Oleh :
1. Adam Malik (410697420074)
2. Mubasar (410697420075)
Jurusan Pendidikan Olahraga
Fakultas Pendidikan
Universitas Mitra Karya Bekasi
( 2021 )
Jl. Mayor M Hasibuan no 5 bekasi
ABSTRAK
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara
lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas
saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan
istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
“Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut
dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam
rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Sidang BPUPKI – 29 Mei 1945 dan 1 Juni 1945
Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta
yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda,
gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada zaman
kolonial Belanda.
Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan
harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3
orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya
mengemukakan lima asas yaitu:
1. peri kebangsaan
2. peri ke Tuhanan
3. kesejahteraan rakyat
4. peri kemanusiaan
5. peri kerakyatan
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas yaitu
1. persatuan
2. mufakat dan demokrasi
3. keadilan sosial
4. kekeluargaan
5. musyawarah
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut
Pancasila yaitu:
1. kebangsaan Indonesia
2. internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. mufakat atau demokrasi
4. kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana
diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu:
a. Sosionasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali
disebutnya sebagai Ekasila yaitu merupakan sila gotong royong merupakan
upaya Soekarno dalam menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-
kesatuan. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila,
namun konsep bersikaf kesatuan tersebut pada akhirnya disetujui dengan urutan
serta redaksi yang sedikit berbeda.
1. Ir. Soekarno,
2. Drs. Mohammad Hatta,
3. Mr. A.A. Maramis,
4. Abikusno Tjokrosoejoso,
5. Abdulkahar Muzakir,
6. H.A. Salim, Mr.
7. Achmad Subardjo,
8. K.H. Wachid Hasjim,
9. Mr. Muhammad Yami
Rumusan sistematis dasar negara oleh “Panitia 9” itu tercantum dalam suatu naskah
Mukadimah yang kemudian dikenal sebagai “Piagam Jakarta”, yaitu:
Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, “Piagam Jakarta” diterima sebagai
rancangan Mukadimah hukum dasar (konstitusi) Negara Republik Indonesia.
Rancangan tersebut – khususnya sistematika dasar negara (Pancasila) – pada
tanggal 18 Agustus disempurnakan dan disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menjadi:
1. Ketuhanan;
2. Kemanusiaan;
3. Kebangsaan;
4. Kerakyatan atau Kedaulatan Rakyat;
5. Keadilan sosial.
3. Persatuan Indonesia
HASIL PENELITIAN
Dari pembahasan diatas saya simpulkan bahwa penyusunan pancasila yang saat ini
melalui 4 tahap, yaitu :