Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL
OLEH :
Irma Deliana
NIM: 16.11.040
Irma Deliana
NIM. 16.11.040
Pembimbing
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena rahmat
Irma Deliana
NIM. 16.11.040
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
DAFTAR SKEMA.........................................................................................
BAB I PENDAUHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penilitian.................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum...................................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus.................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................. 5
PENDAHULUAN
beberapa factor risiko. Banyak factor yang dapat memperbesar risiko atau
seperti umur, jenis kelamin dan suku, factor genetic serta factor lingkungan yang
meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok. Tekanan darah tinggi atau
hipertensi sering kali disebut sebagai silent killer (pembunuh diam-diam). Karena
termasuk penyakit yang paling mematikan dengan 70% penderita hipertensi tidak
Menurut data WHO, diseluruh dunia, sekitar 972 juta jiwa atau 26,4% penghuni
29,2% ditahun 2025. Dari 972 juta jiwa pengidap hipertensi, 333 juta jiwa berada
hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dan populasi pada usia 18 tahun keatas
1033 ].
dari 135/85 mmhg. Sedangkan dikatakan hipertensi bilalebih dari 140/90 mmhg,
dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun bagi Indonesia,
1
banyak dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal sekitar 110-120/80-90
mmhg. Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
edukasi oleh perawat untuk perawatan pasien, yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmu yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga dalam pencegahan pemulihan
penyakit. Peran perawat dirumah sakit adalah bekerja sebagai pemberi pelayanan
pasien mengatur pola makan, meminum obat secara teratur dan benar, datang
control kerumah sakit tepat waktu dan lain-lain [ CITATION yas19 \l 1033 ]
yang diterima pada waktu dirumah sakit dengan perawatan yang diberikan setelah
pasien pulang. Perawatan dirumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
pasien dan keluarga dapat memahami permasalahan dan upaya pencegahan yang
oleh perawat kepada pasien dan keluarga sangat dibutuhkan untuk merencanakan
sesuai dan memastikan bahwa semua informasi yang sesuai telah disediakan
untuk orang-orang yang akan terlibat dalam perawatan pasien tersebut termasuk
melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri
meliputi informasi yang berkisar tentang waktu kontrol, cara minum obat,
pemberian surat rujukan, surat sakit, dan perubahan gaya hidup yang harus
dilakukan. Pemberian health education kepada pasien dan keluarga masih bersifat
incidental yaitu jika ada pertanyaan dari pasien atau keluarganya saja dan belum
dikemas dalam format pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Pakam.
tahun 2020”?
1.2 Tujuan penelitian
keperawatan mandiri.
1.4.4 Bagi Institusi pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
2.1.2 Etiologi
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
darah tinggi.
2. Jenis kelamin dan usia Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
perempuan.
3. Diet Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang
4. Berat badan Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)
hipertensi.
5 Gaya hidup Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan
b. Hipertensi sekunder
(Aspiani, 2014).
2.1.3 Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara
lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi
masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis
hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal,
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak
sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara
a. Sakit kepala
nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari
Tabel 1
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa sebagai patokan dan diagnosis
hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan Darah
Sistolik Diastolic
Normal < 120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi stage I 130-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage II ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg
(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlights 2018 : Guideline For The
Prevention, Detection, Evaluation And Management Of High Blood Pressure In Adults 2013)
tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi
berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat
badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena
suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Dari 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus
2014).
2.1.6 Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
pembentukan bekuan.
menyiapkan perawatan mandiri pasien pasca rawat inap. Proses identifikasi dan
kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain agar tim kesehatan memiliki
planning dapat tercapai bila prosesnya terpusat, terkoordinasi, dan terdiri dari
pasca rawat inap adalah mereka yang memerlukan bantuan selama masa
keluarga pasca rawat inap, yang bertujuan untuk menyiapkan kemandirian pasien
dengan perawat selama rawat inap sampai keluar dari rumah sakit (Nursalam,
2016).
adalah mempersiapkan pasien atau keluarga secara fisik dan psikologis untuk
tahap kemandirian aktivitas perawatan kepada pasien, orang orang yang ada di
sekitar pasien.
tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa, membantu klien untuk memahami
kebutuhan setelah perawatan di rumah sakit, serta dapat digunakan sebagai bahan
tindak lanjut secara sistematis guna memberikan perawatan lanjutan pada pasien,
2016 yaitu pasien merupakan sasaran dalam Discharge Planning sehingga perlu
tenaga atau sumber daya maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat. Kemudian
kebutuhan tersebut akan dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada
saat pasien keluar dari rumah sakit. Melalui pengkajian tersebut diharapkan dapat
menurunkan resiko masalah yang timbul pasca rawat inap. Perencanaan pulang
suatu komunitas atau layanan kesehatan yang aman dan adekuat untuk
planning diawali dengan melakukan pengkajian pada saat pasien masuk rumah
pulang pasien sejak awal dapat menurunkan lama masa perawatan sehingga
berbagai pihak yang terkait antara lain pasien, keluarga, dan care giver
untuk pasien setelah rawat inap. Prinsip discharge planning juga meliputi
dalam kurun waktu 24 jam sebelum pasien keluar dari rumah sakit.
perawat dan cara yang komunikatif dalam penyampaian informasi kepada pasien
dan keluarga sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti oleh
dalam pemberian pendidikan kesehatan yang berasal dari pasien sebagai berikut:
a. Motivasi
meningkatkan kesehatannya.
informasi.
keperawatan lanjutan secara aman dan realistis setelah keluar rumah sakit dan
dapat dilihat dari kesiapan untuk menghadapi pemulangan Ada beberapa indikator
untuk menilai keberhasilan dalam Discharge Planning antara lain: bahwa pasien
dan keluarga dapat memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obat-obatan dan
pengobatan ketika pulang, antisipasi perawatan tingkat lanjut, dan respons jika
terjadi kegawatan, Pendidikan khusus pada keluarga dan pasien untuk memastikan
kesehatan lain.
tanggal, dan lokasi untuk kontrol, pengobatan di rumah yang mencakup resep obat
baru, daftar obat yang harus tersedia saat di rumah dan yang harus dihentikan.
Form informasi obat pada Discharge Planning berisi daftar nama obat, dosis,
frekuensi dan efek samping yang dapat terjadi pada pasien. Selain itu, pada form
petunjuk perawatan diri misalnya perawatan luka, pemakaian obat juga dapat
kesehatan kepada pasien, juga melibatkan pasien beserta keluarga bisa juga
dengan antara pelayanan kesehatan dan social (The Royal Marsden Hospital,
2014). Koordinator asuhan berkelanjutan adalah staf rumah sakit yang berfungsi
kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam Perry & Potter,2006). Pasien dan anggota
keluar dari rumah sakit sehingga diharapkan dapat melakukan perawatan lanjutan
Akreditasi Rumah Sakit (2018) rumah sakit menetapkan kreteria pasien yang
menerima Discharge planning antara lain: umur , tidak adanya mobilitas, perlu
bantuan medik dan keperawatan terus menerus, serta bantuan melakukan kegiatan
sehari hari.
yaitu (PPNI,2005):
1. Praktik profesinal ,etis, legal dan peka budaya Bertanggung gugat
keperawatan.
relevan maupun pengalaman praktik yang di akui. Dan kompetensi perawat klinis
di rumah sakit dideskripsikan sesuai level jenjang karir perawat klinis (PK I-PK
V). Kompetensi perawat klinis 1 adalah melakukan keperawatan dasar di bawah
psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Menurut Perry &Potter (2006), terdiri
tiga fase, yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. Fase akut
pelayanan akut selalu terlihat saat fase transisional tetapi tingkat urgensinya
meliputi 4 area yang potensial, yaitu pengkajian fisik dan psikososial, status
dengan tim kesehatan lainnya, tahap ke empat adalah sumber daya pasien dan
keluarga, layanan perawatan profesional, serta tahap terakhir atau tahap kelima
yaitu implementasi dan evaluasi tentang pendidikan kesehatan, memulai proses
1. Pengkajian
kamar mandi );
2. Diagnosa Keperawatan
muncul: kecemasan, kurang pengetahuan perawatan diri dan stres, disusun sesuai
planning), dengan menentukan tujuan yang relevan, yaitu sebagai berikut, 1).
pasien akan memahami masalah dan implikasinya; 2). pasien akan mampu
memenuhi kebutuhan individunya; 3). lingkungan rumah akan menjadi aman; 4).
3. Perencanaan
lingkungan yang nyaman serta fasilitas kesehatan yang baik untuk proses
berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota
keluarga.
perawatan berkelanjutan.
4. Implementasi
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge summary). Intruksi tertulis
atau buku;
5. Evaluasi
untuk persiapan pasien pulang, Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Untuk evaluasi
pulang ke rumah;
k. Bantu pasien pindah dari kursi roda ke kendaraan dan bantu untuk
Menurut Imbalo (2007) kualitas tidak lepas dengan mutu yang merupakan
maupun kebutuhan yang tersirat. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan
makna, diantaranya yaitu: 1). mutu adalah kualitas; 2). kesesuaian; penggunaan,
persyaratan atau tuntunan; 3). melakukan segala sesuatu secara sistematis; 4).
kepuasan pasien; dalam arti pasien itu sendiri maupun keluarganya. Discharge
Planning atau perencanaan pulang merupakan salah satu bentuk pelayanan
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pasien pulang.
antara perawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan perawatan yang
planning bagi pasien yang dirawat belum optimal karena peran perawat masih
terbatas pada pelaksanaan kegiatan rutinitas saja, yaitu hanya berupa informasi
tentang jadwal kontrol ulang (Nursalam, 2016). Hal ini dapat menyebabkan
baik apabila prosesnya yang terpusat, terkoordinasi, terdiri dari berbagai disiplin
ilmu dan dilakukan sesuai dengan prosedur. Sebaliknya, apabila ada dari prosedur
yang tidak dijalani maka discharge planning dikatakan tidak baik. Maka untuk
dan motivasi untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan tertentu. Kombinasi dari
kemampuan dan keinginan yang berbeda yang ditunjukkan seseorang pada tiap-
tiap tugas yang diberikan itu adalah kesiapan. Menurut Slameto (2013,113)
memberikan respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi,
memberi respon.
dan kesiapan merupakan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode
Beberapa faktor kesiapan menurut Slameto (2013, 113) terdiri dari 3 aspek
yaitu aspek yang pertama kondisi fisik, mental, dan emosional, aspek kedua yaitu:
kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan, aspek yang ketiga adalah ketrampilan,
pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Ketiga aspek tersebut akan
konidisi fisik diantarannya; lelah, keadaan, alat indera dan yang permanen ( cacat
tubuh) serta kondisi mental yaitu kecerdasan. Faktor lain menurut penelitihan
Tidak mampu dan tidak ingin, Yaitu tingkatan tidak mampu dan
keyakinan.
kesiapan pulang yaitu: status pribadi untuk mengetahui kondisi fisik emosionel
dan keterampilan untuk melakukan aktifitas atau kegiatan yang diajarkan serta
Keterangan :
: Mempengaruhi
2.6 Hipotesis
penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya dengan fakta empiris dari hasil
ini adalah ada Pengaruh Discharge Planning Terhadap Kesiapan Pulang Kerumah
Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Granmed Lubuk Pakam Tahun 2020.
BAB III
METODE PENELITIAN
Posttest yaitu rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi
01 X 02
02-01
keterangan:
X : Perlakuan
Hipertensi baik rawat inap maupun rawat jalan secara reguler yang berjumlah
40 orang.
Penelitian dilakukan dari bulan maret 2020 sampai dengan bulan juni 2020.
N
Waktu
o Kegiatan
Januari Febuari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Persiapan
Proposal
3 Ujian
proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Pengumpula
n
Data
6 Pengolahan
Data
7 Analisa data
8 Ujian skripsi
9 Perbaikan
Skripsi
10 Pengumpula
n
Laporan
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti [ CITATION
Not101 \l 1033 ]. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah semua keluarga penderita
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi atau dengan kata lain
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti[ CITATION Ari10 \l 1033 ] Besar sampel
N Z² P (1-P)
n=
N G² + Z²P (1-P)
= 40(1,96)². 0,5(1-0,5)
= 28,35 = 28 responden
Dimana:
n : Besar sampel
N : Jumlah Populasi
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan Non Probability Sampling
yaitu dengan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dari semua subyek yang
datang dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah subyek terpenuhi[ CITATION Sas14 \l
1033 ]
1. Keluarga yang sama yang sering ditemui peneliti pada saat penelitian dilakukan, dan yang
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar discharge planning,
Adapun bentuk dari pada variabel dan defenisi operasional dari penelitian ini dapat dilihat
N Defenisi Operasional
Variabel Kategori & kriteria Alat ukur Skala
o
1 Variabel Kegiatan perencanaa 1. Kelompok Format -
independent pulang yang dilakukan eksperimen discharge
: secara bertahap yaitu diberikan planning
Penerapan dari pengkajian, discharge
discharge diagnosis keperawatan, planning
planning intervensi, 2. Kelompok
implementasi, evaluasi control diberikan
dengan memfokuskan discharge
pada kebutuhan fisik planning oleh
pasien, untuk perawat ruangan
membantu keluarga sesuai standar RS
pasien hipertensi
mengidentifikasi
kebutuhan dan rencana
perawatan lanjutan
yang dilakukan sejak
pasien masuk ruang
perawatan sampai
pulang (KRS)
Data keterampilan
diperoleh dengan
menggunakan checklist
yang berisi 15 item
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan teknik pengukuran secara
1. Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa
dilakukan peneliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
2. Data sekunder
Data sekunder sering disebut juga metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam
hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi meneliti dan
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan
3.8.1 Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data yang diperoleh.
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapan datanya kemudian
Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel atau
database komputer.
Pemerikasaan kembali terhadap semua data yang telah dimasukkan kedalam program
komputer untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.
3.9Analisa Data
Setelah tahap pengolah data telah dilakukan maka selanjutnya maka selanjutnya dilakukan
analisa terhadap data. Analisa data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur bertahap antara
Tujuan dari analisa univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
perbedaan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis
bivariat dilakukan setelah karakteristik masing – masing variabel diketahui. Data dianalisis
untuk untuk perhitungan bivariat yang pada penelitian ini menggunakan uji paired t-test dengan
taraf signifikan tingkat kepercayaan 95% (p≤ α = 0,05). Pembuktian ini dilakukan untuk
membuktikan hipotesa ada pengaruh pemberian discharge planning terhadap kesiapan pulang
kerumah pada pasien hipertensi apabila p ≤ α = 0,05 dan dibantu dengan menggunakan program