Anda di halaman 1dari 9

PRAPROPOSAL

PERAN WISATA EDUKASI GONDANG OUTBOND (WEGO) TERHADAP


PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MENURUT KONSEP IJARAH
DALAM EKONOMI ISLAM (STUDI PADA MASYARAKAT DESA DEKETAGUNG
KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN)

A. Latar Belakang

Kemiskinan dipandang sebagai masalah sosial yang belum terlepas dari


kehidupan masyarakat di Indonesia. Kondisi tersebut tersebar dari wilayah perkotaan
sampai perdesaan, namun wilayah perdesaan yang faktanya memiliki luas wilayah yang
lebih besar daripada perkotaan ternyata masih memiliki tingkat kesejahteraan lebih
rendah dibandingkan wilayah perkotaan. Kondisi seperti ini memerlukan penanganan
yang serius dari berbagai pihak, karena jika dibiarkan masyarakat perdesaan akan
kehilangan keberfungsian sosialnya. Serta kesenjangan sosial antara wilayah perdesaan
dan perkotaan akan terus terjadi jika tidak ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah
ataupun masyarakat itu sendiri.

Peran masyarakat hendaknya diikut sertakan dalam upaya pengentasan


kemiskinan dengan bantuan tuntunan pelaksana kebijakan. Dalam kondisi ini, harapan
dan kondisi sosial berpadu dengan bimbingan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Sikap ini menempatkan masyarakat sebagai mitra pembangunan dan bukan semata-mata
sebagai penikmat “hasil pembangunan”. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia
(SDM) yang mempunyai inovasi dan terobosan yang dapat membangun serta
memperbaiki perekonomian masyarakat, khusunya masyarakat perdesaan. Upaya
pemberdayaan ekonomi kerakyatan hendaknya menganut pola kombinasi pendekatan
populis bottom-up dan pendekatan paternalistic top-down dalam konteks tertentu.
(Suartha,dkk,2017:124).

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan sumber daya alam dan
memiliki banyak tempat-tempat wisata yang indah. Selain itu, setiap daerah juga
memiliki keanekaragaman kesenian dan budayanya masing-masing, sehingga membuat
suatu daerah mempunyai suatu ciri khas yang dapat diunggulkan yang dapat ditunjukkan
ke daerah-daerah lain bahkan ke mancanegara. Sektor pariwisata merupakan salah satu
potensi ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini dilakukan secara menyeluruh
dan merata sehingga perlu adanya pembinaan yang terarah dan terkoordinir. Disamping
itu, konsep pariwisata mencakup tentang upaya pemberdayaan, usaha pariwisata, objek
dan daya tarik wisata serta berbagai kegiatan dan jenis usaha pariwisata dalam
meningkatkan hubungan dengan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
sekitar objek wisata.

Pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang berkaitan


dengan cara penggunaan waktu luang atau waktu libur yang dimiliki seseorang. Selain itu
juga pariwisata atau rekreasi telah menjadi kebutuhan hidup masyarakat saat ini, dengan
berpariwisata dapat berkumpul dengan menghabiskan waktu dengan sanak saudara atau
orang-orang yang disayangi, atau untuk menambah wawasan pengetahuan.
(Antariksa,2016:40). Sementara itu, dalam nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam
kepariwisataan adalah bagaimana manusia dapat mengambil I’tibar atau pelajaran dari
hasil pengamatan dalam perjalanan berwisata sehingga kita dapat merenungi keindahan
dari ciptaan Allah SWT. Selain itu tujuan manusia sebagai khilafah di muka bumi adalah
untuk memberdayakan seluruh alam semesta dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan
semua makhluk, serta menjaga alam dari kerusakan, seperti yang di isyaratkan dalam QS.
Al-Baqarah (30) yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pembangunan di sektor


pariwisata menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengurai masalah kemiskinan di
mayarakat. Karena, pariwisata mempunyai dampak pengganda yang besar bagi
masyarakat terutama dengan adanya ekonomi kreatif yang menonjolkan kearifan lokal
daerah tersebut seperti kehidupan sosial budaya masyarakat, berkembangnya industri
kuliner, seni pertunjukan, desain, ataupun fashion. Kemudian selain peningkatan
kesejahteraan melalui sektor ekonomi tadi, pengelolaan pariwisata yang dilakuakn secara
kolektif oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat akan memicu timbulnya kohesifitas
dan rasa kebanggaan terhadap hasil karya tangan mereka dalam membangun objek wisata
di desa tersebut. Dengan adanya objek wisata di suatu daerah maka secara tidak langsung
akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar objek wisata.
(Wahyunita:2).

Pembangunan objek wisata diharapkan dapat menunjang kehidupan ekonomi


masyarakat luas, khususnya masyarakat asli setempat yang berada di sekitar lokasi objek
wisata. Keberadaan objek wisata akan membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk
membuka berbagai macam usaha kecil menengah (UKM) yang mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat. Karena dengan adanya objek wisata maka akan muncul
potensi ekonomi yang sangat besar, seperti adanya pedagang yang menjajakan berbagai
makanan dan minuman, penyedia jasa transportasi dan berbagai jasa-jasa lainya. Peluang
usaha tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja dan
sekaligus dapat menambah pendapatan untuk menunjang kehidupan rumah tangganya.
Dengan demikian sektor pariwisata juga dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seperti
kondisi moneter, tingkat pendapatan rata-rata penduduk, tingkat daya beli masyarakat dan
lain-lain.

Islam sangat mengapresiasi umatnya yang selalu berkarya dan berproduksi guna
memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya. Dalam Islam kita diajarkan untuk
menjadi seorang yang mempunyai jiwa pekerja yang rajin. Nabi Muhammad sangat
menghargai umatnya yang pergi di pagi hari untuk mencari anugerah Tuhan guna
memenuhi kebutuhanya, memberi dan berbagi nikmat kepada orang lain, dan tidak
meminta-minta atau mengemis kepada orang lain. Dalam Islam setiap pekerjaan
diperbolehkan selama halal, tidak merugikan orang lain, dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan negara. Al-Shaybaniy menyatakan bahwa pekerjaan
manusia dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu ijarah (sewa), tijari (perdagangan),
zira’a (pertanian) dan sina’a (industri). Pada dasarnya setiap jenis profesi dan pekerjaan
yang termasuk dalam bingkai halal, tidak merugikan orang lain dan tidak bertentangan
dengan kaidah negara, diperbolehkan bahkan bahkan sangat didorong oleh Islam.
(Idri,dkk,2017:340).

Menurut Islam, prinsip fundamental yang harus diperhatikan dalam usaha,


pekerjaan, dan produksi adalah tercapainya kemakmuran ekonomi sebagai salah satu
tujuan pokok dari kegiatan produksi. Dalam sistem kapitalisme juga terdapat konsep
produksi barang dan jasa yang didasarkan pada prinsip kemakmuran ekonomi. Akan
tetapi, menurut ekonomi islam kemakmuran yang diperoleh tidak boleh mengabaikan
pertimbangan kesejahteraaan masyarakat yang menyangkut masalah moral, pendidikan,
agama dan sebagainya, sangat berbeda dengan ekonomi kapitalisme yang mengukur
kesejahteraan ekonomi hanya dari segi materi. Seperti yang dikemukakan oleh Mannan,
dalam sistem produksi Islam, konsep kesejahteraan ekonomi digunakan secara luas
dengan pendapatan yang dihasilkan dari peningkatan produksi melalui penggunaan
sumber daya secara maksimal baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.
(Idri,dkk,2017:340).

Pada dasarnya pariwisata memberikan fasilitas dan produk yang bersifat


pemindahan manfaat (jasa) dari setiap fasilitas yang diberikan, seperti yang ada pada
wisata edukasi gondang outbond (WEGO) yaitu pertama, wahana bermain, merupakan
fasilitas yang menyediakan berbagai macam bentuk permainan bagi para wisatawan
seperti: outbond, kolam renang, flying fox, dan lai-lain. Kedua, wahana bersantai
merupakan fasilitas yang menyediakan tempat bagi para wisatawan untuk beristirahat dan
memanjakan diri setelah lelah dan penat dalam pekerjaan dan aktifitasnya. Dari uraian
tersebut mengenai kegiatan usaha yang terjadi pada usaha kepariwisataan dapat dikatakan
kegiatan tersebut tergolong akad Ijarah menurut perspektif ekonomi Islam. Ijarah berasal
dari kata al-ajru yang berarti menurut bahasanya ialah al-iwadl yang berarti ganti dan
upah. Sedangkan menurut istilah diinterprestasikan sebagai suatu akad pemindahan hak
guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Jumhur ulama fiqh berpendapat bahwa
ijarah adalah menjual manfaat dan yang boleh disewakan adalah manfaat bukan
bendanya. (Andi,2019:23).
Wisata edukasi gondang outbond (WEGO) merupakan objek wisata yang
menyediakan berbagai wahana permainan dan tempat-tempat bersantai untuk keluarga.
Selain menyediakan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar, keberadaan wisata
edukasi gondang outbond juga melibatkan masyarakat sekitar untuk berperan aktif dan
berinovasi menciptakan usaha kecil guna memenuhi kebutuhan tambahan yang tidak
disediakan pada objek wisata tersebut. Adapun usaha yang dapat dilakukan oleh
masyarakat sekitar adalah pertama jual beli, adapun jual beli yang dimaksud ialah
terbukanya peluang bagi masyarakat untuk membuka usaha warung makan, toko
jajan/oleh-oleh, dan aneka souvenir khas daerah tersebut. Kedua usaha jasa, adapun usaha
jasa yang dilakukan masyarakat sekitar meliputi jasa transportasi (ojek), jasa foto,
bengkel dan lain-lain.

Dari uraian di atas maka dapat diketahui bahwa sektor pariwisata merupakan
salah satu sektor yang dipandang dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat. Selain itu kegiatan kepariwisataan juga memiliki nilai-nilai dan
prinsip dalam ekonomi Islam dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang penulis
tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Wisata Edukasi Gondang Outbond
(WEGO) Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Menurut Konsep Ijarah Dalam
Ekonomi Islam.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas penulis merumuskan
pokok permasalahan yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana peran wisata edukasi gondang outbond dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat ?
2. Bagaimana konsep Ijarah pada objek wisata edukasi gondang outbond dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka dapat disusun tujuan
penelitian sebai berikut:
1. Untuk mengetahui peran peran wisata edukasi gondang outbond dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat.
2. Untuk mengetahui konsep Ijarah pada objek wisata edukasi gondang outbond dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat.

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif
dan menggunakan pendekatan deskriptif, metode ini digunakan untuk menganalisis
ataupun mendeskripsikan sesuatu data yang berdasarkan atas fakta yang ditemukan di
lapangan. Dengan menggambarkan secara utuh peristiwa atau fenomena yang telah
terjadi di masyarakat sehingga menjadi subyek penelitian.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan ada dua, yaitu:
a. Data Primer
Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari secara langsung
melalui wawancara dengan masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan kegiatan
pariwisata atau masyarakat yang berada di sekitar tempat objek wisata. Data juga
diambil dengan cara mengadakan observasi di lapangan untuk melihat kondisi
nyata secara visual yang ada di lapangan.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh dari buku-buku, laporan-laporan penelitian terdahulu seperti skripsi,
tesis atau jurnal yang sejenis.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung
dari objek penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja melainkan juga
pencatatan yang dilakukan guna memperoleh data yang kongkrit dan jelas.
b. Wawancara
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara kepada masyarakat
yang terlibat dalam pengelolaan kegiatan pariwisata atau masyarakat yang berada
di sekitar tempat objek wisata.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data sekunder yang disimpan dalam bentuk
dokumen atau file (catatan konvensional atau elektronik), buku, tulisan, laporan,
majalah, surat kabar dan sebagainya. Metode pengumpulan data dokumentasi
digunakan dalam rangka memenuhi data atau informasi yang diperlukan untuk
kepentingan variabel penelitian yang telah disusun sebelumnya.
(Lutfiadi,2019:15). Penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan data-
data yang bersumber dari dokumentasi tertulis yang terkait dengan keperluan
penelitian untuk mencari data-data yang lebih relevan.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan peneliti setelah data-data terkumpul
adalah dengan beberapa tahapan berikut ini:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh oleh peneliti dari segi
kelengkapanya kemudian di seleksi sesuai dengan kebutuhan penulisan penelitian
ini dan disusun sesuai dengan rumusan masalah.
b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penulisan
yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan
rumusan masalah secara sistematis. Penulis melakukan pengelompokan data yang
dibutuhkan untuk menganalisa dan menyusun data tersebut dengan sistematis
untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data.
c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperolehdari
penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang
ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.
5. Analisis Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara
deskriptif. Data yang digunakan dan dikumpulkan berupa hasil observasi,
dokumentasi dan wawancara yang berupa jawaban dari narasumber secara langsung.
Peneliti akan mengolah data tersebut berdasarkan dengan apa yang telah diperoleh.
Kemudian dilakukan verifikasi dengan memeriksa benar atau tidaknya data tersebut.
Kemudian yang terakhir peneliti akan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

E. Definisi Konseptual
Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pembangunan di sektor
pariwisata menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengurai masalah kemiskinan di
mayarakat. Karena, pariwisata mempunyai dampak pengganda yang besar bagi
masyarakat terutama dengan adanya ekonomi kreatif di masyarakat, yang diharapkan
mampu membuka lowongan pekerjaan baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Dalam praktiknya di lapangan konsep pariwisata mempunyai nilai-nilai yang
sama dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ekonomi Islam, karena prinsip
fundamental yang harus diperhatikan dalam usaha, pekerjaan, dan produksi dalam Islam
adalah tercapainya kemakmuran ekonomi sebagai salah satu tujuan pokok dari kegiatan
produksi. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pembangunan objek wisata yang diharapkan
dapat menunjang kehidupan ekonomi masyarakat luas. Selain itu dalam praktiknya pada
dasarnya pariwisata memberikan fasilitas dan produk yang bersifat pemindahan manfaat
(jasa) dari setiap fasilitas yang diberikan, hal ini sesuai dengan akad ijarah dalam
ekonomi Islam. Berikut ini gambaran umum hubungan antar variabel dalam penelitian
ini:

Wisata Edukasi Gondang


Outbond (WEGO)

Konsep dan Praktik di Prinsip-Prinsip Ekonomi


Lapangan Islam

Pemberdayaan Ekonomi Konsep Ijarah Dalam


Masyarakat Pariwisata
Terbukanya Lapangan
Pekerjaan Bagi Masyarakat

Peningkatan Pendapatan
Masyarakat

F. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu
1 Penulisan Proposal Skripsi November 2020
2 Seminar dan Bimbingan Proposal Desember 2020
3 Penelitian Januari 2021
4 Analisis dan Bimbingan Hasl Penelitian Februari 2021
5 Ujian Skripsi Maret 2021

Referensi

Ahmad Khoirin Andi, 2019, Ijarah Muntahiya Bittamlik Sebagai Solusi Ekonomi Kerakyatan,
Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 2, No. 2.

Basuki Antariksa, 2016, Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan, (Malang:Wisma Kalimetro).

Idri,dkk, 2017, The Principles of Islamic Economics and Their Implementation in Indonesia,
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 7, No. 4.

Lutfiadi, 2019, Pengelolaan Wisata Religi Makam Syaikhona Muh. Kholil Bangkalan dan
Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat, (Surabaya: Tesis, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya.

Mita Wahyunita dan Sujali, Peran Desa Wisata Terhadap Kesejahteraan Pekerja Pariwisata di
Desa Wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul, Jurnal.

Nyoman Suartha,dkk, 2017, Industri Pariwisata Bali, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada).

Anda mungkin juga menyukai