Anda di halaman 1dari 2

NAMA: SUPRAPTI

NIM : 856702222

NAMA/KODE MATA KULIAH : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD/PDGK4204


PRODI/SEMESTER : S1 PGSD B1 (119)/3
POKJAR/UPBJJ : Baturaja Timur/Palembang
NAMA PENGEMBANG : EMILIA CONTESA,M.Pd.

Jawablah soal di bawah ini dengan tepat


No Soal Skor
1. Jelaskan disertai contoh bahasa disebut albiter! 8
2. Menurut pendapat Saudara mengapa bahasa begitu penting?Jelaskan! 7
3. Jelaskan konsep belajar menurut Saudara, dan bagaimanakah metode belajar 10
yang harus digunakan dikelas supaya siswa tidak merasa bosan!
4. Apa yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa! 5
5. Amatilah pemerolehan bahasa anak yang ada dilingkungan Saudara dari usia 0- 20
24 bulan. Lalu tentukan perkembangan tuturan anak di usia tersebut, dan di usia
berapakah tuturan dua, atau tiga kata mulai muncul pada usia tersebut!
Jumlah Skor 50

Jawab !!
1. Bahasa bersifat arbiter artinya tidak ada hubungan wajib antara satuan-satuan bahasa dengan
hal yang dilambangkannya, kita tidak menjawab mengapa suatu benda dinamai pohon,
sedangkan kata sosial lain disebut Wit. Syajur atau arbiter. Atau kata lain bahasa arbiter
bahasa yang tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep yang
merupakan pengertian dari lambang tersebut.

2. Karena dengan bahasa kita dapat berkomunikasi antara orang dengan orang yang lain, dan
dengan Bahasa juga kita dapat secara mudah menyalurkan ide, gagasan, saran serta perasaan
terhadap manusia yang lain. Oleh karena itu, fungsi bahasa sangat urgen dalam berkehidupan
sosial.

3. konsep belajar adalah suatu sistem atau proses perencanaan belajar yang ditujukan kepada
pelajar, supaya mencapai hasil yang maksimal. Metode belajar yang digunakan dikelas
supaya siswa tidak merasa bosan :
a. Menerapkan pembelajaran yang bervariasi 
Misalkan dalam pertemuan pertama guru menggunakan model pembelajaran mind
mapping maka dalam pertemuan selanjutnya guru menggunakan model lain seperti
model pembelajaran berbasis pengalaman dan begitupun dengan pertemuan-
pertemuan selanjutnya.

b. Melibatkan siswa dalam pembelajaran 


Sebaiknya dalam proses pembelajaran diterapkan metode student center dimana siswa
yang menjadi pusat pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan terlibat dalam
pembelajaran, peran guru dalam student center sebagai fasilitator, katalisator,
motivator dan inspirator. Dengan metode tersebut siswa akan lebih antusias dalam
mengikuti pelajaran serta bisa mencegah perasaan jenuh dan bosan dalam belajar
c. Belajar sambil bermain 
Bermain namun tetap berisi nilai-nilai pelajaran di dalamnya. Misalkan permainan
games dengan model TGT (teams games tournamnet), Problem solving,  GI (group
investigation) dan lain-lain.
d. Kontekstual learning
Kontekstual learning adalah pembelajaran yang membawa siswa dalam pembelajaran
yang nyata bukan hanya sekedar teori namun disertai dengan media yang bisa membuat
proses pembelajaran lebih nyata.
e. Menjadi guru yang menyenangkan
Dengan menjadi guru dengan pribadi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih
enjoy dalam mengikuti pembelajaran, perasaan tertekan dapat diminimalisir
f. Mengajar dengan menggunakan media pembelajaran
Dengan menggunakan media pembelajaran pemahaman siswa lebih realistis atau nyata
tidak hanya sebatas teori dan konsep saja.

4. Pemerolehan bahasa adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap,


menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini
melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang
luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual
seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan
bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan
bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh
anak-anak atau orang dewasa.

5. ketika anak berusia antara 12 dan 18 bulan. Ujaran-ujaran yang mengandung kata-kata
tunggal diucapkan anak untuk mengacu pada benda-benda yang dijumpai  sehari-hari.
Pada tahap ini pula seorang anak mulai menggunakan serangkaian bunyi berulang-ulang
untuk makna yang sama. Pada usia ini pula, sang anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar
berkaitan dengan makna dan mulai mengucapkan kata-kata yang pertama. Itulah
sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata satu frase atau kalimat.
Ketika anak berusia 18-20 bulan. Uiaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul
seperti mama mam dan papa ikut. Kalau pada tahap holofratis ujaran yang diucapkan si
anak belum tentu dapat ditentukan makna, pada tahap dua kata ini, ujaran si anak harus
ditafsirkan sesuai dengan konteksnya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir
secara “subjek + predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti
orang dan jamak belum dapat digunakan. Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat”
dapat terdiri atas kata benda + kata benda, seperti  “Ani mainan”  yang berarti  “Ani 
sedang bermain dengan mainan” atau kata sifat + kata benda, seperti “kotor patu” yang
artinya “Sepatu ini kotor” dan sebagainya.
Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda (multiple-
word utterences) atau disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah mampu membentuk
kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Kosakata anak berkembang
dengan pesat mencapai beratus-ratus kata dan cara pengucapan kata-kata semakin mirip
dengan bahasa orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai