Anda di halaman 1dari 12

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Mekanisme Persalinan Normal

Mekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif janin pada saat persalinan berupa
penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan lahir atau panggul pada saat
melewati jalan lahir
A. Masuknya kepala janin pada PAP
Pada primigavida masuknya kepala janin dimulai pada akhir kehamilan. Masuk periode
inpartu dalam keadaan kepala engaged.(BDP). Pada nulipara, masuknya kepala janin pada
pintu atas panggul terjadi pada awal persalinan. masuk periode inpartu dalam keadaan
floating (melayang di atas PAP)
Engagement atau kepala sudah cakap apabila diameter terbesar bagian terendah janin
telah melewati PAP.. Engagement kepala janin bergantian pada situasi :
a) Sinklitismus jika sutura sagitalis sejajar diameter transversal PAP, berada tepat antara
simfisis pubis dan promontorium, tulang ubun-ubun depan dan belakang sama rendah.
b) Asinklitismus jika sutura sagitalis dalam keadaan kebelakang mendekati
promontorium dan ke depan mendekati simfisis pubis. Terdapat 2 macam posisi
asinklitismus.yaitu Asinklitismus Anterior (sutura sagitalis mendekati promontorium
dan tulang ubun-ubun/parietal depan lebih rendah dari tulang ubun-ubun belakang)
dan asinklitismus Posterior (Sutura sagitalis mendekati simfisis pubis, tulang ubun-
ubun/parietal belakang lebih rendah lebih rendah dari tulang ubun-ubun depan.
B. Turunnya kepala janin ke dasar panggul
Pada primipara, masuknya kepala janin ke dalam PAP terjadi sebelum persalinan,
sedangkan turunnya kepala terjadi setelah itu, biasanya pada awal kala II. Pada nulipara,
masuk dan turunnya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan    
C. Fleksi
      Dengan turunnya kepala, fleksi kepala bertambah sehingga posisi ubun-ubun kecil (UUK)
lebih rendah daripada ubun-ubun besar (UUB) sehingga diameter fronto oksipital (12 cm)
sebagai ukuran terpanjang terbentang antara fronto diameter anteroposterior dan diameter sub
oksipitobregmatika (9,5cm) yang lebih kecil yang akan melewati jalan lahir.
D. Putaran Paksi Dalam
Pemutaran bagian terendah janin ke depan (simfisis pubis) atau ke belakang (sakrum).
Putaran paksi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir.
E. Ekstensi / Defleksi kepala janin
Terjadi agar kepala dapat melewati PBP, sumbu jalan lahir arah anteroposterior
F. Putaran paksi luar atau Restitusi
Setelah kepala lahir seluruhnya, kepala kembali memutat ke arah punggung untuk
menghilangkan torsi pada leher karena putaran paksi dalam tadi.putaran ini disebut putaran
restitusi kemudian putaran dilanjutkan hingga kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum
sepihak (di sisi kiri)
G. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hypomochilion
untuk melahirkan bahu belakang kemudian bahu depan menyusul seluruh badan anak lahir
searah dengan paksi jalan lahir.

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi.

Tanda-tanda persalinan sudah dekat adalah :


a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Perineum menonjol
c. Ibu kemungkinan merasa ingin BAB
d. Vulva vagina dan spinchter anus membuka
e. Jumlah pengeluaran lendir dan darah meningkat

Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap


panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus
menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia di dalam panggul. Diameter-diameter yang
besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar
janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan.

Diameter Janin
1) Diameter biparietal, yang merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin,
dipakai di dalam definisi penguncian (enggagment).
2) Diameter suboksipitobregmantika ialah jarak antara batas leher dengan oksiput ke anterior
fontanel; ini adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi kepala.
3) Diameter oksipitomental, yang merupakan diameter terbesar dari kepala janin; ini adalah
diameter yang berpengaruh membentuk presentasi dahi.

Mekanisme Persalinan
Gerakan-gerakan utama anak dalam kelahiran ialah :
a.Turunnya kepala
b. Fleksi
c. Putaran paksi dalam
d. Ekstensi
e. Putaran paksi luar
f. Ekspulsi

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan.


a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dibagi dalam :
1) masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan
terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat
diantara symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.

Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak
ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka
dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior, ialah kalau sutura sagitalis
mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan, dan
dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga
os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada pintu atas panggul biasanya
kepala dalam asynclitismus posterior yang ringan.

2) majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan
biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya
kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan
gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi.

Penyebab majunya kepala antara lain :


(a) tekanan cairan intrauterin
(b) tekanan langsung oleh fundus pada bokong
(c) kekuatan mengejan
(d) melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah
dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboksipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan
ini adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment
yang menimbulkan defleksi.

c. Putaran paksi dalam


Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan
bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis.

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan
suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk
bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya
kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala
sampai di dasar panggul.

Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :


1) pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
2) bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan
atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
3) ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.

d. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau
defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan
tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.

Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan
tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.

e. Putaran paksi luar


Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut
putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber isciadicum
sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan
karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul.

f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh
badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
ISTILAH-ISTILAH DALAM KEDOKTERAN

 ANTISEPTIK  :    Mematikan kuman


 ANALGETIK :    Menghilangkan rasa nyeri
 ABOETIVUM :    Mengakibatkan Keguguran
 ANTELMITIK :    Meluruh / Mengeluarkan cacing
 ANTIDOTA :    Melawan / Penawar bisa
 ANTIPERIODIK :    Mencengah penyakit yang selalu kambuh
 ANTISPASMODIK :    Meredakan kajang
 AFRODISIAK :    Menguatkan lemah sahwat
 ANHIDROTIK :    Mengurangi keluarnya keringat
 KARDIOTONIK :    Menguatkan jantung
 KARMIATIF :    Mengeluarkan angin
 Diadoretik / Sudorifik :    Meluruh / Memperbanyak keringat
 DIURETIK :    Peluruh air kencing
 EMETIK :    Menimbulkan muntah
 EMMENAGOGA :    Membersihkan haid
 EMOLLIENSIA :    Menghaluskan / melemaskan kulit
 antipiretik / febrifuga :    Menurunkan demam
 INSEKTISIDA` :    Membunuh serangga
 LAKTIFUGA :    Menghentikan / mengurangi keluarnya air susu
 LAKTOGOGA :    Menderaskan keluarnya air susu
 NARKOTIK :    Membius
 PURGATIF :   Cuci perut (urus-urus)
 REFRIGERAN :    Menghilangkan dahaga / mendinginkan
 SEDATIF :    Penenang
 STIMULAN :    Perangsang
 STOMACHIK :    Menguatkan lambung  /  membangkitkan selera
 TONIK :    Menguatkan
 EKPENTORAN :    Mengeluarkan darah  /  Memudahkan batuk
 HAIR TONIK :    Memperkuat / menumbuhkan rambut
 DIABETIK :    Kencing manis
 LAKTASIF :    Pencahar / urus – urus
 AMARUM :    Memacu nafsu makan/zat bersifat pahit yg mbgkitkn selera
 ALTERATIF :    Memacu enzym – enzym pencernaan
 KHOLAGOGA :    Peluruh empedu
 DESSINFEKTAN :    Mematikan hama
 ASTRIGEN :    Memperkecil pori – pori / menciutkan selaput lendir
 FLOUR ALBUS :   Keputihan
 LIPOMATISIS :    Banyak lemak /  Penimbunan lemak
 LITOTRIPTIK :    Menghancurkan batu pada kemih
 KORIGEN :    Merubah bau / rasa yang tidak enak
 AROMATIK :    Mengharumkan
 DISMENOHO :    Haid terasa nyeri
 ROBORANSIA :    Menyegarkan
 VERMIFUGA :    Peluruh cacing
 HIPERTENSI :    Tekanan darah tinggi
 HIPOTENSI :    Tekanan darah rendah

Daftar istilah-istilah dalam Dunia kesehatan

1. Penyakit menular (Communicable diseases) : adalah penyakit infeksi yang dapat


dari orang atau hewan sakit, dari rervior ataupun dari benda-benda yang mengandung
bibit penyakitlainnya ke manusia yang sehat. 
2. Penyakit infeksi : adalah penyakit yang disebabkan oleh sudatu bibit penyakit sperti :
Bakteri, virus, jamur, cacing dan lain-lainnya.
3. Infeksi : adalah masuknya disertai pertumbuhan dan perkembang biakan sesuatu bibit
pentakit didalam tubuh manusia atau hewan sehingga timbul gejala-gejala penyakit. 
4. Kontaminasi : adalah pengotoran permukaan tubuh atau benda-benda oleh sesuatu
bibit penyakit.
5. Desinfeksi : adalah tindakan untuk membunuh bibit penyakit yang berada di luar
tubuh. 
6. Isolasi : adalah pemisahan penderita penyakit infeksi dari orang-orang sehat di
sekitarnya untuk menghindari terjdinya penularan. 
7. Karantina : adalah pembatasan kebebasan seseorang yang diduga telah tertular
sesuatu penyakit karanthina, selama masa inkubasi penyakit karantina yang diduga.
Bilaselma dalam pengawasan ini ia benar-benar menderita penyakit karantina yang
diduga, ia kemudian akan diisolasikan. Bilasetelah lewat masa inkubasi, ia tetap
sehat akan dibebaskan kembali. 
8. Tindakan karantina : adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menolak
masuknya dan mencegah keluarnya penyakit-penyakit kearantina melalui alat-alat
hubungan lalu lintas seperti : kapal laut, peasawat udara. 
9. Masa Inkubasi ( masa tunas) : adalah waktu antara masuknya suatu bibit penyakit
kedalam tubuh sampai yimbulnya gejala-gejala penyakit.
10. Hospes (Host : Tuan Rumah) : adalah manusia atau hewan yang ditumpangi sesuatu
parasit. 
11. Parasit : adalah oerganisme (mahkluk hidup) yang hidupnya menumpang pada
mahkluk hidup lain dan merugikan mahluk hidup yang ditumpanginnya.
12. Carrier (Pembawa) : adalah oarang yang membawa suatu bibit penyakit, tapi ia
sendiri tidak menunjukan gejal-gejal sakit.
13. Reservoir : adalah manusia, hewan atau benda-benda yang merupakan tempat
berkembang biaknya bibit penyakit sehingga merupakan sumber penularan. 
14. Vektor (Transmitter) : adalah hewan yang merupakan pemindahan bibit penyakit
sehingga terjadi penularan. 
15. Epidemi (Wabah) : adalah penyebaran suatu penyakit secara cepat sehingga dalam
waktu yang bersamaan atau secara bergiliran banyak orang menderita penyakit yang
sama. 
16. Pandemi : adalah epidemi yang menyerang seluruh dunia. 
17. Endemi : adalah berkecamuknya sesuatu penyakitr infeksi yang terus menerus
terdapat di suatu daerah mengenai segolongan penduduk. 
18. Epizootie : adalah epidemi pada binatang. 
19. Virulensi : adalah ukuran keganasan suatu bibit penyakit untuk
menimbulkanpenyakit. 
20. Bakteri pathogen : adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. 
21. EDEMA : Pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan
pada jaringan tubuh. 
22. EFEK SAMPING (Side Effect) : Daya kerja atau efek obat (atau vaksin) yang tidak
diharapkan. Istilah ini biasanya berhubungan dengan dampak buruk seperti sakit
kepala,ruam, atau kerusakan hati. 
23. ELEKTROLIT (Electrolyte) : Zat mineral yang sangat penting untuk fungsi tubuh
normal. Elektrolit sering hilang waktu muntah-muntah atau diare. 
24. ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) : Tes laboratorium yang
sangat peka untuk menentukan ada/tiadanya antibodi terhadap HIV dalam darah atau
cairan tubuh lain. 
25. EMBOLI (Embolism) : Penyumbatan pembuluh darah oleh benda asing (mis. bekuan
darah, udara). 
26. EPIDEMI (Epidemic) : Menyebarnya penyakit pada banyak orang. 
27. EPIDEMIOLOGI (Epidemiology) : Ilmu yang mempelajari epidemi. 
28. EPITEL (Epithelium) : Lapisan (termasuk kulit) yang melindungi organ tubuh luar
dan dalam, termasuk pembuluh darah. 
29. ETIOLOGI (Etiology) : Ilmu tentang penyebab penyakit. 
30. FARMAKOKINETIK (Pharmacokinetik) : Ilmu yang mempelajari bagaimana obat
diserap dan disebarkan di seluruh tubuh 
31. FARMAKOLOGI (Pharmacology) : Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
obat, terutama dampaknya pada tubuh. 
32. FIBROSIS : Kerusakan hati ditandai oleh jaringan hati berserat. Lihat Sirosis. 
33. FORMULASI (Formulation) : Bentuk fisik obat, mis. tablet, kapsul, sirop, krim,
suntikan. 
34. GEJALA (Symptom) : Keadaan atau keluhan yang menyertai infeksi atau penyakit. 
35. GENERALISATA (Generalized) : Penyebaran sangat luas. 
36. GENERIK (Generic) : Obat yang mempunyai kandungan aktif yang sama dengan
obat merek dalam hal takaran, keamanan, kekuatan, bagaimana dipakai, mutu, kinerja
dan penggunaan. 
37. GENOTIPE (Genotype) : Ciri-ciri fisik yang tidak tampak dari luar, khususnya yang
bersangkutan dengan susunan genetika, sebagai akibat evolusi biologi pada
organisme. Cara melaksanakan tes resistansi, dengan melihat kode genetik virus untuk
menentukan apakah ada mutasi yang diketahui menimbulkan resistansi. 
38. HEMATOLOGI (Hematology) : Ilmu yang mempelajari hal darah. 
39. HEMATOKRIT (Hematocrit) : Mengukur persentase volume darah yang diambil
oleh sel darah merah. 
40. HEMOGLOBIN (HB) : Protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke
sel di seluruh tubuh. 
41. HEPATITIS : Radang hati akibat virus atau alasan lain. 
42. HIPOGLISEMIA (Hypoglycemia) : Tingkat gula yang rendah di dalam darah. 
43. HIPOKSEMIA (Hypoxemia) : Tingkat oksigen dalam darah yang rendah. 
44. HISTOLOGIS (Histological) : Berhubungan dengan jaringan tubuh. Terkait HCV,
perbaikan histologis berarti perbaikan pada jaringan hati, dengan penurunan pada
radang atau fibrosisdalam perbandingan dengan biopsi sebelumnya. 
45. INSOMNIA : Kelainan/kesulitan tudur. 
46. INSULIN : Hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat. 
47. INTERAKSI (Interaction) : Dampak yang dapat terjadi bila satu obat dipakai
bersamaan dengan obat lain atau dengan makanan tertentu, atau dengan
jamu/suplemen/narkoba. 
48. JARINGAN (Tissue) : Satu kumpulan sel yang sejenis yang bertindak bersama-sama
untuk mengerjakan fungsi tertentu. Ada empat jaringan dasar di dalam tubuh, yakni
epitelium, sendi penyambung, otot dan saraf. 
49. KANDIDA (Candida): Jamur yang menyerupai ragi dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
50. KANDIDIASIS (Candidiasis) : Infeksi akibat jamur dari keluarga Kandida,
umumnya  Candida albicans.
51. Blighted ovum merupakan salah satu kelainan dalam kehamilan. Wanita yang
sudah diketahui terlambat menstruasi dan telah melakukan tes kehamilan yang
hasilnya positif, ternyata tidak benar-benar hamil. Pada kondisi tersebut,
kantung kehamilan (gestational sac) yang diharapkan berisi bakal janin,
ternyata isinya kosong. Inilah yang dimaksud dengan blighted ovum.
52. Blighted ovum. Kondisi ini terjadi karena telur yang sudah dibuahi berhasil
membentuk plasenta dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio. Diduga hal ini
terjadi karena kelainan kromosom pada telur yang sudah dibuahi
tersebut.Blighted ovum biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.
53. Untuk mengetahui diagnosis, dokter melakukan pemeriksaan menggunakan
USG (ultrasonografi). Pada pemeriksaan USG, dapat dilihat adanya kantung
kehamilan yang ternyata di dalamnya tidak ada embrio alias kosong. Tes
kehamilan positif, karena plasenta mengeluarkan hormon human chorionic
gonadotropin (HCG).
54. Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah,
merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Selanjutnya,
pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan
akhirnya gejala kehamilan menghilang—biasanya terjadi setelah usia kehamilan
3 bulan. Pada saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau
keluar bercak perdarahan dari vagina.
55. Apabila sudah dipastikan mengalami blighted ovum, dokter mengeluarkan
plasenta dan kantung kehamilan yang kosong tersebut. Prosedurnya sama
seperti pengeluaran janin saat wanita mengalami keguguran, yang dikenal
dengan istilah kuretase dandilatasi.
56. Blessing in disguise mungkin ungkapan yang tepat untuk keguguran. Mengapa
demikian? Beberapa penelitian terakhir menemukan bahwa sebagian besar
kasus keguguran disebabkan adanya kelainan kromosom. Jika ditelusuri
kembali, berbagai penyakit bawaan pada anak seperti sindrom Down dan
kelainan sejak lahir lainnya akibat dari adanya kelainan kromosom.
57. Seandainya saja bakal janin yang memiliki kelainan kromosom tersebut mampu
bertahan hingga lahir, kemungkinan anak akan menderita kelainan bawaan.
Karena terdapat kelainan, keguguran dapat dianggap sebagai seleksi ilmiah,
karena jika janin tersebut lahir dan tumbuh besar mungkin akan membawa
masalah lebih rumit di kemudian hari.

1. Penyakit menular (Communicable diseases) : adalah penyakit infeksi yang dapat


dari orang atau hewan sakit, dari rervior ataupun dari benda-benda yang mengandung
bibit penyakit lainnya ke manusia yang sehat. 
2. Penyakit infeksi : adalah penyakit yang disebabkan oleh sudatu bibit penyakit sperti :
Bakteri, virus, jamur, cacing dan lain-lainnya.
3. Infeksi : adalah masuknya disertai pertumbuhan dan perkembang biakan sesuatu bibit
pentakit didalam tubuh manusia atau hewan sehingga timbul gejala-gejala penyakit. 
4. Kontaminasi : adalah pengotoran permukaan tubuh atau benda-benda oleh sesuatu
bibit penyakit.
5. Desinfeksi : adalah tindakan untuk membunuh bibit penyakit yang berada di luar
tubuh. 
6. Isolasi : adalah pemisahan penderita penyakit infeksi dari orang-orang sehat di
sekitarnya untuk menghindari terjdinya penularan. 
7. Karantina : adalah pembatasan kebebasan seseorang yang diduga telah tertular
sesuatu penyakit karanthina, selama masa inkubasi penyakit karantina yang diduga.
Bilaselma dalam pengawasan ini ia benar-benar menderita penyakit karantina yang
diduga, ia kemudian akan diisolasikan. Bilasetelah lewat masa inkubasi, ia tetap sehat
akan dibebaskan kembali. 
8. Tindakan karantina : adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menolak
masuknya dan mencegah keluarnya penyakit-penyakit kearantina melalui alat-alat
hubungan lalu lintas seperti : kapal laut, peasawat udara. 
9. Masa Inkubasi ( masa tunas) : adalah waktu antara masuknya suatu bibit penyakit
kedalam tubuh sampai yimbulnya gejala-gejala penyakit.
10. Hospes (Host : Tuan Rumah) : adalah manusia atau hewan yang ditumpangi sesuatu
parasit. 
11. Parasit : adalah oerganisme (mahkluk hidup) yang hidupnya menumpang pada
mahkluk hidup lain dan merugikan mahluk hidup yang ditumpanginnya.
12. Carrier (Pembawa) : adalah oarang yang membawa suatu bibit penyakit, tapi ia
sendiri tidak menunjukan gejal-gejal sakit.
13. Reservoir : adalah manusia, hewan atau benda-benda yang merupakan tempat
berkembang biaknya bibit penyakit sehingga merupakan sumber penularan. 
14. Vektor (Transmitter) : adalah hewan yang merupakan pemindahan bibit penyakit
sehingga terjadi penularan. 
15. Epidemi (Wabah) : adalah penyebaran suatu penyakit secara cepat sehingga dalam
waktu yang bersamaan atau secara bergiliran banyak orang menderita penyakit yang
sama. 
16. Pandemi : adalah epidemi yang menyerang seluruh dunia. 
17. Endemi : adalah berkecamuknya sesuatu penyakitr infeksi yang terus menerus
terdapat di suatu daerah mengenai segolongan penduduk. 
18. Epizootie : adalah epidemi pada binatang. 
19. Virulensi : adalah ukuran keganasan suatu bibit penyakit untuk
menimbulkanpenyakit. 
20. Bakteri pathogen : adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. 
21. EDEMA : Pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada jaringan
tubuh. 
22. EFEK SAMPING (Side Effect) : Daya kerja atau efek obat (atau vaksin) yang tidak
diharapkan. Istilah ini biasanya berhubungan dengan dampak buruk seperti sakit
kepala, ruam, atau kerusakan hati. 
23. ELEKTROLIT (Electrolyte) : Zat mineral yang sangat penting untuk fungsi tubuh
normal. Elektrolit sering hilang waktu muntah-muntah atau diare. 
24. ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) : Tes laboratorium yang sangat peka
untuk menentukan ada/tiadanya antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan tubuh
lain. 
25. EMBOLI (Embolism) : Penyumbatan pembuluh darah oleh benda asing (mis. bekuan
darah, udara). 
26. EPIDEMI (Epidemic) : Menyebarnya penyakit pada banyak orang. 
27. EPIDEMIOLOGI (Epidemiology) : Ilmu yang mempelajari epidemi. 
28. EPITEL (Epithelium) : Lapisan (termasuk kulit) yang melindungi organ tubuh luar
dan dalam, termasuk pembuluh darah. 
29. ETIOLOGI (Etiology) : Ilmu tentang penyebab penyakit. 
30. FARMAKOKINETIK (Pharmacokinetik) : Ilmu yang mempelajari bagaimana obat
diserap dan disebarkan di seluruh tubuh 
31. FARMAKOLOGI (Pharmacology) : Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
obat, terutama dampaknya pada tubuh. 
32. FIBROSIS : Kerusakan hati ditandai oleh jaringan hati berserat. Lihat Sirosis. 
33. FORMULASI (Formulation) : Bentuk fisik obat, mis. tablet, kapsul, sirop, krim,
suntikan. 
34. GEJALA (Symptom) : Keadaan atau keluhan yang menyertai infeksi atau penyakit. 
35. GENERALISATA (Generalized) : Penyebaran sangat luas. 
36. GENERIK (Generic) : Obat yang mempunyai kandungan aktif yang sama dengan
obat merek dalam hal takaran, keamanan, kekuatan, bagaimana dipakai, mutu, kinerja
dan penggunaan. 
37. GENOTIPE (Genotype) : Ciri-ciri fisik yang tidak tampak dari luar, khususnya yang
bersangkutan dengan susunan genetika, sebagai akibat evolusi biologi pada
organisme. Cara melaksanakan tes resistansi, dengan melihat kode genetik virus untuk
menentukan apakah ada mutasi yang diketahui menimbulkan resistansi. 
38. HEMATOLOGI (Hematology) : Ilmu yang mempelajari hal darah. 
39. HEMATOKRIT (Hematocrit) : Mengukur persentase volume darah yang diambil
oleh sel darah merah. 
40. HEMOGLOBIN (HB) : Protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke
sel di seluruh tubuh. 
41. HEPATITIS : Radang hati akibat virus atau alasan lain. 
42. HIPOGLISEMIA (Hypoglycemia) : Tingkat gula yang rendah di dalam darah. 
43. HIPOKSEMIA (Hypoxemia) : Tingkat oksigen dalam darah yang rendah. 
44. HISTOLOGIS (Histological) : Berhubungan dengan jaringan tubuh. Terkait HCV,
perbaikan histologis berarti perbaikan pada jaringan hati, dengan penurunan pada
radang atau fibrosis dalam perbandingan dengan biopsi sebelumnya. 
45. INSOMNIA : Kelainan/kesulitan tudur. 
46. INSULIN : Hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat. 
47. INTERAKSI (Interaction) : Dampak yang dapat terjadi bila satu obat dipakai
bersamaan dengan obat lain atau dengan makanan tertentu, atau dengan
jamu/suplemen/narkoba. 
48. JARINGAN (Tissue) : Satu kumpulan sel yang sejenis yang bertindak bersama-sama
untuk mengerjakan fungsi tertentu. Ada empat jaringan dasar di dalam tubuh, yakni
epitelium, sendi penyambung, otot dan saraf. 
49. KANDIDA (Candida): Jamur yang menyerupai ragi dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
50. KANDIDIASIS (Candidiasis) : Infeksi akibat jamur dari keluarga Kandida,
umumnya  Candida  albicans. 
51. Amara                   : Menambah nafsu makan
52. ·         Anhidrotika        : Mengurangi keluarnya keringat
53. ·         Stomakika           : Memacu enzim-enzim pencernaan
54. ·         Analgetika          : Mengurangi rasa nyeri
55. ·         Antelmintika     : Membasmi cacing dalam tubuh manusia
56. ·         Antifungi             : Membasmi jamur
57. ·         Antihipertensi  : Menurunkan tekanan darah
58. ·         Antipiretika       : Menurunkan suhu badan
59. ·         Antiemetika      : Mencegah/Menghilangkan mual/muntah
60. ·         Antidiare             : Menghentikan buang air besar / diare
61. ·         Antineuralgia    : Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
62. ·         Antireumatika  : Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik
63. ·         Antispasmodika               : Pereda keadaan kejang pada tubuh
64. ·         Antiseptika        : Membasmi kuman
65. ·         Antidotum          : Penawar racun
66. ·         Antitusif              : Pereda batuk
67. ·         Ekspektoransia : Mengurangi batuk berdahak
68. ·         Antidiabetika    : Untuk mengobati kencing manis
69. ·         Antihemoroida : Untuk mengobati wasir
70. ·         Antiiritansia       : Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
71. ·         Adstringensia    : Menciutkan selaput lendir / pori
72. ·         Cardiaka              : Untuk jantung
73. ·         Cardiotonika      : Untuk penguat kerja jantung
74. ·         Cholagoga           : Membantu fungsi dari empedu
75. ·         Dismenorrhoe  : Untuk mengobati nyeri haid
76. ·         Diaforetika         : Memperbanyak keluarnya keringat
77. ·         Digestiva             : Merangsang pencernaan makanan
78. ·         Diuretika             : Melancarkan keluarnya air seni
79. ·         Dilatator              : Melebarkan pembuluh darah
80. ·         Emenagoga        : Memperbanyak keluarnya haid
81. ·         Emetika               : Menyebabkan muntah
82. ·         Gonorrhoe          : Kencing nanah
83. ·         Hair tonic            : Menguatkan / menyuburkan rambut
84. ·         Holitosis              : Menyegarkan nafas
85. ·         Hemostatika      : Menghentikan pendarahan
86. ·         Insektisida          : Membasmi serangga
87. ·         Konstipasi           : Sembelit / susah buang air besar
88. ·         Karminativa       : Mengeluarkan angin dari dalam tubuh pada masuk angin
89. ·         Laktagoga            : Memperlancar air susu ibu
90. ·         Laktifuga             : Menghentikan / mengurangi air susu ibu
91. ·         Litotripika           : Menghancurkan batu pada kandung kemih
92. ·         Laksativa             : Memperlancar buang air besar / pencahar
93. ·         Skorbut                                : Sariawan / gusi berdarah karena kurang vit c
94. ·         Vasodilatansia  : Memperlebar pembuluh darah
95. ·         Nephrolithiasis                : Penyakit kencing batu
96. ·         Urolithiasis         : Adanya batu pada saluran air kemih
97. ·         Parkinson            : Penyakit dengan cirri adanya tremor (gemetar) tangan serta
kaki
98.   gemetaran pada waktu diam.
99. ·         Parasimpatolitik: Pelawan efek perangsang saraf simpatolitik
100. ·         Pertusis                               : Batuk rejan / batuk 100 hari
101. ·         Roboransia         : Obat kuat
102. ·         Tonikum              : Obat kuat
103. ·         Skabisida             : Obat kudis
104. ·         Sedativa              : Obat penenang
105. ·         Hipotiroidisme : Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
106. ·         Trikhomoniasis : Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup
diatas kulit
107. ·         Aprodisiaka        : Obat penguat syahwat
108. ·         Neuropsikhiatrik: Gangguan syaraf kejiwaan
109. ·         Emoliensia         : Menghaluskan / melemaskan jaringan kulit

Anda mungkin juga menyukai