Anda di halaman 1dari 7

Peraturan

Umum
untuk
Elektrode
Bumi dan
Penghantar
Bumi
Artikel dengan judul "Elektrode Batang Mereduksi Nilai Tahanan
Pentanahan" dalam ELEKTRO No. 23 telah memberikan informasi
lengkap tentang elektrode batang, terutama mengenai teorinya
termasuk rumus-rumus konduktor pentanahan. Untuk para penggemar
yang ingin menambah pengetahuannya dan pengalaman dalam sistim
pembumian, mudah-mudahan tulisan berikut ini bermanfaat dan juga
sebagai pelengkap dalam bidang pembumian, bagaimana teori
pentanahan tersebut dapat diterapkan di lapangan.

Peraturan Umum untuk elektrode bumi - penghantar bumi dan


persyaratan mengenai keterangan bentuk dari elektrode bumi, bahan
dan penampang dapat dilihat dalam PUIL 1987 (Peraturan Umum
Instalasi Listrik Indonesia - 1987); Bab 300 - Pasal 320.
Untuk istilah-istilah teknis akan disesuaikan sedapat mungkin dengan
terminologinya PUIL.

Karakteristik Tanah

1.1. Nilai resistans jenis tanah, t sangat berbeda tergantung


komposisi tanah seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL
1987 atau yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Resistans jenis tanah t


Jenis Tanah
dalam ohm-m
Tanah rawa 10.....40
Tanah liat dan tanah ladang 20.....100
Pasir basah 50.....200
Kerikil basah 200....3000
Pasir/kerikil kering < 10000
Tanah berbatu 2000....3000
Air laut dan air tawar 10.....100
Tabel 1: Nilai rata-rata jenis tanah t

Nilai-nilai tersebut pada Tabel 1 seluruhnya berlaku untuk tanah


lembab sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu
bahan isolasi yang bagus, sama seperti air destilasi. Maka elektrode
bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam tanah, sehingga
dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang basah.
1.2. Resistans pembumian elektrode bumi t tergantung pada jenis
dan keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode.

Pelat vertikal
Panjang pita Panjang
dengan sisi
Jenis elektrode atau penghantar batang
atas + 1 m
pilin atau pipa
dalam tanah
10m 25m 50m 0,5x1m
Resistans 1m 2m 3m 5m
100m 1x1m
pembumian 70 40 30 20
20 10 5 3 35 25
Tabel 2. Menununjukkan nilai rata-rata dari resistans pembumian
untuk elektrode bumi
(lihat tabel 320-2 dalam PUIL 1987)

Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi


sebesar 5 ohm, maka menurut Tabel 1 dan 2 untuk tanah liat atau
ladang dengan resistans jenis tanah liat atau tanah ladang dengan t =
100 ohm-m, diperlukan sesuatu elektrode pita dengan panjang 50 m
atau 4-elektrode batang, masing-masing panjangnya 5m, yang disusun
dalam lingkaran dengan diameter 15 m.
Untuk pasir basah dengan t=200 ohm maka terdapat resistans
pembumian sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian 100m

Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila


dipakai pelat elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak
dari pada elektrode pita atau batang tanah.

Contoh untuk menentukan resistans pembumian suatu elektrode:

- Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan


panjang L=40 mm.
- Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m.
- Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel 3.

2. Pengukuran resistans jenis tanah t

Seperti juga telah dikatakan dalam tulisan Ir. Tadjuddin bahwa untuk
memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan
pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan
harus disiapkan hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk
dapat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode.

Dalam tingkat perencanaan suatu sistim pembumian dengan elektrode


bumi adalah sangat bermanfaat bila dihitung dahulu dengan bantuan
resistans jenis tanah supaya mendapat besarnya biaya yang diperlukan.

Untuk hal tersebut dalam Tabel 3 dapat dilihat rumus-rumus


pendekatan untuk resistans pembumian R suatu elektrode bumi untuk
beberapa susunan elektrode bumi. Resistans pembumian Rt suatu
elektrode adalah resistans dari lapisan tanah antara elektrode bumi
atau sistim pembumian dan bumi acuan/referens.

Jenis elektrode Perhitungan tepat Perbandingan pendekatan


Rbt = (t / 2L) x pada L < 10 m; Rbt=t / L
Batang
(ln 4L / d) pada L > 10m; Rbt=1,5 t / L
Rpt = (t / L) x pada L < 10 m; Rpt=2t / L
Pita
(ln 2L / d) pada L > 10m; Rpt=3 t / L
dst.nya
Tabel 3. Rumus untuk menghitung resitans pembumian untuk macam-
macam elektrode bumi

Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran


untuk menentukan tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan
dalam lapisan tanah:

2.1. Pengukuran dengan elektrode ukur yang tetap

Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam


lapisan tanah. Dengan alat ukur jembatan-tahanan, diukur tahanan
jenis tanah dalam daerah antara permukaan lapisan tanah dan
dalamnya pemasukan elektrode tersebut. Rumus untuk tahanan
pentanahan batang adalah :

Rt = (t / 2L) x (ln (4L / d))

di mana :
Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm,
t = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter,
L = panjang elektrode batang dalam m,
d = jari-jari batang elektrode dalam m,
ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)

Tahanan jenis tanah adalah :

t = ( Rt x 2L ) / (ln 4L/d)


= (Rt 6,28 m) / ( ln 157,5) = 1,24 Rt

Dapat dilihat bahwa nilai ukur elektrode batang (batang pengukur)


dikalikan dengan 1,24 untuk mendapatkan hasil tahanan jenis tanah.
Untuk elektrode dengan ukuran yang lain harus ditentukan faktor yang
sesuai.

2.2. Cara mengukur menurut metode von Werner atau cara 4-


batang acuan.

Dalam Gambar 1 dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah


dengan digunakan 4-batang acuan yang dimasukkan dalam tanah
dengan jarak a sepanjang satu garis lurus yang sama dan dihubungkan
ke alat ukur resistans pembumian.

Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan


pada bagian dalam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut
tegangan dalam lapisan tanah. Dari hasil pengukuran perbandingan
jembatan dapat dibaca nilai tahanan R, maka resistans jenis tanah
dapat dihitung dengan rumus :

Qt = 2  x a x Rt

Bila jarak a dalam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis
tanah dalam ohm-m yang diukur di sini bukan resistans jenis tanah,
hanya resistans jenis tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von
Werner ini hanya dapat mengukur lapisan tanah sampai jarak sedalam
a dari elektrode acuan. Dengan merobah-robah jarak a dapat
ditemukan nilai tahanan jenis tanah dalam beberapa lapisan tanah.

Seperti telah diterangkan sebelumnya lembab tanah sangat


mempengaruhi resistans pembumian. Dalam musim panas dengan
terik panas yang panjang, lapisan tanah sangat kering. Bila diadakan
pengukuran dalam periode musim kering tersebut harus ditanam
elektrode acuan yang lebih panjang untuk menembus dalam lapisan
yang basah, atau daerah lapisan tanah sekitar elektrode acuan harus
dibasahinya.

3. Pengukuran resistansi pembumian

Besarnya resistansi pembumian hanya dapat ditentukan dengan


pengukuran. Ini tak mungkin dapat dilakukan dengan alat ukur ohm-
meter yang biasa, karena alat ohm-meter mempunyai tegangan AS
yang kecil dan cara pengukuran ini tidak mungkin, karena logam
dalam tanah yang basah menunjukkan elemen galvanis.

Untuk mengukur resistansi pembumian suatu elektrode bumi dapat


dilaksanakan menurut proses pengukur arus-tegangan atau dengan alat
ukur pembumian menurut pengukuran cara kompensasi:

a. Pengukuran dengan metode ukur arus tegangan dalam jaringan


dengan titik bintang (netral) yang dibumikan sesuai PUIL 1987 Pasal
323,

b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur


dihubung dengan konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur
dari 1000 ohm sampai 2000 ohm di belakang gawai pengaman dalam
sirkuit amperemeter, lihat Gambar 2.

Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan


internal R1 dari kira-kira 40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara
elektrode acuan dan elektrode bumi bantu dengan jarak 20 ohm.
Resistans pembumian dari sistim pembumian pengamanan didapatkan
dari rumus RA = U/1

Kejelekan dari metode b) ini adalah:

 tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh


melebihi tegangan sentuh yang diizinkan, karena dapat terjadi
kecelakaan,
 hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral
langsung dibumikan (lihat a), karena bila terdapat arus bocor
kecil yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan susut
tegangan antara RA dan RS, sehingga terdapat hasil
pengukuran yang tak tepat.

c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian - metode ukur arus -


tegangan dengan sumber tegangan sendiri.

Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukuran, jarak


antara elektrode bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak
kira-kira 20m, sedangkan untuk elektrode bumi yang disusun dalam
bentuk lingkaran, radial atau kombinasi harus berjarak kira-kira 3 kali
diameter sistim pembumian.

Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pembumian dengan sumber


tegangan tersendiri. Tahan elektrode RE yang akan diselidiki adalah
tahanan antara koneksi pembumian dan elektrode acuan, dan terdiri
dari tahanan peralihan dari penghantar dalam lapisan tanah dan
tahanan lapisan tanah di sekitar elektrode.

Tahanan peralihan ini adalah relatif kecil, karena bagian penghantar


adalah sangat pendek. Makin jauh dari elektrode, makin menurun
tahanan dari lapisan tanah, karena penampang dari lapisan tanah
adalah sangat besar. Dalam jarak 20m untuk pengukuran dapat
ditanam elektrode acuan dalam tanah.

Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang


RE, maka tentu termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode
acuan. Kesulitan ini dapat disingkirkan dengan susunan
sesuai Gambar 3.

Dengan perantara suatu elektrode bantu H, suatu generator G


menyuplai ABB dengan umpama 110 Hz dalam lapisan tanah. Susut
tegangan (voltage drop) yang terjadi pada tahanan RE dari elektrode
diukur dengan alat ukur tegangan U. Tahanan dari elektrode bantu RH
sama sekali tak mempunyai pengaruh, juga tidak ada dari tahanan
elektrode acuan RS, bila arus ukur IS dari alat ukur tegangan adalah
nol; atau sangat kecil.
Resistans pembumian dapat dihitung dari : RE = U/I

Cara yang lain adalah :

c) Pengukuran dengan alat ukur pembumian menurut metode


kompensasi

Pengukuran resistans pembumian dengan alat ukur pembumian sering


digunakan dari pada pengukuran menurut cara ukur arus-tegangan,
karena pengukurannya sangat sederhana dan tak tergantung dari
tegangan jaringan.

Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan


pengukuran dengan rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan
perbandingan resistans, maka tegangan antara elektrode pembumian,
elektrode acuan dan elektrode bumi bantu dibandingkan, lihat Gambar
4.

Suatu generator ABB 1-fase membangkitkan arus pembumian,


tegangan AS galvanik dalam lapisan tanah tidak mempengaruhinya.

Alat penunjuk arus A tidak menunjuk adanya arus mengalir, bila


tegangan U1 pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau
pada tahanan perbandingan. Frekuensi generator menyimpang dari 50
Hz atau 60 Hz, dan mengkontrol rectifier dari amperemeter A, maka
tegangan asing dari jaringan disingkirkan. Hasil nilai tahanan dapat
langsung dibaca dari alat ukur pembumian, Gambar 4 dan 5.

Gambar 4 menunjukkan pengukuran dalam sirkuit 3-konduktor.


Tahanan dari penghantar E1 ke elektrode langsung dapat diukur,
sedangkan sirkuit 4-konduktor dalam Gambar 5 membutuhkan
konduktor ke 4, untuk menghubungkan E2 ke bumi.

Pengukuran seluruh tahanan pembumian dalam jaringan TR Dalam


tulisan "Elektrode Batang Mereduksi Nilai Tahanan
Pentanahan", ELEKTRO No. 23 telah dibahas juga susunan batang-
batang elektrode ditanam dalam tanah dalam jumlah yang banyak
(multi-rod). Bila dalam jaringan yang luas sekali terdapat jumlah
elektrode yang banyak yang ingin diketahui seluruh resistans
pembumian, maka harus diselidiki menurut cara pengukuran teknis.

Suatu perhitungan tiap-tiap elektrode dalam jaringan hanya akan


menghasilkan resistans pembumian total yang terlalu kecil, karena
tiap-tiap elektrode dalam jaringan akan saling mempengaruhinya.

Pada pengukuran adalah sangat menentukan, titik pengukur yang


mana dipilih, dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, hanya
bila diukur dari beberapa titik ukur dari pinggir keliling jaringan.
Jarak antara titik ukur tergantung dari luasnya jaringan dan biasanya
terletak antara 4000m dan 1000m.

Dari tiap-tiap pengukuran tersebut dapat ditentukan jumlah resistans


pembumian dari jaringan dengan menghitung secara aritmetik. Pada
umumnya penyimpangan dari nilai yang dihasilkan adalah + 10% dari
nilai yang sebenarnya dari jumlah resistans pembumian efektif.

Cara mengukur untuk elektrode yang jumlahnya banyak adalah


dengan cara atau metode sudut, di mana jarak antara elektrode ukur
dan elektrode bantu yang paling cocok adalah 200m sampai 300m.

Anda mungkin juga menyukai