Diagnosis Gizi
Pada topik Diagnosisi Gizi, anda akan mempelajari langkah ke-2 dari Proses
Asuhan Gizi Terstandar sebagai langkah lanjutan dari Asesmen Gizi yang sudah anda
pelajari di topik sebelumnya. Setelah anda selesai mempelajari topik ini, anda diharapkan
dapat menjelaskan kembali tentang pengertian diagnosisi gizi, tujuan, keterkaitan dengan
asesmen/pengkajian gizi, pernyataan diagnosisi gizi dan termonilogi doain diagnosis
gizi.
FH
PROBLEM
BD
(What?)
AD
PD
CH Etiologi
CS (Why)
SINGS/SYMPTOMS
(How do I
know?)
Sumber : Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014
Gambar 1.4.
keterkaitan Pengkajian Gizi dengan Diagnosis Gizi
Tabel 1.7
Kelas domain asupan (intake)
Sumber: Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014
2. Domain Klinis
Domain ini adalah masalah gizi utama (P) yang berkaitan dengan ketidak sesuaian
asupan energi, makanan peroral, zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) serta asupan cairan baik enteral maupun parenteral. Selain itu juga asupan
substansi bioaktif seperti suplemen, makanan fungsional dan alkohol. Domain asupan
terdiri dari 10 kelas dan beberapa sub kelas dengan pengertiannya sebagai berikut.
Tabel 1.8
Kelas Domain Klinis
Tabel 1.9
Kelas Domain Perilaku – Lingkungan
Pada IDNT Edisi 4 telah diidentifikasi kemungkinan etiologi untuk setiap problem,
serta sign/symptom yang berkaitan dengan masalah gizi tersebut. Pada NI-1.4 terdapat
5 (lima) kemungkinan penyebab (etiologi), serta kemungkinan indikator potensial yang
menjadi sign/symptomnya.
Gambar 1.5
Integrasi data hasil asesmen gizi
Dengan menggunakan kasus contoh yang dijelaskan pada asesmen gizi, kita
dapat melakukan integrasi data asesmen seperti tercantum pada bagan dibawah
ini :
Gambar 1.6
Penelusuran Diagnosi Gizi Berdasarkan Domainnya
Kemungkinan
Sign and
Diagnosis
Simptoms
Data Biokimia Hb, Ht rendah
Data Antropometri Status Gizi Kurang (underweight)
IMT < 18,5
Penurunan BB >5% dalam 1 bulan
Data Fisik - Anorexia, mual, muntah
- Nafsu makan menurun
- Kehilangan masa otot
Data Riwayat Sejak 1 bulan yang lalu : - Inadekuat oral
Makan - Asupan E = 62 % intake
- Asupan P = 40 % - Malnutrisi
- Asupan L = 66 % - Kurangnya
- Asupan KH = 65 % pengetahuan
Data terima makanan terbatas terkait gizi
hanya
½p
Obat menyebabkan mual
Data Clien History Kondisi berkaitan dengan TB
(Penyakit Katabolik)
Sumber : Modul Pelatihan TOT Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi Tenaga Gizi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dit. Gizi Kemenkes RI, WHO, PERSAGI, AsDI. 2014
3. Kategori Etiologi
Pada penetapan masalah gizi (P) sangat esensial dipahami, bagaimana
mengidentifikasi etiologi atau penyebab, serta faktor risiko yang berkontribusi. Untuk
menetapkan etiologi atau penyebab, seorang ahli gizi perlu berpikir kritis dengan
bertanya mengapa masalah gizi (Problem) tersebut terjadi. Komite NCP memberikan
batasan 2 kategori etiologi, sehingga para dietisien perlu memahami lebih dalam
konsep dari etiologi. Mengidentifikasi etiologi, mempunyai peran penting dalam
menentukan intervensi gizi, karena untuk mengatasi akar masalah. Bila intervensi tidak
dapat mengatasi akar masalah, maka intervensi ditujuakn untuk meminimalisasi
sign/symptom. Etiologi dikategorikan berdasarkan tipe penyebab dan faktor risiko yang
berkontribusi. IDNT edisi ke-4 menjelaskan definisi dari kategori yang dimaksud. Daftar
berikut adalah kategori etiologi :
a. Sikap – Kepercayaan
b. Budaya
c. Pengetahuan
d. Fungsi fisik
e. Fisiologis metabolik
f. Psikologis
g. Sosial – personal
h. Perawatan
i. Akses
j. Perilaku
Lakukan integrasi hasil pengkajian gizi kedalam kemungkinan untuk mencari sign/
symptom (detail yang menggambarkan fakta atau definining caracteristic yang membuktikan
problem tersebut terjadi).
1. Lakukan identifikasi Problem (P) dan tetapkan mengapa (why-why-why) sehingga
diperoleh akar masalahnya (etiologi), selanjutnya lakukan identifikasi bagaimana
membuktikannya (how to know) atau Sign/simptom yang membuktikan terjadinya
masalah.
2. Hasil penetapan kemungkinan diagnosis gizi serta diagnosis gizi prioritas adalah
sebagai berikut:
Ringkasan
Diagnosis gizi didefinisikan sebagai memberikan nama problem gizi yang spesifik
dimana profesi dietisien bertanggung jawab untuk menangani secara mandiri yaitu
seorang dietisien mempunyai kewenangan untuk menetapkan masalah gizi,
menentukan penyebab dan membuktikan gejala dan tandanya. Setiap masalah
gizi/problem gizi akan diberikan nama sesuai dengan label atau kodenya. Poblem gizi
adalah masalah gizi yang aktual yang terjadi pada individu dan atau keadaan yang
berisiko menjadi penyebab masalah gizi.
Penetapan diagnosis dengan pernyataan dengan rangkaian kalimat P-E-S dimana
P= Problem, menggambarkan masalah gizi pasien dimana dietisien bertanggung jawab
untuk memecahkan secara mandiri. Berdasarkan masalah tersebut dapat dibuat :
tujuan dan tarjet intervensi gizi yang realistis dan terukur dan prioritas intervensi gizi
yang akan diberikan pada pasien dan dapat dipantau atau dievaluasi perubahan yang
terjadi setelah dilakukan intervensi.
E = etiologi Etiology, menunjukkan faktor penyebab atau faktor-faktor yang
mempunyai kontribusi terjadinya problem (P). Dapat pula dipastikan mengapa terjadi
masalah gizi. Faktor penyebab dapat berkaitan dengan patofisiologi, psikososial, lingkungan,
perilaku, kebiasaan makan dan sebagainya. Banyak faktor yang berkaitan dengan
masalah gizi, maka penetapan etiologi ini harus dilakukan secara ber hati-hati, dan bila
masalahnya kompleks dapat dilakukan secara tim. Dengan demikian faktor penyebab
yang diidentifikasi benar-benar merupakan faktor penyebab utama. Etiologi ini
merupakan dasar dari penentuan intervensi apa yang akan dilakukan.
S= Sygns/symptoms merupakan pernyataan yang menggambarkan besarnya atau
kegawatan kondisi pasien. Signs umumnya merupakan data objektif, sementara
symptoms atau gejala merupakan data subjektif. Data signs dan symptoms diambil dari hasil
pengkajian gizi yang dilakukan sebelumnya, serta untuk mengetahui bagaimana
masalah yang terjadi. Signs dan simptoms yang ditetapkan merupakan dasar untuk
monitoring dan evaluasi.
Domain diagnosis gizi terdiri dari domain asupan yang terdiri dari 11 klas,
domain klinis (3 klas), domain perilaku (3 klas) dan domain lain (NO). Untuk
menetapkan diagnosis gizi yang tepat langkah-langkahnya adalah lakukan integrasi data
hasil asesmen gizi, lakukan penelurusan kemungkina domain diagnosisnya, langkah
selanjutnya adalah bagaimana
mengidentifikasi etiologi atau penyebab, serta faktor risiko yang