PAPER
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kimia Pangan
Oleh:
ANGGI ANGGRAINI
1804111464
KELAS THP A
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berpengaruh dalam
ketahanan hidup baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Penurunan mutu pada produk
pangan disebabkan oleh adanya aktivitas air (aw). Metode yang digunakan dalam paper
ini adalah studi literatur yang diambil berdasarkan jurnal dan makalah. Aktivitas air
bahan pangan adalah jumlah air bebas yang terkandung dalam bahan pangan, yang
dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Makin tinggi aw pada umumnya
makin banyak bakteri yang dapat tumbuh, sementara jamur tidak menyukai aw yang
tinggi. Pertumbuhan mikroba sangat mempengaruhi daya awet pada produk pangan,
sehingga jika aktifitas air tinggi daya awet produk pangan pendek begitu sebaliknya.
ABSTRACK
Food is one of the basic human needs that make an impact in both quantity and
quality survival. Reductions in food products are due to water activity (aw). The method
used in this paper is the study of literature drawn on journals and papers. Food-based
water activity is the free amount of water contained in food, which microbes use for
growth. The higher the aw in general, the more bacteria it can grow, while the mold
does not like the high aw. Microbial growth greatly affects the durability of food
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berpengaruh dalam
ketahanan hidup baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Pada dasarnya pangan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sepenuhnya menjadi hak asasi
setiap manusia. Pangan dibutuhkan manusia untuk upaya pemenuhan kebutuhan energi
dalam melakukan aktivitas secara fisik. Komposisi pangan yang sehat untuk memenuhi
dari pangan pokok, sayur, dan lauk nabati. Sumber vitamin yang berfungsi sebagai
yang dikonsumsi dalam bentuk segar, belum menjadi bagian dari menu makanan sehari-
hari, juga lauk hewani sumber protein yang berfungsi membangun jaringan baru dalam
tubuh.
pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau
minuman.
Penurunan mutu pada produk pangan merupakan hal biasa. Salah satu yang
menyebabkan produk pangan mengalami penurunan mutu yaitu aktivitas air (aw).
Berdasarkan hal tersebut, penulis membahas aktivitas air (aw) pada produk pangan
karena pengaruh perubahan aktivitas air (aw) mempengaruhi laju reaksi produk pangan.
Penulis berharap melalui paper ini para pembaca dapat mengetahui laju reaksi pada
produk pangan akibat perubahan aktivitas air (aw). Paper ini pun bisa menjadi referensi
bagi penulis yang ingin membahas tentang laju reaksi produk pangan akibat aktivitas
air.
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dari paper tersebut
yaitu bagaimana laju reaksi pada produk pangan akibat perubahan aktivitas air (aw).
Tujuan dari rumusan masalah ini dapat menjelaskan laju reaksi pada produk pangan
kenampakan, kesegaran, tekstur, serta cita rasa pangan. Air dalam bahan pangan ada
dalam tiga bentuk, yaitu: (1) air bebas, (2) air terikat lemah atau air teradsorpsi, dan (3)
air terikat kuat. Pada umumnya air bentuk pertama dan kedua yang dominan, sedangkan
Air memiliki peranan penting dalam sistem pangan, yaitu (1) mempengaruhi
kesegaran, stabilitas, dan keawetan pangan, (2) berperan sebagai pelarut universal untuk
senyawa-senyawa ionik dan polar, seperti garam, vitamin, gula, dan pigmen, (3)
berperan dalam reaksi-reaksi kimia, (4) mempengaruhi aktivitas enzim, (5) faktor
penting untuk pertumbuhan mikroba, (6) menentukan tingkat resiko keamanan pangan,
Aktivitas air (aw) adalah perbandingan antara tekanan uap larutan dengan tekanan
uap air solven murni pada temperatur yang sama. Aktivitas air (a w) menggambarkan
derajat aktivitas air dalam bahan pangan, baik kimia dan biologis. Aktivitas air sangat
erat kaitannya dengan kadar air dalam bahan terhadap daya simpan. Tinggi rendahnya
nilai aktivitas air akan mempengaruhi waktu simpan dan kualitas dari bahan makanan.
Range nilai aktivitas air yaitu 0 – 1. Semakin besar nilai aktivitas air maka semakin
kecil daya tahan makanan begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai aktivitas air maka
semakin lama daya simpan bahan makanan tersebut (Leviana & Paramita, 2017).
Menurut (Santoso et al., 2018) menyatakan bahwa aktivitas air atau water activity
(aw) merupakan kondisi air di dalam bahan pangan yang mampu membantu aktivitas
Aktivitas air bahan pangan adalah jumlah air bebas yang terkandung dalam bahan
pangan, yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Aktivitas air (a w)
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan pangan karena
aktivitas air dapat menggambarkan kebutuhan bakteri akan air. Nilai aw merupakan
jumlah air bebas di dalam bahan pangan yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
mikroba dan berlangsungnya reaksi kimia dan biokimia (Sakti et al., 2016).
2. Laju Reaksi pada Produk Pangan Akibat Perubahan Aktivitas Air (aw)
Menurut (Herawati, 2008) menyatakan bahwa aktifitas air (aw) berkaitan erat
dengan kadar air, yang umumnya digambarkan sebagai kurva isotermis, serta
pertumbuhan bakteri, jamur dan mikroba lainnya. Makin tinggi aw pada umumnya
makin banyak bakteri yang dapat tumbuh, sementara jamur tidak menyukai aw yang
tinggi.
Kurva isotherm sorpsi air terdapat tiga zona wilayah, yaitu sebagai berikut.
1. Zona I merupakan zona dimana hubungan antara kadar air dengan aktivitas air
selaras. Makin tinggi kadar air, maka semakin tinggi pula aktivitas air bahan
pangan tersebut.
2. Zona II adalah zona dimana peningkatan aktivitas air bahan pangan tidak diikuti
oleh peningkatan kadar air. Air pada zona ini adalah air yang terikat lemah dengan
3. Zona III adalah zona dimana peningkatan kadar air tidak diikuti oleh peningkatan
aktivitas air. Air pada zona ini adalah air yang bebas dan tidak terikat sama sekali
pertumbuhan mikroba. Pada zona I belum terjadi laju reaksi pada produk pangan,
sedangkan di zona II mulai terlihat laju reaksi pada produk pangan akibat perubahan a w.
Jika aktivitas air atau aw rendah (<0,6) pertumbuhan mikroba terhambat namun
sebaliknya jika aw tinggi (>0,6) mikroba mengalami pertumbuhan. Pada zona II mulai
terjadi oksidasi lemak, reaksi pencoklatan non enzimatis, reaksi hidrolisis, dan mulai
adanya pergerakan kelembaban serta aktivitas enzim. Adapun di zona III terjadi
peningkatan pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi. Daya awet produk pangan dengan a w
>0,95 mudah mengalami kerusakan sehingga tingkat bahaya keamaan produk pangan
Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan, karena air dapat
Air dalam bahan pangan ada dalam tiga bentuk, yaitu: (1) air bebas, (2) air terikat lemah
atau air teradsorpsi, dan (3) air terikat kuat. Aktivitas air bahan pangan adalah jumlah
air bebas yang terkandung dalam bahan pangan, yang dapat digunakan oleh mikroba
untuk pertumbuhannya. Nilai aw merupakan jumlah air bebas di dalam bahan pangan
yang dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroba dan berlangsungnya reaksi kimia
dan biokimia.
Laju reaksi pada produk pangan akibat perubahan aktivitas air terbagi menjadi tiga
zona. Zona I merupakan zona dimana hubungan antara kadar air dengan aktivitas air
selaras. Zona II adalah zona dimana peningkatan aktivitas air bahan pangan tidak diikuti
oleh peningkatan kadar air. Zona III adalah zona dimana peningkatan kadar air tidak
diikuti oleh peningkatan aktivitas air. Pada zona I belum terjadi laju reaksi pada produk
pangan, sedangkan di zona II mulai terlihat laju reaksi pada produk pangan akibat
perubahan aw. Zona III terjadi peningkatan pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi yang
Herawati, H. (2008). Penentuan umur simpan pada produk pangan. Jurnal Litbang
Pertanian, 27(4), 124–130.
Kusnandar, Feri. 2019. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta: Bumi Aksara.
Leviana, W., & Paramita, V. (2017). Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air Dan Aktivitas
Air Dalam Bahan Pada Kunyit (Curcuma Longa) Dengan Alat Pengering Electrical
Oven. Metana, 13(2), 37–44.
Sakti, H., Lestari, S., & Supriadi, A. (2016). Perubahan Mutu Ikan Gabus (Channa
Striata) Asap Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, 5(1), 11–
18.
Santoso, B., Tjolli, I., Paisei, E. K., & Abbas, B. (2018). Diversifikasi Produk Pangan
Berbasis Sagu Untuk Meningkatkan Peran Bahan Pangan Lokal. Seminar Nasional
UNS, 2(1), 1–10.