Nina Andriana
Abstract
Deliberative democracy, is an opportunity for people to dialogue with their leaders continuous, needs a free
public sphere that independent from political pressure. The public sphere in conventional media which lack owners
and content diversity become the turning point another media attendance, that is cyber media. The utilization of
cyber media by actor and political institution, and especially by the Indonesian people still not maximum, even
cyber media give an opportunity for as communication media which “inclusive, egalitarian and liberal”. Two way
communication that provided by the cyber media is more interactive among the people and the leader. Through
public sphere deliberative democracy on cyber media, public could be educated for rational and open dialogue to
discuss about public policy.
Keywords: Deliberative Democracy, Public Sphere, Cyber Media.
Abstrak
Demokrasi deliberatif, yaitu terbukanya peluang bagi masyarakat untuk secara kontinu berkomunikasi
dengan pemimpinnya, membutuhkan ruang publik yang bebas dari tekanan politik dan penguasa pasar media.
Ruang Publik di media massa konvensional yang telah mengarah pada ketiadaan keberagamaan kepemilikan dan
keberagaman substansi informasi menjadi titik balik hadirnya ruang publik pada bentuk media lain, yaitu media
siber. Pemanfaatan media siber oleh lembaga dan aktor politik, dan khususnya oleh masyarakat di Indonesia
masih belum maksimal, meskipun media siber memberikan peluang menjanjikan sebagai saluran komunikasi yang
“inklusif, egaliter dan bebas tekanan”. Prinsip komunikasi dua arah yang disediakan oleh media siber diharapkan
mampu menjadi alternatif jembatan komunikasi yang lebih interaktif antara rakyat dan pemimpinnya, yang hal ini
sulit didapatkan pada media konvensional. Melalui ruang publik demokrasi deliberatif rakyat dapat dididik untuk
berdiskusi secara rasional dan terbuka untuk membicarakan persoalan-persoalan kebijakan publik.
Kata kunci: Demokrasi deliberatif, Ruang Publik, Media Siber.
Pada halaman depan dari situs dpr.go.id bersifat satu arah. Di mana pengelola situs
tampak adanya pilihan informasi yang dapat sebagai pihak yang memproduksi pesan atau
dipilih oleh pengunjung situs tersebut, yaitu informasi dan khalayak yang menjadi pihak yang
BERITA, AGENDA, UNDANG-UNDANG mengkonsumsi pesan tersebut. Tidak ditemukan
DAN RUU, DAFTAR ANGGOTA, ALAT ruang bagaimana publik dapat berdiskusi terkait
KELENGKAPAN, TENTANG DPR. Seluruh berbagai produk yang akan dan telah dihasilkan
pilihan informasi tersebut berisi tentang oleh lembaga legislatif tersebut.
kegiatan dan perkembangan tugas dan fungsi
Laman yang dapat dijadikan tempat
yang dijalankan oleh anggota dewan beserta
bagi publik untuk menyampaikan aspirasinya
alat kelengkapannya. Sesuai dengan yang
adalah dengan membuka pilihan “layanan”,
disampaikan sebelumnya, bahwa situs ini
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2
memuat informasi, maka sifat komunikasi yang
(Lihat Gambar 2).
berjalan pada situs ini setelah penulis telusuri
Pada kutipan laman “Pengaduan menjadi hal yang amat membantu ketepatan
Masyarakat” di atas juga tampak penjelasan alur substansi dari RUU yang sedang dibahas oleh
pengelolaan aspirasi dan pengaduan melalui dewan. Situs sebagai bagian dari media siber
situs DPR RI. Pada alur tersebut tampak bahwa memberikan jawaban atas kebaruan informasi
ruang yang diberikan pada publik terbatas yang terus menerus, sepanjang khalayak
pada penyampaian aspirasi satu arah kepada diberikan ruang untuk menyampaikan dan
lembaga legislatif. Tidak ditemukan ruang mendiskusikan informasi tersebut.
untuk khalayak agar dapat mendiskusikan
Situs dalam hal ini tak hanya dimiliki atau
aspirasinya tersebut dengan khalayak lain dan
dibuat oleh sebuah lembaga atau organisasi.
bahkan dengan anggota dewan. Meskipun
Perorangan pun saat ini telah membuat situs
jalannya proses aspirasi dapat diketahui melalui
yang menginformasikan segala sesuatu hal
kotak “lihat pengaduan”, namun hanya sebatas
mengenai pemilik situs tersebut. Informasi yang
informasi pengecekan posisi pada tahapan mana
disajikan adalah hal-hal yang berkaitan dengan
aspirasi tersebut, masih pada bagian data base
peran dan fungsi sebuah jabatan atau pekerjaan
ataukah sudah masuk pada tahap pembahasan
yang ia jalankan. Penulis menemukan beberapa
pada alat kelengkapan dewan atau pada
nama politisi yang saat ini tidak lagi hanya
sekjen atau pimpinan DPR. Komunikasi dua
memanfaatkan media sosial sebagai bentuk
arah yang diharapkan hadir pada media siber
Dalam situs tersebut tampak bahwa laman Dengan adanya mekanisme reses yang
content yang disediakan adalah Home, Berita, masih berjalan aktif hingga saat ini, tidak
Gagasan Politik, Videos Gallery, Lensa Juang, mengherankan jika pemanfaatan ruang publik
Budaya Rakyat dan Profile. Kutipan berita dari pada media siber kurang dimaksimalkan.
media mainstream masih mendominasi isi dari
Namun, ada hal yang mesti menjadi
laman Berita dan Gagasan Politik. Sementara
perhatian penting. Pasca masa reses, publik
laman Videos Gallery dan Lensa Juang, memuat
dan utamanya konstituen tidak dapat lagi
Sumber: http://www.journalism.org/2012/08/15/how-presidential-candidates-use-web-and-social-media/.
Diakses pada tanggal 15 September 2013.
Dinamisnya kampanye Pilpres Amerika kalangan elit politik Indonesia justru mulai
melalui media sosial ini sepertinya tidak terjadi menanjak setelah pilpres 2009 dilaksanakan.
pada masa kampanye pilpres terakhir yang Penggunaannya masih cenderung untuk
digelar oleh bangsa Indonesia. Pada pilpres kebutuhan pribadi, seperti bersilaturahmi
2009 yang lalu, geliat kampanye capres- dengan saudara, teman dan kerabat dengan
cawapres belum terlihat menggejala pada media jarak yang jauh. Memaksimalkan penggunaan
siber, khususnya media sosial. Kampanye lebih media sosial untuk keperluan perannya sebagai
banyak dilakukan pada media mainstream dan elit politik ataupun pejabat publik masih cukup
media luar ruang (baliho, spanduk, stiker dan sulit ditemukan. Meskipun terdapat komunikasi
kampanye akbar yang melalui tatap muka). dengan konstituen, komunikasi yang terbentuk
Hal ini sungguh disayangkan, mengingat lebih cenderung sekedar basa-basi, lebih banyak
hingga tahun 2009, jumlah pengguna internet seruan atas sebuah persoalan yang dihadapi
di Indonesia tercatat sebanyak kurang lebih konstituen dalam kesehariannya, atau sebagai
30 jutaan.20 Jumlah pemilih yang tercatat pada “papan informasi” kepada khalayak terkait
DPT Pilpres 2009 adalah sebanyak 176.367.056 kegiatan sang elit. Hal ini tentunya bukanlah
pemilih.21 Meskipun jumlah pengguna internet hal yang salah, namun sesungguhnya dapat
pada tahun tersebut tidak terlalu besar, artinya dikatakan sebagai kurang inovatifnya politisi
hanya sekitar 20% dari jumlah pemilih yang memanfaatkan ruang komunikasi dua arah yang
ada, namun peluang untuk menjadikan media disediakan oleh media sosial. Keterbatasan
internet dalam berkampanye sebenarnya cukup ruang dan waktu antara wakil rakyat dan
besar. Pasifnya pengguna media sosial dalam konstituennya sungguh dapat diatasi dengan
membahas persoalan pilpres memperlihatkan mudah melalui komunikasi pada media sosial
bahwa khalayak pengguna media sosial tidak ini.
terlalu menaruh perhatian pada isu-isu seputar
Jika dilihat dengan seksama pada fasilitas
Pemilu Presiden Tahun 2009. Secara tidak
yang ada di media sosial, komunikasi dua
langsung dapat dikatakan bahwa kondisi ini juga
arah lebih memungkinkan terjadi. Terdapat
dipengaruhi oleh tidak gencarnya kandidat pada
ruang untuk memberikan komentar (feedback)
saat itu untuk melakukan kampanye melalui
atas status (Facebook) dan posting-an tweet
media sosial.
(Twitter) yang dimasukkan oleh pemilik akun.
Fenomena penggunaan media sosial pada Sehingga pada akhirnya pemilik akun sendiri
20
Data berdasarkan penghitungan oleh Asosiasi juga akan melakukan respon balik atas feedback
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), yang telah terlebih dahulu diberikan oleh orang
http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/ lain. Kondisi yang saling memberikan respon
halaman-data/9/statistik.html#, diakses pada tanggal inilah yang dimaksudkan sebagai komunikasi
15 September 2013. dua arah. Di samping tersedianya ruang untuk
21
http://mediacenter.kpu.go.id/berita/643-dpt- berkomunikasi secara intensif, kapasitas untuk
pilpres-176367056-orang.html, diakses pada membuka media sosial seperti Facebook
tanggal 15 September 2013.