Anda di halaman 1dari 1

Diagnosa Intervensi Rasional

Hipertermia Manajemen Hipertemia Manajemen Hipertemia


Observasi Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi Penyebab 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 Hipertemia penyebab terjadinya
jam maka termogulasi 2. Monitor suhu tubuh, hipertermi.
pasien membaik dengan kadar elektrolit, 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil : haluaran urine. penyebab terjadinya
1. Kekuatan nadi 3. Monitor komplikasi hipertermi pasien
meningkat (60- akibat hipertermia. sehingga dapat
100x/mnt) Terapeutik dilakukan tindakan
2. Tidak ada pucat. 4. Longgarkan atau dengan tepat sesuai
3. Tekanan darah lepaskan pakaian penyebabnya.
membaik 5. Lakukan pendinginan 3. Agar perawat dapat siap
(120/90mmhg) external (mis kompres tanggap untuk
4. Suhu tubuh membaik dingin pada dahi, leher, menindaklanjuti jika
(36,5-37,5 C) dada, abdomen, aksila). terjadinya komplikasi
Edukasi akibat hipertermi.
6. Anjurkan tirah baring Terapeutik
Kolaborasi 4. Agar suhu tubuh pasien
7. Kolaborasi pemberian yang tinggi dapat keluar
cairan dan elektrolit IV dengan dilonggarkannya
ataupun dilepaskannya
baju pasien.
5. Dengan melakukan
pendinginan eksternal
seperti dilakukan
kompres dingin agar
suhu tubuh pasien dapat
menurun.
Edukasi
6. Dengan mengajarkan
tirah baring kepada,
diharapkan agar pasien
bisa merasa nyaman
dengan keadaan.
Kolaborasi
7. Dengan memberikan
cairan ataupun elektrolit
pada pasien dengan
tujuan agar pasien tidak
mengalami dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai