Anda di halaman 1dari 15

MEDIA SIBER SEBAGAI ALTERNATIF JEMBATAN KOMUNIKASI

ANTARA RAKYAT DAN PEMIMPINNYA

CYBER MEDIA AS AN ALTERNATIVE COMMUNICATION BRIDGE


BETWEEN THE PEOPLE AND THE LEADER

Nina Andriana

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta
E-mail: andriana1183@yahoo.com
Diterima: 16 Juli 2013; direvisi: 22 Agustus 2013; disetujui: 29 Desember 2013

Abstract

Deliberative democracy, is an opportunity for people to dialogue with their leaders continuous, needs a free
public sphere that independent from political pressure. The public sphere in conventional media which lack owners
and content diversity become the turning point another media attendance, that is cyber media. The utilization of
cyber media by actor and political institution, and especially by the Indonesian people still not maximum, even
cyber media give an opportunity for as communication media which “inclusive, egalitarian and liberal”. Two way
communication that provided by the cyber media is more interactive among the people and the leader. Through
public sphere deliberative democracy on cyber media, public could be educated for rational and open dialogue to
discuss about public policy.
Keywords: Deliberative Democracy, Public Sphere, Cyber Media.

Abstrak

Demokrasi deliberatif, yaitu terbukanya peluang bagi masyarakat untuk secara kontinu berkomunikasi
dengan pemimpinnya, membutuhkan ruang publik yang bebas dari tekanan politik dan penguasa pasar media.
Ruang Publik di media massa konvensional yang telah mengarah pada ketiadaan keberagamaan kepemilikan dan
keberagaman substansi informasi menjadi titik balik hadirnya ruang publik pada bentuk media lain, yaitu media
siber. Pemanfaatan media siber oleh lembaga dan aktor politik, dan khususnya oleh masyarakat di Indonesia
masih belum maksimal, meskipun media siber memberikan peluang menjanjikan sebagai saluran komunikasi yang
“inklusif, egaliter dan bebas tekanan”. Prinsip komunikasi dua arah yang disediakan oleh media siber diharapkan
mampu menjadi alternatif jembatan komunikasi yang lebih interaktif antara rakyat dan pemimpinnya, yang hal ini
sulit didapatkan pada media konvensional. Melalui ruang publik demokrasi deliberatif rakyat dapat dididik untuk
berdiskusi secara rasional dan terbuka untuk membicarakan persoalan-persoalan kebijakan publik.
Kata kunci: Demokrasi deliberatif, Ruang Publik, Media Siber.

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 79


Pendahuluan dan partai politik inilah yang menyebabkan
masyarakat mencari alternatif media atau
Salah satu wujud nyata penting dalam lembaga lain dalam menyuarakan pendapatnya.
melembagakan demokrasi adalah pers dan Seperti disampaikan sebelumnya, media massa
media massa yang bebas untuk menyatakan dengan jargon kebebasan bersuaranya dianggap
pendapat. Melalui media massa, kebebasan layak untuk memenuhi harapan masyarakat
dalam berpendapat, berdikusi dan berdialog sebagai saluran komunikasi antara mereka
yang mengarah pada penerapan demokrasi dengan pemimpinnya.
berkelanjutan (demokrasi deliberatif)
dalam rangka kontrol terhadap penguasa, Namun, ketidakpercayaan masyarakat
diharapkan dapat dicapai. Ciri demokrasi terhadap parlemen dan partai politik pun dalam
yang baik seyogyanya tidak hanya berhenti perkembangannya juga dialami oleh media
pada keterlibatan rakyat secara langsung pada masaa. Perkembangan kepemilikan media di
pemilihan umum dalam rangka pergantian Indonesia yang saat ini berpusat pada pemilik-
kekuasaan, namun juga mampu tetap pemilik modal tertentu, tampaknya masih
memberikan jembatan atau saluran antara sangat jauh dari impian menghadirkan ruang
rakyat dengan wakil-wakil di parlemen ataupun publik politis yang inklusif, egaliter dan bebas
pemimpin negara yang telah mereka pilih. tekanan. Tidak adanya keberagaman dalam
Media massa (pers bebas) sebagai salah satu kepemilikan media (diversity of ownership)
dari enam lembaga politik demokrasi1 – partai akan mengarah pada ketiadaaan keberagaman
politik, pemilihan umum, parlemen, eksekutif, dalam isi pemberitaan media (diversity of
yudikatif dan pers bebas - diharapkan mampu content).4 Kondisi kepemilikan media seperti
menjawab harapan masyarakat akan hadirnya ini secara langsung atau tidak, akan membentuk
ranah publik yang bercirikan demokrasi atau menggiring opini masyarakat yang sesuai
deliberatif tersebut. dengan ide dari pemilik media. Ruang kebebasan
untuk mengawasi dan mengkritisi pemerintah
Dalam kondisi ideal, partai politik lewat media massa juga akan terbelenggu oleh
seharusnya menjadi lembaga yang mengadakan pemilik media yang notabene adalah bagian
hubungan yang kontinu antara masyarakat dari elit politik. Sehingga, apapun aspirasi
pada umumnya dan pemimpin-pemimpinnya2, yang bertentangan dengan kepentingan politik
namun dalam prakteknya hingga saat ini partai pemilik media, tentu tidak dapat didiskusikan
politik tetap cenderung lebih mengedepankan atau bahkan disuarakan lewat media tersebut.
kepentingan partainya dan sering mengabaikan
fungsi sebagai lembaga agregasi kepentingan
masyarakat. Dengan demikian, tingkat Perumusan Masalah
kepercayaan masyarakat pada partai politik
sebagai lembaga yang mampu menjembatani Kondisi terhambatnya masyarakat untuk dapat
masyarakat dan pemimpinnya menjadi sangat mendiskusikan pendapatnya lewat media
rendah. Hal ini dapat terlihat dari Temuan massa mainstream saat ini sebagai akibat
Global Corruption Barometer 2013 (GCB adanya penguasaan isi media oleh si pemilik,
2013) yang menempatkan parlemen dan partai memberikan pengaruh yang cukup besar bagi
politik sebagai lembaga yang korup dalam kekuatan publik yang ingin menjalankan haknya
persepsi dan pengalaman masyarakat3. Kondisi untuk mengawasi pemerintah. Harapan media
ketidakpercayaan publik terhadap parlemen massa sebagai saluran yang demokratis pun
jauh dari kenyataan karena publik menganggap
1
Mochtar Pabottingi, Lima Palang Demokrasi
Satu Solusi: Rasionalitas dan Otosentrisitas 4
Yanuar Nugroho, peneliti dari The University of
dari Sisi Historis-Politik di Indonesia. Orasi Manchester, mengatakan industri media massa di
Ilmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti Utama Indonesia menunjukkan tren pemusatan kepemilikan.
Puslitbang Politik dan Kewilayahan, Lembaga Ilmu MNC Group di bawah bendera Global Mediacomm,
Pengetahuan Indonesia, 2002. Jawa Pos Group, dan Kelompok Kompas Gramedia
2
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, menempati rangking tiga terbesar kepemilikan
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm. media. “Ketiga kelompok tersebut menguasai 77
120. persen peta kepemilikan media di Indonesia,” http://
3
http://www.ti.or.id/index.php/ www.tempo.co/read/news/2014/05/22/090579547/
publikation/2013/12/03/corruption-perception- Industri-Media-Massa-Makin-Terkonsentrasi,
index-2013, diakses pada tanggal 3 Desember 2013. diakses pada tanggal 25 September 2013.

80 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


media tidak membuka aksesnya kepada publik budaya, politik dan ekonomi.
sehingga muncul ketidakpercayaan terhadap
Berbagai kelebihan yang ditawarkan
akurasi informasi dan opini yang terbentuk
oleh media baru di atas, ditambah dengan
di media massa tersebut. Meskipun media
kepemilikan informasinya yang bersifat massal,
massa, parlemen dan partai politik senyatanya
dapat menjadikannya sebagai saluran alternatif
ada sebagai lembaga politik demokratis yang
kebebasan bersuara dan mengkritik pemerintah
seharusnya meng-agregasi aspirasi masyarakat,
oleh publik. Hal ini dapat dilihat pada salah
namun kondisi ketidakpercayaan masyarakat
satu bentuk dari media siber yaitu media sosial
terhadap lembaga media dan parlemen,
(social media) di mana publik dengan bebas
dirasakan belum mampu mengakomodasi
dan tanpa rasa takut atas tekanan negara atau
respon, argumentasi, dan kritik masyarakat.
pemilik modal mengutarakan kritiknya terhadap
Kondisi inilah yang menciptakan adanya sebuah
persoalan-persoalan kebijakan publik.
keinginan untuk mencari saluran lain atau
teknologi komunikasi lain yang seyogyanya Seperti apakah gambaran ruang publik
dapat memberikan ruang bagi publik untuk yang ada di media siber Indonesia dalam
dapat mengawasi jalannya pemerintahan menjembatani publik dan pemimpin serta elit
terpilih dalam kondisi yang bebas dan jauh politik demi memperkuat sistem pemerintahan
dari tekanan. Lalu media apakah yang mempu presidensial yang telah disepakati oleh elit
menjembatani rakyat dan pemimpinnya, dengan pada saat UUD 1945 diamandemen? Lalu,
mengedepankan prinsip egaliter, inklusif dan apakah kebebasan dalam memproduksi dan
bebas tekanan tersebut? mengkonsumsi informasi di media siber dapat
memberikan peluang untuk hadirnya ruang
Perkembangan teknologi komunikasi
publik yang dirasakan masyarakat kurang
menghadirkan sebuah perangkat teknologi
mendapatkan tempat pada media konvensional
baru dalam dunia komunikasi. Teknologi ini
di Indonesia?
mampu menggabungkan tiga aspek dalam satu
medium, yaitu telekomunikasi, data komunikasi Melalui tulisan ini, akan dikaji secara
dan komunikasi massa.5 Satu karekateristik singkat gambaran kondisi ruang publik
penting sebagai efek munculnya media baru ini demokrasi deliberatif di beberapa bentuk media
adalah media interaktif, yaitu di mana khalayak siber dengan menganalisis situs (situs) milik
dapat dimungkinkan untuk melakukan umpan politisi partai, lembaga legislatif dan media
balik secara langsung terhadap informasi yang sosial (social media) milik pemimpin negara
disajikan. Teknologi baru ini dalam beberapa ini (Presiden Soesila Bambang Yudhoyono).
literatur akademik memiliki penamaan yang Pemilihan bentuk media siber ini lebih pada
beragam, seperti media online, digital media, pertimbangan agar analisis dapat berjalan
media virtual, e-media, network media, media seimbang.
baru, media siber dan media web.6 Khusus Sebelum menjawab beberapa pertanyaan
dalam tulisan ini, istilah media siber lebih dipilih di atas, sebagai pengantar analisis, akan
karena akan mampu memberikan cakupan didiskusikan terlebih dahulu beberapa konsep
pembahasan tak hanya pada media itu sendiri yang digunakan untuk dapat menjawab
tetapi juga media baru sebagai lingkungan, pertanyaan dari tulisan/kajian ini.
5
Jan Van Dijk, The Network Society: Social Aspects
of New Media, (London: Sage, 2006), hlm. 7. Diskusi Konsep
6
Beberapa ahli yang mengupas tentang perbedaan
karakteristik bentuk pesan, cara penyampaian pesan 1. Demokrasi Deliberatif
dan efek dari konsumsi pesan terhadap khalayak pada
media baru ini diantaranya adalah Joseph Straubhaar Penyediaan ruang dan kesempatan untuk
and Robert LaRose, Media Now, Communication berdikusi berkenaan dengan kebijakan
Media in the Information Age. (Belmont: Wadsworth, pemerintah dalam tulisan ini dapat dibayangkan
2002); John Vivian, Teori Komunikasi Massa, sebagai ruang diskusi terbuka untuk publik
(Jakarta: Penadamedia Grup, 2008); Nicholas Gane yang digambarkan dalam demokrasi
and David Beer, New Media: The Key Concepts. deliberatif. Demokrasi deliberatif diwujudkan
(Oxford&New York: Berg, 2008); David Holmes,
dalam sebuah diskusi di ruang publik yang
Communication Theory: Media, Technology and
menghasilkan sebuah keputusan kolektif
Society, (London: Thousand Oaks, 2005).

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 81


dengan menghadirkan berbagai argumentasi politik dalam bentuk suara-suara protes terhadap
yang rasional dan berimbang.7 Komunikasi penguasa dianggap akan memberikan dampak
dalam ruang publik dengan prinsip demokrasi buruk pada kestabilan
deliberatif inilah yang dibayangkan oleh Jurgen
Deliberatif dalam konteks demokrasi
Habermas sebagai salah satu saluran kontrol
adalah upaya untuk memposisikan tatanan
terhadap pemerintahan.
sosial politik agar sesuai dengan kebutuhan
Ruang publik adalah sebuah ranah yang publik dalam menyentuh efek kebijakan yang
“egaliter, inklusif dan bebas tekanan”. Prinsip dikeluarkan oleh negara dan karenanya baru
egaliter menekankan pada kesamaan hak, bisa dinilai jika telah berhubungan dengan
kesempatan dan ruang bagi tiap masyarakat konteks.9 Beberapa ahli yang membahas terkait
untuk mengkritisi setiap hal yang berhubungan dengan demokrasi deliberatif sesungguhnya
dengan kemaslahatan hidup orang banyak.8 menyepakati unsur utama dari deliberatif itu
Terbuka bagi siapa pun dengan latar belakang sendiri, yakni menolak asumsi dasar bahwa
apapun adalah ciri inklusif yang dikedepankan demokrasi tidak lebih dari sekadar proses
dalam ruang publik. Sifat penting lainnya dalam pemilihan umum karena dalam proses
adalah ruang publik harus bebas dari unsur pembuatan kebijakan publik setelah pemilu,
dan kepentingan pemerintah ataupun penguasa harus melalui serangkaian komunikasi yang
pasar. Dengan demikian, ruang publik yang berorientasi pada kesetaraan dialog setelah
dibayangkan oleh Habermas sebagai sebuah dilakukannya penghitungan suara. Emannuel
ruang ideal bagi masyarakat untuk tidak hanya Grey menyebutkan bahwa dari kesemua ahli
sekedar sebagai penonton atau publik yang pasif yang membahas konsep deliberatif ini juga
dalam kehidupan berpolitis. menyepakati bahwa aspek-aspek dari demokrasi
deliberatif adalah: adanya partisipasi, kebebasan
Konsep demokrasi deliberatif yang
dan kesetaraan, ketertarikan pada kebaikan
disampaikan Habermas berangkat dari hasil
bersama, dan keinginan untuk melakukan
analisis yang dilakukan oleh Habermas sendiri
voting.10
dalam melihat perkembangan ruang publik yang
hadir sebelum abad ke-20 dan setelahnya. Dari Salah satu ahli yang memberikan makna
analisis tersebut disebutkan bahwa telah terjadi komunikatif dalam penjelasan deliberatif
kemerosotan drastis prinsip “egaliter, inklusif adalah Jurgen Habermas, ia menyebut bahwa
dan bebas tekanan” yang selama ini menjadi demokrasi deliberatif merupakan ruang publik11
ciri dari ruang publik. Kondisi ini dipengaruhi yang memungkinkan bagi masyarakat umum
oleh hadirnya konsep negara kesejahteraan, di untuk dapat mengemukakan pendapat dan
mana dalam konsep tersebut negara dan pemilik mengkritisi kinerja pemerintah. Secara garis
modal mengklaim memiliki hak dan kuasa untuk besar, demokrasi deliberatif merupakan teori
menjaga stabilitas politik demi terciptanya normatif yang menawarkan sebuah mekanisme
stabilitas ekonomi. Dengan demikian, kuasa yang mana masyarakat sipil dapat memperkuat
ini berujung pada upaya membentuk dan demokrasi dan mengkritik lembaga pemerintah
mengontrol opini publik, sehingga tidak yang berjalan ketika tidak sesuai dengan norma-
memberikan ruang dan mematikan sensitifitas norma atau aturan yang ada.12 Demokrasi
publik terhadap persoalan-persoalan politik. 9
Muhammad Faishal, “Institusionalisasi Demokrasi
Kondisi tersebut juga berlangsung di Indonesia Deliberatif di Indonesia: Sebuah Pencarian Teoretik”,
selama masa Orde Baru. Jargon stabilitas dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 11,
ekonomi telah menutup ruang kebebasan No. 1, Juli 2007, hlm. 5.
masyarakat dalam berpendapat dan bahkan 10
David Emannuel Gray, Social Choice in Deliberatif
berkumpul untuk melakukan pengawasan Democracy, Tesis pada Carnegie Mellon University,
terhadap kinerja pemerintah. Gejolak-gejola Department of Philosophy, Januari 2004, revised
2005, dalam Muhammad Faishal, “Institusionalisasi
7
John Elster (Ed), Deliberative Democracy, (United Demokrasi Deliberatif di Indonesia: Sebuah
Kingdom: Cambridge University Press, 1998), hlm. Pencarian Teoretik”, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
8. Politik, Vol. 11, No. 1, Juli 2007, hlm. 5.
8
Lincoln Dahlberg, “The Internet, Deliberatif 11
Ruang publik inilah yang menjadi titik tekan
Democracy and Power: Radicalizing Publik Sphere”, komunikasi dalam pengembangan demokrasi
International Journal of Media and Cultural Politics deliberatif yang dimaksudkan oleh Habermas.
Vol. 3 No. 1, 2007, hlm. 49. 12
Simone Chambers, “Deliberatif Democratic

82 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


deliberatif berpusat pada diskusi dan Hal terpenting yang menjadi kunci dari
akuntabilitas. Melalui demokrasi deliberatif, ruang publik adalah informasi yang tersedia dan
diharapkan demokrasi diskusi-sentris akses terhadap informasi tersebut. Pihak-pihak
menggantikan demokrasi voting-sentris. Jika yang terlibat di dalam ruang publik tersebut
demokrasi voting-sentris hanya berpusat pada memberikan argumentasinya dengan ekspilisit,
pemberian suara dalam memutuskan sebuah menggunakan bahasa-bahasa yang rasional dan
persoalan, maka demokrasi diskusi-sentris lebih komunikatif, yang kemudian disebarkan kepada
mengedepankan pada proses pembentukan publik, yang mana memiliki akses penuh atas
opini dan argumentasi-argumentasi, yang pada diskusi dan debat terhadap wacana tersebut.
akhirnya menghasilkan pilihan-pilihan dalam
Komunikasi yang terbentuk dalam ruang
perumusan sebuah kebijakan.
publik tersebut menurut Habermas harus
Ketika mendiskusikan demokrasi berada pada kondisi komunikasi ideal, di
deliberatif dalam konteks sistem pemerintahan mana tidak ada satu pihak pun yang dibiarkan
presidensial, tidak berarti mengabaikan menggunakan cara-cara manipulasi, pemaksaan
keberadaan lembaga legislatif. Dalam dan bahkan dominasi. Sebaliknya, komunikasi
menjalankan perannya, anggota legislatif justru yang dibentuk adalah sebuah wacana yang fair,
idealnya memiliki tanggung jawab kepada dalam upaya menciptakan konsensus bersama
konstituennya selain kepada partai politik yang dalam memecahkan berbagai persoalan
mengusungnya. Dengan demikian, saluran dan menentukan tujuan bersama melalui
komunikasi dalam hal pengawasan kinerja cara argumentasi yang rasional.14 Semakin
anggota dewan dari konstituennya pun harus rendahnya keinginan media konvensional
dibangun. Meskipun proses pemberian mandat untuk menyediakan ruang publik ideal dan
antara presiden dan anggota legislatif dalam demokratis membuat masyarakat dan warga
sistem ini berbeda, namun legislatif merupakan negara pun mencari-cari format ruang publik
partner sekaligus pengawas dari kinerja seperti apa yang mampu menumbuhkan sikap
presiden pula. Hal ini terkait dengan fungsi kritis masyarakat terhadap persoalan politis
legislasi yang dimiliki oleh parlemen dalam dan kemudahan terhadap akes informasi yang
merumuskan kebijakan sebagai dasar pijakan disediakan.
berbagai program kerja yang disusun oleh
Pengemasan informasi politik yang
presiden dan kabinetnya
mengarah pada satu frame opini – yang sesuai
dengan kehendak pemilik media – seperti
Ruang Publik pada Media Siber yang berlangsung pada media konvensional
dewasa ini diharapkan dapat diimbangi dengan
Habermas mendefinisikan ruang publik sebagai, kehadiran media baru. Howard Rheingold
“..sebuah arena, pemerintahan yang independen mencatat dalam bukunya, bahwa aspek
(walaupun menerima dana dari negara) dan politik dari CMC (Compututer Mediated
juga menikmati otonomi dari partisan-partisan Communication) terletak pada kemampuannya
ekonomi, yang didedikasikan untuk debat untuk menantang media komunikasi yang telah
rasional (contohnya untuk membicarakan dimonopoli oleh kekuatan ekonomi dan politik,
atau mendiskusikan sesuatu tanpa paksaan dan kemampuannya untuk merevitalisasi
atau manipulasi) dan yang dapat dimasuki kembali demokrasi yang berpusat pada
dan diperiksa oleh semua warga negara, rakyat.15 Kekuasaan yang berpusat pada rakyat
dan di sinilah, di dalam ruang publik, opini diharapkan dapat diimplementasikan secara
publik dapat dibentuk.13 Pengertian ruang nyata lewat ruang publik media baru.
publik dalam konteks ini adalah sebuah ruang
termpat terjadinya pertukaran bahasa, terutama Ruang publik demokratis yang
bahasa politik, berbagai pihak yang terlibat di dibayangkan oleh Habermas adalah ruang
dalamnya. 14
Lihat Jurgen Habermas, The Theory of
Theory”, http://www.chinesedemocratization.com/ Communicative Action Volume Two: Lifeworld and
materials/4Simone%20Chambers%20on%20%20 System: A Critique of Functionalist Reason, (a.b
deliberatif%20democracy.pdf, hlm. 2, diakses pada Thomas McCarthy), (Boston, Beacon Press, 1987).
tanggal 2 September 2013.
15
Howard Rheinghold, Virtual Community: Finding
13
Dikutip dari Frank Webster, Theories of Information Connection in Computerized World, (London:
Society, (London: Routledge, 1995), hlm. 102. Secker & Warburg, 1994), hlm. 13.

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 83


publik yang tetap mengandalkan tujuan utama oleh perkembangan teknologi. Tulisan ini tidak
dari demokrasi tersebut, yaitu terbentuknya hendak melakukan penilaian - ada atau tidak
konsensus bersama dengan didasarkan aturan ada, tepat atau tidak tepat dan benar atau salah
main yang jelas terkait diskusi dan debat yang – terhadap beberapa objek yang dijadikan bahan
tercipta di ruang publik dunia maya. Tingginya analisis. Seperti yang disampaikan sebelumnya,
makna kebebasan dalam berkomunikasi lewat tulisan ini hendak melihat seperti apakah ruang
media baru memunculkan anggapan bahwa sifat publik demokratis yang berlangsung pada media
individualis para pengguna media baru justru siber (situs lembaga politik dan media sosial elit
menjadi hambatan dari prinsip utama kebebasan politik) di Indonesia saat ini.
dalam konteks berdemokrasi, yaitu kebebasan
dengan aturan main dan bertujuan menghasilkan
konsensus bersama. Menurut Timothy Leary, Pembahasan
dalam bukunya Chaos and Cyber-culture, di
media siber, kekuasaan dibangun berdasarkan Media Siber Dalam Dunia Politik
orotitas pribadi seseorang. Ia juga menyatakan, Di Indonesia
makna tersirat dari media baru adalah ide
Terdapat beberapa bentuk siber media, di
tentang kemerdekaan dan kebergantungan pada
antaranya: (1) Situs (Web Site); (2) E-mail;
diri sendiri, seseorang yang mengatur dirinya
(3) Forum di internet (buletin boards); (4)
sendiri. Semboyan utama dari khalayak media
Blog; (5) Wiki; (6) Aplikasi pesan; (7) Internet
baru adalah berpikirlah untuk dirimu sendiri
“broadcasting” (8) Peer to peer; (9) The RSS;
dan pertanyakan selalu otoritas. 16
(10) MUDs dan (11) Media Sosial (Social
Anggapan yang dilontarkan oleh Leary Media). Dikarenakan keterbatasan waktu dan
tersebut sebenarnya bisa dijadikan sebagai ruang, maka tulisan ini hanya mengambil
tantangan bagi terciptanya ruang publik dua bentuk dari beberapa media siber di atas,
demokratis di media baru (media siber), bukan yaitu situs dan media sosial. Melalui analisis
malah melunturkan peluang yang diberikan sederhana pada situs dan media sosial yang
oleh media siber untuk terciptanya ruang publik menjadi objek kajian dapat memberikan
yang demokratis. Karena pada prinsipnya, tidak gambaran pemanfaatan media siber oleh elit
ada otoritas yang hilang, namun otoritas yang politik dan lembaga demokrasi Indonesia serta
seyogyanya di media konvensional berada di peluang bagi terciptanya ruang publik politis
tangan pemerintah, partisan politik dan pemilik yang demokratis pada kedua bentuk media siber
media, dalam ruang media siber telah berpindah tersebut.
ke tangan individu. Dengan demikian, media
siber tetap mampu memberikan harapan untuk 1. Situs (Web Site)
mengembalikan kekuatan di tangan rakyat
dalam proses berdemokrasi. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian
pendahuluan, bahwa lembaga legislatif
Untuk menganalisis ruang publik yang merupakan salah satu dari bentuk lembaga
tersedia pada media siber (situs dan media sosial) politik demokratis, maka situs pertama yang
yang digunakan oleh lembaga politik dan elit akan dikaji dalam tulisan ini adalah situs yang
politik di Indonesia dalam tulisan ini berpegang dimiliki oleh lembaga perwakilan di Indonesia,
pada pemahaman utama yang disampaikan oleh yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (www.dpr.
Habermas di atas. Keberlanjutan berdemokrasi go.id). Melalui situs yang dimiliki oleh DPR RI
pasca dilaksanakannya salah satu prinsip utama tersebut, akan dilihat bagaimana gambaran atau
berdemokrasi, yaitu pemilihan umum untuk kondisi ruang publik yang disediakan dalam
penggantian elit/pemerintahan, selayaknya dapat laman situs tersebut. Berikut adalah cuplikan
terus diupayakan dan tentunya dapat melihat dari halaman depan (home page) dari situs DPR
berbagai media alternatif yang ditawarkan RI: (Lihat Gambar 1)
16
Reza Antonius Alexander Wattimena, “Menggagas
Cyberspace Sebagai Ruang Publik Virtual yang
Emansipatif,” dalam Mudji Sutrisno, In Bene dan
Hendar Putranto (Ed), Cultural Studies: Tantangan
bagi Teori-teori Besar Kebudayaan, (Depok:
Koekoesan, 2008), hlm. 241.

84 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


Laman pengaduan/aspirasi
Gambar 1. Situs Dewan Perwakilan Rakyat RI (laman depan)

Sumber: www.dpr.go.id. Diakses pada tanggal 7 September 2013.

Gambar 2. Situs Dewan Perwakilan Rakyat RI (laman pilihan layanan)

Sumber: www.dpr.go.id. Diakses pada tanggal 7 September 2013.

Pada halaman depan dari situs dpr.go.id bersifat satu arah. Di mana pengelola situs
tampak adanya pilihan informasi yang dapat sebagai pihak yang memproduksi pesan atau
dipilih oleh pengunjung situs tersebut, yaitu informasi dan khalayak yang menjadi pihak yang
BERITA, AGENDA, UNDANG-UNDANG mengkonsumsi pesan tersebut. Tidak ditemukan
DAN RUU, DAFTAR ANGGOTA, ALAT ruang bagaimana publik dapat berdiskusi terkait
KELENGKAPAN, TENTANG DPR. Seluruh berbagai produk yang akan dan telah dihasilkan
pilihan informasi tersebut berisi tentang oleh lembaga legislatif tersebut.
kegiatan dan perkembangan tugas dan fungsi
Laman yang dapat dijadikan tempat
yang dijalankan oleh anggota dewan beserta
bagi publik untuk menyampaikan aspirasinya
alat kelengkapannya. Sesuai dengan yang
adalah dengan membuka pilihan “layanan”,
disampaikan sebelumnya, bahwa situs ini
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2
memuat informasi, maka sifat komunikasi yang
(Lihat Gambar 2).
berjalan pada situs ini setelah penulis telusuri

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 85


Jika pilihan “layanan” tersebut diklik, belum dapat dimaksimalkan pada situs milik
maka akan muncul empat pilihan laman lembaga legislatif Indonesia ini. Pada laman
informasi, yaitu LPSE, Pengaduan Masyarakat, pengaduan sebenarnya dapat dibuat suatu ruang
Pengkajian dan Layanan Informasi Publik yang memberikan peluang konstituen untuk
seperti yang tampak pada Gambar 2 di atas. berdiskusi secara bersama-sama terkait RUU
Laman “Pengaduan Masyarakat” adalah laman yang sedang dikerjakan oleh anggota legislatif.
yang disediakan secara resmi dalam situs ini Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan isu
untuk masyarakat agar dapat menyampaikan terkait suatu tema RUU saat ini sangat dinamis
aspirasinya. Berikut adalah tampilan laman dari di tingkat masyarakat. Kebaruan informasi yang
“Pengaduan Masyarakat”: dapat langsung diakses oleh anggota dewan

Gambar 2. Situs Dewan Perwakilan Rakyat RI (laman Pengaduan)

Sumber: www.dpr.go.id. Diakses pada tanggal 7 September 2013.

Pada kutipan laman “Pengaduan menjadi hal yang amat membantu ketepatan
Masyarakat” di atas juga tampak penjelasan alur substansi dari RUU yang sedang dibahas oleh
pengelolaan aspirasi dan pengaduan melalui dewan. Situs sebagai bagian dari media siber
situs DPR RI. Pada alur tersebut tampak bahwa memberikan jawaban atas kebaruan informasi
ruang yang diberikan pada publik terbatas yang terus menerus, sepanjang khalayak
pada penyampaian aspirasi satu arah kepada diberikan ruang untuk menyampaikan dan
lembaga legislatif. Tidak ditemukan ruang mendiskusikan informasi tersebut.
untuk khalayak agar dapat mendiskusikan
Situs dalam hal ini tak hanya dimiliki atau
aspirasinya tersebut dengan khalayak lain dan
dibuat oleh sebuah lembaga atau organisasi.
bahkan dengan anggota dewan. Meskipun
Perorangan pun saat ini telah membuat situs
jalannya proses aspirasi dapat diketahui melalui
yang menginformasikan segala sesuatu hal
kotak “lihat pengaduan”, namun hanya sebatas
mengenai pemilik situs tersebut. Informasi yang
informasi pengecekan posisi pada tahapan mana
disajikan adalah hal-hal yang berkaitan dengan
aspirasi tersebut, masih pada bagian data base
peran dan fungsi sebuah jabatan atau pekerjaan
ataukah sudah masuk pada tahap pembahasan
yang ia jalankan. Penulis menemukan beberapa
pada alat kelengkapan dewan atau pada
nama politisi yang saat ini tidak lagi hanya
sekjen atau pimpinan DPR. Komunikasi dua
memanfaatkan media sosial sebagai bentuk
arah yang diharapkan hadir pada media siber

86 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


sumber informasi mengenai dirinya, tetapi juga foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh RDP.
mengandalkan keberadaan jenis media siber Sebagai pejuang hak kaum perempuan dan
“situs”. Sebagai contoh, penulis mengambil buruh di parlemen, belum terlihat ruang diskusi
secara acak dari sebuah situs yang dibuat yang dibuka khusus dalam satu laman di situs ini
oleh politisi perempuan di Indonesia. Penulis terkait isu-isu perempuan dan perburuhan yang
memilih politisi dari Partai PDI Perjuangan, diusung oleh RDP. Ketiadaaan laman diskusi
Rieke Diah Pitaloka (RDP). Pemilihan dari ini memperlihatkan kondisi situs yang hanya
politisi ini didasarkan atas pertimbangan mempertontonkan aktivitas si pemilik situs
bahwa beliau merupakan salah satu dari sekian dengan ciri komunikasi satu arah seperti yang
anggota legislatif perempuan di Indonesia terjadi pada media konvensional. Ruang diskusi
yang sangat lantang memperjuangkan hak-hak yang idealnya mampu dirancang di dalam situs
kaum marjinal, khususnya kaum buruh dan ini sama sekali tidak dimaksimalkan.
perempuan. Perjalanan yang ia lalui juga cukup Pemanfaatan yang belum maksimal
berliku. Dimulai dengan berkarir dalam dunia pada situs DPR RI dan politisi RDP di atas
politik melalui Partai Kebangkitan Bangsa tentunya bukanlah sesuatu hal yang salah.
(PKB) lalu memutuskan untuk berpindah ke Hal ini mengingat pada lembaga legislatif
PDI Perjuangan hingga saat ini. Pertarungan dikenal adanya masa reses bagi anggota
memperebutkan jabatan politis tak hanya ia dewan. Masa inilah yang menjadi kesempatan
rasakan pada tingkat legislatif, tetapi juga pada bagi anggota dewan untuk turun langsung ke
jabatan eksekutif, yaitu pada Pemilihan Kepala wilayah pemilihannya dan berdiskusi atau
Daerah Provinsi Jawa Barat (Gubernur) Tahun menghimpun aspirasi konstituen yang ada di
2013. Laman situs yang dimiliki oleh Rieke sana. Asprirasi yang dikumpulkan, dijanjikan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Lihat akan ditindaklanjuti dan diperjuangkan oleh
Gambar 3). anggota dewan setelah ia kembali bertugas.
Gambar 3. Situs Politisi PDI Perjuangan- Rieke Diah Pitaloka (www.riekediahpitaloka.org)

Dalam situs tersebut tampak bahwa laman Dengan adanya mekanisme reses yang
content yang disediakan adalah Home, Berita, masih berjalan aktif hingga saat ini, tidak
Gagasan Politik, Videos Gallery, Lensa Juang, mengherankan jika pemanfaatan ruang publik
Budaya Rakyat dan Profile. Kutipan berita dari pada media siber kurang dimaksimalkan.
media mainstream masih mendominasi isi dari
Namun, ada hal yang mesti menjadi
laman Berita dan Gagasan Politik. Sementara
perhatian penting. Pasca masa reses, publik
laman Videos Gallery dan Lensa Juang, memuat
dan utamanya konstituen tidak dapat lagi

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 87


mengawal apakah aspirasi mereka akan Dalam dunia politik, politisi pun melihat
dapat ditindaklanjuti oleh anggota dewan peluang yang cukup menjanjikan dari media
bersangkutan, dikarenakan tidak ditemukan lagi sosial sebagai media komunikasinya dengan
ruang untuk dapat berdiskusi secara interaktif khalayak. Kita dapat menyaksikan bagaimana
dengan anggota dewan dan sesama konstituen semarak dan sistematisnya kampanye melalui
dari daerah pemilihan yang sama. Keterlibatan media sosial pada saat pemilihan presiden
masyarakat untuk membicarakan persoalan- Amerika Serikat pada tahun 2012 yang lalu.
persoalan kehidupan mereka dengan para Marketing politik yang dilakukan oleh tim
pembuat kebijakan pun tidak lagi berkelanjutan. kampanye Obama saat itu telah mampu
Pada titik inilah tujuan dari demokrasi deliberatif memberikan sumbangan yang tidak sedikit
atau berkelanjutan mengalami stagnansi. pada kemenangan Barrack Obama. Pada
periode pemilihan Presiden AS Tahun 2012
2. Media Sosial tersebut, Obama bersama tim kampanyenya
amat maksimal melakukan pengemasan isu dan
Media sosial adalah bentuk lain dari media opini masyarakat melalui media sosial. Sebuah
siber yang memberikan beragam fasilitas lembaga riset jurnalis bahkan merilis hasil
berkomunikasi secara virtual dengan mudah pembandingan penggunaan media siber di antara
dan praktis bagi penggunanya. Penggunaan dua kandidat pada masa Pemilihan Presiden
media sosial yang pada awalnya hanya dijadikan AS tersebut.17 Dari hasil riset yang dilakukan
sebagai bagian untuk menghibur diri, ajang oleh The Pew Research Center’s Journalisme
“curhat”, bersosialisasi dengan tanpa tatap muka, Project (PRCJP), tampak bahwa Obama lebih
saat ini telah berada pada level pemanfaatan maksimal dalam menggunakan media siber.
yang tidak hanya mencakup beberapa hal Baik melalui situs yang memang khusus dibuat
seperti yang disebutkan penulis sebelumnya. untuk keperluan kampanye ataupun melalui
Banyak hal bermanfaat yang pada akhirnya media sosial. Hal menarik dalam hasil kajian
mempengaruhi kualitas hidup seseorang PRCJP adalah situs Obama tidak memberikan
berawal dari keterlibatannya dalam media ruang bagi cuplikan-cuplikan berita lewat
sosial. Salah satu bentuk pemanfaatan yang saat media mainstream, content lebih banyak berisi
ini ramai digunakan adalah penggunaan media pembahasan-pembahasan mengenai visi dan
sosial untuk keperluan berdagang atau sering misi Obama pada aspek-aspek tertentu. Hal
disebut dengan “belanja on-line”. ini sangat jauh berbeda dengan Romney, yang
Di samping itu, media sosial saat ini hampir sebagian besar content dari situsnya
juga acap kali digunakan untuk menggalang berisi cuplikan berita-berita pada media
dukungan atas sebuah perkara/isu. Contohnya mainstream, dengan cenderung memperlihatkan
pada saat terjadi kisruh antara KPK dan Polri hal-hal positif pada Romney dan hal-hal negatif
pada Juli 2009, di mana terjadi penahanan pada Obama.18 Dalam penelusuran yang
dua komisioner KPK oleh Mabes Polri (Bibit dilakukan PRCJP, penggunaan media sosial
Samad Riyanto dan Chandra Marta Hamzah). juga lebih banyak digunakan oleh Obama. Hal
Penahanan ini menuai aksi protes dari aktivis/ ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.19
penggiat antikorupsi. Dukungan terhadap KPK (Lihat Gambar 4).
pada masa itu mengalir dengan sangat deras.
Dukungan nyata tidak hanya datang melalui
aksi demonstrasi di beberapa gedung lembaga
pemerintahan yang berhubungan dengan usaha
pemberantasan korupsi (utamanya KPK),
namun juga mengalir dari media sosial. Diskusi
tajam yang membahas isu tersebut pun tak 17
“How the Presidential Candidates us the Web and
dapat dihindari berlangsung pada media sosial.
Social Media: Obama Leads but Neither Candidate
Munculnya kode #cicakvsbuaya pada media Engages in Much Dialogue With Voters”, http://
sosial “Twitter” contohnya telah memberikan www.journalism.org/2012/08/15/how-presidential-
ruang bagi khalayak pengguna media sosial candidates-use-web-and-social-media/, diakses pada
untuk berpendapat terkait permasalahan tanggal 15 September 2013.
tersebut. 18
Ibid.
19
Ibid.

88 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


Gambar 4. Perbandingan Penggunaan Media Internet Antara Dua Calon Pada Masa Pipres Amerika Tahun 2012.

Sumber: http://www.journalism.org/2012/08/15/how-presidential-candidates-use-web-and-social-media/.
Diakses pada tanggal 15 September 2013.

Dinamisnya kampanye Pilpres Amerika kalangan elit politik Indonesia justru mulai
melalui media sosial ini sepertinya tidak terjadi menanjak setelah pilpres 2009 dilaksanakan.
pada masa kampanye pilpres terakhir yang Penggunaannya masih cenderung untuk
digelar oleh bangsa Indonesia. Pada pilpres kebutuhan pribadi, seperti bersilaturahmi
2009 yang lalu, geliat kampanye capres- dengan saudara, teman dan kerabat dengan
cawapres belum terlihat menggejala pada media jarak yang jauh. Memaksimalkan penggunaan
siber, khususnya media sosial. Kampanye lebih media sosial untuk keperluan perannya sebagai
banyak dilakukan pada media mainstream dan elit politik ataupun pejabat publik masih cukup
media luar ruang (baliho, spanduk, stiker dan sulit ditemukan. Meskipun terdapat komunikasi
kampanye akbar yang melalui tatap muka). dengan konstituen, komunikasi yang terbentuk
Hal ini sungguh disayangkan, mengingat lebih cenderung sekedar basa-basi, lebih banyak
hingga tahun 2009, jumlah pengguna internet seruan atas sebuah persoalan yang dihadapi
di Indonesia tercatat sebanyak kurang lebih konstituen dalam kesehariannya, atau sebagai
30 jutaan.20 Jumlah pemilih yang tercatat pada “papan informasi” kepada khalayak terkait
DPT Pilpres 2009 adalah sebanyak 176.367.056 kegiatan sang elit. Hal ini tentunya bukanlah
pemilih.21 Meskipun jumlah pengguna internet hal yang salah, namun sesungguhnya dapat
pada tahun tersebut tidak terlalu besar, artinya dikatakan sebagai kurang inovatifnya politisi
hanya sekitar 20% dari jumlah pemilih yang memanfaatkan ruang komunikasi dua arah yang
ada, namun peluang untuk menjadikan media disediakan oleh media sosial. Keterbatasan
internet dalam berkampanye sebenarnya cukup ruang dan waktu antara wakil rakyat dan
besar. Pasifnya pengguna media sosial dalam konstituennya sungguh dapat diatasi dengan
membahas persoalan pilpres memperlihatkan mudah melalui komunikasi pada media sosial
bahwa khalayak pengguna media sosial tidak ini.
terlalu menaruh perhatian pada isu-isu seputar
Jika dilihat dengan seksama pada fasilitas
Pemilu Presiden Tahun 2009. Secara tidak
yang ada di media sosial, komunikasi dua
langsung dapat dikatakan bahwa kondisi ini juga
arah lebih memungkinkan terjadi. Terdapat
dipengaruhi oleh tidak gencarnya kandidat pada
ruang untuk memberikan komentar (feedback)
saat itu untuk melakukan kampanye melalui
atas status (Facebook) dan posting-an tweet
media sosial.
(Twitter) yang dimasukkan oleh pemilik akun.
Fenomena penggunaan media sosial pada Sehingga pada akhirnya pemilik akun sendiri
20
Data berdasarkan penghitungan oleh Asosiasi juga akan melakukan respon balik atas feedback
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), yang telah terlebih dahulu diberikan oleh orang
http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/ lain. Kondisi yang saling memberikan respon
halaman-data/9/statistik.html#, diakses pada tanggal inilah yang dimaksudkan sebagai komunikasi
15 September 2013. dua arah. Di samping tersedianya ruang untuk
21
http://mediacenter.kpu.go.id/berita/643-dpt- berkomunikasi secara intensif, kapasitas untuk
pilpres-176367056-orang.html, diakses pada membuka media sosial seperti Facebook
tanggal 15 September 2013.

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 89


dan Twitter juga jauh lebih ringan, sehingga sini. Sebagai bahan analisis, penulis mengutip
pengguna internet dapat mengaksesnya status Presiden SBY yang ditulis pada Tanggal
dengan mudah hanya melalui ponsel. Berbagai 4 Oktober 2013, terkait penangkapan Ketua
keunggulan yang diberikan oleh media sosial MK Akil Mochtar oleh KPK. Berikut adalah
ini, masih dianggap sebagai kondisi yang cuplikan dari pernyataan beliau di linimasanya.
sebagaimana adanya, tanpa melihat fungsi lain
Saya katakan kemarin, penangkapan
dari fasilitas yang disediakan untuk membentuk
Ketua MK oleh KPK adalah tragedi politik
interaksi interpersonal yang lebih aktarktif dan
dan mencoreng nama negara Indonesia. Kita
dinamis.
memiliki 2 institusi yang kuat yaitu MK dan
Merujuk pada judul artikel ini yang KPK. Harapan rakyat amat tinggi. Sepatutnya
mengusung konsep presidensial, maka sudah kepercayaan rakyat tidak dicederai. Sesuai
sepatutnya jika kita menelaah bagaimana UUD 1945, putusan MK final. Berarti harus
pemimpin tertinggi di negara ini melihat dijalankan oleh siapapun. Bayangkan kalau
peluang media sosial untuk menjembatani jarak salah. Bayangkan kalau ada korupsinya.
dan ruang terbatas yang ia miliki ketika hendak Perkara yang ditangani MK sangat penting,
berkomunikasi dengan pemilih/rakyatnya. tentang undang-undang, sengketa lembaga
Presiden Indonesia terpilih 2009-2014, Soesilo negara dan sengketa pemilu, dan pembubaran
Bambang Yudhoyono pada 2013 yang lalu parpol. Mengingat krisis kepercayaan
merilis akun Twitter, Facebook dan fanpage terhadap MK, besok saya mengundang Ketua
miliknya di Youtube.22 Akun Twitter SBY telah MPR, DPR, DPD, MA, KY dan BPK untuk
terlebih dahulu dirilis pada April 2013 yang membahas situasi ini. Saya ingin mengajak
lalu, dengan nama SBYudhono.23 Nama yang para pimpinan lembaga negara tersebut untuk
sama juga beliau gunakan pada akun fecebook memikirkan masa depan MK, yang bisa
yang beliau miliki. Dalam keterangan terkait menjaga tegaknya kebenaran dan keadilan.
pengelolaan akun tersebut, pada sisi kiri dikolom Juga memikirkan bagaimana MK bisa kredibel
“About” tertulis Fan page resmi Presiden Ke-6 di mata rakyat, karena rakyat bisa tidak percaya
RI (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono. lagi. Meskipun kejadian itu ulah oknum. Perlu
Dikelola oleh Staf Pribadi. Posting dari Susilo pula kita pikirkan bagaimana persyaratan
Bambang Yudhoyono ditandai *SBY*.24 Di dan mekanisme pemilihan Hakim Konstitusi.
sebelah nama profil SBY pun terdapat tanda Kalau perlu kita atur dalam Undang-undang.
centang. Apabila pointer mouse didekatkan ke Kita ingin MK menjadi benteng konstitusi dan
lambang tersebut, akan muncul kata “Verified meluruskan kehidupan bernegara yang dinilai
Page” yang menandakan bahwa halaman ini menyimpang. Tanggung jawabnya sangat
sudah dikonfirmasikan langsung oleh pihak besar. Bagi saudara yang ingin memberikan
Facebook yang juga dapat dimaknai bahwa ini rekomendasi singkat tentang masa depan
sebagai situs resmi milik Presiden SBY.25 MK yang kita harapkan, silahkan #SaranMK.
*SBY*26
Pada akun Facebook yang dimiliki oleh
Presiden SBY, penulis mencoba melihat
Perlu dijelaskan bahwa, setiap status yang
apakah komunikasi dua arah juga tercipta di
diakhiri oleh *SBY*, menandakan bahwa status
22
Pemberitaan terkait rilis akun media sosial yang tersebut ditulis langsung oleh Presiden SBY.
dimiliki oleh Presiden SBY ini dapat dilihat pada Penelusuran dilanjutkan dengan melihat kolom
http://tekno.kompas.com/read/2013/07/05/1845346/ comment pada status tersebut. Tercatat 9.543
inikah.akun.facebook.dan.youtube.presiden.sby, orang yang memberikan komentarnya terkait
diakses pada tanggal 17 September 2013. kasus MK yang saat itu hangat diperbicangkan.
23
Dengan tautan https://twitter.com/SBYudhoyono/ Sebagian besar berisi tentang hukuman berat
with_replies, diakses pada tanggal 17 September
yang mestinya telah diberlakukan bagi para
2013.
koruptor, bahkan sampai dengan hukuman mati.
24
Lihat https://www.facebook.com/SBYudhoyono,
diakses pada tanggal 17 September 2013. Dari kesemua komentar tersebut, tak ada satupun
25
Tanda konfirmasi ini diletakkan mengingat ada yang direspon oleh Presiden SBY. Tidak terlihat
beberapa nama akun Facebook yang menggunakan sebuah suasana diskusi antara Presiden SBY
nama yang hampir sama dengan nama Presiden SBY, 26
Dikutip dari wall akun Facebook SBYudhoyono,
meskipun akun tersebut tidak dibuat secara resmi https://www.facebook.com/SBYudhoyono, diakses
oleh SBY. pada tanggal 17 September 2013..

90 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


dengan “friends” nya untuk menemukan solusi Penutup
terbaik membenahi MK yang telah tercoreng
kehormatannya. Berdasarkan pembahasan di atas tampak belum
ada sebuah terobosan yang terpikirkan oleh
Pada saat yang sama penulis juga mencoba elit ataupun lembaga demokrasi di Indonesia,
menelusuri isu yang sama dalam akun Twitter ketika membuat situs pribadi atau lembaganya,
yang dimiliki oleh sang presiden. Tanggal akan mengarah pada ruang publik yang
4 hingga 5 Oktober 2013, SBY secara aktif memberikan jaminan seluruh anggotanya untuk
mengirimkan tweet yang juga berisi tentang berdiskusi secara rasional dan terarah. Ruang
persoalan penangkapan Akil Mochtar oleh KPK. publik demokrasi deliberatif yang diharapkan
Namun, kondisi laman Twitter yang tidak seperti oleh Habermas tentu sangat jauh berbeda
Facebook27 menyebabkan para “followers” dari dengan apa yang saat ini berkembang di
akun @SBYudhoyono hanya bisa memberikan Indonesia. Demokrasi deliberatif dalam sebuah
umpan balik dengan melakukan retweet, yang ruang publik di dunia maya mensyaratkan
mana di akhir retweet memberikan tanda pagar adanya keterlibatan semua pihak, dengan latar
(#) sehingga penerima retweet dapat langsung belakang apapun, sepanjang dapat memberikan
mengidentifikasi bahwa isi pesan berada pada argumentasi yang logis dan rasional. Kemudian
isu atau tema yang sama. Jadi, dapat dikatakan juga mensyaratkan keanggotaan yang tidak
komunikasi yang tercipta di ruang Twitter ini cenderung eksklusif dan menjunjung tinggi
sendiri tidak berada pada kondisi yang sama, peradaban manusia dalam hal kesantunan.
di mana semua pihak tidak berada pada kolom
dan ruang yang sama untuk memberikan Meskipun Indonesia dikenal sebagai
komentarnya. Setiap retweet yang diberikan salah satu negara yang sukses melembagakan
oleh pengguna Twitter sebagai follower SBY demokrasi melalui pergantian kekuasaan
akan masuk secara bergantian dan seringkali melalui pemilihan umum berkala, dilindunginya
bertumpuk. Sehingga pemilik akun yang berada hak berpendapat, terdapatnya lembaga politik
di dalam lingkaran tersebut tidak memiliki (partai politik), namun mekanisme pengawasan
kesempatan untuk melihatnya satu per satu. terhadap kinerja pemerintahan dan parlemen
yang bertanggung jawab pada rakyatnya masih
Memperhatikan umpan balik dari cukup sulit untuk dilembagakan dalam cita-
status Facebook maupun tweet pada Twitter, cita demokrasi yang ideal. Peran ruang publik
tampak bahwa pihak-pihak yang memberikan sebagai salah satu sarana pengimplementasian
komentar belum berada dalam perspektif demokrasi deliberatif masih belum benar-benar
mengusung secara bersama sebuah isu khusus, dimaksimalkan, khususnya dengan pemanfaatan
yang kemudian menghadirkan argumentasi- media siber. Ruang publik membuat rakyat
argumentasi rasional, sehingga pada akhirnya akan benar-benar merasakan bahwa mereka
akan memberikan ruang hadirnya solusi tidak hanya menjadi objek kebijakan tetapi
cerdas terkait persoalan yang dikomentari. juga menjadi salah satu aktor yang memberikan
Dengan demikian, peluang yang dijanjikan pengaruh terhadap perumusan kebijakan. Jadi,
oleh media baru ini terkait ruang publik dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat akan
demokrasi deliberatif tampaknya masih belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Tentunya dengan
terimplementasikan dengan baik pada contoh terbukanya akses terhadap media internet bagi
kasus di atas. seluruh masyarakat, memberikan peluang yang
cukup menjanjikan demi terciptanya ruang
publik demokrasi deliberatif di Indonesia.
27
Pada laman Facebook, kolom untuk memberikan Tentu saja, mewujudkan hal tersebut tidaklah
komentar terhadap status yang dibuat oleh pemilik semudah membalikkan telapak tangan. Banyak
akun, berada pada satu halaman yang sama dan tidak hambatan yang akan dihadapi, namun akan
diselingi oleh status dari pemilik akun yang menjadi banyak peluang yang bisa dimaksimalkan untuk
teman dari pihak yang memberikan komentar. mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
Hal ini berbeda dengan apa yang ada di Twitter.
Mengingat laman Twitter menampilkan satu per satu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
dari komentar atas kolom “what’s happening” yang menghadirkan ruang publik yang memiliki
dibuat oleh pemilik akun, dan kolom ini akan terus prinsip demokrasi deliberatif di media siber
ditimpa dan diselingi oleh “what’s happening” yang tidaklah mudah. Sebelum media internet hadir
dibuat oleh pemilik lain.

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 91


pun, ruang publik dalam konteks tatap muka persoalan-persoalan yang menyangkut etika
secara langsung yang ideal saat ini pun sulit dari politisi dan lembaga pemerintahan seperti
diwujudkan. Namun, perlu diingat banyak faktor yang penulis diskusikan pada pembahasan
yang menjadi penghambat dibentuknya ruang sebelumnya.
publik di kehidupan nyata, justru dapat diatasi
Di samping cukup banyak peluang yang
dengan kehadiran dunia maya. Contohnya saja
dapat menunjang kehadiran ruang publik dan
persoalan jarak dan waktu, meskipun seseorang
demokrasi deliberatif di Indonesia, tidak sedikit
berada di ujung timur Indonesia ia tetap dapat
pula hambatan yang mampu menutupi peluang-
berkomunikasi dengan saudaranya secara
peluang yang telah disebutkan sebelumnya.
langsung yang berada di ujung barat Indonesia.
Pertama, meskipun jangkauan dari jaringan
Kemudian persoalan psikologis anggota diskusi
internet telah menyentuh seluruh kelas sosial
yang dilatarbelakangi oleh usia, pendidikan
yang ada di dalam maysrakat, namuan pengguna
dan sosial budaya dapat ditutupi oleh dunia
aktif dari internet sendiri di Indonesia masih
maya. Tidak jarang, seseorang yang lebih muda
pada golongan kelas menengah dan terpelajar.
usianya atau memiliki riwayat pendidikan yang
Khususnya yang mampu memanfaatkan
tidak terlalu cemerlang, merasa rendah diri untuk
peluang social network untuk meningkatkan
berdiskusi secara langsung dengan orang-orang
kualitas hidupnya. Kondisi ini setidaknya
dengan usia yang lebih tua dan pendidikan yang
juga disebabkan oleh masih tingginya biaya
lebih baik. Prinsip kesetaraan menjadi penting
yang dikeluarkan untuk mendapatkan akses
dalam berdiskusi di dunia media siber.
internet yang memadai dan berkecepatan
Inilah sebenarnya yang dapat dilihat sebagai tinggi. Sehingga golongan menengah ke atas
peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan para menjadi kelompok masyarakat yang memiliki
penggiat demokrasi untuk memanfaatkan dunia kemampuan untuk mengeluarkan biaya yang
maya. Peluang lainnya dapat penulis gambarkan relatif tidak murah tersebut. Sehingga hanya
dalam beberapa rumusan berikut ini. Pertama, kelompok inilah yang memiliki ruang akses
jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini yang lebih memadai untuk terlibat aktif dalam
semakin bertambah. Hingga tahun 2013 ini, perbincangan politik yang intens di dunia maya.
pengguna internet di Indonesia berdasarkan data
Kendala kedua adalah, jaringan internet
yang dikeluarkan oleh APJII mencapai sekitar
yang saat ini sudah ada di Indonesia belum mampu
80 jutaan netizen. Di mana rata-rata pengguna
menjangkau secara cepat dan menyeluruh ke
internet ini adalah tipe netizen yang aktif di
wilayah terpencil yang justru jadi sasaran empuk
media sosial. Pembentukan grup yang fokus
manipulasi kebijakan yang mengatasnamakan
pada isu tertentu pada akun Facebook dapat
kesejahteraan rakyat. Hal ketiga yang menjadi
menjadi salah satu peluang memaksimalkan
hambatan dalam memanfaatkan media siber
media sosial untuk menciptakan ruang publik
untuk menciptakan ruang publik deliberatif
itu sendiri.
adalah iklim berdemokrasi yang sehat, dalam
Kedua, berdasarkan data yang dikeluarkan artian tidak menghujat, masih cukup sulit untuk
oleh APJII juga, jumlah penyedia jasa internet diimplementasikan. Masih banyak pengguna
hingga saat ini semakin bertambah. Tak hanya internet yang mengasosiasikan kebebasan
menjangkau masyarakat kelas menengah di dalam demokrasi sebagai kebebasan mutlak
wilayah perkotaan, tetapi juga masyarakat kelas dalam berpendapat. Kebebasan yang terkadang
bawah yang berada di pedesaan. Ketiga, semakin mengabaikan cara-cara yang cerdas dan santun,
terjangkaunya harga perangkat elektronik tidak tendensius, berpendapat tidak berdasarkan
penunjang akses internet. Kondisi seperti ini data valid dan yang terpenting adalah kritik
tentunya diharapkan akan mampu memudahkan yang disampaikan tidak mengarah kepada
masyarakat dari kelas ekonomi apapun untuk upaya perbaikan terhadap sebuah kondisi atau
terlibat aktif dalam media siber. Peluang seseorang yang dianggap tidak baik.
keempat, yang juga menjadi perhatian penting
Meskipun diskusi dalam ruang publik di
adalah kenyataan bahwa semakin meningkatnya
media internet dapat dibangun sedikit demi
tingkat melek politik di masyarakat, khususnya
sedikit, hal yang juga perlu diingat adalah ruang
pembicaraan yang berlalu-lalang di dunia maya.
publik demokrasi deliberatif tetap memerlukan
Kondisi ini dapat dibuktikan dengan semakin
aturan-aturan main dalam berdiskusi. Pemimpin
tingginya perhatian pengguna internet terhadap

92 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


diskusi harus tetap ada untuk mengawal Faishal, Muhammad. 2007. “Institusionalisasi
berjalannya diskusi sehingga dapat mencegah Demokrasi Deliberatif di Indonesia:
munculnya pendapat-pendapat yang bernuansa Sebuah Pencarian Teoretik”. Jurnal Ilmu
saling merendahkan, menghina, mengabaikan Sosial dan Ilmu Politik Vol. 11, No. 1.
penghormatan terhadap unsur SARA (Suku,
Agama, Ras dan Golongan). Laporan dan Makalah
Dari seluruh peluang maupun hambatan Pabottingi, Mochtar. 2002. Lima Palang
yang telah dijelaskan di atas, menghadirkan Demokrasi Satu Solusi: Rasionalitas dan
ruang publik demokrasi deliberatif di dunia Otosentrisitas dari Sisi Historis-Politik
maya bukan pekerjaan mudah. Hal terpenting di Indonesia. Orasi Ilmiah Pengukuhan
yang patut menjadi perhatian adalah merubah sebagai Ahli Peneliti Utama Puslitbang
paradigma elit dan pemimpin bangsa, bahwa Politik dan Kewilayahan, Lembaga Ilmu
rakyat adalah bagian yang tidak terpisahkan Pengetahuan Indonesia.
dari berdemokrasi. Demokrasi yang mendekati
ideal adalah demokrasi yang tidak hanya
berhenti pada demokrasi prosedural, namun Surat Kabar dan Website
berlanjut pada demokrasi substansial. Hal ini Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
dapat dicapai dengan langkah memadukan gaya 2013. “Indonesia Internet Users”. http://
pemerintahan top-down dan bottom-up melalui www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/
media siber. halaman-data/9/statistik.html#.
Chambers, Simone. “Deliberatif
Daftar Pustaka Democratic Theory”. http://www.
chinesedemocratization.com/
Buku materials/4Simone%20Chambers%20
on%20%20deliberatif%20democracy.pdf.
Bene, In dan Hendar Putranto (Ed), 2008, Cultural Facebook. 2013. //www.facebook.com/
Studies: Tantangan bagi Teori-teori Besar SBYudhoyono.
Kebudayaan, Depok: Koekoesan. Kompas.com. 2013. “Inikah Akun Facebook dan
Budiarjo, Budiarjo, 2009, Dasar-dasar Ilmu YouTube Presiden SBY?”. http://tekno.
Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka kompas.com/read/2013/07/05/ 1845346/
Utama. inikah.akun.facebook.dan.youtube.
Dijk, Jan Van, 2006, The Network Society: Social presiden.sby.
Aspects of New Media. (London: Sage). Media Center KPU. 2013. “634 DPT Pilpres”.
Elster, John (Ed), 1998, Deliberatif Democracy, http://mediacenter.kpu.go.id/berita/643-
United Kingdom: Cambridge University dpt-pilpres-176367056-orang.html.
Press. Nugroho, Yanuar. “Ketiga kelompok tersebut
Habermas, Jurgen, 1987, The Theory of menguasai 77 persen peta kepemilikan
Communicative Action Volume Two: media di Indonesia,” katanya. http://
Lifeworld and System: A Critique of www.tempo.co/read/news/2014/05/22
Functionalist Reason, (a.b Thomas /090579547/Industri-Media-Massa-Makin-
McCarthy), Boston: Beacon Press. Terkonsentrasi.
Rheinghold, Howard, 1994, Virtual Community: Pew Research Center. 2012. “How the
Finding Connection in Computerized presidential Candidates Use the Web and
World, London: Secker & Warburg. Social Media”. http://www.journalism.
Webster, Frank, 1995, Theories of Information org/2012/08/15/how-presidential-
Society, London: Routledge. candidates-use-web-and-social-media/.
Transparency Internasional. 2013. “Corruption
Perception Index 2013”. http://www.ti.or.
Jurnal id/index.php/publication/ 2013/12/03/
Dahlberg, Lincoln. 2007. “The Internet, Deliberatif corruption-perception-index-2013.
Democracy and Power: Radicalizing Publik Twitter. 2013. https://twitter.com/SBYudhoyono/
Sphere”. International Journal of Media with_replies.
and Cultural Politics Vol. 3, No. 1.

Media Siber Sebagai Alternatif Jembatan Komunikasi ... | Nina Andriana | 93

Anda mungkin juga menyukai