Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS POSISI SEMI FOWLER DENGAN PURSED LIP BREATHING DAN

SEMI FOWLER DENGAN DIAPHRAGMA BREATHINGTERHADAP SaO2 PASIEN TB


PARU DI RSP DR. ARIOWIRAWAN SALATIGA

Niko Qorisetyartha*), Sri Puguh Kristiyawati**), M.Syamsul Arief S.N***)


*)
Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Semarang

ABSTRAK

TB Paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang terjadi pada saluran pernafasan manusia
bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Masalah yang sering
terjadi pada penderita TB paru adalah penurunan saturasi oksigen yang dapat dilihat dengan alat
yaitu oksimetri nadi. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi sesak nafas atau penurunan
saturasi oksigen adalah dengan pemberian posisi semi fowler dengan pursed lip breathing dan
semi fowler dengan diaphragma breathing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
posisi semi fowler dengan pursed lip breathing dan semi fowler dengan diaphragma breathing
terhadap saturasi oksigen pasien TB paru di RSP dr Ario wirawan Salatiga. Penelitian ini
menggunakan quasi experiment dengan pre-test and post-test. Jumlah sample pada penelitian ini
sebanyak 38 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Uji statistik menggunakan uji wilcoxon dengan hasil posisi semi fowler dengan pursed lip
breathing dan semi fowler dengan diaphragma breathing efektif untuk meningkatkan saturasi
oksigen dengan p-value 0,000 dan dilanjutkan dengan uji mann-withney. Hasil menunjukkan
bahwa p-value pada uji mann-withney adalah 0,020. Dapat disimpulkan bahwa posisi semi
fowler dengan pursed lip breathinglebih efektif dibandingkan posisi semi fowler dengan
Diaphragma breathing. Rekomendasi pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan saturasi
oksigen pasien TB paru dapat dilakukan pengaturan posisi semi fowler dengan dilakukan latihan
pursed lip breathing.

Kata kunci: TB paru, Saturasi oksigen, posisi semi fowler dengan pursed lip breathing, semi
fowler dengan diaphragma breathing

ABSTRACT

Pulmonary TB is in infectious contagious disease that occurs in human respiratory system at the
lower part caused by Mycobacterium tuberculosis bacteria. Problem that often happens at
pulmonary TB patient is decrease of oxygen saturation that can be seen by a tool called pulse
oxymetry. Efforts made to reduce shortness of breath or oxygen saturation decreased is by giving
semi fowler position with pursed lip breathing and semi fowler position with diaphragm
breathing. The research to find out the effectiveness of semi fowler position with pursed lip
breathing and semi fowler position with diaphragm breathing to oxygen saturation of pulmonary

Efektivitas posisi semi … (Niko Qorisetyartha, Sri Puguh Kristiyawati, M.Syamsul Arief) | 1
TB patient in RSP dr Ario Wirawan Salatiga. The research design uses quasi experiment with pre
test and post test. The number of sample in this research is 38 respondent, the sampling
technique uses purposive sampling. Statistical test uses wilcoxon test. The result of the semi
fowler position with pursed lip breathing and semi fowler with diaphragm breathing is effective
to increase oxygen saturation with p-value 0.000 and continued by mann-withney test. The result
show that semi fowler position with pursed lip breathingis more effective than semi fowler
position with diaphragm breathing with p-value 0.020. Based on the result of p-value, it can be
concluded that semi fowler with pursed lip breathing is more effective than semi fowler position
with diaphragm breathing. Recommendation in this research is to increase oxygen saturation of
pulmonary TB patient can be done semi fowler position with arrangement pursed lip breathing
exercise.

Keywords: Pulmonary TB, Oxygen saturation, semi fowler with pursed lip breathing, semi
fowler with diaphragm breathing

PENDAHULUAN sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus


tertinggi terdapat di provinsi Jawa Barat,
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus
infeksi menular yang terjadi pada saluran tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar
pernafasan manusia bagian bawah yang 38% dari jumlah seluruh kasus baru di
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Indonesia (Kemenkes, 2015, ¶161).
tuberculosis. Tuberkulosis paru merupakan
penyakit menular yang masih menjadi Data dari Puskesmas dan Rumah sakit di
perhatian di dunia dan hingga saat ini, belum Salatiga angka penemuan kasus baru
ada satu negara pun yang bebas dari Tuberkulosis Paru terkonfirmasi
tuberkulosis paru (Wijaya & Putri, 2013, bakteriologis (BTA Positif) yang tercatat
hlm.137). berdasarkan pasien yang memeriksakan
dahaknya (Case Notification Rate (CNR)
Prevalensi Tuberkulosis pada tahun 2015 BTA Positif) tahun 2012 terdapat 99,5 kasus
terdapat 10,4 juta kasus baru di seluruh per 100.000 penduduk, tahun 2013
dunia. Terdapat 5,9 juta kasus tuberkulosis terdapat142,72 kasus per 100.000 penduduk,
berada di antara masyarakat umum, 3,5 juta dan tahun 2014 di Kota Salatiga sebesar
(34%) di antara perempuan dan 1,0 juta 128,73 per 100.000 penduduk (Dinkes Kota
(10%) di antara anak-anak. Pada tahun 2014 Salatiga, 2014, ¶17).
terdapat 9,6 juta kasus tuberkulosis
(WHO, 2016 ¶ 1). Prevalensi tuberkulosis di RSP dr. Ario
Wirawan Salatiga dari tahun 2012 terdapat
Di Indonesia, tahun 2015 ditemukan kasus 585 pasien, Tahun 2013, 530 pasien, Pada
tuberkulosis paru sebanyak 330.910, tahun 2014 terdapat 532 pasien. Pada tahun
meningkat bila dibandingkan tahun 2014 2015 mengalami peningkatan yaitu terdapat
543 pasien. Pada tahun 2016 mengalami Penurunan saturasi oksigen menyebabkan
penurunan yaitu terdapat 520 pasien (RM nilai saturasi oksigen di bawah batas normal.
RSPAW, 2017). Nilai saturasi oksigen adalah ukuran
seberapa banyak persentase oksigen yang
Penyakit tuberkulosis dapat menular dengan
mampu dibawa oleh hemoglobin, karena
mudah melalui udara atau air bone infection.
hemoglobin berkaitan dengan oksigen yang
Penularan bakteri tuberkulosis awalnya
membentuk oksihemoglobin (Potter &
masuk ke dalam tubuh manusia melalui
Perry, 2010, hlm.8; Saryono, 2009, hlm.7-
inhalasi dan menyebar di jalan nafas.
11).
Bakteri menyebar melalui jalan nafas ke
alveoli, di mana pada daerah tersebut bakteri
Penanganan penurunan saturasi oksigen
bertumpuk di jaringan paru dan berkembang
membutuhkan penanganan yang tepat.
biak. Jika semakin lama bakteri ini
Penanganan penurunan saturasi oksigen
bertumpuk dan berkembang biak dengan
dapat dilakukan dengan pengaturan posisi,
cara membelah diri dapat menyebabkan
latihan pernafasan, batuk efektif, dan
peradangan (Soemantri, 2009 hlm.67).
fisioterapi dada, pembemberian oksigen
Pasien tuberkulosis paru akan mengalami nasal, masker, dan pemberian obat-obatan
sesak nafas. Otot bantu nafas pada pasien bronkodilator (Soemantri, 2009 hlm 73).
yang mengalami sesak nafas dapat bekerja
Fenomena yang ditemukan peneliti saat
saat terjadi kelainan pada respirasi. Hal ini
praktek klinik, pada pasien tuberkulosis paru
bertujuan untuk dapat mengoptimalkan
yang mengalami penurunan saturasi
ventilasi nafas. Sesak nafas terjadi karena
oksigen, intervensi yang dilakukan adalah
kondisi pengembangan paru yang tidak
pemberian oksigen nasal atau kanul,
sempurna akibat bagian paru yang terserang
pengaturan posisi dan melonggarkan
tidak mengandung udara atau kolaps (Potter
pakaian. Intervensi yang dilakukan tersebut
& Perry, 2010, hlm. 6).
belum memberikan dampak yang
Sesak nafas menyebabkan saturasi oksigen menggembirakan, dimana pasien masih
turun di bawah level normal. Jika kadar mengalami penurunan saturasi oksigen.
oksigen dalam darah rendah, oksigen tidak
Salah satu intervensi keperawatan yang bisa
mampu menembus dinding sel darah merah.
dilakukan adalah pemberian posisi semi
Sehingga jumlah oksigen dalam sel darah
fowler. Posisi semi fowler mengandalkan
merah yang dibawa hemoglobin menuju
gaya gravitasi untuk membantu melancarkan
jantung kiri dan dialirkan menuju kapiler
jalan nafas menuju ke paru sehingga oksigen
perifer sedikit. Sehingga suplai oksigen
akan mudah masuk. Hal ini dapat
terganggu, darah dalam arteri kekurangan
meningkatkan oksigen yang diinspirasi atau
oksigen dan dapat menyebabkan penurunan
dihirup pasien. Dengan meningkatnya
saturasi oksigen (Muttaqin, 2008, hlm.87;
oksigen dalam tubuh, meningkat pula
Asmadi, 2008, hlm.25).
oksigen yang dibawa sel darah merah dan
hemoglobin, sehingga saturasi oksigen juga
ikut meningkat (Muttaqin, 2008, hlm.106). Kondisi ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fitriyani, Kristiyawati, & Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Supriyadi (2015) yang berjudul perbedaan menunjukkan adanya pengaruh terhadap
posisi tripod dan posisi semi fowler terhadap peningkatan saturasi oksigen. Hasil riset
peningkatan saturasi oksigen pasien asma menunjukkan posisi condong ke depan dan
menunjukkan adanya peningkatan saturasi Pursed Lip Breathing dapat membantu
oksigen. Hasil penelitiannya adalah terdapat peningkatan saturasi oksigen pasien PPOK.
peningkatan saturasi oksigen setelah
dilakukan pemberian posisi tripod maupun Intervensi lain yang dapat meningkatkan
posisi semi fowler. saturasi oksigen selanjutnya adalah
diaphragma breathing. Diaphragma
Intervensi lain yang dapat meningkatkan
breathing dilakukan dengan menggunakan
SaO2 adalah pernafasan bibir (pursed lip
pengembangan otot diafragma yang dapat
breathing). Latihan pernafasan
meningkatkan gas oksigen. Pernapasan
menggunakan bibir yang dirapatkan
diafragma dilakukan untuk meningkatkan
bertujuan melambatkan ekspirasi, mencegah
distribusi gas pada volume paru yang lebih
kolap paru, mengendalikan frekuensi nafas
tinggi dan dapat mengurangi energi saat
ke dalam pernafasan dan meningkatkan
ventilasi (William & Barbara, 2007, hlm.
oksigen dalam hemoglobin (Smeltzer &
305). Kondisi ini sesuai dengan penelitian
Bare, 2013, hlm.197). Kondisi ini sesuai
yang dilakukan oleh Sepdianto, Diah, &
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anjaswarni (2013) yang berjudul
Hafiizh & Basuki (2013) yang berjudul
Peningkatan Saturasi Oksigen Melalui
Pengaruh Pursed-Lip Breathing Terhadap
Latihan Deep Diaphragma Breathing
Penurunan Respiratory Rate Dan
menunjukkan ada peningkatan saturasi
Peningkatan Pulse Oxygen Saturation
oksigen melalui terapi. Hasil penelitian
(SpO2) menunjukkan adanya pengaruh
menunjukkan deep diaphragma breathing
pemberian pursed-lip breathing (PLB)
efektif dalam meningkatkan saturasi oksigen
terhadap penurunan respiratory rate (RR)
dan menurunkan derajat dyspnea, tekanan
dan peningkatan Pulsed Oxygen Saturation
darah, nadi dan respirasi pada pasien gagal
(SpO2). Hasil Penelitian terdapat pengaruh
jantung.
pemberian pursed-lip breathing (PLB)
terhadap penurunan respiratory rate (RR)
METODE PENELITIAN
dan peningkatan Pulsed Oxygen Saturation
penelitian ini menggunakan metode dengan
(SpO2).
design two group pre and post test design.
Di mana rencana ini tidak memakai
Penelitian lain yang dilakukan oleh
kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010,
Khasanah & Maryoto (2014) yang berjudul
hlm.58). Penelitian ini dilakukan dengan
Pengaruh Posisi Condong Ke Depan (semi
cara dibagi menjadi dua kelompok dan
fowler) Dan Pursed Lips Breathing
mendapatkan perlakuan atau intervensi yang
Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen
berbeda serta dibandingkan dari hasil kedua
kelompok tersebut.
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua pasien tuberkulosis paru di RSP dr
Ario Wirawan Salatiga didapatkan jumlah HASIL PENELITIAN
pasien dari Januari-Desember 2016 1. Mendiskripsikan Karakteristik
sebanyak 520 pasien tuberkulosis, sehingga Responden Pasien TB Paru
didapat rata-rata 43 penderita tiap bulan. Tabel 1
Sampel penelitian ini peneliti menemukan Distribusi frekuensi karakteristik responden
responden pasien TB paru yang masuk berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan
dengan kriteria inklusi adalah 19 responden pada pasien TB Paru di RSP dr. Ario
pada masing-masing kelompok. Penelitian Wirawan Salatiga tahun 2017 (n=38)
ini menggunakan tehnik pengambilan non
probability sampling dengan jenis purposive
sampling. Alat pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa Lembar observasi,
pulse oksimetri, dan lembar prosedur latihan
posisi semi fowler, pursed lip breathing, dan
diaphragma breathing. Dalam penelitian ini
data berdistribusi tidak normal maka
dilakukukan uji alternative beripa uji
Wilcoxon. Penelitian ini menggunakan uji Tabel 2
shapiro wilk karena responden 38, hasil p- Distribusi frekuensi karakteristik responden
value pada uji normalitas data tidak berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan
berdistribusi normal dan dilakukan uji pada pasien TB Paru di RSP dr. Ario
alternatif berupa uji wilcoxon. Dari hasil uji Wirawan Salatiga tahun 2017 (n=38)
mann-withney didapatkan hasil p-value yang
signifikan dan didapatkan hasil pada
kelompok Semi Fowler dengan Pursed lip
breathing lebih efektif dibandingkan dengan
semi fowler dengan diaphragm breathing.

Berdasarkan tabel 1 dan 2, disampaikan


diskripsi karakteristik responden sebagai
berikut:
Distibusi berdasarkan usia
Mendiskripsikan karakteristik responden
usia pada pasien TB Paru yang diberikan
Posisi Semi Fowler dengan Pursed Lip
Breathing dan Posisi Semi Fowler dengan
Diapragma Breathing didapatkan hasil,
pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia
responden pada kedua kelompok yang Ambarawa, yang didapatkan dari 23
paling banyak adalah usia dewasa menengah responden, terdapat 17 responden pada jenis
(41-60 tahun), dengan jumlah responden kelamin laki-laki.
pada posisi semi fowler dengan Pursed lip
breathing sebanyak 9 responden (47.4%) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
dan semi fowler dengan diaphragm Jendra, Margaret, dan Grace (2015), Pada
breathing sebanyak 7 responden (36.8%). jenis kelamin laki-laki disebabkan karena
Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian laki-laki dituntut bekerja lebih keras untuk
yang dilakukan oleh Korua, Kapantow, dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
Kawatu (2015) bahwa usia pada penelitian, terutama pada usia produktif, bahkan
dari 43 responden terdapat jumlah paling terkadang masih ada yang bekerja keras
banyak pada dewasa menengah (41-60 meskipun sudah tua. Bekerja dengan keras
tahun) atau usia produktif yaitu sebanyak 33 mengakibatkan daya tahan tubuh menurun
responden (64,7%). sehingga lebih mudah masuknya bakteri
(Fadhilah, 2016, ¶1).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sianturi (2013), usia produktif dapat lebih Daya tahan tubuh laki-laki cenderung lebih
mudah terkena TB paru karena usia buruk dibandingkan perempuan. Menurut
produktif memiliki daya tahan tubuh yang Wittlieb, (2016, ¶1), hal ini disebabkan oleh
kurang akibat dari aktivitas yang lebih tinggi gen yang terdapat dalam tubuh manusia.
dibandingkan usia yang lain sehingga Setiap manusia memiliki 23 pasang
mempengaruhi antibody seseorang. Semakin kromosom dan jenis kelamin membedakan
bertambahnya usia semakin bertambah kromosom tersebut. Pada perempuan
lemahnya pula daya tahan tubuhnya. mempunyai dua kromosom X, sedangkan
Antibodi yang lemah mengakibatkan kuman laki-laki hanya memiliki satu kromosom X
mycobacterium tuberculosis lebih mudah dan satu kromosom Y. dua kromosom X
masuk dan menyerang parenkim paru. inilah yang menjadi kunci kekuatan ekstra
kekebalan tubuh wanita, karena pada
Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin kromosom X berisi lebih banyak gen
Mendiskripsikan karakteristik responden kekebalan tubuh.
jenis kelamin pada pasien TB Paru yang
diberikan Posisi Semi Fowler dengan Selain karena genetik, hormone juga
Pursed Lip Breathing dan Posisi Semi mempengaruhi jenis kelamin. Pada wanita
Fowler dengan Diapragma Breathing telah di produksi hormone esterogen yang
dengan hasil, Pasien TB paru paling banyak mempengaruhi sintesis imunoglobulin G
didapatkan pada jenis kelamin laki-laki yaitu (IgG) dan immunoglobulin A (IgA) yang
sebesar 24 responden (63,2%). Hasil menjadi lebih banyak (meningkat).
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang Peningkatan tersebut menyebabkan wanita
dilakukan oleh Tawangnaya, Ismonah, dan lebih kebal terhadap infeksi bakteri.
Negara (2016) yang dilakukan di RSUD Sedangkan pada laki-laki diproduksi
hormone androgen yang bersifat imunosupresan, sehingga memperkecil
resiko autoimun (memakan antibody sendiri) Semi Fowler dengan Diapragma Breathing
tetapi tidak membuat lebih kebal terhadap sebagai berikut :
infeksi bakteri. Oleh karenanya wanita lebih Saturasi oksigen sebelum diberikan Posisi
kebal terhadap penyakit dibandingkan laki- Semi Fowler dengan Pursed lip breathing
laki (Wittlieb, 2016, ¶1). Jika daya tahan memiliki nilai median 94,5%, nilai modus
tubuh dalam kondisi menurun, bakteri akan 95%, nilai minimal 86% dan nilai maksimal
mudah masuk terutama bakteri 97%. Sedangkan nilai saturasi oksigen
mycobacterium tuberculosis. Bakteri setelah diberikan Posisi Semi Fowler dengan
tersebut akan masuk melalui jalan napas Pursed lip breathing memiliki nilai median
menuju alveoli. Setelah berada dalam alveoli 97%, modus 98%, nilai minimal 92% dan
bakteri mycobacterium tuberculosis akan nilai maksimal 99%. Hal ini
bertumpuk dan berkembang biak dengan menggambarkan adanya peningkatan
cara membelah diri (Ardiansyah, 2012, hlm. saturasi oksigen setelah diberikan posisi
306). semi fowler dengan pursed lip breathing.
Saturasi oksigen adalah ukuran seberapa
2. Gambaran SaO2 Sebelum dan Sesudah banyak persentase oksigen yang mampu
Dilakukan Pemberian Posisi Semi dibawa oleh hemoglobin dan dialirkan
Fowler dengan Pursed Lip Breathing menuju kapiler perifer (Saryono, 2009,
dan Posisi Semi Fowler dengan hlm.7).
Diapragma Breathing
Posisi semi fowler adalah posisi setengah
Tabel 3 duduk, di mana bagian kepala tempat tidur
Nilai saturasi oksigen sebelum dan sesudah lebih tinggi. Posisi ini dilakukan dengan
pemberian Posisi Semi Fowler dengan sudut 30-45o. posisi ini dilakukan untuk
Pursed Lip Breathing pada pasien TB Paru mempertahankan kenyamanan dan
di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga tahun memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
2017 (n=38) Tujuan dilakukannya posisi semi fowler
adalah untuk memperbaiki curah jantung,
meningkatkan ventilasi paru, dan
mengurangi sesak nafas (Hidayat,2008,
hlm.74).

Pursed lip breathing adalah suatu pola


pernafasan yang dilakukan seseorang di
mana pada saat mengambil udara dengan
Berdasarkan tabel 3 disampaikan cara meniupkan melalui mulut dengan bibir
pendiskripsian saturasi oksigen sebelum dan dirapatkan dan dilakukan secara perlahan-
sesudah diberikan Posisi Semi Fowler lahan. Tujuan dilakukan dengan cara ini
dengan Pursed Lip Breathing dan Posisi adalah untuk mengurangi frekuensi
pernafasan, mengembangkan paru dengan
sempurna, melatih pasien untuk mengosongkan paru, dan mengatasi dispnea
akibat beraktivitas. Dengan dilakukannya 3. Efektifitas Posisi Semi Fowler dengan
Pursed lip breathing mengurangi sesak Pursed Lip Breathing dan Posisi Semi
nafas karena adanya ekshalasi yang Fowler dengan Diapragma Breathing
diperpanjang, sehingga karbondioksida akan terhadap SaO2 pasien TB paru.
lebih banyak dibuang dan lebih Tabel 4
mengoptimalkan oksigen yang masuk
(Nurachmah, 2008, hlm.8). Efektivitas pemberian Posisi Semi Fowler
dengan Pursed Lip Breathing dan Posisi
Untuk saturasi oksigen sebelum diberikan Semi Fowler dengan Diaphragma
posisi semi fowler dengan diaphragma Breathing terhadap SaO2 pasien TB Paru di
breathing memiliki nilai median 94,1%, RSP dr.
nilai modus 94%, nilai minimal 86% dan Ario Wirawan Salatiga tahun 2017 (n=38)
nilai maksimal 97%. Sedangkan nilai
saturasi oksigen setelah diberikan Posisi
Semi Fowler dengan diaphragma breathing
menunjukkan nilai median 96,1%, nilai
modus 97%, nilai minimal 93%, dan nilai
maksimal 98%. Untuk rata-rata
peningkatannya, pada kelompok Semi
Fowler dengan Pursed lip breathing Tabel 4 disampaikan penjelasan sebagai
memiliki nilai rata-rata peningkatan 3, dan berikut:
pada kelompok Semi Fowler dengan Rata-rata nilai saturasi oksigen sebelum
diaphragma breathing memiliki nilai rata- dilakukan Posisi Semi Fowler dengan
rata peningkatan 2. Hal ini menggambarkan Pursed Lip Breathing adalah 94%. Rata-rata
adanya peningkatan saturasi oksigen setelah sesudah diberikan Posisi Semi Fowler
diberikan posisi semi fowler dengan dengan Pursed Lip Breathing adalah 97%.
diaphragm breathing. Hasil p-value 0.000 menunjukkan bahwa
Posisi Semi Fowler dengan Pursed Lip
Diaphragma Breathing adalah suatu pola Breathing efektif untuk meningkatkan
pernapasan dilakukan dengan cara saturasi oksigen pasien TB paru. Penelitian
menggunakan otot perut dan diafragma. ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Menghirup udara melalui hidung dengan oleh Hafiizh & Basuki (2013) yang berjudul
menggembungkan otot perut dan menarik Pengaruh Pursed-Lip Breathing Terhadap
diaphragma ke atas. Sehingga dapat Penurunan Respiratory Rate Dan
mengurangi sesak nafas pasien (Nurachmah, Peningkatan Pulse Oxygen Saturation
2008, hlm.7-8) (SpO2) menunjukkan adanya pengaruh
pemberian pursed-lip breathing (PLB)
terhadap penurunan respiratory rate (RR)
dan peningkatan Pulsed Oxygen Saturation
(SpO2).
Pada pemberian posisi semi fowler, Posisi semi fowler dilakukan sebagai cara untuk
mengurangi dan membantu menangani sesak dengan Diaphragma Breathing adalah 94%
nafas. Posisi semi fowler dengan derajat dan rata-rata sesudah diberikan Posisi Semi
kemiringan 30-45o, yaitu mengandalkan Fowler dengan Diaphragma Breathing
gaya grafitasi untuk membantu adalah 96%. Hasil p-value 0.000
pengembangan paru dan mengurangi menunjukkan bahwa Posisi Semi Fowler
tekanan dari abdomen dan diafragma dengan Diaphragma Breathing efektif untuk
(Snyder & Berman, 2011, hlm.914). meningkatkan saturasi oksigen pasien TB
paru. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Adanya pelebaran saluran napas dapat penelitian yang dilakukan oleh Sepdianto,
meningkatkan oksigen yang diinspiasi atau Diah, & Anjaswarni (2013) yang berjudul
dihirup pasien. Dengan meningkatnya Peningkatan Saturasi Oksigen Melalui
oksigen dalam tubuh, peningkatan oksigen Latihan Deep Diaphragma Breathing
dalam hemoglobin juga ikut meningkat menunjukkan ada peningkatan saturasi
begitu juga dengan saturasi oksigen pasien. oksigen melalui terapi. Hasil penelitian
Oleh karena itu pemberian posisi semi menunjukkan deep diaphragma breathing
fowler dapat meningkatkan oksigen dalam efektif dalam meningkatkan saturasi oksigen
darah. (Snyder & Berman, 2011, hlm.914). dan menurunkan derajat dyspnea, tekanan
darah, nadi dan respirasi pada pasien gagal
Posisi semi fowler pada penelitian ini jantung.
dikombinasikan dengan pemberian pursed
lip breathing untuk meningkatkan saturasi Pernapasan diafragma yang dikombinasikan
oksigen. Posisi semi fowler mengandalkan dengan posisi semi fowler memungkinkan
gaya grafitasi untuk bernafas. Kemudian dilakukannya nafas dalam dan penuh,
dikombinasikan dengan pursed lip dengan usaha yang sedikit (Kozier et al,
breathing. Pasien lebih mengutamakan 2009, hlm.544). sebelum inspirasi dimulai
untuk memperpanjang ekspirasi dengan otot pernapasan berada dalam keadaan
mengerutkan bibir secara bertahap dengan lemas, tidak ada udara yang mengalir, dan
melibatkan reflek inflasi Hering-breuer tekanan intra alveolus setara dengan tekanan
dalam usaha mengurangi udara yang atmosfer. Otot inspirasi utama adalah otot
terjebak didalam alveoli dan juga diafragma, diafragma dalam keadaan
mengurangi karbondioksida di dalam tubuh. melemas berbentuk kubah yang menonjol
Secara otomatis akan meningkatkan oksigen keatas ke dalam rongga thoraks. Ketika
yang masuk ke dalam alveoli serta oksigen berkontraksi, diafragma turun dan
dapat diikat oleh hemoglobin (Ganong, memperbesar volume rongga thoraks dengan
2008, hlm.702). meningkatkan ukuran vertical (atas ke
bawah) (Sherwood, 2013, hlm.506-507)
Sedangkan rata-rata nilai saturasi oksigen
sebelum dilakukan Posisi Semi Fowler Sewaktu inspirasi, tekanan intrapleura turun
menjadi 754 mm Hg akibat ekspansi
thoraks. Peningkatan gradient tekanan
transmural yang terjadi sewaktu inspirasi memastikan bahwa paru teregang untuk
mengisi rongga thoraks yang mengembang adalah 0.020 (≤0,05) sehingga dapat
(Sherwood, 2013, hlm.507) disimpulkan bahwa Posisi Semi Fowler
dengan Pursed Lip Breathing lebih efektif
Dengan pernapasan diafragma paru menjadi dibandingkan dengan Semi Fowler dengan
mengambang sempurna sehingga oksigen Diapragma Breathing. Hal ini disebabkan
akan lebih banyak masuk dan dapat bahwa Posisi Semi Fowler dengan Pursed
menembus dinding sel darah merah. Sel Lip Breathing dapat mengendalikan nafas
darah merah dibawa oleh hemoglobin dengan mengandalkan gaya grafitasi dan
menuju perifer mengandung oksigen yang dikombinasikan dengan tekhnik
banyak sehingga dapat meningkatkan mengerutkan bibir sehingga memberikan
saturasi oksigen (Potter & Perry, 2010, hlm. tahanan terhadap udara yang mengalir keluar
200). dari paru-paru, dengan demikian
memperpanjang ekshalasi dan mencegah
4. Perbedaan Efektivitas Posisi Semi kolaps jalan nafas dengan mempertahankan
Fowler dengan Pursed Lip Breathing tekanan positif pada jalan nafas (Kozier et
dan Posisi Semi Fowler dengan al., 2009, hlm.544).
Diapragma Breathing terhadap SaO2
pasien TB paru Pursed lip breathing dapat membantu
meningkatkan asupan oksigen, karena pada
Tabel 4.5 saat mengerutkan bibir dapat membantu
Perbedaan Efektivitas Posisi Semi Fowler memperpanjang ekshalasi saat ekspirasi,
dengan Pursed Lip Breathing dan Posisi sehingga karbondioksida yang di keluarkan
Semi Fowler dengan Diaphragma Breathing oleh alveolus akan meningkat, dan
terhadap SaO2 pasien TB Paru di RS Paru peningkatan asupan oksigen lebih banyak.
dr. Ario Wirawan Salatiga tahun 2017 Peningkatan jumlah oksigen yang berpindah
(n=38) ke kapiler paru akan meningkatkan jumlah
oksigen yang terikat oleh hemoglobin.
Sehingga karbondioksida juga akan
meningkat afinitas hemoglobin terhadap
oksigen. Demikian SaO2 akan meningkat
karena kadar HbO2 dan hemoglobin
teroksigenasi (Kozier et al., 2009, hlm.544).
Berdasarkan tabel 5 diatas, menunjukkan
Pada tekhnik pursed lip breathing, pasien
bahwa rata-rata peningkatan saturasi oksigen
lebih mengutamakan untuk perpanjangan
pada kelompok Posisi Semi Fowler dengan
ekspirasi. Selama ekspirasi terjadi proses
Pursed Lip Breathing adalah 3 dan rata-rata
pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot
peningkatan saturasi oksigen pada kelompok
untuk menurunkan volume intratoraks.
Semi Fowler dengan Diapragma Breathing
Namun, pada awal ekspirasi sedikit terjadi
adalah 2. P-value pada kedua kelompok
kontraksi otot inspirasi. Kontraksi ini
berfungsi sebagai peredam daya recoil paru
dan memperlambat ekspirasi. Perlambatan ini bertujuan untuk merelaksasikan otot-otot
inspirasi sehingga adanya penurunan kerja diperoleh hasil bahwa posisi semi fowler
pernafasan yang menyebabkan oksigen akan dengan Pursed Lip Breathing lebih efektif
mudah masuk dan dibawa bersamaan untuk meningkatkan saturasi oksigen pasien
dengan hemoglobin menuju kapiler perifer TB Paru dibandingkan dengan Semi Fowler
sehingga menyebabkan peningkatan saturasi dengan Diaphragma Breathing berdasarkan
oksigen (Ganong, 2008, hlm.673). uji Mann-Withney diperoleh p-value sebesar
0,049.
Penggantian udara dalam alveoli secara
perlahanan seperti yang dilakukan dalam SARAN
teknik pursed lip breathing dapat mencegah Berdasarkan kumpulan dari temuan pada
perubahan konsentrasi gas yang mendadak penelitian ini maka dapat diambil beberapa
dalam darah. Pursed lip breathing saran dari pihak-pihak terkait, diantaranya:
meningkatkan volume tidal dan dapat
mengatasi masalah air trapping. Udara yang 1. Bagi pelayanan kesehatan
terjebak pada alveoli, dapat menurangi Bagi pihak rumah sakit RSP dr. Ario
hiperinflasi sehingga dapat meningkatkan Wirawan Salatiga untuk dapat
ventilasi dan meningkatkan oksigen yang melakukan pengkajian pada pasien TB
diikat oleh hemoglobin (Guyton & Hall, Paru dan dapat memberikan Semi
2014, hlm.522). Fowler dengan Pursed Lip Breathing
untuk meningkatkan saturasi oksigen
Pada posisi semi fowler dengan diaphragm pada pasien TB Paru yang dirawat inap.
breathing lebih mengandalkan kepada otot- 2. Bagi Institusi Pendidikan
otot pernafasan inspirasi, sehingga dalam Hasil penelitian tersebut dapat menjadi
keadaan inspirasi lebih banyak terjadi sumber referensi untuk menambah ilmu
kontraksi otot. Dalam kondisi ini pasien pengetahuan tentang manfaat posisi
yang memiliki frekuensi pernafasan yang semi fowler dengan Pursed Lip
meningkat akan lebih susah dalam Breathing dan semi fowler dengan
meningkatkan oksigen yang masuk dalam Diaphragma Breathing dalam
tubuh dan diikat oleh hemoglobin (Guyton mengembangkan ilmu pendidikan
& Hall, 2014, hlm.525). kesehatan khususnya keperawatan
medical bedah.
SIMPULAN 3. Bagi Penetiti Selanjutnya
Simpulan pada penelitian ini adalah adanya a. Hasil penelitian ini disarankan
perbedaan efektifitas antara Semi Fowler sebagai bahan acuan dan masukan
dengan Pursed Lip Breathing dan Semi untuk peneliti selanjutnya dengan
Fowler dengan Diaphragma Breathing menggunakan variabel yang berbeda
terhadap saturasi oksigen pasien TB Paru di dan jumlah responden yang lebih
RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dan banyak.
b. Bagi peneliti selanjutnya agar
memperhatikan faktor-faktor yang
berhubungan dengan karakteristik responden di mana peneliti bisa
mengkaji lebih dalam, sehingga hasil Terhadap Penurunan Respiratory
tersebut bisa mendukung hasil Rate (Rr) Dan Peningkatan Pulse
penelitian. Oxygen Saturation (Spo2)
http://eprints.ums.ac.id/25567/
DAFTAR PUSTAKA diperoleh tanggal 20 November
2016
Asmadi. (2008). Teknik Procedural
Keperawatan Konsep Dan Hidayat. (2008). Metode Penelitian
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Keperawatan Teknik Analisa Data.
Salemba Medika. Jakarta: Salemba Medika

Dinkes Kota Salatiga. (2014). Jendra D, Margaret S, & Grace K. (2015).


Profil Kesehatan Kota Hubungan Faktor Resiko Umur,
Salatiga 2014, Jenis Kelamin, Kepadatan
http://www.depkes.go.id/resources/ Hunian dengan Kejadian TB
download/profil/PROFIL_KAB_K Paru di Desa Wori Kecamatan
OTA_2014/3373_Jateng_Kota_Sal Wori.
atiga_2014.pdf diperoleh tanggal https:/ejournal.unsrat.ac.id/
27 Desember 2016 indeks.php/jkkt/article/download
. Diperoleh tanggal 11 Juni 2017
Fadhilah, Debby. (2016). Faktor-
faktor Risiko Kejadian Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan
Tuberkulosis. Indonesia 2015,
http://ilmuveteriner.com/faktor- http://www.depkes.go.id
faktor-resiko-kejadian- /resources/download/pusdatin/profil
tuberkulosis. Diperoleh tanggal -kesehatan-indonesia/profil-
5 Juni 2016. kesehatan-Indonesia-2015.pdf,
diperoleh tanggal 12 Desember
Fitriyani, dwi, kristiyawati. S.P, & 2016.
Supriyadi. (2015). Perbedaan
Tripot dan Semi Fowler Khasanah, suci & Maryoto, Madiyo. (2014).
terhadap peningkatan saturasi Efektifitas Posisi Condong Ke
oksigen pasien asma. Semarang: Depan (Ckd) Dan Pursed Lips
Stikes Telogorejo. Breathing (Plb) Terhadap
Peningkatan Saturasi Oksigen
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Pasien Penyakit Paru Obstruktif
Kedokteran Edisi 22. Jakarta: Kronik (Ppok).
EGC http://jurnal.unimus.ac.id
/index.php/psn12012010/article/vie
Gayton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku w/1200 diperoleh tanggal 25
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Desember 2016
12. Penterjemah : Ermita I,
Ibrahim I. Singapura: Elsevier. Korua, E.S., Kpatouw, N.H., & Kawatu,
P.A. (2015). Hubungan Antara
Hafiizh, Edwin & Basuki, Nur. (2013). umur, Jenis Kelamin, dan
Pengaruh Pursed-Lip Breathing Kepadatan hunian
dengan
kejadian TB parupada pasien Sherwood , J. (2013). An Aboriginal Health
rawat jalan Di Rumah Sakit Worker Research Story. USA: Left
Umum Daerah Noongan. Coast Press
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2015/05/JURN Sianturi, R, (2013). Analisis Faktor yang
AL-ELISA-S.-KORUA.pdf. Berhubunngan dengan
diperoleh tanggal 4 Juni 2017. Kekambuhan TB
Paru.
Kozier., et al. (2009). Buku Ajar Praktik http://journal.unnes.ac.id/sju/ind
Keperawatan Klinis, Edisi 5. ex.php/ujph/article/view/3157/2
Penerbit buku Kedokteran. Jakarta: 922. diperoleh tanggal 4 Juni
EGC 2017.

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan keperawatan Smeltzer & bare. (2013). Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem medical bedah edisi 8. Jakarta:
Pernapasan. Jakarta: Salemba EGC
medika.
Soemantri, Irman. (2009). Keperawatan
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Medikal Bedah: Asuhan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Keperawatan pada Pasien
Rineka cipta dengan Ganggua Sistem
pernapasan / Irman Somantri.
Nurachmah, Elly & Sudarsono, Ratna. Jakarta :Salemba Medika
(2008). Buku Saku Prosedur
Keperawatan Medikal Bedah. Tawangnaya I., Ismonah., & Negara S.A.
Jakarta: EGC (2016). Perbedaan Saturasi
Oksigen Sebelum dan Sesudah
Potter & Perry,(2010). Fundamental Diberikan Posisi tripod dengan
Keperawatan edisi 7. Jakarta: Pursed lip Breathing pada
Salemba Medika pasien tuberculosis Paru di
RSUD Ambarawa. Semarang:
RM, RSPAW. (2017), Jumlah Kunjungan Stikes Telogorejo.
Pasien Rawat Inap Dengan
Diagnosa TB Paru. Salatiga: WHO. (2016). Global Tuberkulosis Report,
Rumah Sakit dr. Ario Wirawan. http://apps.who.int/iris/bitstream
/10665/250441/1/978924156539
Saryono . (2009). Biokimia Respirasi. 4-eng.pdf?ua=1 diperoleh
Yogyakarta :Nuha Medika tanggal 12 Desember 2016

Sepdianto, Cahyo, Diah, Maria,& Wijaya, Andra S, & Putri, Yessie M. (2013).
Anjaswarni Tri. (2013) Jurnal Ilmu KMB 1: Keperawatan Medika
Keperawatan dan Kebidanan. Bedah (Keperawatan Dewasa
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id Teori dan Contoh Askep).
/e-journal/index.php Yogyakarta: Nuha Medika.
/jikk/article/view/349. diperoleh
tanggal 20 November 2016.
William D, Bandy &
2007). Therapeutic Exercise,
:physical terapys exercise

Wittlieb, Erika. (2016). Daya Tahan Tubuh


Wanita Lebih
Kuat
Dibandingkan Pria.
www.1health.id/id/article/catego
ry/sehat-a-z/daya-tahan-tubuh-
wanita-lebih-kuat-dibandingkan-
pria.html. diperoleh tanggal 11
Juni 20

Anda mungkin juga menyukai