Anda di halaman 1dari 22

V.

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

1. Landasan Teori
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di
dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang
diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung
air), akan membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya.

2. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat dengan
cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini
digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan
kondisi agregat di lapangan.

3. Alat dan Bahan Video


A. Alat
a. Timbangan digital

Gambar 1, Timbangan
Sumber : gambar sendiri
b. Oven

Gambar 2. Oven
Sumber: gambar sendiri
c. Wadah

Gambar 3. Wadah
Sumber: gambar sendiri
d. Sekop
Gambar 4, sekop
Sumber : gambar sendiri
B. Bahan
Agregat halus (pasir) sebanyak 625 gram.

4. Prosedur Menurut Video


a. Siapkan cawan / talam logam untuk agregat halus
b. Timbang agregat halus sebanyak 625 gram
c. Keringkan agregat dengan cara dioven dengan suhu 110 + 5 derajat
celcius selama 24 jam
d. Timbang dan catat beratnya
e. Bersihkan dan simpan kembali peralatan yang sudah digunakan

Perhitungan
Kadar air agregat = ((W3-W5) / W3) × 100
Dimana :
W3= berat benda uji semula (gram)
W5= berat benda uji kering (gram)

5. SNI Alat dan Bahan


A. Alat
a. timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
b. oven, yang dilengkapi dengan pengatu suhu untuk memanasi sampai (110
± 5) °C
c. talam logam tahan karat berkapasitas besar untuk mengeringkan benda uji
B. bahan
Benda uji untuk pemeriksaan agragat minimum tergantung pada ukuran butir
maksimum sesuai daftar 1.
Daftar 1
Berat minimum benda uji

Ukuran butir Berat (W) agregat


maksimum minimum (kg)
mm inci
6,3 1/4 0,5
9,5 3/8 1,5
12,7 1/2 2,0
19,1 3/4 3,0
25,4 1 4,0
38,1 1,5 6,0
50,8 2 8,0
63,5 2,5 10,0
76,2 3 13,0
88,9 3,5 16,0
101,6 4 25
152,4 6 50
Sumber : SNI 03-1971-1990

6. SNI prosedur
a. timbang dan catatlah berat talam (W1)
b. masukan benda uji ke dalam talam kemudian timbang dan catat beratnya (W2)
c. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)
d. keringkan benda uji beserta dalam oven dengan suhu (110 ± 5) °C sampai
beratnya tetap
e. setelah kering, timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W4)
f. hitunglah berat benda uji kering (W5 = W4 – W1).

7. Perbandingan Video dan SNI

No Video SNI
.
1. Agregat yang digunakan hanya agragat yang digunakan
satu macam agregat tergantung pada ukuran butir
maksimum sesuai daftar 1.

8. Kesimpulan

Pemeriksaan kadar air agregat halus menurut video sudah sesuai SNI,
hanya saja benda uji pada SNI tergantung pada ukuran butir maksimum sesuai
daftar yang digunakan.
9. Flow Chart

Mulai

Siapkan Bahan dan Alat

Prosedur Pengujian

Timbang benda uji Lakukan perhitungan

Analisis data

Selesai
VI. PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS

1. Landasan Teori
Agregat halus yang digunakan pada campuran beton dapat berupa pasir alam
sebagai disintegrasi alami dari batu-batuan (natural sand) atau pasir buatan
(artificial sand) yang dihasilkan alat-alat pemecah batu.
Sebagai salah satu komponen beton, agregat halus yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, salah satunya ialah pasir tidak boleh banyak
mengandung bahan organik. Bahan-bahan organik seperti sisa-sisa tanaman dan
humus umumnya banyak tercampur pada pasir alam. Adapun bahan-bahan
organik ini berpengaruh negatif pada semen.
Zat organik yang tercampur dapat membuat asam-asam organis dan zat lain
bereaksi dengan semen yang sedang mengeras. Hal ini dapat mengakibatkan
berkurangnya kekuatan beton dan juga menghambat hidrasi semen sehingga
proses pengerasan berlangsung lambat.
Kandungan bahan organik dalam agregat halus dibuktikan dengan
pemeriksaan warna dari Abraham Harder (dengan memakai larutan NaOH). Pada
pemeriksaan ini agregat halus atau pasir dimasukkan dalam jumlah tertentu
kedalam botol dan ditambahkan dengan larutan NaOH 3%. Setelah mengalami
beberapa proses dan didiamkan dalam jangka waktu yang ditetapkan, bandingkan
warna campuran dengan warna standar hellige tester No. 3. Apabila warna
campuran lebih tua berarti agregat halus mempunyai kadar organik yang tinggi
(kotor).

2. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menenukan adanya bahan organik didalam
agregat halus untuk digunakan didalam adukan beton. Kotoran organic adalah
bahan-bahan organic yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian
terhadap mutu beton.
3. Alat dan Bahan Video
A. Alat
a. Botol gelas tidak berwarna, mempunyai tutup dan karet, gabus atau
lainnya yang tidak larut dalam larutan NaOH

Gambar 5, botol
Sumber: gambar sendiri
b. Standar warna (organic plate)

Gambar 6, organic plate


Sumber : gambar sendiri
c. Larutan NaOH (3%)

Gambar 7, NaOH
Sumber : gambar sendiri

d. Sendok

gambar 8, sendok
sumber : gambar sendiri
B. Bahan
Agregat halus (pasir) sebanyak 130 mL (kira kira 1/3 isi botol)

4. Prosedur Menurut Video


a. Siapkan alat dan bahan;
b. Ambil agregat sebanyak 130 mL, lalu masukkan kedalam botol;
c. Tambahkan NaOH 3% sampai isinya mencapai 200 mL;
d. Kocok botolnya membentuk angka 8 selama 2 menit;
e. Biarkan selama + 24 jam;
f. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang didalam botol dengan
standar warna organic plate;
g. Bersihkan dan kembalikan peralatan kembali.

Nomor standar Nomor pelat


Warna gardner organik
5 1
8 2
11 3 (standar)
14 4
16 5

5. Alat dan Bahan SNI


A. Alat
a. Botol gelas tidak berwarna, mempunyai tutup dan karet, gabus atau
lainnya kapasitas 240 mL
b. Standar warna kaca
B. Bahan
Berat sampel uji agregat halus kira-kira 450 gram.

6. SNI Prosedur
a. Isi botol kaca dengan sampel agregat halus yang akan diuji kira-kira 130
mL;
b. Tambahkan larutan NaOH sampai volume agregat halus dan larutan,
ditunjukkan setelah dikocok, kira-kira 200 mL;
c. Tutuplah botol erat-erat kemudian kocok dan diamkan selama 24 jam.

7. Perbandingan video dan SNI


No Video SNI
.
1. Prosedur dalam video di Prosedur SNI hanya memuat
jelaskan secara detail bagian intinya saja

8. Kesimpulan
Pada pemeriksaan kadar organic dalam agregat halus, prosedur dalam video
sudah sesuai dengan SNI, hanya saja penjabaran prosedur pada video lebih detail
dibandingkan SNI.
9. Flow Chart

Mulai

Siapkan Bahan dan Alat

Prosedur Pengujian

1.Ambil agregat sebanyak 2.Kocok botolnya


130 mL, lalu masukkan membentuk angka 8 selama 2
kedalam botol dan menit Biarkan selama + 24
tambahkan NaOH 3% jam.
sampai isinya mencapai
200 mL

3.Bandingkan warna botol


dengan organic plate.

Selesai
VII. PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR

1. Landasan Teori

Banyak objek bangunan sipil yang sangat dipengaruhi oleh kondisi agregat,
terutama pada tingkat keausan agregat. Contohnya pada pekerjaan jalan, baik
yang perkerasan kaku (rigid pavement) ataupun perkerasan lentur (flexible
pavement), agregat akan mengalami proses lainnya seperti pemecahan,
pengikisan akibat cuaca, pengikisan ketika pencampuran dan akibat
penghamparan dan pemadatan.

Setelah jalan dapat dioperasikan, agregat juga masih mengalami proses


pengausan oleh roda-roda kendaraan. Oleh karena itu, diperlukan pengujian untuk
mengetahui daya tahan terhadap keausan. Secara umum agregat harus memiliki
daya tahan yang cukup terhadap :

- Pemecahan
- Penurunan mutu
- penghancuan

Pada konstruksi pekerjaan jalan, penggunaan agregat yang tidak memenuhi


syarat keausan akan mengkibatkan terganggunya kestabilan konstruksi perkerasan
dan terganggunya pelekatan aspal terhadap agregat.

Uji keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles dapat dilakukan


dengan 500 atau 1000 putaran dengan kecepatan 30-33 rpm. Keausan pada 500
putaran menurut PB-0206-76 manual pemeriksaan bahan jalan, maksimum adalah
40%. Mesin Los Angeles merupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan /
abrasi agregat kasar, fungsinya adalah kemampuan agregat untuk menahan
gesekan, dihitung berdasarkan kehancuran agregat tersebut yaitu dengan cara
mengayak agregat dalam ayakan no.12 (1.70 mm). Sebelum melakukan pengujian
keausan / abrasi harus melakukan analisa ayak terlebih dahulu untuk mengetahui
gradasi agregat yang paling banyak, apakah masuk pada tipe A, B, C, atau D dan
dapat menentukan banyaknya bola baja yang akan digunakan dapat dilihat pada
table gradasi dan berat benda uji.

Tabel gradasi dan berat uji

sumber : SNI 2417-2008

2. Tujuan

Tujuan dari pengujian keausan agregat kasar adalah untuk mngetahui angka
keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap
berat semula dalam persen.
3. Alat dan Bahan Video
A. Alat
a. Timbangan digital

Gambar 9, timbangan
Sumber : gambar sendiri
b. Bola baja

Gambar 10, bola baja


Sumber : gambar sendiri
c. Saringan lolos no. 12

Gambar 11. Saringan


Sumber: gambar sendiri

d. Wadah

Gambar 12. Talam


Sumber: gambar sendiri

e. Oven
Gambar 13. Oven
Sumber: gambar sendiri

f. Mesin los angeles

gambar 14, mesin los angeles


sumber : gambar sendiri

B. Bahan
Agregat kasar sesuai table gradasi agregat.

4. Prosedur Menurut Video


a. Timbang agregat dan catat;
b. Cuci benda uji sampai bersih;
c. Oven benda uji dengan dengan suhu tertentu;
d. Kemudian saring dan pisahkan menjadi fraksi – fraksi;
e. Gabungkan setiap fraksi yang sama dan timbang kemudian catat;.
f. Benda uji siap dites, masukkan benda uji kedalam mesin abrasi los
angeles;
g. Masukkan bola – bola baja dengan jumlah tertentu;
h. Tiutup kembali mesin abrasi dan kencangkan sekrupnya pastikan tertutup
rapat;
i. Putar mesin dengan kecepatan 30 -33 rpm ,500 putaran untuk gradasi E, F,
dan G;
j. Setelah selesai matikan mesin dan buka silinder;
k. Keluarkan benda uji dan bola – bola baja;
l. Pisahkan agregat dengan bola baja;
m. Benda uji disaring dengan saringan no 12;
n. Kemudian dicuci kembali benda uji dan keringkan dalam oven;
o. Timbang bahan tertahan saringan no 12 dengan ketelitian 1 gram.

Perhitungan

dengan pengertian:
a adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b adalah berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan
dalam gram.

5. SNI Alat dan Bahan


A. Alat
a. mesin abrasi Los Angeles;
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter dalam 711 mm (28 inci) panjang dalam 508 mm (20 inci);
silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar
pada poros mendatar; silinder berlubang untuk memasukkan benda uji;
penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak
terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 89 mm (3,5 inci);
b. saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya;
c. timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram;
d. bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 27/32 inci) dan berat
masing-masing antara 390 gram sampai dengan 445 gram;
e. oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur untuk memanasi
sampai dengan 110°C ± 5°C;
f. alat bantu pan dan kuas
B. Bahan
Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut:
a. gradasi dan berat benda uji sesuai Tabel 1;
b. bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada temperatur 110°C ±
5°C sampai berat tetap.

6. SNI Prosedur
A. Persiapan benda uji
a. cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat
tetap;
b. pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan
cara penyaringan dan lakukan penimbangan;
c. gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki;
d. catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram.
B. Cara Pengujian
a. pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan
salah satu dari 7 (tujuh) cara dalam berikut:

Tabel 1 Daftar Gradasi dan Berat Benda Uji


sumber : SNI 2417-2008

b. benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles;
c. putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33 rpm; jumlah
putaran gradasi A, gradasi B, gradasi C dan gradasi D adalah 500 putaran
dan untuk gradasi E, gradasi F dan gradasi G adalah 1000 putaran;
d. setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan No.12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci
bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C
sampai berat tetap;
e. jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100
putaran, dan setelah selesai pengujian disaring dengan saringan No.12
(1,70 mm) tanpa pencucian. Perbandingan hasil pengujian antara 100
putaran dan 500 putaran agregat tertahan di atas saringan No.12 (1,70
mm) tanpa pencucian tidak boleh lebih besar dari 0,20;
f. metode pada butir e) tidak berlaku untuk pengujian material dengan
metode ASTM C 535-96.
Perhitungan

dengan pengertian:
a adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b adalah berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan
dalam gram.

7. Perbandingan Video dan SNI

No Video SNI
.
1. Sebelum pengujian agregat di Agregat langsung dimasukkan
cuci terlebih dahulu kedalam mesin abrasi

8. Kesimpulan

Pengujian keausan agregat kasar pada video sudah sesuai dengan aturan SNI,
baik dari segi alat, bahan dan prosedur pengujian.

9. Flow Chart
Mulai

Siapkan Bahan dan Alat

Prosedur Pengujian

1. Timbang agregat dan 2. masukkan benda uji


catat; Cuci benda uji kedalam mesin abrasi los
sampai bersih; Oven benda angeles, Putar mesin dengan
uji dengan suhu tertentu kecepatan 30 -33 rpm ,500
putaran untuk gradasi E, F,
dan G

3. Benda uji disaring dengan saringan


no 12, Kemudian dicuci kembali benda
uji dan keringkan dalam oven,Timbang
bahan tertahan saringan no 12 dengan
ketelitian 1 gram

Selesai

Anda mungkin juga menyukai