Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LAB UJI BAHAN

“PENGUJIAN PENENTUAN AGREGAT HALUS SSD & BERAT JENIS


AGREGAT HALUS”

Oleh :

NAMA : TEGUH PRIBADI H

NIM : 1907036501

KELAS : D3 C

DOSEN PENGAMPU : Ir. ERMIYATI, MT

PRODI TEKNIK SIPIL D3

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERISTAS RIAU

TA. 2019/2020
PENGUJIAN PENENTUAN AGREGAT HALUS SSD
I. Dasar Teori
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( Bulk Specific
Grafity ) agregat halus serta kemampuannya menyerap air. Besarnya berat jenis
yang diperiksa adalah untuk agregat dalam keadaan kering, berat kering
permukaan jenuh ( Saturated Surface Dry ), berat jenis semu ( Apparent Specific
Grafity ).
Cara Pengujian:

Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.


1. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± _5)°C, sampai berat
tetap; yang dimaksud berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3
kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2
jam berturut- turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar
daripada 0,1 %; dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air
selama (24 ± 4) jam;
2. Buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang,
tebarkan agregat diatas talam, keringkan di udara panas dengan cara
membalik-balikan benda uji; lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan
kering permukaan jenuh;
3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke
dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25
kali, angkat kerucut terpancung; keadaan kering permukaan jenuh tercapai
bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak;

Pada standar peraturan Menurut (SNI 03 – 1970 – 1990 – Metode


Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus ) Agregat halus
dikatan telah mencapai SSD ( Saturated Surface Dry ) apabila agregat halus
diangkat dari kerucut terpancung runtuh dan memiliki retak – retak pada
permukaan.
II. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :

a. Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus.


b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.
III. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Ember 2. Saringan nomor 4

3.batang penumbuk 4. Kerucut terpancung

b. Bahan
1. Agregat halus
2. Air
IV. Prosedur Percobaan

1. Siapkan sampel dengan menyaring agregat halus yang lolos saringan nomor 4
sebanyak 1000 gram yang dibagi menjadi 2 sampel, masing-masing 500 gram.
2. Rendam sampel pasir tadi selama 24 jam didalam ember.
3. Setelah 24 jam, keluarkan sampel dan keringkan di bawah matahari untuk
mendapatkan kering permukaan atau kering SSD.
4. Setelah sampel kering, untuk membuktikan bahwa agregat telah kering permukaan,
kita menguji dengan kerucut terpancung.
5. Pertama, masukkan 1/3 sampel dalam kerucut terpancung dan tumbuk sebanyak 8
kali.
6. Kemudian masukkan 2/3 sampel kedalam kerucut terpancung dan tumbuk lagi
sebanyak 8 kali.
7. Lalu masukkan sampel sampai memenuhi kerucut terpancung, kemudian tumbuk
sebanyak 9 kali.
8. Kemudian isi lagi hingga penuh dan ratakan dengan tangan.
9. Setelah itu, angkat kerucut secara perlahan, kemudian amati.
10. Sampel dinyatakan sering SSD jika bagian atasnya telah retak.
IV. Flow Chart

Mulai

Siapkan Bahan dan Alat

Prosedur Pengujian

1.Siapkan sampel 3. masukkan


lolos saringan sampel kedalam
nomor 4. kerucut terpancung
2.rendam sampel selama 24 dan tumbuk 25 kali
jam, dan keringkan dibawah secara bertahap.
sinar matahari.

4. angkat kerucut
terpancung
perlahan dan
amati
permukaannya.

Selesai
V. Kesimpulan
Berat jenis permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat
kering permukaan jenuh dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu. Setalah diperhatikan dengan
seksama prosedur pelaksanaan telah memenuhi standart SNI 03 – 1970 – 1990 –
Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.
Diharapkan kedepannya dalam pengerjaan dapat lebih teliti dalam
melakukan penelitian ini sehingga hasil yang didapat setelah melakukan anilisa
data sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
PENGUJIAN PENENTUAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS
I. Dasar Teori
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan
yang kita uji. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan
untuk menyerap air. Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut
porositas. Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran
aspal dengan agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih
teliti dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan
banyaknya pori agregat.

Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan
berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya. Agregat dengan
kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak karena
banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih
tipis.Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi
oleh agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan
air oleh pori-pori dengan agregat pada kondisi kering. (SNI 03 – 1970 – 1990 –
Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus )

Dalam metode ini dilakukan perhitungan sebagai berikut :


Bk
1) Berat jenis curah =
(B+500-Bt)
2) Berat jenis jenuh kering permukaan = 500
B  500  Bt 
3) Berat jenis semu = Bk
B  Bk  Bt 
4) Penyerapan = 500 - Bk x100%
Bk
Keterangan :
Bk = berat benda uji kering oven, (gram)
B = berat piknometer berisi air (gram)
Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air, (gram)
500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh, (gram)
Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative
dan water arbsorbsi:
1. Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm
2. Ukuran butiran antara 40 mm – 50 mm menggunakan metode gasjar
3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometer
Menurut (SNI 03 – 1970 – 1990 – Metode Pengujian Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Halus )

Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

1) keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± _5)°C, sampai berat
tetap; yang dimaksud berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3
kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu
2 jam berturut- turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar
daripada 0,1 %; dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air
selama (24 ± 4) jam;
2) buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang,
tebarkan agregat diatas talam, keringkan di udara panas dengan cara
membalik-balikan benda uji; lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan
kering permukaan jenuh;
3) periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke
dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25
kali, angkat kerucut terpancung; keadaan kering permukaan jenuh tercapai
bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak;
4) segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500
gram benda uji ke dalam piknometer; masukkan air suling sampai
mencapai 90% isi piknometer, putar sambil di guncang sampai tidak
terlihat gelembung udara di dalamnya; untuk mempercepat proses ini dapat
dipergunakan pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai
ada air yang ikut terhisap, dapat juga dilakukan dengan merebus
piknometer;
5) rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standar 25°C;
6) tambahkan air sampai mencapai tanda batas;
7) timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram
(Bt);
8) keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C
sampai berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator;
9) setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk);
10) tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air gunakan
penyesuaian dengan suhu standar 25°C (B)

II. Tujuan Pengujian


1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan
penyerapan agregat halus.
2. Dapat mencatat ,menghitung dan menganalisa data pengujian berat jenis
agregat halus.

III. Alat dan Bahan


a. Alat

1. Nampan

2. Timbangan

3. Oven

4. piknometer
b. Bahan
3. Agregat halus
4. Air suling

IV. Prosedur Pengujian


Penentuan berat jenis dan penyerapan agregat halus
1. Setalah didapatkan sampel kering permukaan, kemudian timbang piknometer
dalam kondisi kosong dan catat datanya.
2. Setelah itu, masukkan air suling kedalam piknometer setinggi batas kalibrasi,
kemudian timbang dan catat.
3. Setelah itu, keluarkan air suling dan lap piknometer hingga kering.
4. Setelah kering, masukkan sampel kedalam piknometer, lalu masukkan air suling
sebanyak 90% dari batas kalibrasi.
5. Setelah ditambahkan air, guncangkan piknometer hingga gelembung udara di
permukaannya menghilang.
6. Setelah itu tambahkan lagi air suling sampai batas kalibrasi dan timbang
kembali.
7. Kemudian pindahkan sampel ke dalam nampan dan masukkan kedalam oven
selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam, keluarkan sampel dari dalam oven kemudian diamkan selama 1-
3 jam hingga mencapai suhu ruang.
9. Setelah sampel mencapai suhu ruang, timbang sampel dan catat.
10.
V. Flow Chart

MULAI

PERSIAPAN BAHAN

LANGKAH KERJA

1. Agregat halus (pasir) dalam 2.Benda uji dimasukan ke 3. Benda uji dimasukkan
keadaan jenuh air, dikeringkan dalam kerucut terpancung kedalam piknometer diisi air
sampai diperoleh kondisi kering dipadatkan lalu ditumbuk 25 sampai 90% lalu diputar dan
dengan indikasi benda uji tercurah kali. Kondisi SSD diperoleh, direndam selama 24 jam
dengan baik. jika cetakan diangkat hancur dalam suhu air (73,4 ± 3)°F

6. Piknometer diisi kembali


4. Timbang berat
5. Keluarkan benda uji dari dengan air suling sampai
piknometer yang berisi pada tanda batas, kemudian
piknometer, dikeringkan
agregat halus (pasir) dengan timbang beratnya.
lalu ditimbang.
air.

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

SELESAI
VI. Kesimpulan
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang
kita uji. Dari pratikum yag telah dilakukan bila berat jenis yang kecil akan
mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan
aspal yang banyak dan sebaliknya. Pada penelitian ini prosedur pelaksanaan
telah memenuhi standart SNI 03 – 1970 – 1990 – Metode Pengujian Berat Jenis
dan Penyerapan Air Agregat Halus.
Diharapkan kita dapat lebih teliti dalam melakukan penelitian ini sehingga hasil
yang didapat setelah melakukan anisilis data sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan.
.

Anda mungkin juga menyukai