Anda di halaman 1dari 10

Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada

Perempuan Hamil

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sudah sebagian besar sudah terjadi
segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan
respon terhadap janin. Hal yang menakjubkan adalah bahwa hamper semua perubahan ini akan kembali
ke keadaan seperti sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

Sistem Reproduksi

Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin,
Plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan untuk bertambah besar dengan
cepat selama kehamilan dan pulih kembali ke keadaan semula dalam beberapa minggu setelah
persalinan. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya 1100 g.

Produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan
ikat dan elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerjasama tersebut akan meningkatkan kekuatan
dinding uterus.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi oleh hormone estrogen dan sedikit oleh
progesterone. Hal ini dapat dilihat dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan
kehamilan ektopik. Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus lebih
didominasi oleh desakan hasil konsepsi. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot
uterus, di mana bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar lebih
cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal
dengan tanda piscaseck.

Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring
perkembangannya, uterus akan menyentuh diding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke atas,
terus tumbuh hingga hamper menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah
kanan, deksorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmoid di daerah kiri pelvis. Pada triwulan akhir
ismus akan berkembang menjadi segmen bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot-otot uterus bagian
atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis. Batas antara segmen
atas yang tebal yang segmen bawah yang tipis disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis.

Sejak trimester pertama kehamilan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Sampai bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangant jarang dan meningkat pada
satu atau dau minggu sebelum persalinan.hal ini erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor
oksitosin dan gap junction di antara sel-sel myometrium.

Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat
penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hyperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Serviks manusai merupakan organ yang
kompleks dan heterogen yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.
Bersifat seperti katup yang bertaqnggung jawab menjaga janin di dalam uterus sampia akhir kehamilan
dan selama persalinan

Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular
terutama mengandung otot dan fibroblast, epitel, serta pembuluh darah. Rasio relative ajringan ikat
terhadap otot tidak sama sepanjang serviks yang semakin ke distal rasio ini semakin besar. Berbeda
kontras dengan korpus, serviks hanya memiliki 10 – 15% otot polos. Jaringan ikat ekstraseluler serviks
terutama kolagen tipe 1 dan 3 sedikit tipe 4 pada membrane basalis. Di antara molekul-molekul itu,
berkatalasi glikosaminoglikan dan proteoglikan, terutama dermatan sulfat, asam hialuronat, dan heparin
sulfat. Juga ditemukan fibronectin dan elastin di antara serabut kolagen. Rasio tertinggi elastin terhadap
kolagen terdapat di ostium interna. Baik elastin maupun otot polos semakin menurun jumlahnya mulai
dari ostium interna ke ostium eksterna.

Pada perempuan tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan tidak beraturan.
Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dan secara terus-menerus diemodel oleh kolagenase,
yang disekresi oleh sel-sel serviks dan neutrophil. Kolagen didegradasi oleh kolagenase intraseluler yagn
menyingkirkan struktur prokolagen yang tidak sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen yang
lemah, dan kolagenase ekstraseluler yang secara lambat akan melemahkan matriks kolagen agar
persalinan dapat berlangsung.

Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini
terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan
elastis, serabut kolagen bersatu dengan arah parallel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi
lunak disbanding kondisi tidak hamil, tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan.

Pada saat kehamilan mendekatai aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen.
Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relative dilusi dalam keadaan menyebar
(disperse) dan ter-remodel menjadi serat. Disperse meningkat oleh rasio dekorin terhadap kolagen.
Karena serabut terdispersi , konsentrasi air meningkat seperti juga halnya asamhialuronat dan
glikosaminoglikan. Asam hialuronat disekresikan oleh fibroblast dan memiliki afinitas yang tinggi
terhadap molekul air. Penurunan konsentrasi kolagen lebih lanjut ini secara klinis terbukti dengan
melunaknya serviks. Beberapa perubahan ini berhubungan dengan disperse kolagen yang terjadi lebih
awal pada kehamilan dan mengakibatkan keadaan patologis seperti serviks inkompeten.

Proses remodeling sangat kompleks dan melibatkan proses kaskade biokimia, interaksi antara
komponen seluler dan matriks ekstraseluler, serta infiltrasi stroma serviks oleh sel-sel inflamasi seperti
netrofil dan makrofag. Proses remodeling ini berfungsi agar uterus dapat mempertahankan kehamilan
sampai aterm dan kemudian proses destruksi serviks yang membuatnya berdilatasi memfasilitasi
persalinan.

Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya
akan berulang. Waktu yang tidak tepat bagi perubahan kompleks ini akan mengakibatkan persalinan
preterm, penundaan persalinan menjadi postterm dan bahkan gangguan persalinan spontan.

Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya
satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6 – 7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah
yang relative minimal.

Relaksin, suatu hormone protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin dan insulin like
growth factor I & II, disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya
adalah proses remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudain akan mengakomodasi
kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi
diketahui mempunyai efek pada perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi myometrium yang
akan berimplikasi pada kehamilan preterm.

Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot
di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan
tanda Chadwick. Perubahan inio meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi dari sel-sel otot polos.

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami
peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnyta ketebalan mukosa, mengendornya jaringan
ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, d imana sekresi akan berwarna keputihan,
menebal, dan pH antara 3,5 – 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen
yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi lactobacillus acidophilus.

Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-
kadang juga aka mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak
berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi
hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi
pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada areola
dan daerah genital juga akan terlihat hiperpigmentasi. Kontrasepsi oral juga dapat menyebabkan
terjadinya hiperpigmentasi yang sama.

Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang
penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone
pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesterone
diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bias menjadi factor pendorongnya.

Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah
bulan kedua payudara akan brtambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat.
Putting payudara akan terlihat lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan
berwarna kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu beluum dapat diproduksi karena
produksi hormone prolactin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar
progesterone dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-laktalbumin
akan hilang. Peningkatan prolactin akan merangsang sintesis lactose dan pada akhirnya akan
meningkatkan produksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar
montgometry, yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan membesar dan cenderung untuk menonjol
keluar. Jika payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul. Ukuran
payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya air susu yang akan
dihasilkan.
Sistem Cardiovasculer

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi
resistensi vaskuler sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10
dan minggu ke-20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload.
Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskuler sistemik dan
perubahan aliran pulsasi arterial. Kapasitas vascular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan.
Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan
resistensi vaskuler perifer.

Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac
output, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma, apeks
akan bergerak ke anterior dank e kiri, sehingga pada pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis kiri,
depresi segmen ST, dan inverse atau pendataran gelombang T pada lead III.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior dan aorta
bdominalis ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena cava inferior ini akan mengurangi
dara balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga
menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada
keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan aorta ini juga
akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. selama trimester terakhir posisi terlentang akan
membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan
ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai
puncaknya pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahn kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma
akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesterone dan pada ginjal yang
diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin dan aldosterone. Penambahan volume darah ini sebagian besar
berupa plasma dan eritrosit.

Eritropoietin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan
penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6% perempuan bias
mencapai di bawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl itu merupakan
suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan
hypervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak
mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat
dapat membatnu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan kurang lebih
1.000 mg atau rata-rata 6 – 7 mg/hari.

Hipervolemi selama kehamilan mempunyai fungsi berikut:


 Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system vaskuler.
 Untuk melindungi ibu janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena dalam posisi
terlentang dan berdiri.
 Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan. Terjadi
suatu “autotransfusi” dari system vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan darah
500 – 600 ml pada persalinan pervaginam tunggal atau 1.000 ml pada persalinan dengan
seksio cesarean atau persalinan pervaginam gemeli.

Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2 – 6 minggu setelah persalinan. Selama
kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5.000 – 12.000 /µl. dan mencapai
puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000/µl. penyebab peningkatan ini
belum diketahui. Respons yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat.
Distribusi tipe sel juga akan mengalami peubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke-tiga, terjadi
peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan secara bersamaan penurunan limfosit dan
monosit CD4 T. pada awal kehamilan aktivitas leukosit alkalin fosfatase juga meningkat. Demikian juga
konsentrasi dari penanda inflamasi seperti C-reactive protein (CRP). Suatu reaktan serum akut dan
erythrocyte sedimentation rate (ESR) juga akan meningkat karena peningkatan plasma globulin dan
fibrinogen.

Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan koagulasi intravascular dan fibrinolysis sehingga


menginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi. Dengan pengecualian pada factor XI dan XIII, semua
konsentrasi plasma dan factor-faktor pembekuan darah dan fibrinogen akan meningkat. Produksi
platelet juga meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya, kadarnya akan menurun.

Sistem Respirasi

Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi
penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang
naik ± 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit akan
bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-37 dan akan kembali hampit seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan.

Traktus Digestivus

seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus tergeser. Demikian juga dengan yang
lainnya seperti apendiks yang akan bergeser kearah atas dan lateral.

Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus
dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingg akan menimbulkan gejala
berupa pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai
akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi
akibat penurunan sam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan
motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bias terjadi
perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah persalinan akan berkurang secara
spontan. Hemorrhoid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.

Hati pada manusia tidak mengalami perubahan selama kehamilan baik secara anatomic maupun
morfologik. Pada fungsi hati kadar alkalin fosfatase akan meningkat hamper dua kali lipat, sedangkan
serum aspartate transamin, Alani transamin, γ-glutamil transferase, albumin, dan bilirubin akan
menurun.

Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaaan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila keluar dari rongga panggual. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke
pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.

Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan meningkat.
Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalm jumlah lebih banyak.
Glukosuria juga merupakan sutau hal yang umum, tetapi kemungkinan adanya diabetes mellitus juga
tetap harus diperhitungkan. Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu hal yang
abnormal. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine lebih tinggi 30%.

Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi kanan akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri.
Hal ini diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan danya tekanan yang kuat pada
sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan dengan posisi melintang
di atas ureter kanan juga diperkiran sebagai factor penyebabnya. Penyebab lainnya diduga karena
pengaruh hormone progesterone.

System Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%. Pada perempuan yang
mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancer. Hormone prolactin akan meningkat
10x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan
menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui.

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15 ml pada saat persalinan akibat dari
hyperplasia kelenjar dan vaskularisasi.
Pengaturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormone
paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Adanya gangguan pada salah satu factor itu akan menyebabkan
perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma hormone paratiroid akan menurun pada trimester
pertama dan akan meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormone paratiroid ini adalah
untuk memasok janin dengan kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran dalam
produksi peptide pada janin, plasenta, dan ibu. Pada saat hamil dan menyusui dianjurkan untuk
mendapat asupan vitamin D 10 µg atau 400 IU 10.

Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangakan hormone androstenedion,
testosterone, dioksikortikosteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat, sementara itu,
dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun.

Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum oada kehamilan. Akibat kompensasi dari
pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua
tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan
karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawa punggung terutama pada akhir
kehamilan.

Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isi-nya.
Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstrselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan
akan bertambah 12,5 kg.

Rekomendasi penambahan besar badan selama


kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 - 18
Normal 19,8 - 26 11,5 - 16
Tinggi 26 - 29 7 - 11,5
Obesitas  29 ≥7
Gemeli 16 - 20,5
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat
badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Penambahan berat badan selama kehamilan


Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
cairan
Janin 5 300 1500 3400
plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mamae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekstraseluler
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hl yang fisiologis. Hal ini disebabkan
oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa
haus dan sekresi vaasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm ± 3,5 l
cairan berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya berasal dari akumulasi
peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan cairan selama
kehamilan adalah 6,5 l. penambahan tekanan vena di bagian bawah uterus dan mengakibatkan oklusi
parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya pitting edema di kaki dan tungkai terutama pada
akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotic koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada
akhir kehamilan.

Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai kadar protein yang lebih tinggi
dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjutkan asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g.

Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar
insulin , hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.

Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat selama
kehamilan. Lemak akan disimpan sebagain besar di sentral yang kemudian akan digunakan janin sebagai
nutrisi sehingga cadangan lemak itu akan berkurang. LDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-36,
sementara HDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-25 berkurang sampai minggu ke-32 dan
kemudian menetap. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan hormone progesterone dan estrogen.

Nutrisi Perempuan Tidak Hamil Menyusui


Hamil (15-18 thn)
Kalori (Kcal) 2200 2500 2600
Protein (g) 55 60 65
Vitamin A (µg RE) 800 800 1300
Vitamin D (µg RE) 10 10 12
Vitamin E (µg RE) 8 10 12
Vitamin K (µg) 55 65 65
Vitamin C (mg) 60 70 95
Folat (µg) 180 400 270
Niasin (mg) 15 17 20
Riboflavin (mg) 1,3 1,6 1,8
Tiamin (mg) 1,2 1,5 1,6
Piridoksin B6 (mg) 1,6 2,2 2,1
Kobalamin (µg) 2,0 2,2 2,6
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (µg) 150 175 200
Iron (mg Fe Iron) 15 30 15
Magnesium (mg) 280 320 355
Zinc (mg) 12 15 19

Anda mungkin juga menyukai