Anda di halaman 1dari 8

MANFAAT KEBIJAKAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR 20 %

TERHADAP APBD

Kelompok 3
Oleh :
Siti Rahmawati 061640511981
Laisa Julianti 061640511994
Tryana Indah Sari 061640511658
Siti Meirini Dwi Ningsih 061640511657
Kevin Dwi Darmawan 061640511645

Kelas : 7APA
Dosen Pengampu :
M.Hoyin

JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
I. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1, 2, dan Ayat 4 yang


menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, pemerintah
mewajibkan setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar dan wajib membiayainya
serta pemerintah minimal mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20 persen dari APBN dan
APBD. Hal ini juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam instrumen kebijakan fiskal, pemerintah mengalokasikan dana untuk
sektor pendidikan. Sektor pendidikan pada dasarnya adalah anggaran fungsi pendidikan.
Pendidikan adalah variable yang menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Maka,
pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin terselenggaranya pendidikan dengan mutu atau
kualitas yang baik.

Gambar 1.1. Anggaran Pendidikan dalam APBN

Peraturan Menteri Keuangan No.127/PMK.02/2015 tentang Klasifikasi Anggaran.


Klasifikasi anggaran menurut fungsi, Fungsi itu sendiri memiliki pengertian perwujudan tugas
kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional. Jika anggaran pendidikan yang harus dialokasikan sebanyak 20 persen
dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni, ternyata belum direalisasikan
oleh seluruh provinsi di Indonesia. Alokasi anggaran pendidikan yang mendekati angka 20
persen hanya lima Provinsi di Indonesia termasuk Provinsi DKI Jakarta. Pemrov DKI Jakarta
mengalokasi anggaran pendidikan sebesar 27,7 persen dari total APBD sebesar RP70,1 Triliun
untuk Pendidikan. Namun, ada 11 provinsi dengan alokasi dana pendidikan dibawah 3 persen
termasuk Provinsi Sumatera Selatan yang menempati urutan ketiga terendah di Indonesia.
Pada tahun 2015, Pemprov Sumsel mengalokasikan dana APBD murni untuk anggaran
pendidikan sebesar 3,9 persen. Namun untuk tahun 2016, persentasenya menurun menjadi angka
2 persen dari total APBD murni yang mencapai RP5,76 Triliun. Selain Sumatera Selatan,
Provinsi Jawa Timur menempati posisi dua terendah dengan alokasi yaitu 1,7 persen dan di
urutan pertama yaitu Papua dengan alokasi 1,4 persen dari APBD murni pada tahun 2016. Dapat
dilihat pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 Alokasi dana pendidikan di Indonesia


Jika melihat besarnya anggaran pendidikan yang hanya 7,6% dari total APBN, dapat
disimpulkan bahwa alokasi dana pendidikan yang kurang dari memadai, meskipun alokasi dana
rutin pendidikan adalah yang tertinggi untuk semua sektor. Rendahnya alokasi dana untuk
pendidikan yang masih dibawah kondisi yang diamanatkan oleh UUD dapat dipahami karena
minimnya dana yang dimiliki oleh pemerintah.
Ada dua faktor yang menyebabkan pemerintah belum mengalokasikan dana di bidang
pendidikan;
1. Pemerintah tampaknya belum memahami secara baik perlunya pembangunan sumber
daya manusia sebagai modal utama pembangunan.
2. Pemerintah cenderung menempatkan pendidikan bagi prasarat atau modal untuk
mendorong kelancaran proses pembangunan
II. PEMBAHASAN
II.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
II.2 Anggaran Pendidikan
Undang-undang Nomor 18 tahun 2016 Pasal 1 Ayat 39 tentang APBN tahun 2017
Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui
kementrian negara/lembaga, alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah dan dana
desa dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik,
tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
II.2.1 Klasifikasi Anggaran Pendidikan
Anggaran pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis yaitu: anggaran
pendidikan melalui belanja pemerintah pusat, anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah
dan dana desa, serta anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan (DPR RI, 2013: 1).
1. Anggaran Pendidikan melalui belanja Pemerintah Pusat
Alokasi anggaran pendidikan pada Pemerintah Pusat digunakan antara lain untuk
penyediaan beasiswa untuk siswa/mahasiswa kurang mampu, rehabilitasi ruang kelas,
pembagian unit sekolah baru dan ruang kelas baru, serta pembangunan sarana prasana
pendukung dan pemberian tunjangan profesi guru. Anggaran ini dipakai oleh
Kementrian/Lembaga (K/L) menjalankan program-program pendidikan.
2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Alokasi anggaran ini antara lain diperuntukan untuk bagian-bagian sebagai berikut:
a. Bagian anggaran pendidikan dalam Dana Bagi Hasil (DBH) terdiri atas bagian DBH
Pertambangan minyak bumi dan gas bumi. Perhitungan DBH Pendidikan tersebut
berdasarkan Pasal 20 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, yaitu:
“ Dana Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi sebagaimana
dimaksud dalan Pasal 14 huruf e angka 2 dan huruf f angka 2 sebesar 0,5% (setengah
persen) dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar”.
b. Bagian anggaran pendidikan dalam Dana Alokasi Umum (DAU) terdiri atas DAU untuk
gaji pendidik dan DAU untuk non gaji.
c. Bagian anggaran pendidikan dalam DAK ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
Pemerintah dengan DPR.
d. Bagian anggaran pendidikan dalam otonomi khusus dihitung berdasarkan pasal 36 ayat 2
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua
dan Pasal 182 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
3. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan
Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan yang selanjutnya disebut dana
pengembangan pendidikan nasional (DPPN) terdiri atas dana abadi (endowment funds)
pendidikan dan dana cadangan pendidikan, dimana dana tersebut dikelola oleh BLU bidang
pendidikan yaitu Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang merupakan Satuan Kerja
(Satker) dari Kementerian Keuangan. Dasar hukum pengelolaan DPPN tersebut diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor: 238/pmk.05/2010 tentang Tata Cara Penyediaan,
Pencairan, Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Endowment Fund dan Dana Cadangan
Pendidikan. Endowment Fund adalah Dana Pengembangan Pendidikan Nasional yang
dialokasikan dalam APBN dan atau APBN Perubahan(APBN-P) yang bertujuan untuk menjamin
keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk
pertanggungjawaban antar generasi (intergenerational equity). Sedangkan Dana Cadangan
Pendidikan adalah Dana Pengembangan Pendidikan Nasional yang dialokasikan dalam APBN
dan/atau APBN-P untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak
akibat bencana alam.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tribunnews.com/nasional/2017/04/24/mendikbud-muhadjir-alokasi-
dana-pendidikan-dari-apbd-masih-rendah diakses 27 september 2019 pukul
20.00 wib

Anda mungkin juga menyukai