Ptogen Malaria
Ptogen Malaria
Rizki Aryo Wicaksono S.Ked 17120040072Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak SHKJ
FK UPH 9
terdapat toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dansebagian eritrosit pecah
saat melalui limpa dan keluarlah parasit. Faktor lainyang menyebabkan terjadinya anemia
mungkin karena terbentuknya antiboditerhadap eritrosit. Suatu bentuk khusus anemia hemolitik
pada malaria adalah
b
lack water fever
, yaitu bentuk malaria berat yang disebabkan oleh
Plasmodium falciparum
, ditandai oleh hemolosis intravaskular berat,hemoglobinuria, kegagalan ginjal akut akibat
nekrosis tubulus, disertai angkakematian yang tinggi. Telah lama dicurigai bahwa kini dapat
memprovokasiterjadinya
b
lack water fever
. Sebagai tambahan, kasus meninggal yangdisebabkan malaria selalu menunjukkan adanya
perubahan yang menonjoldari sistem retikuloendotelial dan mungkin juga melibatkan berbagai
sistemorgan.
(6)
Pada infeksi malaria, limpa akan membesar, mengalami pembendungan dan pigmentasi
sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasitdalam makrofag dan sering terjadi
fagisitosis dari eritrosit yang terinfeksimaupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi
hiperplasi dariretikulum disertai peningkatan makrofag. Pada sindrom pembesaran limpa
didaerah tropis atau penyakit pembesaran limpa pada malaria kronis biasanyadijumpai bersama
dengan peningkatan kadar Ig
M
. Peningkatan antiboditerhadap malaria ini mungkin menimbulkan respons imunologis yang
tidak lazim pada malaria kronis.
(6)
Pada malaria juga terjadi pembesaran hepar, sel Kupffer ± seperti sel dalamsistem
retikuloendotelial ± terlibat dalam respon fagositosis. Sebagaiakibatnya hati menjadi berwarna
kecoklatan agak kelabu atau kehitaman.Pada malaria kronis terjadi infiltrasi difus oleh sel
mononukleus pada periportal yang meningkat sejalan dengan berulangnya serangan
malaria.Hepatomegali dengan infiltrasi sel mononukleus merupakan bagian darisindrom
pembesaran hati di daerah tropis. Nekrosis sentrilobulus terjadi padasyok.
(6)
Rizki Aryo Wicaksono S.Ked 17120040072Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak SHKJ
FK UPH 10
Organ lain yang sering diserang oleh malaria adalah otak dan ginjal. Padamalaria serebral, otak
berwarna kelabu akibat pigmen malaria, sering disertaiedema dan hiperemis. Perdarahan
berbentuk petekie tersebar pada substansi putih otak dan dapat menyebar sampai ke sumsum
tulang belakang. Pada pemeriksaan mikroskopik, sebagian besar dari pembuluh darah kecil
danmenengah dapat terisi eritrosit yang telah mengandung parasit dan dapatdijumpai bekuan
fibrin, dan terdapat reaksi selular pada ruang perivaskular yang luas. Terserangnya pembuluh
darah oleh malaria tidak saja terbatas padaotak tetapi juga dapat dijumpai pada jantung atau
saluran cerna atau di tempatlain dari tubuh, yang berakibat pada berbagai manifestasi klinik.
(6)
Pada ginjal selain terjadi pewarnaan oleh pigmen malaria juga dijumpai salahsatu atau dua
proses patologis yaitu nekrosis tubulus akut dan atau
mem
b
ranoproliverative
g
lomerulonephritis
. Nekrosis tubulus akut dapatterjadi bersama dengan hemolisis masif dan hemoglobinuria pada
b
lack water fever
tetapi dapat juga tanpa hemolisis, akibat berkurangnya aliran darahkarena hipovolemia dan
hiperviskositas darah Plasmodium falciparummenyebabkan nefritis sedangkan Plasmodium
malariae menyebabkanglomerulonefritis kronik dan sindrom nefrotik.
(6)