Anda di halaman 1dari 5

ANALISA

APENDISITIS

DOSEN PENGAMPU :
Theresia Jamini S.Kep.,M.,kep

DISUSUN OLEH :
Muhamad Ferdiansah 113063C118024
Nadia 113063C118025

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN


PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2019/2020
KASUS

Nn. N berusia 15 tahun, perempuan, beragama Kristen. Datang ke RSUD Ansari


Saleh dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah. Klien datang ke poli bedah RSUD
Ansari saleh pada tanggal 25 Desember 2020 pukul 09.40 WIB. Di poli bedah RSUD Ansari
Saleh klien mengatakan sudah mengalami nyeri sekitar 1 minggu yang lalu. Klien dilakukan
pemeriksaan oleh dokter dan klien di diagnosa terkena apendiksitis. Dokter menyarankan
agar klien direncanakan rawat inap untuk persiapan operasi apendiks. Klien dibawa ke ruang
Kenanga RSUD Ansari Saleh pada tanggal 25 Desember 2020 pukul 11.30 untuk
mendapatkan perawatan. Rencana tindakan Apendiktomy pada tanggal 27 Desember 2020.
Hasil pemeriksaan Laboratorium dengan Leukosit 12910u/L.Klien mengeluh nyeri pada perut
kanan bawah sejak ± satu minggu yang lalu, klien mengalami demam tinggi, lemas, pusing
dan di perut bagian kanan bawah terasa nyeri semakin bertambah sakit ketika bergerak dan
nyeri timbul sewaktu-waktu. Nyeri seperti diremas-remas. Nyeri perut kanan saat ditekan.
Skala nyeri 6. Klien mengatakan demam / panas sejak 2 hari yang lalu dan badannya
meriang. Klien juga mengatakan takut/merasa khawatir tentang kondisi yang dialaminya
sekarang dengan rencana tindakan operasi yang dijadwalkan tanggal 27 Desember 2020.
Klien menyatakan cemas bila mengingat penyakitnya.Pemeriksaan tanda-tanda vital klien
didapat TD: 100/70mmHg, nadi: 96 x/menit, Suhu: 37,6∘C, RR: 20x/menit. Riwayat
Penyakit Sebelumnya Klien mengatakan belum pernah mengalami sakit yang sama
sebelumnya dan belum pernah melakukan operasi apapun. Riwayat Penyakit Keluarga Klien
mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
Oksigenasi/Bernapas Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak
mengalami gangguan baik saat menarik napas atau menghembuskan napas. RR= 20 x /m
tanpa menggunakan alat bantu nafas. Eliminasi Sebelum sakit : klien mengatakan BAB dan
BAK normal Saat pengkajian : klien mengatakan BAB lunak agak encer 2 kali sehari. Makan
dan Minum Sebelum sakit : klien mengatakan biasa makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk
dan minum 8-10 gelas air putih sehari. Tidak ada pantangan makanan apapun. Saat
pengkajian : klien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya 1 /2 porsi dari yang
disediakan RS dan minum hanya 4 gelas sehari. Istirahat tidur Sebelum sakit : klien
mengatakan biasa tidur malam dari jam 22.00 WIB – 04.00 WIB tidak ada gangguan tidur.
Klien jarang tidur siang. Saat pengkajian : klien mengatakan mengalami gangguan tidur, yang
terkadang merasa nyeri saat tidur malam. Klien tidak bisa tidur karena memikirkan rencana
operasi yang akan dilakukan. Klien tampak lingkaran hitam pada mata. Gerak dan aktifitas
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat beraktifitas dengan baik Saat pengkajian : klien
mengatakan gerak aktifitasnya terbatas akibat nyeri yang dideritanya. Bertambah sakit jika
bergerak dan hanya berbaring di tempat tidur. Personal Hygiene Sebelum sakit : klien
mengatakan biasa mandi 2x sehari pagi dan sore Saat pengkajian : klien mengatakan hanya di
lap 2x sehari oleh keluarganya. Berpakaian Sebelum sakit : klien mengatakan biasa memilih
dan memakai baju sendiri Saat pengkajian : klien mengatakan saat memakai baju dan celana
klien dibantu keluarganya ataupun melepas pakaian karena tangannya sebelah kanan
terpasang infus. Pengaturan suhu tubuh Sebelum sakit : klien mengatakan suhu tubuhnya
normal Saat pengkajian : klien mengeluh tubuhnya panas dan suhu tubuh pasien 37,6’C. Rasa
aman dan Nyaman Sebelum Sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan rasa aman
dan nyaman Saat pengkajian : klien mengatakan masih memikirkan keadaannya, merasa
cemas akan penyakit dan tindakan operasi yang akan dijalaninya. klien tampak cemas,
gelisah, sedikit berkeringat, klien tampak tidak nyaman dengan nyeri perut bagian bawah
kanan yang dialaminya, seperti diremasremas, bertambah sakit jika kaki digerakkan dan
pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya. Interaksi Sosial Saat pengkajian pasien
mengatakan interaksi dengan keluarga ataupun tenaga kesehatan lainnya baik baik saja.
Prestasi dan produktifitas Sebelum sakit : klien mengatakan dapat bersekolah kelas 3 SMP.
Saat pengkajian : klien mengatakan tidak dapat bersekolah lagi karena nyeri/sakit yang
dialaminya. Rekreasi Sebelum sakit : klien mengatakan melakukan rekreasi bersama keluarga
kadang-kadang Saat sakit : klien mengatakan tidak dapat berekreasi seperti biasanya. Klien
tidak dapat bersekolah dan hanya menonton tv saja. Belajar Sebelum sakit dan saat
pengkajian pasien terbiasa membaca buku saja. Klien mengatakan sudah mulai latihan-
latihan ujian nasional. Sekarang di RS hanya bisa baca-baca buku. Ibadah Saat pengkajian
pasien mengatakan tidak dapat beribadah karena sakit.
Hasil Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : Compos Mentis Suhu :
37,6oC Nadi : 80 x / mnt RR : 20 x / mnt TD : 100/70 mmHg Keadaan Fisik Head to Toe
Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut normal, warna rambut
hitam, tidak ada lesi atau benjolan, klien tampak gelisah, ekspresi wajah tegang. Mata :
Bentuk simetris, pupil isokor, konjungtiva merah muda, Sklera unikterik, pergerakan mata
terkoordinasi, terdapat lingkar hitam pada mata Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak terdapat lumen, penciuman baik, mukosa hidung lembab, tidak ada
pernafasan cuping hidung. Mulut : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, gigi bersih
rapih, dan lidah bersih, tidak ada stomatitis, meringis kesakitan. Telinga : Bentuk telinga
simetris, tidak terdapat nyeri tekan dan pendengaran baik. Leher : Tidak ada pembengkakan,
tidak ada nyeri tekan . Thorax : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot/dinding dada,
terdengar suara redup pada area jantung, sonor pada area paru, suara paru vesikuler.
Abdomen : Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan empat tahap inspeksi, auskultasi,
palpasi dan perkusi. Inspeksi didapat abdomen klien bersih. Auskultasi abdomen klien
didapat bising usus klien aktif di empat kuadran dengan frekuensi 12 kali/ menit.Palpasi yang
dilakukan yaitu pemeriksaan pada area kanan bawah terdapat nyeri tekan dan nyeri saat
membungkuk/setiap gerak. Perkusi yang dilakukan terdapat bunyi timpani. Klien sering
memegangi perutnya yang sakit. Kulit teraba panas. Genitalia : Jenis kelamin perempuan
kelainan tidak terkaji Anus : Tidak ada tanda tanda peradangan, kebersihannya cukup
Ekstremitas : Atas : Tangan kanan terpasang IVFD RL 20 tpm Bawah : Tidak terdapat luka,
edema, ataupun sianosis pada kuku.

ANALISIS STUDI KASUS

1. Pengkajian

Pada bagian pengkajian peneliti sudah cukup banyak mendapatkan


data subjektif maupun objektif, saat pengkajian klien sangat koperatif.
pengkajian head to toe sudah dilakukan oleh peneliti dan mendapat data yang
cukup untuk menegakkan diagnosa

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang peneliti angkat sudah sesuai dengan


kondisi klien dan sesuai dengan data yang didapatkan. Diagnosa pertama
mengangkat nyeri akut dan data subjektif dan objektif yang peneliti dapatkan
sudah cukup menegakkan diagnosa seperti data objektif PQRST nyeri sudah
terkaji, TTV sudah terkaji hanya saja perlu ditambah bagaimana kondisi wajah
pasien apakah tampak meringis, posisi menahan nyeri. Etiologi dari nyeri akut
pun sudah sangat jelas dijabarkan sehingga pembaca sangat mudah untuk
memahami. Diagnosa kedua Hipertermi data subjektif dan objektifnya pun
sudah cukup untuk menegakkan diagnosa Hipertermi, etiologi berhubungan
dengan diagnosa pertama. Diagnosa ketiga Ansietas data subjektif dan
objektifnya pun sudah cukup untuk menegakkan diagnosa Ansietas, terlihat
jelas pada wajah pasien yang sangat tegang.

3. Intervensi dan Implementasi

Diagnosa pertama : nyeri akut

Intervensi yang diberikan peneliti cukup banyak dan implementasi nya pun
sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Untuk intervensi
mungkin perlu ditambah lagi seperti : indentifikasi respon nyeri non verbal,
identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, identifikasi
pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri, identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup,
monitor keberhasilan terap komplementer yang sudah diberikan, manajemen
lingkungan, jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.

Diagnosa kedua: Hipertermi

Intervensi yang diberikan peneliti cukup banyak dan implementasi nya pun
sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Untuk intervensi
mungkin perlu ditambah lagi seperti : mengidentifikasi cairan, penggunaan
pakaian dan suhu ruangan.

Diagnosa ketiga: Ansietas


Intervensi yang diberikan peneliti cukup banyak dan implementasi nya pun
sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Untuk intervensi
mungkin perlu ditambah lagi seperti : teknik relaksasi yang tepat, kemampuan
teknik relaksasi dan koping individu dan keluarga.

4. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi pada klien Nn.N dilakukan setelah menyelesaikan semua


tindakan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien Nn.N, serta
dilakukan evaluasi pada hari post op dan perkembangan. Tidak ada hambatan
yang ditemukan sehingga masalah klien dapat teratasi sepenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai