Anda di halaman 1dari 5

Nama : Isravani Yusup

Nim : 821417006
Kelas : A-S1 farmasi 2017
1. Berikan definisi interaksi obat secara farmasetika. Apakah seluruh interaksi
obat farmasetik terjadi di luar tubuh? Jika ada yang terjadi di dalam tubuh contohnya
pada proses apa?
Jawab:
Interaksi farmasetik merupakan interaksi yang terjadi diluar tubuh (sebelum
obat diberikan) antara obat yang tidak bisa di campur (inkompatibel). Pencampuran
obat demikian menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisika atau kimiawi,
yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan warna dan
lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasanya berakibat inaktivasi
obat (Setiawati, 2003).
2. Definisikan interaksi obat secara farmakokinetika menurut pustaka.
Jawab:
Interaksi farmakodinamik adalah hal-hal yang menimbulkan efek-efek obat
yang aditif, sinergis (potensiasi), atau antagonis.Jika dua obat yang mempunyai kerja
yang serupa atau tidak serupa diberikan, maka efek kombinasi dari kedua obat itu
dapat menjadi aditif (efek dua kali lipat), sinergis (lebih besar dari dua kali lipat), atau
antagonis (efek dari salah satu atau kedua obat itu menurun) (Kee dan Hayes, 1996).
interaksi farmakodinamik juga adalah efek dari satu obat yang diubah oleh
kehadiran obat lain di tempat kerjanya. kadang-kadang obat secara langsung bersaing
pada reseptor tertentu (Baxter, K, 2008).
3. Jelaskan Rifaroxaban adalah golongan obat apa? Dan simvastatin adalah
golongan obat apa?
Jawab:
Rivaroxaban adalah obat pengencer darah atau antikoagulan yang digunakan
untuk mengatasi deep vein thrombosis, emboli paru, dan fibrilasi atrium. Di beberapa
kasus, ribaroxaban juga digunakan untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah. Obat ini bekerja dengan menghambat protein yang
bekerja untuk membekukan darah (faktor pembekuan darah). Selain untuk mengatasi
deep vein thrombosis, rivaroxaban juga diberikan untuk mencegah deep vein
thrombosis pada pasien yang menjalani operasi pergantian lutut atau pinggul (Riyanto
B.W, 2011)
Simvastatin merupakan golongan obat yang bekerja menurunkan kolesterol
dengan cara mengambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A atau
biasa disebut HMG CoA-reduktase. Statin menginhibisi enzim HMG Co A-
reduktase yang penting dalam proses produksi mevalonat, yaitu komponen yang
dibutuhkan dalam biosintesis kolesterol. Inhibisi enzim HMG Co A reduktase akan
menyebabkan penurunan terhadap kolesterol dengan menimbulkan mekanisme up-
regulations pada reseptor LDL untuk meningkatkan ambilan kolesterol plasma
(Paradina dkk, 2015)
4. Sebutkan dalam parameter-parameter farmakokinetika, manakah yang termasuk
dalam parameter primer, parameter sekunder dan parameret tersier?
Jawab:
- Contoh dari parameter primer adalah volume distribusi (Vd), klirens (Cl), dan
kecepatan absorpsi (Ka). Volume distribusi adalah volume hipotetik dalam
tubuh tempat obat terlarut. Vd adalah salah satu faktor yang harus
diperhitungkan dalam memperkirakan jumlah obat dalam tubuh. Vd merupakan
suatu parameter yang berguna untuk menilai jumlah relatif obat di luar
kompartemen sentral atau dalam jaringan (Shargel dan Yu, 2005).
- Contoh dari parameter sekunder adalah waktu paruh eliminasi (t1/2 eliminasi)
dan Kecepatan eliminasi (Kel). Waktu paruh eliminasi adalah waktu yang
dibutuhkan obat untuk tereliminasi menjadi separuh dari harga awal. Besar
kecilnya waktu paruh eliminasi sangat menentukan lama kerja obat dan menjadi
acuan untuk menentukan dosis pada pemakaian berulang dalam terapi jangka
panjang (Mutschler, 1999).
- contoh dari parameter turunan atau parameter tersier adalah waktu mencapai
kadar puncak (tmaks), kadar puncak (cpmaks) dan area under curve (AUC).
Kadar puncak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah atau serum atau
plasma. AUC adalah permukaan dibawah kurva (grafik) yang menggambarkan
naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi waktu. AUC dapat digunakan untuk
membandingkan kadar masing-masing plasma obat bila penentuan kecepatan
eliminasinya tidak mengalami perubahan (Tjay dan Rahardja, 2007).
5. Jelaskan definisi parameter primer, parameter sekunder, dan parameter tersier.
Jawab:
- Parameter primer adalah parameter 7 farmakokinetika yang harganya
dipengaruhi seecara langsung oleh variabel biologis (Shargel dan Yu, 2005).
- Parameter sekunder adalah parameter farmakokinetika yang harganya
bergantung pada parameter primer (Mutschler, 1999).
- Parameter farmakokinetik turunan merupakan parameter farmakokinetik yang
harganya tergantung dari dosis dan kecepatan pemberian obat (Donatus, 2008).
6. Interaksi yang terjadi antara golongan obat ACE inhibitor dan Insulin adalah
secara farmakodinamika. Jelaskan mekanisme interaksi obat secara jelas.menurut
pustaka.
Jawab:
Interaksi antara insulin dengan ACE inhibitor (ramipril, lisinopril dan
imidapril) bersifat aditif yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga
berpotensi menyebabkan hipoglikemia, terutama pada pasien DM tipe II 36.
Sedangkan pada pasien DM tipe I kurang atau bahkan tidak berefek karena pada
pasien DM tipe I tidak terjadi gangguan pada sensitivitas insulin melainkan kerusakan
sel β pankreas34. Walaupun ACE inhibitor merupakan obat pilihan pertama dalam
pengobatan hipertensi pada pasien DM dikarenakan efektivitas ACE inhibitor yang
dapat melindungi ginjal sehingga akan mengurangi resiko terjadinya nefropati
diabetik, obat ini harus diberikan perhatian karena dapat berinteraksi dengan insulin
dan obat-obat antidiabetik oral lainnya36. Penanganan interaksi obat ini dapat
dilakukan dengan cara pengaturan dosis obat yang diberikan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien, serta mengatur waktu pemberian obat agar tidak terjadi interaksi
obat. Penggunaan kedua obat ini juga harus dilakukan monitoring untuk melihat hasil
terapi pada pasien (Elvina, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Aslam. 2003. Farmasi Klinik (Clinical Pharmacy). PT. Elex Media Koputindo,
Jakarta

Donatus, 2008, Efek Hepatoprotektif Rebusan Herba Putri-malu (Mimosa pigra L.)
Pada Tikus Terangsang Parasetamol.

Elvina, R. 2012. Kajian Aspek Farmakokinetik Klinik Obat Anti diabetic Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Gangguan Fungsi Ginjal Di Poliklinik
Khusus RSUP. DR. M. Djamil. Padang (Tesis Magister Farmasi).

Mucher, Emes. 1999. Dinamika Obat. Penerjemahan: Mathilda B, Widianto dan


Anna setiadi Ranti. Edisi V. cetakan ketiga. Bandung: Penerbit ITB.
Paradina, B.Y, dkk. 2015. Pengaruh Pemberian Simvastatin Terhadap Profil
Farmakokinetika Rivaroxaban.Universitas Lambung

Riyanto B.W. 2011. Rivaroxaban untuk Pencegahan Stroke Sekunder pada Pasien
AF. CDK (Cermin Dunia Kedokteran) 187. 38: 464.

Setiawati, A. 2003. Interaksi Obat. Didalam: Ganiswara SG, editor. Farmakologi dan
Terapi, Edisike empat. Jakarta.
Setiawati, A. 2003. Interaksi Obat. Didalam: Ganiswara SG, editor. Farmakologi dan
Terapi, Edisikeempat. Jakarta.

Sharger L., dan Yu. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Surabaya:
Airlangga University Press.

Sinko, Patrick J. 2011. Farmasi Fisika & Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5,
alihbahasa, Joshita Djajadisastra, Amalia H. Hadinata. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai