PERLAKUAN PANAS
4. Pendahuluan
Ket iga hal t ersebut t ergant ung dar i sifat - sifat yang diinginkan.
45
46
Titik paling kiri dari kurva awal transformasi disebut hidung (nose), dimana
transformasi austenite pada temperatur diatas “hidung” akan menghasilkan pearlite,
sedang transformasi dibawah “hidung” akan menghasilkan bainite, tetapi bila
transformasi berlangsung pada temperatur yang lebih rendah lagi (dibawah
temperatur Ms) akan menghasilkan martensite.
Pada I-T diagram dapat diplot berbagai kurva yang menggambarkan proses
pendinginan dengan berbagai laju pendinginan (cooling rate), yang disebut kurva
pendinginan (cooling curve), dimana dari masing-masing kurva pendinginan dapat
dipelajari transformasi yang terjadi.
- Annealing
- Normalizing
- Hardening
- Tempering
49
4.3 Annealing
a. Mengurangi kekerasan
c. Memperbaiki kekuatan
d. Memperbaiki ductility
- Full annealing
- Recrystallization annealing
- Stress relief annealing
- Spheroidizing
a. Full annealing
Tujuan :
Proses :
Pada dasar nya sama dengan baja hypo eutectoid , kecuali pada per mulaan
pemanasan hanya sampai daerah aust enit + sementit , yait u pada t emperat ur sekit
o
ar 30 - 60 C diat as A 1 .
b. Recrystalli sation anneali ng
Tujuan:
Melunakan baja hasil penger jaan dingin, karena adanya rekri stali sasi dan
pengemba lian bent uk st rukt urnya.
Penggunaan :
Proses:
o
Baja d ipanaskan pada suhu kira - k ir a 700 C (sed ikit dibawa h t emperat
ur A1 ), t ahan pada t emperat ur t ersebut unt uk mencapai
51
Hasil :
- Menghasilkan baja/ benda ker ja dengan per mukaan yang halus (t idak
bersis ik) .
- Memper mudah penger jaan cold working t anpa mengala m i keret akan.
Tujuan :
Proses :
o
Benda ker ja d ipanaskan sampai suhu dibawah A 1 (550 – 650 C) dipert
ahankan beberapa saat kemudian didinginkan pe lahan - lahan.
Hasil :
d. Spheroidi zation
Tujuan :
Proses:
Hasil :
4. 4 Normalizing
Tujuan :
Unt uk mendapat kan st rukt ur but iran yang halus dan ser agam, juga unt
uk menghilangkan t egangan dalam .
Pemakaian :
Unt uk baja - baja ko nst ruksi, baja ro l, mat er ial yang mengala m i
penempaan, t idak mempunyai st rukt ur yang sa ma karena jumlah beban t idak
sebanding dan karena per ubahan bent uk pada t ahap - t ahap pendinginan yang t
idak mer at a unt uk benda yang ket ebalannya t idak sama.
Proses :
o
Memanaskan sampai sedikit di at as suhu kr it is ( - +60 C di at as suhu kr
it is at as), kemudian set elah su hu merat a didinginkan di udar a.
Hasil :
4.5 Hardening
Dengan pendinginan yang mendadak, tak ada waktu yang cukup bagi
austenit untuk berubah menjadi perlit dan ferrit atau perlit dan sementit. Pendinginan
yang cepat menyebabkan austenit berubah menjadi martensit.
4.6 Tempering
o
Proses: Memanaskan kembali pada suhu 150 – 650 C, kemudian
didinginkan secara perlahan-lahan tergantung sifat akhir baja tersebut.
Ser ingkali ko mponen - ko mpo nen baja diinginkan hanya keras pada per
mukaannya saja sedangkan int i at au porosnya t et ap lunak, ha l ini member ikan ko
mbinasi yang serasi ant ara per muka an yang t aha n pakai dan poros yang ulet .
Tujuan: menghasilkan lapisa n per mukaan yang keras pada baja yang d
ianggap lunak dan ulet . Umumnya, pengerasan per mukaa n dibagi menjadi t iga
proses :
56
b. Flame hardening
4.7.1 Carburizing
ber isi arang ka yu at au bat u bara dan bar ium kar bonat . Set elah suhu
dan wakt u pemanas an t ercapai (t ergant ung
ket ebalan dan kekerasan yang diing inkan), dapur ke mudia n dimat
o
ikan, set elah men capai suhu kira - kira 350 C, kot ak kemudian
dikeluarkan dan selanjut nya didinginkan di udara.
• Pengerasan; dilakukan dengan pemanasan kembali pada temperatur
tertentu kemudian didinginkan dengan cepat (quenching) dalam air atau
oli sehingga terbentuk lapisan martensit yang sangat keras pada
permukaan benda kerja.
4.7.2 Nitriding
Benda kerja yang akan dinitriding dimasukkan ke dalam dapur yang kedap
udara kemudian gas amonia dialirkan secara kontinu selama pemanasan pada
O
temperatur 500 – 600 C, dalam waktu yang cukup lama (dapat sampai beberapa
hari).
2 NH3 2 Nat + H2
Pada dasarnya semua baja dapat dinitriding, tetapi hasil yang baik akan
diperoleh bila baja mengandung unsur paduan yang dapat membentuk nitrida
(nitride forming elements) seperti aluminium, kromium, atau molibdenum.
Lapisan yang terbentuk sangat tipis, sehingga baja yang dinitriding biasanya
tidak boleh terlalu lunak, 0,3 – 0,4 % C, agar mampu mendukung lapisan yang
terlalu tipis tersebut.
Baja yang dinitriding mempunyai sifat tahan aus, tahan korosi, dan sifat
tahan terhadap kelelahan yang sangat baik.
4.7.3 Carbonitriding
Menggunakan gas seperti pada gas carburising (campuran gas yang terdiri
dari gas karbon monoksida dan gas hidrokarbon) yang diperkaya dengan gas amonia,
sehingga yang berdifusi bukan hanya karbon tetapi juga nitrogen, dimana prosesnya
berlangsung pada temperatur yang lebih rendah.
Dengan larutnya karbon dan nitrogen pada permukaan material dasar, maka
akan mempertinggi hardenability sehingga quenching tidak perlu terlalu drastis
pendinginannya, apalagi temperatur pemanasan selama difusi lebih rendah, maka
kemungkinan terjadinya distorsi/retak akan lebih rendah.
Panas ini akan sangat intens bila arus bolak-balik yang menimbulkan
induksi ini adalah arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi.
Jawaban :
4.9 Soal-soal :
4.10 Rangkuman :