Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1. Mikdad Musadad
2. Muhammad Rizaldi
3. Redza Aulia Ramadhan
4. Silvia Nurmayanti
5. Teguh Maulana Sidik
Kelas : XII TKJ 2
SMKN 1 KATAPANG
Tahun Ajaran 2017/2018
BAB I
Landasan Teori
1. Samba Server
a. Pengertian
Samba adalah program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai platform
system operasi Linux (UNIX) dengan mesin Windows yang dijalankan dalam suatu
jaringan komputer. Samba merupakan aplikasi dari UNIX dan Linux, yang dikenal
dengan SMB(Service Message Block) protocol.
b. Fungsi
1) Menghubungkan antara mesin Linux (UNIX) dengan mesin Windows. Sebagai
perangkat lunak cukup banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh samba software,
mulai dari menjembatani sharing file, sharing device, PDC, firewall, DNS, DHCP,
FTP, webserver, sebagai gateway, mail server, proxy dan lain-lain.
2) Samba PDC (Primary Domain Controller) bertujuan sebagai komputer yang akan
melakukan validasi user kepada setiap client yang akan bergabung dalam satu
domain tertentu, dengan kata lain hanya user yang terdaftar yang diijinkan masuk
ke domain tersebut dan mengakses semua fasilitas domain yang disediakan.
3) Dapat berfungsi sebagai domain controller pada jaringan Microsoft Windows.
2. Langkah Kerja
A. Konfigurasi IP , DNS dan Samba
1. Konfigurasi ip dengan perintah yang berada didirektori “/etc/network”, seperti
dibawah,
Tambahkan script seperti dibawah, disini kita memasukkan ip secara static. Auto eth0
merupakan adapter yang digunakan di debian, Address merupakan alamat debian itu
sendiri, sedangkan netmask merupakan default ip, disini kita menggunakan ip class C.
4. Konfigurasi pula file reverse (db.127) yang berada di direktori “/etc/bind”. Riverse
berfungsi untuk konversi IP Address ke DNS.
Cari script “security”, dengan menekan ctrl+w dan hapus tanda pagar nya (#)
Lalu cari script printers secara 2 kali untuk menemukan script seperti dibawah :
Tambahkan script dibawah ini, sesudah script yang berada diatas tadi.
[data] = merupakan nama folder yang digunakan untuk sharing.
comment = folder sharing yang diberinama DATA.
Path = folder yang digunakan untuk menaruh file yang berada di debian.
Browseable = untuk menentukan apakah client dapat mencari/diizinkan mengakses
alamat ip server atau tidak.
Writeable = untuk menentukan apakah client dapat merubah file yang disharing
atau tidak.
Valid users = daftar user yang diizinkan untuk membuka file yang di sharing.
Kemudian save konfigurasi yang telah dibuat dengan menekan ctrl+O > enter > ctrl + X
untuk keluar dari file yang dikonfigurasi.
Lalu masuk ke direktori penyimpanan file yang akan di sharing, disini kelompok kami
menyimpan file yang akan di sharing di direktori “/etc/kelompok2”, tetapi direktori
kelompok2 belum tersedia di debian. Maka kami membuat direktori “kelompok2” dengan
perintah “mkdir” jika direktori sudah dibuat maka masuk ke direktori tersebut dengan
perintah “cd (nama direktori)”.
Selanjutnya buat user dengan perintah “useradd (nama user)” (disini kelompok kami
membuat 2 users), kemudian beri atau buat password untuk masing-masing user dengan
perintah “smbpasswd -a (nama user)”. Nama dan password client ini digunakan untuk
login agar dapat membuka file yang nnatinya akan di sharing.
Coba buat sebuah file dengan perintah “touch (nama file)”, kemudian beri hak akses
untuk mengakses atau merubah file dan direktori yang dibuat server sebelumnya. Dengan
perintah seperti dibawah :
11. Buka Quick Access pada Windows (client) untuk melakukan uji coba. Kemudian
masukkan ip address debian (server).
Maka akan muncul folder yang sebelumnya telah dibuat pada saat mengkonfigurasi
samba, klik folder tersebut.
Jika folder tersebut diklik maka akan ada perintah untuk melakukan login agar dapat
mengakses file yang disharing.
Jika sudah login, maka akan muncul sebuah file yang dibuat untuk disharing client.
Jika kita diberi hak akses untuk merubah atau menambahkan isi dari folder yang
disediakan server untuk melakukan sharing, maka kita dapat membuat sebuah folder
didalam folder data (yang disediakan server).
2. Jika sudah copy file “openssl.cnf” yang berada didirektori “/etc/ssl” ke direkrori
“/cert/” (sebelumnya buat direktori “/cert/” dengan perintah “mkdir /cert/”) dengan
perintah seperti dibawah :
Cari kembali script “policy” kemudian tambahkan kata “anything”, seperti dibawah :
Cari lagi script “default_bits” dan ganti kata setelah script “default_bits” dengan “4096”.
Cari lagi [ v3_req ] dan tambahkan huruf yang berwarna kuning dibawah ini
8. Install web server (apache2), dan bahasa pemrograman yang dibutuhkan untuk
multimedia streaming (cumulus clips).
9. Jika muncul pilihan seperti dibawah, pilih mode standalone. Mode standalone ini
berfungsi agar server dapat diakses oleh client dalam jumlah yang banyak (masal)
10. Setelah instalasi selesai, edit file proftpd.conf di direktori /etc/proftpd/ lalu cari syntax
seperti gambar dibawah ini dan hapus pagar nya untuk mengaktifkan Konfigurasi
HTTPS.
11. Selanjutnya edit tls.conf di direktori yang sama lalu hapus pagar yang diberi warna
kuning seperti dibawah ini:
12. Cari script seperti dibawah kemudian ubah letak sertifikat sesuai dengan yang kita
buat, misalnya seperti dibawah :
13. Cari script TLSOptions NoCertRequest, kemudian ganti script sesudah kata
NoCertRequest dengan “UseImplicitSSL”.
16. Aktifkan file “https” tersebut dengan perintan “a2ensite”, dan nonaktifkan file default
dengan perintah “a2dissite”.
17. Tambahkan ports SSL di dalam file “ports.conf” yang berada didalam direktori
“/etc/apache2”.
21. Tambahkan script seperti dibawah untuk meredirect. jika kita membuka alamat
subdomain di browser maka alamat tersebut akan tercantum “https”.
22. Buat database menggunakan mode CLI di debian dengan perintah “myseql -u root -p”
23. Restart apache, dengan perintan seperti dibawah :
24. Buka winscp, kemudian copykan semua sertifikat yang dibuat sebelumnya dari server
ke client.
25. Buka chrome > Setting > Manage Sertifikat > Import. Untuk menambahkan sertifikat
yang dibuat di debian.
26. Klik Next jika muncul tampilan seperti dibawah :
27. Kemudian import atau masukkan sertifikat-sertifkat tersebut. (.cert dan .p12).
28. Jika muncul pilihan seperti dibawah pilih “Place all certificaties in the following
store” lalu next.
29. Jika mengimport sertifikat sudah berhasil maka akan muncul bahwa sertifikat yang
kita import sudah berhasil seperti dibawah ini :
30. Masih di browser yang sama, ketikkan alamat subdomain yang dibuat tanpa https
31. Maka kita akan masuk ke halaman multimedia streaming dengan https.
32. Masukan host FTP yang digunakan, username FTP, Password FTP dan letak dimana
kita menyimpan file cumulus.
33. Di Database Setup pada CumulusClips, isi semua kotak kecuali Table Prefix lalu klik
Submit Database Login.
34. Masukkan url cumulus, sitename cumulus, nama penggunana admin, password admin
dan email yang digunakan admin.
38. Jika video telah berhasil di upload maka akan muncul tampilan seperti dibawah :
41. Kemudian kita cek password dari setiap user dengan perintah “nano /etc/passwd”.
42. Coba buat sebuah file didalam direktori salah satu user dengan perintah seperti
dibawah:
43. Kemudian buka filezila, isi host dengan subdomain yang digunakan untuk ftp yang
sebelumnya dibuat di debian. Protocol pilih FTP-File Transfer Protocol, karena disini
kita menggunakan ftp. Logon Type pilih Normal. Kemudian isi user dengan nama
user yang telah dibuat, beserta passwordnya.
44. Tampilan seperti ini menunjukan bahwa sertifikat pada ftp telah berjalan.
45. Jika pengkonfigurasian ftps telah berhasil maka tampilan yang muncul akan seperti
dibawah, tanpa ada peringatan error.