Anda di halaman 1dari 1

Pencarian...

Mencari 

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di


Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis
riset di mana produknya

    Laman: 6 dari 8   Lebar Laman   

Gambar 1.3. Produk – produk dari Orangtua Group

S mber : Orangtua Group

er tahun 2002, OrangTua Group ingin memasuki industri farmasi yang merupakan industri yang sangat diminati investor, karena nilainya sangat besar yaitu diperkirakan 23 triliun rupiah pada tahun 2005. Melalui konsep “co

Gambar 1.4. Produk Dari Orangtua Farma

Sumber : OTF (Orangtua Farma)

 HTML  DOWNLOAD

Save this PDF as:

 SHARE

0
 WORD  PNG  TXT  JPG

  4 tahun lalu  Tontonan: 732

 Transkripsi
1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia Industri
farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya diatur secara ketat baik pada
tingkat nasional maupun internasional. Di dalam industri farmasi diperlukan inovasi secara
berkesinambungan, promosi dengan biaya mahal, serta organisasi dan sistem pemasaran yang baik.
Industri farmasi diIndonesia selama 30 tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan jika dilihat
dari sudut pandang dunia. Sejak tahun 1999 sampai 2002, pertumbuhan penjualan farmasi secara riil
tumbuh sebesar rata-
rata 18 persen per tahun. Pasar farmasi pada tahun 2002 adalah sebesar Rp 15,65 triliun, jumlah ini berada di bawah satu persen
dari pasar f armasi dunia. Pada tahun 2003 industri farmasi membukukan penjualan sebesar Rp 17,76 trilliun, dari angka tersebut
porsi obat generik sebesar 10 persen. Sedangkan dari jumlah 10 persen obat generik tersebut, 60 persennya adalah obat OTC (Over
The Counter) dan 40 persennya obat Ethical. Pada tahun 2004 industri farmasi tumbuh sebesar 13,5 persen dibandingkan tahun
2003 dengan mencapai penjualan Rp 20,22 triliun di mana porsi obat generik naik sebesar 2 persen, sehingga jumlahnya menjadi 12
persen. Di tahun 2005 ini, penjualan diperkirakan akan mencapai Rp 23 triliun atau tumbuh 13,7 persen. 1
,65 15,65 17,76 20, ,53 9,94 5 3,82 4, Gambar 1.1. Penjualan Industri Farmasi Indonesia ( Rp Triliun) Sumber : Warta Ekonomi Total
2

jumlah produsen f armasi di Indonesia saat ini adalah 198 pabrik yang terdiri dari 4 BUMN, 31 PMA, dan sisanya adalah PMDN. Dari
jumlah ini, sebanyak 60 pabrik obat menguasai lebih dari 80 persen total pasar, sedangkan sisanya 20 persen diperebutkan 140
pabrik. Perusahaan farmasi baik yang berskala nasional maupun internasional mulai berlomba untuk menjaring konsumennya pada
pasar obat-obatan over the counter atau obat-obatan yang dijual bebas. Hal ini disebabkan karena obat-obatan over the counter
terbukti mampu mendobrak penjualan sejumlah perusahaan farmasi. Termasuk dalam produk tersebut di antaranya adalah obat-
obatan analgesic atau sakit kepala, flu, batuk, pilek, serta produk makanan dan minuman suplemen. Dewasa ini, persaingan
promosi oleh produsen obat-obatan semakin gencar, terutama untuk produk yang memiliki pangsa pasar sama seperti analgesic

adult Penggolongan Obat 2


Di dalam pasar terdapat dua golongan obat, yaitu obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan obat yang hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter. Obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas, memiliki
tanda khusus lingkaran berwarna hijau dan bergaris tepi hitam yang artinya obat bebas boleh dijual di semua outlet. Lingkaran
berwarna biru dan bergaris tepi hitam artinya obat bebas terbatas yang boleh dijual di apotik dan toko obat berijin. Obat yang hanya
dapat diperoleh dengan resep dokter atau obat ethical dapat dibeli di apotik dan memiliki tanda khusus lingkaran berwarna merah
dan bergaris tepi hitam dengan tulisan K warna hitam di dalam lingkaran berwarna merah tersebut. Baik obat ethical maupun obat
over the counter dapat diperoleh dipasar dengan nama dagang atau merek yang merupakan nama yang dimiliki oleh produsen dan
nama generic yang merupakan nama dari bahan aktif. Tanda Obat Bebas Tanda Obat Bebas Terbatas Tanda Obat Keras Gambar
1.2. Berbagai Tanda Obat Di Indonesia Sumber : Badan POM Semua produk obat yang beredar di pasaran Indonesia wajib
diregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Dengan demikian, semua produk yang diregistrasi akan melalui
tahapan evaluasi oleh Badan POM meliputi aspek keamanan, kualitas, dan kemanfaatan yang berkaitan dengan produk tersebut.
Semua produk yang telah lolos dievaluasi oleh Badan POM selanjutnya mendapatkan ijin edar melalui perolehan nomor registrasi.
Khusus dalam kaitan dengan kualitas, Badan 3
POM mensyaratkan bahwa obat harus diproduksi menurut cara memproduksi yang baik. Hal ini berarti, produk tersebut harus
4

diproduksi dalam fasilitas produksi yang memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik). CPOB menyangkut
seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu dan bertujuan untuk menjamin bahwa obat yang dibuat senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dengan demikian, obat yang diproduksi di sarana
yang memenuhi persyaratan tersebut, maka mutu dari produk yang ada di pasar akan terjamin dengan adanya ketentuan ini Latar
Belakang Perusahaan OrangTua Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang barangbarang kebutuhan konsumen yang
berdiri sejak Saat itu pendirinya melihat adanya penerimaan terhadap anggur kesehatan tradisional dan kemudian mendirikan pabrik
untuk memproduksi anggur kesehatan di Semarang dan kemudian di Jakarta. Pabrik-pabrik ini kemudian dikenal dengan nama PT
Perindustrian Bapak Djenggot. Dalam perkembangannya OrangTua telah melakukan berbagai pengembangan usaha dan diversifikasi
produk, di antaranya dengan mendirikan pabrik plastik PVC dan PE, serta perusahaan-perusahaan baru yang memiliki fasilitas pabrik
untuk memproduksi pasta dan sikat gigi dengan merk Formula. Dalam menangani dan menguasai distribusi atau penyebaran
produk- produk yang diproduksi oleh OrangTua Group, manajemen mendirikan P.T. Arta Boga Cemerlang, yang saat ini mempunyai
banyak cabang dan agen yang tersebar di 4

seluruh Indonesia dengan armada penjualan yang didukung oleh ratusan tenaga wira niaga, mobil kanvas dan motor. Penetrasi
5

produk-produk OrangTua ke modern market seperti supermarket dan minimarket juga ditangani dan dikelola dengan baik. Pada
tahun 1985 untuk pertama kalinya dibentuk management holding, yang diberi nama Kantor ADA, singkatan dari Attention, Direction
and Action, dengan tujuan agar masalah- masalah manajemen dan bisnis serta jalannya perusahaan dapat ditangani secara lebih
baik dan dipimpin oleh seorang Managing Director. Di bawah payung ADA pengembangan usaha dan diversifikasi produk terus
berlanjut, lahirlah perusahaan perusahaan baru yang memproduksi permen Tango, wafer Tango. Pada tahun 1995, Manajemen ADA
telah membuat keputusan penting dengan merubah nama management holding menjadi OrangTua kembali ke asalnya, dengan
pertimbangan bahwa merek OrangTua mempunyai nilai historis serta merupakan aset grup yang sudah dikenal lama di kalangan
masyarakat Indonesia. Maka logo OrangTua yang tradisional diubah menjadi logo yang menampilkan citra yang lebih representatif
sesuai dengan kemajuan jaman. Pengembangan usaha berlanjut terus, dan lahirlah perusahaan dan produk-produk baru, yaitu
perusahaan yang memproduksi instant noodles, health drinks, dan biscuits. Dalam perkembangan yang terkini, jelas sekali bahwa
telah terjadi pergeseran dari perusahaan yang memproduksi minuman kesehatan beralkohol menjadi grup perusahaan sedang
menjelajahi dunia barang-barang kebutuhan konsumen. Kini OrangTua Group dipimpin oleh seorang Chairman dengan 5 orang CEO

unit bisnis. 5
Gambar 1.3. Produk produk dari Orangtua Group Sumber : Orangtua Group Melalui PT. OrangTua Farma yang didirikan pada bulan
Novem ber tahun 2002, OrangTua Group ingin memasuki industri farmasi yang merupakan industri yang sangat diminati investor,
karena nilainya sangat besar yaitu diperkirakan 23 triliun rupiah pada tahun Melalui konsep cost e"ective headache medication, PT.
OrangTua Farm a m eluncurkan produk OKB yang sam pai saat ini terdiri dari 2 jenis, yaitu OKB Sakit Kepala, serta OKB Flu. Gambar 1.4.
Produk Dari Orangtua Farma Sumber : OTF ( Orangtua Farma) 6
1.3. Rumusan Permasalahan Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang memasuki pasar obat over the counter termasuk obat
7

analgesic adult. Hal ini disebabkan pula karena lemahnya daya beli masyarakat Indonesia terhadap obat resep atau obat ethical.
Akibatnya terjadi persaingan di dalam meraih pangsa pasar. PT. OrangTua Farma sebagai pemain baru di dalam industri farmasi
diharapkan mampu bersaing di dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi. Untuk itu, diperlukan strategi pemasaran yang
tepat untuk meningkatkan penjualan produk OKB Sakit Kepala. Masalah yang dihadapi oleh PT. OrangTua Farma adalah menurunnya
penjualan OKB Sakit Kepala sejak bulan November Kondisi yang terjadi adalah menurunnya selling out dari retailer dibanding
periode sebelumnya, sedangkan budget yang cukup besar untuk biaya promosi tidak signif ikan dalam membantu meningkatkan
penjualan. Selain itu terdapat pula masalah di dalam saluran distribusinya di mana distributor utamanya, yaitu PT. Artha Boga
Cemerlang belum memiliki pengalaman di dalam mendistribusikan obat Tujuan dan Manf aat Adapun tujuan dari Group Field Project

ini adalah untuk : 1. Menganalisa bagaimana persepsi retailer dan konsumen terhadap produk OKB Sakit Kepala 2. Merumuskan
strategi pemasaran baru 7
Sedangkan manfaatnya adalah : 1. Untuk memberikan rekomendasi bagi Manajemen OrangTua Farma sebagai bahan pendukung
dalam mengam bil keputus an 2. Untuk meningkatkan penjualan OKB Sakit Kepala 1.5. Ruang Lingkup Group Field Project ini memiliki
batasan penelitian sebagai berikut : 1. Merek yang diteliti hanyalah OKB Sakit Kepala, produksi PT. OrangTua Farm a 2. Daerah
penelitian hanya dibatasi untuk wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi 3. Penelitian dilakukan kepada kons umen dan retailer
yang meliputi gros ir, apotik, warung, rombong rokok 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka
Pikir Proses penelitian dilakukan untuk
mengetahui persepsi retailer dan konsum en
terhadap produk OKB Sakit Kepala serta untuk
mengetahui kondisi dan situasi
AN 5.1 Kesimpulan
dult di Indonesia pada umumnya dan daerah Jabotabek pada khususnya cukup besar dibanding dengan obat bebas lainnya, baik dilihat dari
Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen


Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar
produksinya laku di pasaran. Pada dasarnya misi
perusahaan adalah memproduksi barang atau jasa
yang dapat memenuhi selera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan


persaingan dalam industri ini cukup ketat karena
semua saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri
I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan farmasi mengalami perkembangan dari tahun ke

suatu industri dengan tingkat kompetisi tahun. Hal ini meny ebabkan persaingan dalam
industri ini cukup ketat karena semua saling
I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri
berebut pangsa pasar.
farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat
kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dim engerti
Lebih terperinci
karena produk obat-obatan yang dihasilkannya
sudah merupakan
BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai
Lebih terperinci industri farmasi selama bertahun-tahun,
perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Gambaran mengenai industri farmasi selama
Belakang Tingkat persaingan usaha di Indonesia bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara
saat ini sangat ketat karena setiap perusahaan berkelanjutan terus melakukan inovasi
selalu berusaha untuk dapat m enciptakan produk menawarkan produk-produk baru, membantu
yang diminati oleh

Lebih terperinci
Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlambatan pada tahun


BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan
2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor
kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan
Daily
murah (Triyanto & Sanusi, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat pertum buhan indus tri farmasi Indonesia telah
adalah sebuah benda kecil yang mampu mengalami perlam batan pada tahun 2014 yaitu
menyembuhkan sekaligus dapat menjadi hanya tumbuh s ekitar 3,7% (Investor Daily 2015)
bumerang bagi penderitanya. Benda kecil yang dibandingkan dengan
awalnya dijauhi ini kemudian berkembang
menjadi
Lebih terperinci

Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN. obat murah bermerek.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 Upaya pemerintah untuk memenuhi keinginan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengadaan obat dengan merek dagang namun
PT Arta Boga Cemerlang ( PT ABC) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
perusahaan distributor tunggal dari Orang Tua Keinginan masyarakat akan obat bermerek dengan
Group (OTG) yang bergerak di bidang Consum er harga terjangkau kiranya akan segera terpenuhi.
Goods. PT ABC telah m embuka Sebagaim ana yang telah menjadi wacana publik,
minat masyarakat terhadap
Lebih terperinci

Lebih terperinci
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, BAB I PENDAHULUAN. persaingan
pencegahan, memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
produk biologi, yang digunakan untuk
Dalam dunia bisnis sekarang ini sangatlah dituntut
mempengaruhi atau menyelidiki s istem fisiologi
untuk berpacu dalam persaingan m emperebutkan
atau keadaan patologi dalam
pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam
Suhartanto (2001) organisas i
Lebih terperinci

Lebih terperinci
Kuesioner Konsumen Terhadap Kategori Produk
OKB Sakit Kepala I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1
Kuesioner Konsumen Terhadap Kategori Produk Makanan dan Minuman
OKB Sakit Kepala No Form:.. Tujuan dari proyek
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor
ini adalah memperoleh data untuk mengetahui
industri makanan, minuman, dan tembakau
kondisi kategori produk obat sakit kepala
merupakan salah satu sub-sektor industri
(analgesic adult) khususnya
pengolahan non m igas yang memberikan
sumbangan paling besar pada Pendapatan Domestik
Lebih terperinci

Lebih terperinci
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB I I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan
Perusahaan 1.1.1 I dentitas Perusahaan Gam bar 1.
perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya
Logo Perusahaan PT Novell Pharm aceutical
Laboratories adalah salah satu perusahaan atau dana
farmasi di Indones ia yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Masalah Dalam pembangunan perekonomian
Lebih terperinci suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang
tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang pinjaman maupun modal sendiri,

Penelitian. Kebutuhan masyarakat


Lebih terperinci
terhadap produk multivitamin belakangan
ini sangat BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian setiap orang memerlukan barang untuk
Kebutuhan masyarakat terhadap produk
multivitamin belakangan ini sangat besar
kebutuhan pribadi dan
dikarenakan banyaknya kegiatan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada
masyarakat sehingga perlu adanya dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk
kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga

Lebih terperinci yang mereka beli di tempat berbelanja yang


dikenal dengan nama pasar,
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin
banyaknya kategori produk yang tersedia di Lebih terperinci

hyper market,
BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan
semakin banyaknya kategori produk yang ters edia
sumber bahan pangan berasal dari hewani,
di hyper market, ruang yang tersedia untuk suatu seperti
produk akan semakin sempit. Para produsen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan
harus secara bijak merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang
permintaannya semakin meningkat seiring dengan
Lebih terperinci perkembangan jumlah penduduk. Salah satu
sumber bahan pangan berasal
I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan
jumlah penduduk dan meningkatnya efek global Lebih terperinci

warming.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan
masyarakat akan air minum terus meningkat
DEPARTEMEN KEUANGAN. Biaya. Promosi.
seiring dengan cepatnya pertumbuhan jumlah Penjualan. Pengurangan.
penduduk dan meningkatnya efek global warm ing. No.132, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK
Di sisi lain, untuk m asyarakat INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Biaya.
Promosi. Penjualan. Pengurangan. PERATURAN
Lebih terperinci MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 104/PMK.03/2009 TENTANG BIAYA PROMOSI
Kasus 8 Trik Penjualan Produk Farmasi DAN

PerundangUndangan Kesehatan Kasus 8 Trik


Penjualan Produk Farmasi Titik Nurhayati Tya Lebih terperinci

Palpera Utami Utamy Achmad Shaqiel Rashauna


SKENARIO MASALAH 1 Klarifikasi Istilah 4 2
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Identifikasi Masalah 5 3 Analisis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi
adalah proses penentuan rencana para pemimpin

Lebih terperinci puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang


organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

BAB I PENDAHULUAN. itu, pembeli harus upaya bagaimana

mengerti tentang inovasi-inovasi secara terus-


Lebih terperinci
menerus.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Industri f armasi menghasilkan produk
31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran
yang baru setiap tahun. Oleh karena itu, pembeli
Umum Objek Penelitian 3.1.2 Latar Belakang
harus mengerti tentang inovasi-inovasi secara
Perusahaan Arta Boga Cemerlang didirikan pada
terus - menerus. Kegiatan
tahun 1985 dengan nomor tanda daftar
perusahaan atau No. TDP 09.02.1.51.08390,
Lebih terperinci

Lebih terperinci
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Masalah. Air minum merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum
kebutuhan manusia yang paling pokok. Objek Penelitian Sejarah Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gam baran Umum Objek

Air minum m erupakan salah satu kebutuhan Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Indonesia

manusia yang paling pokok. Pendeknya, setiap Farm a (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha

manusia yang m asih hidup membutuhkan air Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang

untuk minum. Bahkan para ahli farmasi dan kesehatan.

Lebih terperinci Lebih terperinci

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang


SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk
SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Perkembangan produk inovasi dan sektor industri
AISYIYAH
yang cukup pesat pada saat ini membawa
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALI SASI perubahan pada pola hidup masyarakat dan
MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA tingkat kebutuhan m asyarakat akan barang
IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN
AMBARKETAW ANG GAMPING Oleh : Sri Lebih terperinci
Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI

ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN


Lebih terperinci PERTAMA. 6/11/2013
BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bulan ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA 1
Def inisi Pemasaran A. Pengertian Pemasaran
Oktober sampai April dan musim kemarau yang
Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu
terjadi yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dengan tujuan untuk merencanakan

yang memiliki dua m usim yaitu musim hujan yang


terjadi pada bulan Oktober sam pai April dan Lebih terperinci
musim kemarau yang terjadi pada bulan Mei
sampai September, kini BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia
modern dan globalisasi saat ini membuat
Lebih terperinci
kebutuhan akan
BAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Masalah Perkembangan dunia modern dan
Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern
globalisasi saat ini membuat kebutuhan akan
market di komunikasi menjadi sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bisnis kalangan masyarakat. Kebutuhan tersebut

consumer good khususnya makanan dan


minuman di Indonesia telah berkembang pesat. Lebih terperinci
Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market
di berbagai daerah y ang BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia
bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta
Lebih terperinci
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis dengan
REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN
mem anfaatkan globalisasi s erta kemajuan
PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi teknologi inform asi dan komunikasi, mereka dapat

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan m udah m emasuki pasar dunia, dengan

VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN


Lebih terperinci
PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsum en
berimplikasi terhadap strategi bauran pem asaran,
BAB III OBJEK PENELITIAN
adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan bertujuan untuk BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat
Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan
di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret
Lebih terperinci
1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT.
Bernofarm sendiri
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini
tantangan bisnis ke depan akan semakin
Lebih terperinci
berat ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
Penelitian Dewasa ini tantangan bisnis ke depan 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan
akan semakin berat ditandai dengan perubahan bisnis perusahaan yang bergerak dalam bidang
lingkungan bisnis yang begitu cepat dan dinam is, distribus i farmasi saat ini semakin ketat. Peran
perubahan teknologi, regulas i perusahaan distributor dalam industri farmasi
sangat penting, karena

Lebih terperinci

Lebih terperinci
BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN
LINGKUNGAN BISNIS BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar

65 BAB V ANALI SA SWOT, PEMASARAN, DAN


maupun perusahaan kecil, bersama-sama
LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analis a SWOT 5.1.1. berjuang
Strength ( Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
kegunaan y ang tinggi (masak, mem buat roti, Tantangan persaingan di dunia industri dewasa
minum, mengobati penyakit autisme, ini semakin berat, baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil, bersama-sama berjuang
Lebih terperinci mempertahankan produknya

Peran Asosiasi dalam Mendorong Integritas Lebih terperinci


Sektor Usaha Farmasi
Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin
Kes ehatan Insert your com pany logo Peran bertumbuhnya perekonomian suatu negara,
Asosiasi dalam Mendorong I ntegritas Sektor Usaha
tingkat
Farmasi F Tirto Kusnadi Ketua Umum Gabungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan
Perusahaan Farmas i Indonesia
semakin bertumbuhny a perekonom ian suatu
negara, tingkat persaingan didunia industri juga
Lebih terperinci
semakin ketat, term as uk di industri rokok. Agar
bisa bertahan di pasar,
BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban
produsen satu satunya dalam hal memenuhi Lebih terperinci
tantangan. Dalam persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
semakin bertumbuhnya perekonom ian suatu BARANG KONSUMSI
negara, tingkat persaingan didunia industri juga
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAA N B ARANG
semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar
KONSUMSI 2.1 Sejarah Industri Barang Konsumsi
bisa bertahan di pasar,
Pada sekitar tahun 1920-an industri modern
diIndonesia hampir semuanya dimiliki oleh
Lebih terperinci orangasing meskipun jumlahnya relatif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan nilai Lebih terperinci


transaksi sekitar Rp 56 triliun. International
Pharmaceutical BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan


maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Kinerja dan pertumbuhan industri farmasi BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Indonesia pada 2014 m elambat 8% dengan nilai Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analis is
trans aksi sekitar Rp 56 triliun. International lingkungan internal perusahaan dan analisis
Pharmaceutical Manufactures lingkungan eksternal yang ada dalam industri
farmasi Indones ia, m aka

Lebih terperinci
Lebih terperinci
BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang
dilakukan oleh perushaan dalam BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat

mempublikasikan atau bersaing guna meningkatkan penjualan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


sekaligus mempertahankan
Permasalahan Di dalam kondisi persaingan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
yang semakin ketat, banyak perusahaan Persaingan bisnis yang sem akin ketat dewasa ini,
melakukan berbagai macam inovasi sehingga mendorong banyaknya perusahaan
dapat menarik perhatian konsumen dan merencanakan strategi pemasaran secara inovatif,
hal ini ditem puh agar perusahaan dapat

Lebih terperinci
Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan


seberapa pentingnya kualitas pelayanan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
kepuasan dan. kepada keberhasilan
Kesehatan dalam Undang-Udang Nom or 36 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 2009 didefinis ikan sebagai kondisi dimana
Persaingan yang semakin ketat diantara seseorang mencapai keadaan s ehat baik fisik,
perusahaan-perusahaan barang maupun jasa, mental, sosial dan spiritual sehingga
sehinggga untuk meraih pasar yang dominan
mereka akan mempertimbangkan seberapa pentingnya Lebih terperinci

Lebih terperinci I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008


akan berkembang pesat, hal ini disebabkan
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis
kerjanya hanya dikawasan Jakarta saja. PT properti tahun 2008 akan berkem bang pesat, hal
Kalbe Farma Tbk saat itu dipimpin ini disebabkan Bank Indonesia ( BI) menurunkan BI
Rate menjadi 9,50 persen pada minggu pertama
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1
tahun 2008. Subsektor
Sejarah Perusahaan Kalbe didirikan pada tanggal
10 s eptember 1966 oleh 6 bersaudara dengan
melakukan usaha dim ulai di s ebuah garasi di Lebih terperinci

kawasan Jakarta Utara dan lingkup


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan
dari pembangunan kesehatan adalah tercapainya
I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas kemam puan hidup sehat bagi setiap penduduk
sehingga dapat mewujudkan derajat kes ehatan
produk yang kuat melalui persaingan merek,
masyarakat yang optim al.
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring
dengan kondisi persaingan yang sem akin ketat,
Lebih terperinci
perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai
upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan
BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di
mendapatkan loyalitas pelanggan.
Indonesia telah berkembang demikian pesat
Lebih terperinci sesuai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia
Manajemen Saluran Distribusi Jumlah Saluran bisnis ritel di Indonesia telah berkembang
Distribusi Produk Pocari Sweat dan Soyjoy demikian pesat sesuai dengan perkembangan
dinamika perekonomian yang terus mengalami
PT. AMERTA INDAH OTSUKA
proses modernisasi dalam era globalisasi
Manajemen Saluran Distribusi Jumlah Saluran
Distribusi Produk Pocari Sweat dan Soyjoy PT.
Lebih terperinci
AMERTA INDAH OTSUKA Allen Adila 1203110002
Hendy Rizkianto 1203110015 Suharsoyo
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang ingin
1203110035 Wahidin Sinaga 1203110166
berhasil dalam persaingan pada era milenium
Lebih terperinci harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu

menyukai menggunakan ramuan-ramuan pesat, berdampak semakin tingginya persaingan


memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha
tradisional daripada
saat ini. Perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trend
hidup masyarakat dalam bidang pengobatan
Lebih terperinci
agaknya sudah m ulai bergeser kembali dari
pengobatan modern menuju ke pengobatan
BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk
tradisional. Masyarakat mulai menyukai
membeli produknya. merek yang mapan,
Lebih terperinci sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT
Seiring semakin cerdasnya konsumen dan
Pertiwi Agung atau lebih dikenal dengan sebutan semakin bertambahnya pilihan produk yang

Landson tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang


semakin ketat pada sisi produsen
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT
Pertiwi Agung atau lebih dikenal dengan sebutan
Lebih terperinci
Landson didirikan pada tahun 1966 adalah
perusahaan manuf aktur farm asi yang
memproduksi obat-obatan jenis ethical
BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan
berbeda-beda tergantung dari jenis perusahaan
Lebih terperinci itu sendiri. Persediaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. baik daripada
Penelitian Setiap perusahaan dagang memiliki
pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk persediaan (inventory). Persediaan dari setiap

memberikan kepuasan perusahaan berbeda-beda tergantung dari jenis


perusahaan itu sendiri. Persediaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penelitian Dalam era modernisasi saat ini
Lebih terperinci
persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun
pasar internasional sangat ketat. Perusahaan
yang ingin berkembang dan bertahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap

Lebih terperinci industri dan perusahaan perlu menghasilkan


produk yang sukses dan terjual di pasaran.

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief Produk-produk yang sukses akan menjadikan
nama perusahaan menjadi terkenal
NH Korindo Research NH 해외주식 NH Korindo 인 도 네
시 아 Research February 12, 2018 I ndonesia Market
Lebih terperinci
Outlook Weekly 2H17 Brief 1 Ringkasan Pekan Lalu
IHSG : 6.505,5 (-1,86%) Investor Asing : net sell
BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja
sebesar Rp5,39
di supermarket, hypermarket maupun
Lebih terperinci minimarket,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang
Pada saat kita berbelanja di supermarket,
lain, salah satu indikatornya adalah industri hypermarket maupun minimarket, kerap

asuransi menjumpai produk-produk yang berlabelkan


nama Peritel. Ini yang disebut dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai
saat ini industri asuransi tidak kalah jika
Lebih terperinci
dibandingkan dengan industri keuangan yang lain,
salah satu indikatornya adalah industri asuransi
tetap mencatat
BAB I PENDAHULUAN. bermunculan
perusahaan dagang yang bergerak pada bidang
Lebih terperinci perdagangan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Penelitian Kem ajuan dibidang perekonomian
Belakang Pemilihan Judul selam a ini telah banyak membawa akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis.

Pemilihan Judul Pada negara berkembang m asalah Sejalan dengan hal tersebut banyak berm unculan

mempercepat pem bangunan ekonom i merupakan


masalah yang paling utama. Keinginan untuk Lebih terperinci
mengejar ketertinggalan m ereka dari
MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN
Lebih terperinci PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA
MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA
Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan DISUSUN OLEH : Hijrah ika f mauranan ( G 701 12

intensitas yang semakin 053 ) UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS


MATEMATI KA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
FARMASI
Persaingan bisnis dewasa ini m enunjukkan
intensitas yang semakin tinggi diberbagai bidang
Lebih terperinci
industri. Industri elektronik merupakan salah satu
industri yang saat ini
b. Proses dan Saluran Distribusi Proses
Lebih terperinci penyaluran produk akan memberikan dampak
yang besar pada jumlah pembelian produk dan
BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan
b. Proses dan Saluran Distribusi Proses
salah satu industri yang strategis di Indonesia. penyaluran produk akan memberikan dampak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yang besar pada jumlah pembelian produk dan
Penelitian Industri ritel merupakan salah satu membawa keuntungan bagi perusahaan. Oleh
industri yang strategis di Indonesia. Industri ini karena itu penting bagi perusahaan
merupakan sektor kedua terbesar dalam hal
penyerapan tenaga kerja, Lebih terperinci

Lebih terperinci DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i


HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN
ANALISIS BRAND EQUITY BEBERAPA
ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv
MEREK WAFER PADA REMAJA TINGKAT
DAFTAR ISI Halaman HALA MAN JUDUL... i
SEKOLAH
HALA MAN PENGESAHAN... ii PERNYATAA N
MENENGAH ATAS (Kasus : Siswa di Beberapa ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv
ABSTRAK... vi DA FTAR ISI... viii DAFTAR TAB EL... x
ANALISIS BRAND EQUITY BEBER APA MEREK WA FER
DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRA N...
PADA REMA JA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH
ATAS (Kasus : Siswa di Beberapa SMA Negeri Kota
Bogor) Oleh : HARRITZ DERMAWAN A14104108 Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRI BISNIS


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
Lebih terperinci Industri Farmasi merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang besar dan


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah
Farm asi merupakan salah satu industri besar dan
industri farmasi di Indonesia diawali dengan
berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pas ar obat
berdiriny a pabrik farmasi pertama yang didirikan
di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar
di Hindia Tim ur pada tahun 1817, yaitu NV.
Rp.
Chemicalien Rathkamp

Lebih terperinci
Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat dengan BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia
tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian selama 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Statistik
Industri Pas ta Gigi di Indonesia Pada masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor
dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, Industri m erupakan sektor utama dalam
kepedulian akan kesehatan dan penampilan juga perekonomian Indonesia. Sektor ini sebagai
akan m eningkat. Nam un penyumbang terbesar dalam pem bentukan
Produk Dom estik Bruto (PDB) Indonesia

Lebih terperinci
Lebih terperinci
Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN- LAMPIRAN Perkiraan Biaya Istalasi dan I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Pada
Operasional Sistem Inform asi akuntansi Berbasis produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada
Komputer Apotek Fatma Medika A. Investasi 1 Set
tahun
Komputer Pentium IV Rp. 2.500.000,- 1 Set Printer
Epson LX I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor
perindustrian telah memberikan kontribusi yang
besar terhadap perekonomian nasional. Pada
Lebih terperinci
produk domestik bruto (PDB) I ndonesia pada
tahun 2004-2008, kontribusi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.
perusahaan. Dalam perkembangannya PT.
Lebih terperinci
Enseval juga berkembang menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Prof il BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) Pada
Perusahaan PT. Enseval didirikan pada Oktober sekitar tahun 1920-an industri modern di
1973, sebagai akibat dari pemisahan fungsi
Indonesia hampir
distribusi dari pemasaran dan produksi PT. Kalbe
Farma bersama anak perusahaan. BAB II DESKRIPSI (OBY EK PENELITIAN) 1.1. Sejarah
Industri Barang Konsumsi Pada sekitar tahun
1920-an industri modern di Indonesia hampir
Lebih terperinci
semuanya dimiliki oleh orangasing meskipun
jumlahnya relatif sedikit.
BAB I PENDAHULUAN. Distributor farmasi
adalah suatu perusahaan distribusi produk-
Lebih terperinci
produk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara
Masalah Distributor farmasi adalah suatu para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144),
perusahaan distribusi produk-produk farmasi yang
merek
dipercayakan oleh beberapa pabrik farmasi
(principle) untuk mendistribusikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Situas i pasar saat ini sem akin kompetitif dengan
persaingan yang semakin meningkat pula diantara
Lebih terperinci
para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144),
merek (brand)
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat Lebih terperinci
mengenai obat generik menjadi faktor utama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI.
Obat generik sering diasumsikan sebagai obat menghasilkan simpulan sebagai berikut :
dengan kualitas y ang rendah. Kurangnya
pemasok relatif tinggi, potensi masuknya
pengetahuan masyarakat m engenai obat generik
menjadi faktor utama yang BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1
Sim pulan Berdasarkan analisis yang telah

Lebih terperinci dilakukan, maka formulas i strategi ini


menghasilkan simpulan sebagai berikut : 1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Analisis industri berdasarkan Five Forces m emberikan

satu yang menjadi faktor penting dalam


Lebih terperinci
menopang kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah MASUKAN KAMI TERIMA PALING
Salah satu yang menjadi faktor penting dalam
LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017
menopang kinerja perusahaan adalah kinerja
MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT
penjualan. Kinerja penjualan merupakan tahap
TANGGAL 18 OKTOBER 2017 RANCANGAN 28
awal yang menentukan seberapa
SEPTEMBER 2017 PERATURAN KEPALA BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
Lebih terperinci
INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN
PRODUKSI DAN
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan
masa kini sedang mengalami persaingan Lebih terperinci
terberat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ny. Rahmat Sulistio Irwan Hidayat
Penelitian Perusahaan perusahaan m asa kini 1. Kiprah Proses Bisnis Brilian PT. Sido Muncul
sedang mengalami persaingan terberat yang 1a. Historis Nama Perusahaan : PT. Sido Muncul
pernah m ereka hadapi, karena m ereka beralih dari Presiden Direktur : Irwan Hidayat Lokasi: Ungaran,
filosof i produk (produk masal) Semarang Jawa Tengah Ny. Rahmat Sulistio Irwan
Hidayat

Lebih terperinci
Lebih terperinci
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi
dalam era globalisasi menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

perusahaan MASALAH. daripada biaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


mempertahankan pelanggan (Peter dan Olson,
Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang MASALAH Perkembangan industri farmasi yang
bergerak dalam bidang industri barang maupun cukup pesat menimbulkan persaingan yang ketat
jasa mampu bersaing dengan perusahaan antar perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan
farmasi untuk dapat bertahan
Lebih terperinci

Lebih terperinci
BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap
mendapatkan simpati dari konsumen, produsen BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1.

Perkembangan peradaban dari s uatu masyarakat Berdasarkan hasil penelitian dapat dis impulkan

ikut pula mendorong perkembangan dalam bidang bahwa hal-hal yang dianggap penting oleh pembeli

perekonom ian, salah satunya adalah bidang di Apotek Budi adalah sebagai berikut : Obat-

pemasaran. Untuk tetap mendapatkan obatan yang dijual

Lebih terperinci Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, persaingan


63 BAB III METODOLOGI PENELITIA N A. Gambaran begitu ketat meningkatkan kesadaran para
Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT pelaku bisnis
ARTA BOGA CEMERLANG berdiri pada tahun 1985
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
dan merupakan distributor tunggal yang
Perkembangan dunia bisnis industri terus
mendistribusikan produk dari sejumlah
berkembang secara dinamis. Akibatnya,
persaingan begitu ketat meningkatkan kesadaran
Lebih terperinci para pelaku bisnis akan pentingnya

METODOLOGI PENELITIAN
Lebih terperinci
BA B III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah
Ferusahaan PT. Dos Ni Roha adalah sebuah
perusahaan distributor yang bergerak dibidang
farmasi, semula bernama Firma Dos Ni Roha,
berdiri di Jakarta pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar


yang sangat berpotensial bagi perusahaan-
perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan
jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar,
maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat
berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk
memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

dokumen-dokumen yang mirip


Anda mungkin juga menyukai