Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN IV

PEMBUATAN LARUTAN DARI BAHAN PADAT

NAMA : ROHANNA MAYA SARI

NIM : 20020200060

TANGGAL : 01 JANUARI 2021

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan :
Membuat larutan dengan menggunakan rumus kosentrasi larutan. Dalam
percobaan ini menggunakan larutan NaCl 0,1 M.
1.2 Latar Belakang
Larutan merupakan suatu campuran homogen antara 2 zat dari molekul, atom
ataupun ion dimana zat yang dimaksud disini adalah zat padat, minyak larut dalam air.
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut,
juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan, dan untuk jumlah yang
lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut. Adapun kelarutan didefenisikan
dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jeuh pada
temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefenisikan sebagai interaksi spontan dari dua
atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen.
Dalam bidang farmasi kelarutan sangat penting, karena dapat mengetahui dapat
membantu dalam memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi
obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu
pembuatan larutan farmasetis (dibidang farmasi) dan lebih jauh lagi dapat bertindak
sebagai standar atau uji kelarutan.

BAB 2. DASAR TEORI


Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih
sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun untuk semua
zat-zat komplek yang akan dijumpai. Senyawa merupakan zat yang terdiri dari dua atau
lebih unsur dan untuk masing-masing senyawa individu selalu ada dalam proporsi massa
yang sama. Unsur dan senyawa dianggap zat murni karena komposisiya dapat berubah-
ubah (Brady, 1999: 35).
Berdasarkan keadaan fase zat setelah bercampur, maka campuran ada yang
homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu
fasa,yaitu mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian
yang lain didekatnya. Campuran homogen lebih umum disebut larutan, contohnya air
gula dan alkohol dalam air. Campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua
fase atau lebih, contohnya air susu dan air kopi. Kebanyakan larutan mempunyai salah
satu komponen yang lebih besar jumlahnya. Komponen yang besar itu disebut pelarut
(solvent) dan yang lain adalah zat terlarut (solute) (Syukri, 1999: 391).
Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut maupun pelarut, dikenal istilah
konsentrasi. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara seperti molalitas,
molaritas, normalitas, fraksi mol, persen berat, persen volume, dan bagian persejuta.
2.1 Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Secara
sistematis, molalitas dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
m = molalitas suatu zat (molal)
n = mol suatu zat (mol)
p = massa pelarut (gr)

2.2 Molaritas
Membahas masalah molaritas tidak akan lepas dari besaran bernama mol. Hal itu
karena molaritas merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan banyaknya
mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Secara matematis, molaritas dirumuskan
sebagai berikut.

Atau

Keterangan :
M = Molaritas (M)
m = massa bahan (gram)
V = volume larutan baku yang akan dibuat
Mr = massa molekul relative (gr /mol ¿
n = jumlah mol (mol)
2.3 Normalitas
Normalitas adalah jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Satuan
normalitas adalah mol ek/L. secara sistematis, normalitas dirumuskan sebagai
berikut.

Keterangan:
N = normalitas ( mol ek/L)
n = mol suatu zat (mol)
a = ekivalen suatu zat
V = volume larutan (liter)

2.4 Fraksi Mol


Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan perbandingan antara
konsentrasi mol zat terlarut atau pelarut terhadap larutannya. Adapun persamaan
fraksi mol adalah sebagai berikut.

Keterangan:
Xt = fraksi mol zat terlarut;
Xp = fraksi mol pelarut;
nt = mol zat terlarut; dan
np = mol zat pelarut.

2.5 Persen Berat


Simbol satuan persen massa adalah % (b/b). Rumus persen massa yaitu:

2.6 Persen Volume


Simbol satuan persen massa adalah % (b/b). Rumus persen massa yaitu:
2.7 Part Per Million (ppm)
Part per million (ppm) atau bagian per juta (bpj) adalah satuan konsentrasi yang
menyatakan perbandingan bagian dalam 1 juta bagian yang lain. ppm dinyatakan
dengan satuan mg/kg atau mg/L. Rumusnya yaitu :

massa zat terlarut


ppm = volume larutan
Keterangan :
Ppm = kosentrasi larutan yang akan dibuat (part per million)
m = massa bahan yang akaan ditimbang (mg)
v = volume larutan yang akan dibuat (liter)

Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat.


Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan
yang pekat. Penambahan aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume
diperbesar, tetapi jumlah mol zat terlarut adalah tetap. Selain itu, pengenceran juga dapat
dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang
akan dibuat. Untuk menentukannya, tetap menggunakan rumus pengenceran.

Keterangan :
n₁ = mol awal
n₂ = mol sesudah pengenceran
M₁ = Konsentrasi molar awal
M₂ = Konsentrasi molar akhir
V₁ = Volume larutan awal
V₂ = Volume larutan akhir
(Wanibesak, 2010).

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat
Neraca analitik, gelas arloji, beakerglass, labu ukur 100 mL, spatula, corong gelas, pipet
tetes, tisu/lap kering.

3.2 Bahan
Natrium klorida (NaCl).

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pembuatan Larutan NaCl 0,1 M
1. Menghitung massa NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl.
2. Menimbang massa NaCl sesuai dengan pehitungan.
3. Melarutkan di beakerglass dengan aquadest ad larut.
4. Menuangkan ke labu ukur 100 mL menggunakan corong. Membilas corong,
tambah aquades ad tanda batas. Kocok ad homogen.
5. Membbuka tutup labu ukur dan mengeringkan dinding labu, tambah aquades
dengan pipet tetes ad tanda batas.
6. Menuangkan larutan kebotol, beri etiket.
7. Mengamati perubahan larutan yang terjadi selama proses pembuatan.

BAB 4. DATA HASIL PERCOBAAN


4.1 Analisa Hasil Larutan NaCl 0,1 M
Membuat larutan NaCl 0,1 M sebanyak 100 mL harus diketahui massa dari
padataan yang akan dibuat larutan yaitu NaCl.
Diket :
Mr NaCl = 23 + 35,5 = 58,5 gram/mol
[NaCl] = 0,1 M
Volume NaCl = 100 mL = 0,1 L
Penyelesaian :
 mol NaCl = M . v = 0,1 .0,1 = 0,01 mol
 massa NaCl = mol NaCl . Mr NaCl
= 0,01 . 58,5
= 0,585 gram
Jadi NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl berkonsentrasi 0,1 M
sebanyak 100 mL adalah 0,585 gram.

TUGAS
1. Peralatan yang digunakan untuk membuat larutan dari bahan padatan adalah
neraca analitik, gelas arloji, beakerglass, labu ukur 100 mL, spatula, corong
gelas, pipet tetes, dan tisu/lap kering.
2. Massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaOH 2 M sebanyak
500 mL (Ar Na=23, O=16, H=1)
Diket :
Mr NaCl = 23 + 16+ 1 = 40 gram/mol
[NaCl] = 2 M
Volume NaCl = 500 mL = 0,5 L
Penyelesaian :
 mol NaCl = M . v = 2 . 0,5 = 1 mol
 massa NaCl = mol NaCl . Mr NaCl
= 1 . 40
= 40 gram
3. Massa natrium benzoate yang diperlukan untuk membuat larutan natrium
benzoate 500 ppm sebanyak 100 mL.
Diket :
Ppm = 500 ppm
Volume = 100 mL = 0,1 L
Penyelesaian :
ppm = m/v
500 = m/0,1
m = 500 . 0,1
m = 50 mg
4. Massa NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan NaCl 2% sebanyak 100
mL.
Diket :
%b/v = Larutan NaCl 2 %
Volume= 100 mL
Penyelesaian :
% b/v NaCl = m/v . 100 %
2% = m/100 . 100%
m = 2.100 / 100
m = 2 gram

BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Prinsip Percobaan
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat) adalah keselamatan kerja yang lebih utama. Pembuatan larutan
membutuhkan kehati-hatian yang tinggi. Ada salah satu larutan pekat yang akan
membahayakan jika ditambahkan air seperti H 2 SO4 karena bersifat panas dan  bisa
merusak alat-alat kimia yang terbuat dari kaca, selain itu jika berbentuk padatan ukuran
penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan larutan itu  berhasil
atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm dilakukan
dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan tersebut.

5.2 Analisa Prosedur


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pipet tetes, gelas beaker, labu
ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu menghitung terlebih dahulu jumlah
massa NaCl yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl
0,1 M dengan menggunakan rumus molaritas sehingga di temukan massa yang
dibutuhkan adalah 0,585 gr. Kemudian mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan
menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik hingga
mencapai massa 0,585 gram. Setelah itu ambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam
timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. Aduk dengan
menggunakan pengaduk kaca dengan di campur sedikit aquades hingga benar-benar
terlarut. Kemudian tuangkan kedalam labu ukur dengan bantuan corong kaca, tetapi
dengan ujung corong tidak menyentuh mulut labu, sehingga ada udara yang masuk
kedalam labu ukur. Kemudian tambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam
labu ukur hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan penutup, dan
homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 10-12
kali, sehingga menghasilkan 100 ml larutan NaCl 0,1 M.

5.3 Analisa Hasil


Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M. Menggunakan rumus molaritas
 massa NaCl = mol NaCl . Mr NaCl
= 0,01 . 58,5
= 0,585 gram
Pada data hasul praktikum terdapat penimbangan ukuran berat maupun volume
yang tidak pas tepat pada perhitungan, sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai
konsentrasi suatu zat, meski hanya berbeda 0,001. Penyebab penimbangan tidak akurat
seperti teoritis dikarenakan sulitnya menempatkan angka pada neraca analitik yang selalu
berubah-ubah.
Kesalahan dalam pengukuran analitik terbagi menjadi tiga: kesalahan serius,
kesalahan acak, kesalahan sistematik. Secara umum factor yang menjadi kesalahan dalam
pengukuransehingga menimbulkan variasi hasil antara lain: perbedaan yang terdapat pada
objek yang diukur, perbedaan situasi pada saat pengukuran, perbedaan alat, dan
instrumentasi yang digunakan, perbedaan penyelenggaraan, perbedaan pembacaan hasil
ukuran.

BAB 6. KESIMPULAN
Dari data Hasil Praktikum mencantumkan bahwa berat pada NaCl tidak tepat 0,585 gram
tetapi 0,5862 gram meski hanya berbeda 0,001 tetapi sudah sesuai dengan prinsip dan rumus
untuk membuat larutan NaCl 0,1 M ; 100 ml.

DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E. 1999. “Kimia Universitas Asas dan Struktur”. Bina Rupa Aksara : Jakarta.

Day, R.A. Jr dan A.L. Underwood. 1986. “Kimia Kuantitatif Edisi Revisi, Terjemahan A.H.
Pudjaatmaka”. Erlangga : Jakarta.

Syukri, S. 1999. “Kimia Dasar Jilid 2”. ITB : Bandung.

Wanibesak, Emser. 2010. “Pembuatan, Pengenceran, dan Pencampuran Larutan”.

http://wanibesak.wordpress.com

Wikipedia. 2011. “Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedi Bebas, Natrium Klorida”.

http://id.m.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai