Anda di halaman 1dari 30

Redesign Sistem

Perencanaan dan Penganggaran

6 Oktober 2020

KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
POKOK BAHASAN

1 Latar Belakang Redesign Sistem Perencanaan Penganggaran (RSPP)


2 Hasil Evaluasi Reformasi Penganggaran
3 Manfaat/Tujuan Redesign Sistem Perencanaan Penganggaran (RSPP)
4 Redesain Program
5 Hasil Redesain Program Kementerian/Lembaga
6 Hasil Redesain Program Kementerian Keuangan

7 Redesain Kegiatan

8 Redesain Keluaran
9 Penerapan RSPP

10 Permasalahan Penerapan RSPP


11 Beberapa Usulan KRO oleh K/L yang Disetujui
12 Beberapa Usulan KRO oleh K/L yang Ditolak
KEMENTERIAN KEUANGAN 2
1. Latar Belakang Redesign Sistem Penganggaran (RSP)
1945-2003 Reformasi Tantangan
Reformasi
Pengelolaan Keuangan Negara Penganggaran I
menggunakan ketentuan Penganggaran II
 Spending
perundang-undangan yang disusun
pada masa pemerintahan kolonial Better)
Hindia Belanda, (berdasarkan  Terbitnya 3 UU Bidang Keuangan  Penguatan Penerapan  Money
Aturan Peralihan Undang-Undang Negara
Follow
- UU No 17 Tahun 2003
PBB
Dasar 1945, yaitu Indische
- UU No. 15 Tahun 2004  Reformulasi KPJM Program
Comptabiliteitswet/ICW)
- UU No. 1 Tahun 2004  Format Baru RKA-K/L
 Value For
Satuan Anggaran  3 Pillar Peganggaran  Monev Penganggaran
Rutin / Pembangunan  Unified Budget  Reward Punishment Money
 Performance Base Budgeting  Standar Biaya  Zero Base
(PBB)  Sinergi Perencanaan
 Kerangka Pengeluaran Jangka Budgetting
Menengah (KPJM)
Penganggaran

Pera Keppres 42 Tahun 2002 PP 21 Tahun 2004 tentang PP 90 Tahun 2010 tentang
turan Pedoman Pelaksanaan APBN Penyusunan RKAKL Penyusunan RKAKL
PP 17 Tahun 2017 ttg Sinkronisasi
EVALUASI
Perencanaan dan Pemganggaran
Doku
men DIP, DIK,DIKS RKAKL/DIPA RKAKL/DIPA
Redesain Sitem
SatuDJA penganggaran
Sistem
KRISNA
IT RP-DIK/S LK-DIP RKAKL/DIPA RenjaKL
KEMENTERIAN KEUANGAN
3
2. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Penganggaran

Program belanja pusat dan daerah saat ini tidak sinkron sehingga
capaian kinerjanya tidak optimal.

Perencanaan
Penganggaran
Program yang digunakan dalam dokumen Perencanaan dan dokumen
penganggaran berbeda, sehingga sulit dikonsolidasikan.

Rumusan Nomenklatur Program dan Outcome dari sebuah program


tidak terlihat secara langsung (bersifat normatif).

Informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen


perencanaan penganggaran sulit dipahami oleh publik.

KEMENTERIAN KEUANGAN 4
3. Tujuan dan Manfaat Redesain Sistem Penganggaran
Tujuan Manfaat
1. Implementasi kebijakan money follow program; 1. Adanya hubungan yang jelas antara
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja program, kegiatan, output dan
melalui penerapan value for money dalam proses outcome.
perencanaan dan penganggaran serta 2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja
pelaksanaannya; Eselon I atau antar K/L dalam
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan mencapai sasaran pembangunan.
antar Kementerian/Lembaga 3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara 4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan
dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran; penganggaran.
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik; 5. Efisieni organisasi
6. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan
Belanja Daerah.
7. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus
Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
8. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran
(Output) yang mencerminkan “real work” (konkret).
5
SPENDING BETTER FOKUS MENDUKUNG PROGRAM PEMULIHAN
Mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan sosial, di tengah ruang fiskal yang masih relatif terbatas
(Efisiensi Birokrasi, Fokus pada program prioritas, Berbasis hasil dan Antisipatif)

TANTANGAN PELAKSANAAN APBN


Penguatan Perencanaan
Mandatory Belanja Kebutuhan
Fiscal Space Output/outcome dan Penganggaran
spending cukup operasional untuk program
masih terbatas kurang optimal
besar kurang efisien prioritas besar
1. Belanja kebutuhan dasar
diefisienkan

Fokus untuk dukung prioritas


REFORMASI: EFISIENSI, FOKUS, BERBASIS HASIL DAN ANTISIPATIF 2. (priority based budgeting);

3. Sinkronisasi pusat-daerah, dan


dengan instrumen fiskal lainnya.

PRIORITY BASED
BUDGETING
Quality control tehadap Program
Prioritas

BASIC SPENDING INTERVENTION SPENDING ANTICIPATORY Program Prioritas berbasis


(Efisiensi Birokrasi) (Fokus Program Prioritas) SPENDING 1.
hasil (result based)

Performance Result Antisipatif terhadap


Standardisasi based based Buffer
Automatic 2. ketidakpastian (automatic
(harga & Kegiatan) stabilizer
Budgeting Execution stabilizer)
64
4. Redesain Program
Prinsip Perumusan Program Jenis Program

1. Tidak lagi mencerminkan tugas Program generik (program dukungan manajemen ) yaitu program yang
fungsi unit eselon I, tetapi lebih didesain untuk mendukung pelaksanaan tusi K/L dalam menjalankan
mencerminkan tugas fungsi K/L, pemerintahan (birokrasi).
Rumusan disusun oleh Program Teknis
Kementerian Keuangan dan Program teknis merupakan program yang didisain untuk melaksanakan
Kementerian PPN dengan prioritas pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN
berkoordinasi kepada K/L terkait 2020-2024 dan RKP
2. Outcome (Sasaran Program)
Program Teknis terdiri dari 2
mencerminkan hasil kinerja
1. Program Teknis Spesifik yang dilaksanakan 1 KL,
program yang ingin dicapai Secara Contoh : Program Kebijakan Fiksal pada Kementerian Keuangan
Nasional. Bagi program yang 2. Program Teknis Lintas K/L a.l. :
digunakan bersifat lintas K/L atau Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, yang dilaksanakan oleh 12 K/L
lintas unit eselon I, maka rumusan Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang
Sasaran Program dan Indikator dilaksanakan oleh 16 K/L
dapat dirumuskan berbeda sesuai Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri yang dilaksanakan oleh
dengan tugas dan fungsi unit kerja Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian
dan sesuai dengan kontribusinya Kelautan dan Perikanan;
dalam mewujudkan sasaran Program Infrastruktur Konektivitas dilaksanakan oleh Kementerian
program dimaksud Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Perhubungan
7
5. Hasil Redesain Program Kementerian/Lembaga

Eksisting Program Generik


428 (Dukungan Manajemen)
Program (1 Program)

Program Teknis
 Program Teknis Lintas K/L (17 Program)
102 Program  Program Teknis Spesifik K/L (84 Program)

Penetapan Program TA 2021 : Surat Bersama MenKeu + MenPPN S-375/MK.02/2020 dan


B.308/M.PPN/D8/PP.0404/05/2020 Tgl 8 Mei 2020 ttg Daftar Program Belanja K/L Tahun 2021

Program Teknis Spesifik K/L : merupakan program yang hanya ada pada K/L tertentu dan tidak terdapat pada
K/L lain, dlm rangka melaksanakan 7 program Pembangunan dan Prioritas Nasional (84 Program pada 86 K/L)
Program Teknis Lintas K/L adalah 17 program yang digunakan lebih dari satu K/L
Secara Keseluruhan Program adalah 102
(1 Program Generik + 17 Program Teknis Lintas K/L + 84 Program Teknis Spesifik K/L)

8
7. Redesain Kegiatan
Prinsip Perumusan Kegiatan Jenis Kegiatan
Kegiatan Generik : merupakan kegiatan yang digunakan oleh
Kegiatan tidak disusun dengan nomenklatur yang identik beberapa unit-unit Eselon II/Eselon I yang memiliki karakteristik
dengan Unit Kerja Eselon II (dua) atau Satuan Kerja vertikal dari sejenis sebagai unit pendukung, seperti Sekretariat Jenderal,
Kementerian/Lembaga, namun lebih mencerminkan aktivitas Inspektorat Jenderal, Badan Diklat, dan kesekretariatan Direktorat
yang dilaksanakan oleh unit untuk menghasilkan keluaran Jenderal /Sekretariat Jenderal/Inspektorat Jenderal/Badan yang
dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran. Kegiatan dapat memiliki Program Dukungan Manajemen
bersifat lintas Unit Kerja Eselon II (dua) dalam Unit Kerja Eselon
Kegiatan Teknis terdiri dari 2 : Teknis Lintas dan Teknis spesifik.
I (satu) yang sama atau lintas Unit Kerja Eselon I (satu) dalam
Kementerian/Lembaga yang sama.
Kegiatan Teknis Lintas adalah kegiatan antar Eselon II dalam satu unit
eselon I atau Lintas Unit Eselon I dalam 1 K/L
Redesain kegiatan untuk menghindari Tumpang tindih
Kegiatan Teknis Spesifik adalah Kegiatan Spesifik Eselon II.
(duplikasi) Kegiatan antar Kementerian/Lembaga serta
banyaknya Kegiatan yang tidak mencerminkan tugas dan Urgensi Redesain Kegiatan :
fungsi Kementerian/Lembaga a) Diperlukannya rumusan kegiatan lintas, untuk sinergi pelaksanaan kegiatan
yang mempunyai keterkaitan yang kuat antar kegiatan yang yang
dilaksanakan oleh beberapa unit kerja;
b) Diperlukannya pemetaan Kegiatan yang dilakukan oleh satu unit kerja
Sejalan dengan adanya Program Lintas, maka kegiatan merupakan bagian dari suatu siklus/proses yang saling berurutan (sequence)
dapat diimplentasikan secara lintas mencerminkan c) Terdapat kegiatan yang serupa/sejenis yang dilaksanakan oleh beberapa unit
Kegiatan sebagai suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh kerja
Kementerian/Lembaga untuk menghasilkan Keluaran d) Memudahkan penilaian akuntabilitas kinerja dan anggaran atas pelaksanaan
kegiatan
(Output) dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
pembangunan
Kementerian/Lembaga yang melaksanakan Kegiatan Lintas (dalam
satu Unit Kerja Eselon I yang sama) memastikan akuntabilitas kinerja
dari masing-masing Unit Kerja Pelaksana terhadap kegiatan lintas
dengan menyusun Sasaran Kegiatan dan/atau Indikator Kinerja
Kegiatan yang berbeda untuk masing-masing Unit Kerja Pelaksana
9
8. Redesain Keluaran
Keluaran (Output) mencerminkan “real work” atau “eye catching”, Urgensi Redesain Output
Keluaran/ merupakan produk akhir dari pelaksaan kegiatan. Rumusan Perlunya pengelompokan output yang dihasilkan oleh K/L
Output ouput dibedakan menjadi 2 : Klasifikasi Rincian (baik berupa barang/jasa) dalam mendukung pencapaian
Output/KRO dan Rincian Output/RO. . outcome.

Perlu adanya standar output sehingga dapat dibandingkan


tingkat efisiensinya.
Klasifikasi Rincian Output (KRO) adalah
Klasifikasi kelompok/kumpulan produk akhir yang dihasilkan
pemerintah baik berupa barang (barang KRO dan satuannya merupakan referensi standar
Rincian
infrastruktur/barang non-infrastruktur) atau jasa (jasa yang telah ditentukan dan ditetapkan sehingga
Output regulasi/non regulasi) untuk mencapai sasaran kegiatan Kementerian/ Lembaga tidak dapat mengubah
dalam rangka mendukung kinerja pembangunan.
nomenklatur KRO
Klasifikasi Rincian Output (KRO) merupakan clustering atas
Rincian Output (RO) sejenis dan memiliki satuan yang
RO merupakan Keluaran (Output) Riil atau produk
sama atau beragam.
akhir yang dihasilkan oleh Kementerian/Lembaga
• Rincian Output (RO) adalah produk akhir yang dihasilkan
pemerintah baik berupa (barang infrastruktur/barang non- yang bersifat unik dan spesifik sehingga
infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non regulasi) untuk Nomenklatur RO dapat berbeda antar
mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kinerja Kementerian/Lembaga
Rincian pembangunan
Output • RO adalah barang/jasa riil (produk akhir) yang dihasilkan dari
pelaksanaan kegiatan suatu unit/satker.
• Dalam hal ini, RO harus dibuat secara rinci disertai dengan
jumlah (volume) barang/jasa riil yang dihasilkan, sehingga
memudahkan proses costing untuk penyusunan anggaran.
• Dalam rangka simplifikasi struktur anggaran, satu KRO dibatasi
maksimal sebanyak 35 RO. 10
9. Penerapan RSPP

Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran akan


dilaksanakan dalam RAPBN Tahun 2021

PenyusunanRSPP, merupakan hasil kolaborasi dan


Sinergi Kementerian Keuangan dan Bappenas

Redesain diikuti dengan Integrasi/Interkoneksi


Sistem IT Perencanaan dan Sistem IT Penganggaran

Dengan RSPP, diharapkan dapat memperkuat penerapan


value for money, pengalokasian anggaran yang lebih
optimal dan akuntable

11
10. Permasalahan Penerapan RSPP

1. Rumusan RO yang belum tepat, antara lain:


• Rumusan RO seperti rumusan indikator kinerja (didahului kata seperti:
terpenuhinya, terkelolanya, dan lain-lain),
• Bukan merupakan produk (output) akhir, tetapi input yang dijadikan output;
2. RO berada pada KRO yang kurang tepat;
3. Terkait IT :
a. Kesiapan sistem : Sakti modul anggaran, penelaahan online dan DIPA,
b. Kesiapan user : perubahan mekanisme penelaahan online dari
SatuAnggaran ke Sakti memerlukan pelatihan atau sosialisasi,
c. user name dan password user K/L pada Sakti yang terdaftar, di DJA sudah
disesuaikan, namun di Bappenas belum disesuaikan,
d. Pengajuaan usulan KRO baru tidak dibatasi waktunya.

12
11. Beberapa Usulan KRO oleh K/L yang Disetujui

No Kode KRO Kode KRO KRO Satuan


(Non PN) (PN)

68A BCE QCE Penanganan Perkara Perkara


104B BFC QFC Subsidi Kepada Keluarga Rumah Tangga
104 C BIF QIF Pengawasan dan Pengendalian Pemerintah La Layanan
yanan
104D BIG QIG Pemeriksaan dan Audit Penerimaan Laporan
104 E BIH QIH Pengawasan dan Pengendalian Badan Usaha Badan Usaha
104 F BII QII Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hektar

Cx b cxccxccv13
12. Beberapa Usulan KRO oleh K/L yang Ditolak
Contoh Definisi KRO dan Ruang Lingkup KRO
Contoh Definisi KRO
Contoh Ruang Lingkup KRO
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

30

Anda mungkin juga menyukai