Anda di halaman 1dari 9

Diagnosa Keperawatan IV :

Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek,
jaringan traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis,
perubahan status nutrisi.

Tujuan :

Mobilitas/ fungsi ditingkatkan kembali atau dikompensasi.

Kriteria hasil :

Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya, bebas drainase purulen atau eritema ;
dan tidak demam.

Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas

Perancanaan/ Pelaksanaan :

a. pertahankan teknik antiseptic bila mengganti balutan/ merawat luka.

Rasional : Meminimalkan kesempatan introduksi bakteri

b. Infeksi balutan dan luka, perhatikan karateristik drainase.

Rasional : Deteksi dini terjadinya infeksi memberikan kesempatan untuk


intervensi tepat waktu dan mencegah kuomplikasi lebih serius (contoh,
osteomielitis)

c. Pertahankan potensi dan pengosongan alat drainase secara rutin.

Rasional : Hemov ac, drain jakson-pratt membantu membuang drainase,


meningkatkan penyebuhan luka dan mnurunkan resiko infeksi.

d. Tutup balutan dengan plastic bila menggunakan pispot atau bila inkontinensia

Rasional : Mencegah kontaminasi pada amputasi tungkai bawah


e. Berikan antibiotic sesuai indikasi

Rasional : Antibiotic spectrum luas dapat digunakan secara profilaktif atau terapi
antibiotic mungkin disesuaikan terhadap organisme khusus.

Evaluasi :

Meningkatkan mobilitas/kemampuan fungsi.

Diagnosa Keperawatan V :
Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan kehilangan tungkai (terutama
ekstremitas bawah) ; nyeri/ ketidaknyamanan, gangguan perceptual ( perubahan rasa
keseimbangan.

Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi.

Kriteria hasil :

Menunjukkan teknik atau prilaku yang memampukan tindakan aktivitas.

Menyatakan pemahaman situasi individual, program pengobatan, dan tindakan


keamanan.

Perancanaan /Pelaksanaan :

a. Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan yang tak sakit mulai
secara dini pada tahap pasca operasi.

Rasional : Mencegah kontraktur, perubahan bentuk, yang dapat terjadi dengan


cepat dan dapat memperlambat penggunaan prostese.

b. Dorong latihan aktif/ isometric untuk paha atas dan lengan atas.

Rasional : Meningkatkan kekuatan otot untuk membantu pemindahan/ ambulasi.

c. intruksikan pasien untuk berbaring dengan posisi tengkurap sesuai toleransi


sedikitnya dua kali sehari dengan bantal dibawah abdomen dan puntung ekstremitas
bawah.
Rasional : Menguatkan otot ekstensor dan mencegah kontrakrur fleksi pada
panggul

d. Berikan gulungan untuk paha sesuai indikasi

Rasional :Mencegah rotasi eksternal puntung tungkai bawah

e. Tunjukkan atau Bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas, contoh
trapeze, kruk atau walker.

Rasional : Membantu perawatan diri dan kemandirian pasien.Teknik pemindahan


yang dapat mencegah cedera abrasi dari kulit karena lari cepat.

Evaluasi :

memberikan teknik atau prilaku yang memampukan tindakan aktivitas

Intervensi

a. Nyeri berhubungan dengan luka post operasi


Tujuan :Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
tinggikan posisi stamp
rasional: posisi stamp lebih tinggi akan meningkatkan aliran balik vena,
mengurangi edema dan nyeri
evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, karakteristik dan intesitasnya, catat perubahan
tanda-tanda vital dan amosi
rasional : evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, karakteristik dan intesitasnya, catat
perubahan tanda-tanda vital dan amosi

Kolaborasi pemberian analgetik


Rasional: Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada pusat nyeri di otak
atau dapat membelakang rangsang nyeri sehingga tidak sampai kerusakan saraf
pusat
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya salah satu organ tubuh
Tujuan :
klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada
klien dapat merubah posisi dan dari posisi tidur keposisi duduk
rom, tonus dan kekuatan otot terpelihara
klien dapat melakukan ambulasi
Intervensi :
kaji ketidakmampuan bergerak klien yang diakibatkan oleh
prosedurbbpengobatan dan cata persepsi klien terhadap immobilisasi
rasional: dengan mengetahui derajat ketidakmampuan bergerak klien dan
persepsi klien terhadap imobilisasi akan dapat menemukan aktifitas mana saja
yang perlu dilakukan
Ganti posisi klien setiap 3-4 jam secara periodic
Rasional: Pergantian posisi setiap 3-4 jam dapat dilakukan terjadinya kontraktur
Bantu klien menggantikan posisi dari tidur ke duduk dan turun dari tempat tidur
Rasional: Membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam duduk dan
turun dari tempat tidur

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring terlalu lama


Tujuan : Mencegah kerusakan integritas kulit
INtervensi:
Pelihara kebersihan dan kerapian alat tenun setiap hari
Rasional: Alat yang tenun bersih dan rapi mengurangi resiko kerusakan kulit dan
mencegah masuknya mikroorganisme
Anjurkan pada klien untuk merubah posisi tidurnya setiap 3-4 jam sekali
Rasional: Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama yang dapat
menyebabkan iritasi

d. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan operasi atau pembedahan Tujuan :


Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi
Jangka Pendek :
a) Luka bersih dan kering
b) Daerah sekitar luka tidak kemerahan dan tidak bengkak
c) Tanda-tanda vital normal
d) Nilai leukosit normal (5000 – 10.000/mm3)
Intervensi :
Observasi keadaan luka
Rasional : Untuk memonitor bila ada tanda-tanda infeksi sehingga akan cepat
ditanggulangi.
Gunakan teknik aseptik dan antiseptik dalam melakukan setiap tindakan
keperawatan
Rasional : Tehnik aseptik dan antiseptik untuk mencegah pertumbuhan atau
membunuh kuman sehingga infeksi tidak terjadi.
Ganti balutan 2 kali sehari dengan alat yang steril.
Rasional : Mengganti balutan untuk menjaga agar luka tetap bersih dan dengan
menggunakan peralatan yang steril agar luka tidak terkontaminasi oleh kuman
dari luar.
Monitor LED
Rasional : Memonitor LED untuk mengetahui adanya leukositosis yang
merupakan tanda-tanda infeksi.
Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi dan penurunan
tekanan darah merupakan salah satu terjadinya infeksi

Implementasi
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya teratasi sebagian adalah :

Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di
tandai dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5
(sedang)

Evaluasi:

S: klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya sudah mulai berkurang.

O: klien tampak sudah mulai tenang skala nyeri 5 (sedang)

A: Masalah sebagian teratasi.

P: Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan

Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena


Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik
(tramadol)
Diagnosa keperawatan II

Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai


dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki
sebelah kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga
dan perawat.

Evaluasi:

S:Klien mengatakan hanya mampu sedikit menggerakkan puntungnya.

O:Kondisi baik dan mampu sedikit menggarakkan puntungnya.

A:Masalah sebagian teratasi.

P:Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan.


Kaji derajat imobilitas yang di hasilkan oleh cedera/ pengobatan dan
perhatikan persepsi klien terhadap imobilitas
Intruksikan klien untuk bantu dalam rentang gerak klien aktif pada ekstremitas
yang sakit dan yang tidak sakit
Bantu / dorong peran diri/ kebersihan (contoh :mandi, mencukur)
Beri bantu dalam mobillitas dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera
mungkin
Awasi TD dengan melakukan aktifitas
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya sudah teratasi adalah :

Diagnosa keperawatan III

Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan
kurang mengerti tentang penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering
bertanya tentang penyakit yang dideritanya.

Evaluasi:

Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang


Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik
bila diindikasikan
Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang
memerlukan bantuan
Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat
Dorong klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan di bawah.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic.


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post op
amputasi di perlukan proses perawatan yang komprehensif yang meliputi aspei hio,
psiko, sosial, spiritual dengan mengikutkan klien dan keluarga klien di dalamnya.

B.Saran

1.Bagi Rumah Sakit

Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam


pelaksanaan asuhan keperawatan dengan post op amputasi atas lutut sinistra.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama di Akademi


Keperawatan, dan menjadi bahan tambahan bacaan dan pengetahuan bagi
mahasiswa/i Akademi Keperawatan.

3. Bagi Perawat

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan


kesehatan menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang.Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang
klien secara komprehensif.Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya
dengan berbagai peran pemberi perawatan.

Perawat hendaknya perlu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan guna


mengembangkan hubungan interpersonal yang akrab dan terbuka antara perawat, klien
dan keluarga khususnya di ruang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan dan
diharapkan kepada perawat memberikan health education kepada klien dan keluarga
tentang amputasi atas lutut sinistra.

4. Bagi Klien

Di harapkan pada Tn.F bisa melaksanakan semua intruksi dan anjuran do

Anda mungkin juga menyukai