan dan proses melahirkan. Pada proses ini pemberi asuhan
antenatal mengajarkan metode koping yang dapat digunakan ibu saat
proses melahirkan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Dengan metode
koping tersebut membantu menurunkan kecemasan ibu selama proses
melahirkan (Sercekus & Mete, 2010). Fauziah (2009) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keteraturan
antenatal care dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD DR.
Moewardi Surakarta, dan keteraturan antenatal care dapat menurunkan
kejadian perdarahan postpartum 0,125 kali. Jose, Raddi & Kharde (2010);
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang dilakukan minimal satu kali selama trimester kedua
dengan usia kehamilan 14 – 28 minggu dan dua kali kunjungan selama
trimester ketiga dengan usia kehamilan 28 – 36 minggu. Pada kunjungan
ulang dilakukan anamnese, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus
kebidanan, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Haemoglobin
(Hb), pemberian imunisasi TT, pemberian obat dan vitamin, dan
penyuluhan kesehatan sehubungan dengan kesehatan kehamilan.
Universitas Indonesia
2. Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik
pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007). Tingkat pendidikan
yang tinggi berkaitan dengan pemahaman mengenai masalah kesehatan
dan kehamilan yang mempengaruhi sikap terhadap kehamilan maupun
dalam pemenuhan gizi selama kehamilan. Adiwiharyanto (2008)
mengungkapkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu
hamil dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Watti (2011) menyatakan pendidikan yang tinggi maka
pengetahuan yang dimiliki akan semakin baik dan mempengaruhi
seseorang dalam menerapkannya terhadap pelaksanaan pemanfaatan
antenatal care.
Universitas Indonesia
3. Pekerjaan
Pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan antenatal. Ibu yang bekerja mempunyai
kesibukan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk
memeriksakan kehamilan. Akan tetapi, pekerjaan tersebut memberikan
akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan
Hal ini sesuai dengan penelitian Pasaribu (2005) yang menyatakan
bahwa ibu hamil yang bekerja tidak hanya mempunyai sumber
penghasilan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi juga
dalam pekerjaannya dapat berinteraksi dengan orang lain yang
memiliki pengetahuan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan sehingga ibu yang bekerja mendapatkan pengetahuan yang
lebih dan memiliki motivasi untuk memeriksakan kehamilannya.
4. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang
wanita (BKKBN, 2006). Bagi ibu yang baru pertama kali hamil,
antenatal care merupakan suatu hal yang baru sehingga memiliki
motivasi tinggi dalam memeriksakan kehamilannya pada pelayanan
kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari
satu kali mempunyai anggapan bahwa ia sudah memiliki pengalaman
sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya
(Sarwono, 2001).
5. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan
tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik
terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya
menjaga kesehatan dan memotivasi untuk diaplikasikan dalam
kehidupannya (Notoatmodjo, 2007). Ibu hamil yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama kehamilan akan
Universitas Indonesia
6. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan antenatal care. Adanya
sikap lebih baik tentang antenatal care ini mencerminkan kepedulian
ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin. Ye et al., (2008)
mengungkapkan ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap
antenatal care lebih banyak melakukan antenatal care daripada ibu
dengan sikap negatif terhadap antenatal care.
b. Faktor Pemungkin
1. Jarak Tempat Tinggal
Akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu elemen yang
dibutuhkan ibu untuk dapat menerima pelayanan kesehatan. Tidak
adanya fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggal ibu hamil
membuat mereka sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini
dikarenakan transportasi yang sulit untuk menjangkau tempat
pelayanan kesehatan. Hal ini mengakibatkan munculnya perasaan
malas atau enggan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan dan
memeriksakan kehamilannya. (Murniati, 2007; Tighe, 2010).
2. Penghasilan Keluarga
Faktor penghasilan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pelaksanaan antenatal care. Rendahnya penghasilan
keluarga meningkatkan hambatan untuk mendapatkan prioritas
kesehatan dalam urutan lebih tinggi dari pada prioritas kebutuhan
pokok sehingga memperlambat atau menyebabkan terabaikannya
frekuensi antenatal care (Pasaribu, 2005; Umayah, 2010).
Universitas Indonesia
3. Media Informasi
Informasi dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan
untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa
(Saifudin, A, 2005). Informasi tentang antenatal care dapat diperoleh
media, cetak atau elektronik, penyuluhan oleh petugas kesehatan.
Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya melakukan antenatal care, sehingga dapat mendorong ibu
untuk melakukan kunjungan antenatal care secara teratur. Kassyou
(2008) bahwa peran pemerintah dalam memberikan informasi
mengenai antenatal care sangat membantu ibu hamil memperoleh
informasi yang lebih baik.
4. Faktor Penguat
1. Dukungan Suami/Keluarga
Suami dan keluarga mempunyai peranan sangat besar bagi ibu hamil
dalam mendukung perilaku ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan (Tighe, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006)
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami
dengan motivasi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan (antenatal
care). Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang
baik kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan ANC.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Aulia (2011) menyatakan bahwa
semakin besar dukungan suami, maka semakin teratur pula ibu
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Universitas Indonesia
Faktor Predisposisi
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas
Pengetahuan
Sikap
Faktor Pemungkin
Penghasilan Keteraturan Faktor Penguat
Keluarga
melakukan Dukungan
Jarak Tempat
antenatal care suami, keluarga,
Tinggal
atau tenaga
Media Informasi kesehatan.
Fasilitas
kesehatan
Universitas Indonesia
Faktor Predisposisi
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas
Pengetahuan
Sikap
Faktor Penguat
Dukungan
Suami/Keluarga
Gambar
Kerangka Konsep Penelitian
16 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Paritas Jumlah kelahiran yang dialami Pertanyaan pada Kuesioner 1 : Sedikit (≤ 2) Nominal
responden kuesioner dalam 2 : Banyak (> 2)
instrumen A
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Pertanyaan pada Kuesioner Distribusi tidak normal Nominal
atau dipahami responden kuesioner dalam menggunakan nilai
mengenai antenatal care instrumen B.I nomor median
1 sampai 7 1: Rendah (skor < 6)
2: Tinggi (skor ≥ 6)
Sikap Sikap responden terhadap Pertanyaan pada Kuesioner Distribusi normal Nominal
antenatal care kuesioner menggunakan nilai mean
menggunakan skala 1: Negatif (Skor < 19,15)
likert dengan dua 2: Positif (Skor ≥ 19,15)
jenis pernyataan,
yaitu positif dan
negatif. Pernyataan
terdapat pada
instrumen B.II
nomor 1 sampai 6
Universitas Indonesia
Faktor Pemungkin
Penghasilan Penghasilan rata-rata keluarga Pertanyaan pada Kuesioner 1: Rendah Nominal
Keluarga per bulan (dalam rupiah), baik kuesioner dalam (≤ UMK Kota Depok)
yang dihasilkan oleh kepala instrumen C nomor 1 2: Tinggi
keluarga maupun anggota (> UMK Kota Depok)
keluarga
Jarak Tempat Persepsi responden tentang Pertanyaan pada Kuesioner 1: Dekat (≤ ½ jam) Nominal
Tinggal jarak rumah dengan pelayanan kuesioner dalam 2: Jauh (> ½ jam)
kesehatan instrumen C nomor 2
dan 3
Media Instrumen perantara informasi Pertanyaan pada Kuesioner Distribusi tidak normal Nominal
Informasi tentang antenatal care kuesioner dalam menggunakan nilai
instrumen C nomor 4, median
5, dan 6 1: Memperoleh media
informasi (Skor < 3)
2: Tidak memperoleh
media (Skor ≥ 3)
Universitas Indonesia
Faktor Penguat
Dukungan Tindakan suami dalam Pertanyaan pada Kuesioner Distribusi tidak normal Nominal
Suami dukungannya kepada kuesioner dalam menggunakan nilai
responden untuk instrumen D nomor 1, median
memanfaatkan pelayanan 2, dan 3 1: Tidak mendapatkan
antenatal care Dukungan suami
(Skor < 3)
2: Mendapatkan
dukungan suami
(Skor ≥ 3)
Variabel
Keteraturan Jumlah kunjungan ibu hamil Pertanyaan pada Kuesioner 1: Tidak teratur Nominal
Antenatal Care pada sarana pelayanan kuesioner dalam (< 2 kali)
kesehatan untuk melakukan instrumen E nomor 1, 2, 2: Kurang teratur
dan 3
antenatal care. (2-3 kali)
3: Teratur (≥ 4 kali)
Universitas Indonesia
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Universitas Indonesia
Kuesioner yang peneliti gunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari kuesioner
yang sudah ada yaitu kuesioner pada penelitian Simanjuntak (2002) dan
dimodifikasi oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada kerangka konsep
berdasarkan tinjauan literatur. Kuesioner terdiri dari empat bagian. Bagian
pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan faktor predisposisi (umur,
pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan dan sikap), bagian kedua berisi
pertanyaan yang berkaitan dengan faktor pemungkin (jarak tempat tinggal,
penghasilan keluarga dan media informasi), bagian ketiga berisi pertanyaan yang
berkaitan dengan faktor penguat (dukungan suami), dan bagian keempat berisi
pertanyaan yang berkaitan dengan frekuensi kunjungan antenatal yang dilakukan
oleh ibu hamil.
Sub bagian faktor predisposisi terdiri dari 2 instrumen. Instrumen A terdiri dari
pertanyaan mengenai umur, pendidikan, paritas dan pekerjaan yang sekaligus
sebagai pertanyaan karakteristik responden. Instrumen B terdiri dari pertanyaan
tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap antenatal care. Tujuan dari
instrumen ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil
mengenai pemeriksaan kehamilan (ANC). Pada sub bagian ini terdiri dari 7
pertanyaan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care dan 6 pernyataan
mengenai sikap ibu hamil terhadap antenatal care. Cara pengukuran pada ini
menggunakan skala Likert (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju)
Sub bagian faktor pemungkin terdiri dari instrumen C yang berisi 6 pertanyaan
mengenai penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal, dan media informasi.
Universitas Indonesia
Tujuan dari instrumen ini untuk mengetahui penghasilan keluarga, jarak tempat
tinggal ibu hamil dengan pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah
puskesmas Cimanggis, dan media informasi yang digunakan ibu hamil dalam
mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan kehamilan.
Sub bagian faktor penguat terdiri dari instrumen D yang berisi 3 pertanyaan
mengenai dukungan suami yang didapatkan ibu hamil dalam pelaksanaan
antenatal care. Sub bagian keteraturan antenatal care berisi 3 pertanyaan yang
berkaitan dengan frekuensi kunjungan antenatal yang dilakukan oleh ibu hamil
selama masa kehamilan.
Media informasi 4, 5, 6 3
Dukungan suami 1, 2, 3 3
Jumlah Soal 29
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
a. Editing
Kegiatan editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul
untuk memastikan jawaban dalam kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan,
dan konsisten. Kuesioner yang disebar sebanyak 86 kuesioner tetapi hanya 82
kuesioner yang datanya lengkap dan relevan.
b. Coding
Pada tahap ini peneliti membuat kode pada seluruh komponen yang ada
dalam kuesioner untuk memudahkan proses pengolahan data. Pengkodingan
dilakukan pada setiap pertanyaan yang ada dalam kuseioner. Penjelasan
pengkodingan secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Usia : ≤ 20 tahun diberi kode “1”, 21-35 tahun diberi kode”2”, > 35
tahun diberi kode”3”.
Universitas Indonesia
2. Pendidikan : Tidak tamat SD diberi kode “1”, SD diberi kode “2”, SMP
diberi kode “3”, SMA diberi kode “4”, dan perguruan tinggi diberi kode
“5”.
3. Paritas : paritas dikategorikan sedikit dan banyak. Jika paritas 0-2 diberi
kode “1” (sedikit) dan jika paritas > 2 diberi kode “2” (banyak).
4. Pekerjaan : Tidak bekerja diberi kode “1”, Bekerja diberi kode “2”.
5. Pengetahuan : setiap jawaban benar diberi nilai “1” dan jawaban salah
diberi nilai “0”. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 2 kategori,
pengetahuan tinggi dan rendah sesuai dengan nilai median (6) karena
data yang dihasilkan menunjukan distribusi tidak normal (Hastono &
Sabri, 2010). Jika pengetahuan tinggi diberi kode”1” dan jika
pengetahuan rendah diberi kode”2”.
6. Sikap : terdiri dari pernyataan negatif dan positif. Untuk pernyataan
negatif, jika responden menjawab sangat setuju diberi kode’1”, setuju
diberi kode”2”, tidak setuju diberi kode “3”, dan sangat tidak setuju
diberi kode “4”. Untuk pernyatan positif jika responden menjawab sangat
setuju diberi kode’4”, setuju diberi kode”3”, tidak setuju diberi kode “2”,
dan sangat tidak setuju diberi kode “1”. Jumlah kumulatif variabel sikap
kemudian dikategorikan menjadi dua yang didasarkan pada nilai mean
(19,15) karena data yang dihasilkan menunjukan distirbusi normal
(Hastono & Sabri, 2010). Jika total skor < 19,14 diberi kode “1” (sikap
negatif) dan jika total skor ≥ 19,15 diberi kode “2” (sikap positif).
7. Penghasilan keluarga: Penghasilan dikategorikan rendah dan tinggi. Jika
penghasilan dibawah UMK Depok diberi kode “1” (rendah) dan
penghasilan diatas UMK Depok diberi kode “2” (tinggi).
8. Jarak tempat tinggal: jarak tempat tinggal dikategorikan dekat dan jauh.
Jika waktu tempuh kurang dari ½ jam diberi kode “1” (dekat), jika
waktu tempuh lebih dari ½ jam diberi kode “2” (jauh).
9. Media informasi : setiap jawaban tidak pernah diberi nilai “0” dan setiap
jawaban pernah diberi nilai “1”. Media informasi dikategorikan kurang
dan baik berdasarkan pada nilai median (3) karena data yang dihasilkan
Universitas Indonesia
menunjukan distribusi yang tidak normal. Jika total skor < 3 diberi kode
“1” (kurang) dan jika total skor ≥ 3diberi kode “2” (baik).
10. Dukungan suami : setiap jawaban tidak diberi nilai “0” dan jawaban ya
diberi nilai “1”. Dukungan suami dikategorikan tidak mendapatkan
dukungan suami dan mendapatkan dukungan suami berdasarkan pada
nilai median (3) karena data yang dihasilkan menunjukan distribusi yang
tidak normal. Jika total skor < 3 diberi kode “1” (tidak mendapatkan
dukungan suami) dan jika total skor ≥ 3 diberi kode “2” (mendapatkan
dukungan suami).
c. Processing
Data kuesioner yang telah dilakukan proses editing (pengecekan kelengkapan
data) dan coding (pengubahan data yang berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka) akan dilanjutkan dengan memasukkan hasil editing ke paket
komputer.
d. Cleaning
Tahap Cleaning dilakukan untuk memastikan bahwa semua data sudah di
masukan pada paket komputer dan tidak ada kesalahan dalam memasukkan
data. Data mengenai faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas,
pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak tempat tinggal, penghasilan
keluarga dan media informasi), faktor penguat (dukungan suami), dan
frekuensi kunjungan antenatal yang sudah dimasukan dalam paket komputer
tersebut kemudian akan dianalisis.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
30 Universitas Indonesia
Sikap ibu hamil terhadap antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok
dikategorikan menjadi sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah
responden mendukung pelaksanaan antenatal care sedangkan sikap negatif adalah
responden menolak pelaksanaan antenatal care. Responden dengan sikap negatif
terhadap antenatal care berjumlah 61%. Sedangkan responden dengan sikap
positif berjumlah 39%. Hal ini menunjukan hampir dua pertiga responden
menunjukkan sikap negatif terhadap antenatal care.
Universitas Indonesia
Faktor pemungkin yang diteliti meliputi penghasilan, jarak, dan media informasi.
Tingkat penghasilan diukur berdasarkan jumlah penghasilan keluarga baik istri
maupun suami. Penghasilan dikategorikan berdasarkan UMK Depok Tahun 2011
sebesar Rp. 1.250.000,-. Penghasilan responden dikategorikan rendah apabila
penghasilan kurang atau sama dengan UMK Depok. Sedangkan penghasilan
dikategorikan tinggi apabila penghasilan diatas UMK Depok. Sebanyak 63,4%
responden berpenghasilan kurang dari Rp. 1. 250.000,- atau dapat dikategorikan
rendah dan 36,6% berpenghasilan lebih dari Rp. 1. 250.000,-.
Jarak tempat tinggal responden dengan pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah
Puskesmas Cimanggis diukur berdasarkan lamanya waktu tempuh yang
dibutuhkan dari tempat tinggal responden ke Puskesmas Cimanggis. Jarak tempat
tinggal dikategorikan dekat jika waktu tempuh kurang dari setengah jam.
Sedangkan jarak dikategorikan jauh jika waktu tempuh lebih dari setengah jam.
Sebanyak 63,4% responden memiliki tempat tinggal yang dekat dengan
puskesmas Cimanggis dengan waktu tempuh kurang dari setengah jam.
Sedangkan 36,6% responden membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk
sampai ke puskesmas Cimanggis.
Media informasi seputar antenatal care yang dimiliki oleh responden hampir
berimbang. Setengah (52,4%) responden memperoleh media informasi mengenai
antenatal care yang didapat dari brosur atau leaflet puskesmas atau posyandu,
media cetak maupun elektronik, atau penyuluhan oleh petugas kesehatan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
100%
Teratur
90,2% Kurang Teratur
50%
Tidak Teratur
9,8% 0%
0%
Universitas Indonesia
35 Universitas Indonesia
Pada penelitian ini 25,6% responden berada pada usia rawan dengan
7,3% berusia dibawah 20 tahun dan 18,3% berusia diatas 35 tahun.
Mohsin, Bauman, & Jalaludin (2006) mengungkapkan bahwa remaja
yang hamil diluar ikatan pernikahan dengan kehamilan yang tidak
diinginkan dan tidak direncanakan secara emosional dan fisik belum
siap dengan kehamilannya sehingga ada kecenderungan remaja
tersebut kurang memperhatikan kehamilannya dengan tidak
melakukan antenatal care secara teratur. Pada ibu hamil dengan usia
35 tahun, mereka merasa memiliki pengalaman dan pengetahuan
mengenai kehamilan dan persalinan sehingga kurang termotivasi
untuk melakukan antenatal care secara teratur (Tewodros, Mariam &
Dibaba, 2008).
b. Pendidikan
Hasil penelitian yang dipaparkan pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa
responden memiliki latar belakang pendidikan yang beragam mulai
dari tingkat pendidikan SD sampai dengan perguruan tinggi. Pada
penelitian ini tingkat pendidikan rendah dan tinggi hampir berimbang
dengan mayoritas responden berpendidikan SMA dan sebagian
lainnya berpendidikan SD dan SMP. Pendidikan merupakan hal yang
penting karena tingkat pendidikan ibu dapat mendukung pengetahuan
dan informasi yang dimilikinya. Rendahnya pendidikan ibu hamil
Universitas Indonesia
c. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang
wanita (BKKBN, 2006). Dari hasil penelitian diperoleh paritas ibu
melahirkan yang paling banyak adalah paritas 0. Hal ini menunjukkan
bahwa responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Cimanggis Kota Depok belum pernah melahirkan
sebelumnya. Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama bagi
mereka. Pada kehamilan pertama umumnya ibu hamil lebih
memperhatikan kondisi kehamilannya. Mereka cenderung menjaga
kesehatan dan melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui
kondisi kehamilannya. Seperti pada penelitian Sarwono (2001) yang
mengungkapkan bagi ibu yang hamil pertama kali, antenatal care
merupakan suatu hal yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang
tinggi dalam memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan.
Sebaliknya semakin banyak ibu memiliki riwayat melahirkan,
kunjungan antenatal care menjadi berkurang karena ia menganggap
Universitas Indonesia
d. Pekerjaan
Hasil penelitian yang dipaparkan pada tabel 5.1 menunjukkan
mayoritas reponden tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Kassyou
(2008) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu
hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan adalah terlalu sibuk
dengan pekerjaannya. Ibu hamil yang tidak bekerja memiliki waktu
yang lebih banyak untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari dan pergi
ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Pada ibu
hamil yang bekerja, pekerjaan mereka memberikan kesibukan
tambahan sehingga ibu hamil kadang tidak sempat memeriksakan
kehamilannya. Walaupun demikian, lingkungan tempat mereka
bekerja dapat memberikan akses yang lebih baik terhadap berbagai
informasi mengenai kesehatan khususnya pemeriksaan kehamilan.
Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Adri (2008) dan
Ye et al., (2008) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki
sikap positif terhadap antenatal care lebih banyak melakukan
antenatal care daripada ibu dengan sikap negatif terhadap antenatal
care. Pada penelitian ini sikap negatif responden terhadap antenatal
care tidak menunjukkan hasil yang buruk pada keteraturan antenatal
Universitas Indonesia
care yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena pada penelitian ini
menggunakan median sebagai hasil ukur karena pendistribusian data
yang tidak normal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Media Informasi
Pada penelitian ini diketahui media informasi tentang antenatal care
yang dimiliki responden hampir berimbang antara media informasi
yang baik dan kurang. Informasi dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Seseorang yang dapat mengakses banyak media informasi
memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada seseorang yang
mengakses sedikit media informasi (Notoadmodjo, 2007).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Kota Depok.
Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester ketiga yang sedang
melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok berjumlah 82
orang.
46 Universitas Indonesia
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Peneliti lain
Peneliti lain dapat menjadikan data pada penelitian ini sebagai data dasar
bagi penelitiannya. Peneliti lain disarankan melakukan korelasi variabel
faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat terhadap
keteraturan antenatal care sehingga diketahui faktor yang paling
mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care. Peneliti
lain disarankan melakukan penelitian di tempat lain yang memiliki tingkat
keteraturan pemeriksaan kehamilannya tidak teratur dengan jumlah
responden yang lebih besar.
Universitas Indonesia
Alam, A.Y., et al. (2004). Factors affecting utilization of Antenatal Care among
women in urban slum areas of Islamabad. Department of Community Health
Sciences, Shifa College of Medicine, Islamabad, Pakistan. June 2, 2012.
Colti, S. (2008). Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko
terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). October 5, 2011.
Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/16901/
Depkes RI. (2006). Glosarium data dan informasi kesehatan. November 20, 2011.
www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf
48 Universitas Indonesia
(2010, Februari 2). Ibu selamat, bayi sehat, suami siaga. October 2,
2011. http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/790-ibu-selamat-
bayi-sehat-suami-siaga.html
Deverill, M., et al. (2010). Antenatal care for first time mothers: a discrete choice
experiment of women’s views on alternative packages of care. European
Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 151, 33–37,
October 9, 2011.
Hastono, S.P & Sabri, L. (2010). Statistik kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Holroyd, E., Twinn, S. & Yim, I.P. (2011). Chinese women’s perception of
effectiveness of antenatal education. British Journal of Midwifery, 19(2),
92-98. October 9, 2011
José, N., Raddi, S.A. & Kharde, S. (2010). Assess the knowledge regarding pre-
eclampsia and its self-care measures among antenatal women attending
antenatal outpatient department of kles dr prabhakar kore hospital, Belgaum.
Women South Asian Federation of Obstetrics and Gynecology, 2(2), 157-
162. October 4, 2011
Universitas Indonesia
Mohsin, M., Bauman, A.E. & Jalaludin, B. (2006). The influence of antenatal and
maternal factors on stillbirths and neonatal deaths in New South Wales,
Australia. J.biosoc.Sci, 38, 643–657. October 4, 2011.
Pasaribu, S. (2005). Pengaruh faktor sosial budaya dan sosial ekonomi terhadap
pemeriksaan kehamilan di desa Bandar Sakti puskesmas Rantau Laban
Kota Bukit Tinggi. October 8, 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14747
Ram, F., Singh, A. (2006). Is antenatal care effective in improving maternal health
in rural uttar pradesh? evidence from a district level household survey.
J.biosoc.Sci, 38, 433–448. October 4, 2011.
Universitas Indonesia
Tewodros, B., Mariam, G.,A., & Dibaba, Y. (2009). Factors affecting antenatal
care utilization in Yem Special Woreda, Southwestern Ethiopia. Ethiop J
Health Sci, 19(1), 45-51, June 2, 2012.
Umayah, R.F. (2010). Hubungan tingkat ekonomi ibu hamil dan tingkat kepuasan
dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan di RB& BP Asy-syifa’ PKU
Muhammadyah Wedi Klaten. October 4, 2011. Karya Tulis Ilmiah.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
http://digilib.uns.ac.id/abstrak_15445_hubungan-tingkat-ekonomi-ibu-
hamil-dan-tingkat-kepuasan-dengan-keteraturan-pemeriksaan-kehamilan-di-
rb-&-bp-asy-syifa%E2%80%99-pku-muhammadyah-wedi-klaten.html
Watti, S.,H. (2011). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang
Antenatal Care. June 10, 2012. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27185
Universitas Indonesia
Ye et al. (2010). Factors affecting the utilization of antenatal care services among
women in kham district, Xiengkhouang province, Lao Pdr. Nagoya J. Med.
Sci, 72, 23-33. June 2, 2012. June 2, 2012.
Universitas Indonesia
Dengan hormat,
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Dalam pengisian
kuesioner ini, identitas responden semata-mata hanya digunakan untuk penelitian
dan akan dijamin kerahasiaannya.
Diharapkan ibu dapat menyelesaikan pengisian kuesioner ini antara 10-15 menit.
Hormat saya,
Ika Fauziah Priani
NPM: 0806333985
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-
faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di
Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Saya telah diberi penjelasan bahwa tidak ada
kerugian yang akan saya dapatkan selama mengikuti prosedur penelitian ini.
Penelitian ini akan diberi kode dan identitas saya akan dirahasiakan selama
penelitian berlangsung. Semua data dan jawaban yang saya berikan terjamin
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data. Saya
tidak akan mendapatkan keuntungan secara langsung dari penelitian ini, tetapi
penelitian ini akan memberikan informasi yang dapat dijadikan data untuk
mengetahui lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu
hamil memeriksakan kehamilannya.
Partisipasi ini bersifat sukarela dan sata berhak mengundurkan diri sebagai
responden tanpa resiko apapun apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon
emosional yang membuat saya tidak nyaman dan terganggu.
Saya telah membaca lembar persetujuan ini dan saya secara sadar bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
( )
Petunjuk : Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai atau isi titik-titik
yang
tersedia di setiap pertanyaan berikut.
A. Karakteristik Responden
1. Umur
≤ 20 tahun
21-35 tahun
> 35 tahun
2. Pendidikan terakhir
Tidak tamat SMA SMA
SD Akademi/ Perguruan Tinggi
SMP
II. Sikap
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan
D. Faktor Pendorong
1. Apakah ibu mendapat dukungan dari suami untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan?
a. Ya b. Tidak
2. Pada umur kehamilan 4-6 bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan
ke pelayanan kesehatan (bidan, dokter, puskesmas, atau rumah sakit)?
a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. > 3 kali
3. Pada umur kehamilan 7-9 bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan
ke pelayanan kesehatan (bidan, dokter, puskesmas, atau rumah sakit)?
a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. > 3 kali
TERIMAKASIH
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Kencana Indah II Bandung (1995-2001)
2. SMP Al Ma’soem Sumedang (2001-2004)
3. SMA Negeri 2 Bandung (2004-2007)
4. Fakultas Ilmu Keperawatan UI (2008-2012)