Longitudinal Impact of Smoking and Smoking Cessation
on Inflammatory Markers of Cardiovascular Disease Risk ( Dampak Longitudinal dari Berhenti Merokok dan Merokok pada Risiko Peradangan Penyakit Kardiovaskular )
Cecile C. King, Megan E. Piper, Adam D. Gepner, Michael C. Fiore, Timothy B.
Baker, James H. Stein Problem and Di Amerika Serikat, merokok menyebabkan hampir setengah juta kematian Population setiap tahun dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan yang (P) disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (CVD). Perokok menyumbang lebih dari sepertiga risiko yang disebabkan populasi untuk infark miokard. Untuk mengatasi kesenjangan kritis ini dalam pemahaman kami tentang penyakit arteri yang berhubungan dengan merokok, kami menganalisis hubungan longitudinal antara beban merokok, berhenti merokok, dan penanda inflamasi yang memprediksi kejadian CVD Intervention Dalam penelitian ini Jenis penelitian ini merupakan Dalam studi kohort (I) longitudinal perokok kontemporer, kami mengevaluasi asosiasi independen penanda perokok berat (karbon monoksida yang dihembuskan, rokok yang dibeli dalam setahun) dengan tanda inflamasi (protein C reaktif, D-dimer, fibrinogen, F2 isoprostane kemih dan kreatinin [F2: Cr] rasio, jumlah sel darah putih [WBC], myeloperoxidase) dengan perokok yang sudah berhenti minimal 1 tahun terakhir Comparisson Dalam jurnal utama Dampak Longitudinal dari Berhenti Merokok dan (C) Merokok pada Risiko Penyakit Kardiovaskular, mengetahui resiko penyakit kardiovaskularyang timbul antara orang yang berhenti merokok dan perokok dengan hasil Dalam kelompok besar perokok kontemporer ini, kami mengamati hubungan independen antara berat badan merokok dan tiga tanda inflamasi yang terkait dengan risiko CVD yaitu faktor kemih urin, F2:Rasio Cr, myeloperoxidase, dan jumlah WBC, tetapi tidak dengan CRP, fibrinogen, atau D-dimer. Setelah 1 tahun, abstain yang sukses mengalami penurunan kemandirian yang signifikan secara statistik di F2: Rasio Cr dan jumlah sel darah merah, meskipun berat badan bertambah dan peningkatan resistensi insulin, sedangkan perbedaan dalam myeloperoxidase, CRP, D-dimer, dan fibrinogen tidak diamati Dalam penelitian jurnal pembanding yang berjudul Perbandingan Pengaruh Indeks Massa Tubuh (IMT) Perokok dengan Bukan Perokok Pasien Penyakit Jantung di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, mengetahui perbandingan IMT, Perokok dan bukan perokok dengan hasil yang didapat pada penelitian ini analisis uji statistik chi-square didapatkan indeks massa tubuh pasien perokok penyakit jantung memiliki p-value <0.03 yang dikatakan terdapat hubungan antara indeks masa tubuh perokok dengan penyakit jantung. Berbanding terbalik dengan pasien bukan perokok yang memiliki p-value >0,05 dikatakan tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan penyakit jantung. Indeks massa tubuh perokok pasien penyakit jantung lebih banyak memiliki indeks massa tubuh yang lebih. Sedangkan untuk bukan perokok lebih banyak memiliki indeks massa tubuh normal.
Outcomes Berdasarkan jurnal tersebut diketahui Dalam kohort besar perokok
(O) kontemporer ini, merokok berat dikaitkan secara independen dengan F2: Rasio Cr, jumlah WBC, dan tingkat myeloperoxidase, tetapi tidak dengan tingkat CRP, D-dimer, atau fibrinogen. Setelah 1 tahun, berhenti merokok menyebabkan penurunan yang signifikan dalam F2: Rasio Cr dan jumlah WBC walaupun ada kenaikan berat badan dan resistensi insulin yang lebih buruk, menunjukkan bahwa stres oksidan dapat memediasi peningkatan peradangan dan risiko CVD pada perokok. Time Penelitian ini tidak mencantumkan waktu dari penelitian, namun hanya (T) mencantumkan tahun penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2016.