Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN


PROGRAM GIZI TAHUN 2021

URUSAN : KESEHATAN
UNIT ORGANISASI : Dinas Kesehatan
LOKASI KEGIATAN : Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas
SASARAN PROGRAM : Petugas Kesehatan dan Masarakat
INDIKATOR KINERJA PROGRAM :
KEGIATAN :
SASARAN KEGIATAN :
INDIKATOR SASARAN KEGIATAN :
KELUARAN (OUTPUT) :
INDIKATOR KELUARAN (OUTPUT) :

A. Latar Belakang
a. Gambaran Umum
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah yang
penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai sektor, bukan
hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah
ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Gizi Buruk merupakan akibat dari kekurangan gizi tingkat berat yang bila tidak
ditangani secara cepat,tepat dan konfrehensif dapat mengakibatkan kematian.
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam
menciptakan sumber daya manusia yang sehat,cerdas dan produktif.Upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara
penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi
dan perawatan yang baik.Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya
infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari.Ditingkat
masyarakat,faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis,ketahanan pangan
keluarga,pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat
menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018, untuk Provinsi
Sulawesi tengah menunjukkan tren penurunan prevalennsi balita gizi kurang
(underweigth) dari 24,0% menjadi 19,6%, penurunan prevalensi balita pendek
(stunting) dari 42,1% menjadi 32,2%, sedangkan prevalensi balita kurus
(wasting) mengalami tren kenaikan dari 9,4% menjadi 12,2%.
b. Dasar Hukum
Peraturan terkait :
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor :38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
d. Peraturan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
e. Kepmenkes RI Nomor 145/Menkes/SK/I/2007 tentang pedoman
Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 28 bahwa surveilans
gizi merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
masalah gizi dan indikator pembinaan gizi masyarakat agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien serta tindak lanjut sebagai
respon terhadap perkembangan informasi.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan Pelacakan kasus gizi buruk dan gizi kurang adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
- Kementerian Kesehatan

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


Pelacakan kasus gizi buruk dan gizi kurang
a. Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat ditangani secara
cepat,tepat dan kofrehensif.
b. Teridentifikasinya faktor resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan
informasi bagi sektor terkait dalam penentuan intervensi
c. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk
secara konfrehensif
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Pelaksanaan kegiatan ditargetkan dari bulan Januari sampai dengan Desember
tahun 2021
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN TAHUN 2021
TW I TW II TW III TW IV
Pelacakan JA FE MA AP ME JU JU AG SE OK NO DE
kasus gizi N B R R I N L T P T P S
buruk dan
gizi kurang

C. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang digunakan untuk kegiatan Program Pelacakan kasus gizi buruk dan gizi
kurang sebesar Rp.2.200.000,- dengan bersumber dari Dana APBN Tahun 2021.

D. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference) untuk program Gizi yang terkait
dengan Pelacakan kasus gizi buruk dan gizi kurang tahun 2021.

Kepala Dinas Kesehatan


Kabuapten Tolitoli,

Drs. BAKRI IDRUS, Apt.,MM 


NIP. 19670209 199303 1 001

Anda mungkin juga menyukai