Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KEAUSAN POROS BUCKET

DI PT. ALBERINDO PRIMA PERSADA INDONESIA

Kerja Praktek
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

Memperoleh gelar sarjana strata-1 Teknik Mesin

Diajukan oleh:

NAMA : Muqorobin

NIM :163010070

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang kerja praktek


Pada era globalisasi mahasiswa sebagai insan akademis yang
mempelajari ilmu-ilmu dasar dan perekayasaan sebatas pada teori
saja sangat kurang memahami dan mengetahui secara mendalam
aktualitas di lapangan. Sedangkan dalam dunia kerja memerlukan
pengalaman dan pengetahuan yang lebih kompleks. Kerja praktik
adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan secara nyata
pada mahasiswa akan dunia kerja sesuai dengan bidang yang
ditekuni, sehingga diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mahasiswa. Hal ini dapat dicapai dengan dikenalkannya
segala kelengkapan pada dunia kerja disertai dengan permasalahan
yang ada didalamnya.

Excavator merupakan induk dari alat berat karena kerja dan


fungsi yang sangat kompleks, ada maju-mundur, naik-turun sampai
memutar. Mesin ini biasanya digunakan untuk menggali tanah atau
bahan tambang. Mesin ini terdiri dari dua bagian, yaitu komponen
utama dan rangka utama. Bagian dari rangka utama seperti, rangka
bawah, rangka atas, lengan bawah dan lengan atas serta rumah
operator dan bucket. Sedangkan komponen utama antara lain pompa
hidrolik, motor hidrolik, silinder hidrolik, dan hand control.
Pada Excavator Darat Kasmino, hal yang membedakan antara
lain: penggerak roda (motor hidrolik) yang digunakan dalam
excavator ini terletak pada poros roda depan, selain itu bahan yang
digunakan lebih ringan, hal ini disesuaikan dengan ukuran bucket
yang dibuat jadi lebih ringan
Excavator Kasmino digunakan untuk menggali tanah atau
selokan, selain itu juga dapat digunakan sebagai alat peraga
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Teknik
Mesin, Teknik Penerbangan, Teknik Perkapalan, dan Teknik Alat
Berat, serta Perguruan Tinggi Jurusan Teknik Mesin, Teknik
Penerbangan, Teknik Perkapalan, dan Teknik Alat Berat dan Balai
Latihan Kerja Industri.

Prusahaan alat berat di Indonesia yang bergerak dalam bidang


yang berkaitan dengan jasa yang merupakan unsur yang sangat
diperlukan bagi manusia yang hidup di bumi. Karena seringnya terjadi
keausan pada AS bucket sering di keluhkan oleh konsumen, oleh
karena itu saya mengambil judul ‘Analisis keausan Pada AS buket
Excavator Kasmino Di PT. Alberindo Prima Persada’.

I.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan pelaksanaan kerja praktik yang dilakukan adalah:
1. Menganalisis keausan pada AS bucket excavator
Kasmino.
2. Mengetahui cara penanggulangan keausan pada AS bucket
excavator Kasmino.

I.3 Batasan Masalah


Dalam penulisan laporan kerja praktek ini lebih jelas dan terarah, maka
penulisan perlu membatasi masalah yang akan di bahas terfokus pada :
1. Menganalisis keausan pada poros buckuet excavator
2. Apakah faktor faktor yang mempengarusi pada keausan bucket
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Exacavator
Dalam dunia alat berat, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara
berkembang lainnya. Begitu pula di dunia pendidikan, ilmu alat berat masih
belum jauh dipelajari karena banyak yang beranggapan bahwa alat berat
merupakan alat yang mahal dan sulit untuk di produksi.
Pada saat ini alat berat di Indonesia masih tergantung dari negara lain
seperti Jepang, Amerika, Korea, serta China, hampir sebagian besar alat berat
masih impor dari negara tersebut. Padahal kebutuhan akan alat berat semakin
bertambah seiring proses pembangunan yang sedang berjalan. Indonesia terdiri
dari 416 kabupaten/kota. Jika dirata-rata pada setiap kabupaten atau kota
membutuhkan seratus unit alat berat, maka Indonesia membutuhkan
41.600unit alat berat. Excavator di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Excavator Darat
Excavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan
(arm), boom (bahu) serta bucket dan digerakkan oleh tenaga
hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel. Excavator ini
digunakan untuk pengerukan di darat seperti selokan dan lain-
lain. Gambar II.4 di bahwah ini merupakan produk excavator
darat yang diproduksi oleh PT. Alberindo Prima Persada.
Gambar II.1 Excavator Darat (Riyadi, 2018)
2. Excavator Tambak
Excavator jenis ini hampir sama dengan excavator darat.
Akan tetapi pada bagian rodanya diganti dengan pelampung. Hal
ini dilakukan agar excavator ini dapat mengapung di atas air.
Excavator tambak ini digunakan untuk pengerukan sungai dan
tambak. Gambar 2.5 di bawah ini merupakan produk excavator
tambak yang diproduksi oleh PT. Alberindo Prima Persada.

Gambar II. 2 Excavator Tambak (Riyadi, 2018)

3. Excavator Peraga

Gambar II. 3 Excavator Peraga (Riyadi, 2018)

Excavator ini digunakan untuk alat peraga di Sekolah


Menengah Kejuruan dan perguruan tinggi jurusan teknik mesin,
penerbangan, perkapalan, pemeliharaan industri, dan alat berat,
serta Balai Latihan Kerja Industri.
II.2 Keausan
Pengertian keausan yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau
perpindahan bahan dari permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya
bahan pada suatu permukaan. Definisi lain keausan yaitu sebagai hilangnya
bagian dari permukaan yang saling berinteraksi yang terjadi sebagai hasil gerak
relatif pada permukaan. Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan
oleh adanya beberapa mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa
parameter yang bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan
geometri permukaan benda yang terjadi keausan.
Jenis-Jenis Keausan dan Penyebabnya

1. Keausan Yang Disebabkan Perilaku Mekanis (Mechanical).

2. Keausan yang disebabkan perilaku kimia.

Keausan yang disebabkan oleh perilaku mekanis yaitu abrasive, adhesive,


fatigue wear.

a. Abrasive wear

Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang kasar
menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan hilangnya
material yang ada di permukaan tersebut.

Gambar II. 8 Abrasive wear oleh microcutting

(https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id
%2F41435%2F4%2F4_REVISI_KE_2_BAB_II_YANTO.pdf&psig=AOvVaw1FpI
hxEhThnLlOARXGgsq4&ust=1611339030805000&source=images&cd=vfe&ved
=0CAMQjB1qFwoTCMD4nPHPre4CFQAAAAAdAAAAABAU )

b. Adhesive wear.

Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak menempel
atau melekat pada lawan kontak yang lebih keras.

Gambar 2. Proses perpindahan logam karena adhesive wear


((http://eprints.undip.ac.id/41435/4/4_REVISI_KE_2_BAB_II_YANTO.pdf)

c. Fatigue wear.

Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang berulang


(cyclicloading). Ciri-cirinya perambatan retak lelah biasanya tegak lurus pada
permukaan tanpa deformasi plastis yang besar, seperti: ball bearings, roller
bearings dan lain sebagainya.

Gambar II.9 Fatigue wear karena retak di bagian dalam dan merambat.
(http://eprints.undip.ac.id/41435/4/4_REVISI_KE_2_BAB_II_YANTO.pdf)

Keausan yang disebabkan perilaku kimia :


a. Oxidative wear

Pada peningkatan kecepatan sliding dan beban rendah, lapisan oksida tipis,
tidak lengkap, dan rapuh terbentuk. Pada percepatan yang jauh lebih tinggi,
lapisan oksida menjadi berkelanjutan dan lebih tebal, mencakup seluruh
permukaan.

b. Corrosive wear

Mekanisme ini ditandai oleh batas butir yang korosif dan pembentukan
lubang. Misalnya, permukaan sliding di dalam lingkungan yang korosif.

Gambar II.10 Corrosive wear karena pengelupasan yang terjadi pada lapisan yang rapuh
(http://eprints.undip.ac.id/41435/4/4_REVISI_KE_2_BAB_II_YANTO.pdf)

II.3 Poros
Macam-macam poros
A. poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebananya
sebagai berikut:
1. Poros transmisi
Poros macam ini dapat beban punter murni atau punter dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk
atau sprocket rantai.
2. Spindle
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama pada mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa punteran disebut spindle. Syarat
yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk
serta kuranya harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur kecuali jika
digerakan oleh penggerak mula-mula dimana akan mengalami beban
puntir juga. (http://blogmechanical.blogspot.co.id)

B. Menurut bentuknya poros


1. Poros Lurus.
2. Poros Engkol merupakan bagian-bagian darin mesin yang dipakai untuk
merubah gerakan-gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar.
https://wakhinuddin.wordpress.com/2012/12/04/poros-roda-belakang/
A. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur atau
gabungan antara punter dan lentur seperti telah diuraikan diatas. Juga ada
poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling
kapala tau turbin. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan
bila diameter poros diperkecil (poros bertingkat) atau bila poros mempunyai
alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus harus direncangankan
hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban diatas.
B. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi
jika lenturan atau defleksi puntiran yater lalu besarakan mengakibatkan
ketidak telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya
pada turbin dan kotak roda gigi). Karena itu, disamping kekuatan poros
kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan dilayani poros tersebut
C. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C)
yang dihasilkan dari imgot yang di-“kill” (baja yang dideoksidasikan
dengan ferrosilicon dandicor kadar karbon terjamin). Meskipun demikian,
bahan ini kelurusanya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi
karenategangan yang kurang seimbang misalanya bila diberi alur pasak,
karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin
membuat poros menjadi keras dan kekuatanya bertambah besar. Poros-poros
yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umunya
dibuat dari baja paduan dengan pengerasan yang tahan terhadap keausan.
Bebarapa diantaranya adalah Baja kromnikel. (http://machinedesign.com)
Kekuatan Kekerasan
PerlakuanPa Diameter
Lambang Tarik
nas (mm) HRC (HRB) HB
(kg/mm2)
20
58 - 79 (84) – 23 -
Dilunakkan ataukurang
53 – 69 (73) – 17 144 – 216
21 – 80
S35C-D 20
Tanpadiluna 63 - 82 (87) – 25 -
ataukurang
kkan 58 – 72 (84) – 19 160 – 225
21 – 80
20
65 - 86 (89) – 27 -
Dilunakkan ataukurang
60 – 76 (85) – 22 166 – 238
21 – 80
S45C-D 20
Tanpadiluna 71 - 91 12 – 30 -
ataukurang
kkan 66 – 81 (90) – 24 183 – 253
21 – 80
20
72 - 93 14 – 31 -
Dilunakkan ataukurang
67 – 83 10 – 26 188 – 260
21 – 80
S55C-D 20 -
Tanpadiluna 80 - 101 19 – 34
ataukurang 213
kkan 75 – 91 16 – 30
21 – 80 – 285

Gesekan adalah alasan utama mengapa pelumasan diperlukan pada semua


komponen yang terjadi gesekan yang di inginkan. Gambar berikut adalah dua
permukaan logam yang diperbesar.
Catatan : Kenyataannya bahwa kedua permukaan tersebut adalah kasar. Pada
saat kedua permukaan tersebut bergesekan, ujung-ujung tonjolan akan beradu dan

menyebabkan panas dan keausan. Gambar ini menunjukkan apa itu gesekan:

Gambar II. 11 Permukan Logam

Oli sebagai Pelumas akan memberikan lapisan minyak diantara dua bidang
permukaan yang bergesekan, lapisan tersebut akan memberikan jarak kepada
kedua permukaan sehingga kedua permukaan tersebut tidak saling bersentuhan.
Gesekan didefinisikan sebagai perlawanan terhadap gerakan antara dua benda
yang bersinggungan satu sama lain. Setiap kali ada dua benda bergerak terjadi
gesekan. Besarnya gesekan tergantung pada komposisi bagian-bagian, kehalusan
permukaan, besarnya gerakan dan besarnya tekanan yang menggerakkan
keduanya. Selain itu gesekan juga menimbulkan panas. Sebagaimana dua buah
ranting yang jika saling digesekkan akan menimbulkan nyala api, dua komponen
yang bergerak dapat menimbulkan panas yang sangat besar, kadang- kadang dapat
mengakibatkan bantalan poros menjadi meleleh. Ada dua macam gesekan. Jenis
pertama yang disebut pada paragraf pertama bab ini disebut sebagai gesekan
kering, karena tidak ada bahan yang berada di antara kedua benda bergerak.
Gesekan basah terjadi di antara dua benda bergerak yang permukaanya telah
dilapisi dengan suatu minyak pelumas. (Dheni Anggoro Putro, 2007).
Fungsi Minyak Pelumas

pelumas atau oli mempunyai beberapa fungsi , yaitu;

1. Cairan pelumas yang membentuk minyak film  untuk melapisi


komponen-komponen logam  yang bergerak dan bergesekan sehingga
dapat mencegah keausan.
2. Pendingin pada komponen-komponen yang bergerak dan menghasilkan
panas dari gesekan dua benda tersebut.
3. Pembersih Kotoran yang dihasilkan dari  gesekan komponen-komponen
logam.
4. Perapat yaitu dengan menghasilkan sebuah seal (penyekat) sehingga
dapat mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) antara piston
dan dinding silinder.
5. Pencegah karat pada komponen-komponen logam. (Dheni Anggoro
Putro, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini, data yang diperoleh
menggunakan beberapa metode, antara lain:
a. Metode Wawancara
Suatu cara pengumpulan data dengan cara wawancara secara langsung
kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan pembimbing lapangan dan
teknisi yang mengerti cara menangani.
langkah-langkah dalam melakukan wawancara adalah:

1) Menyusun dan menyiapkan pertanyaan


2) Melakukan wawancara langsung dengan narasumber
3) Mencatat jawaban
4) Menulis jawaban dalam laporan

b. Metode Observasi
Suatu cara pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung
pada tempat kerja atau lapangan.
Langkah-langka yang dilakukan dalam metode ini adalah:

1) Mengunjungi dan melakukan pengamatan langsung tentang pengoperasian


2) Melihat komponen-komponen alat secara langsung
3) Mencatat data-data yang dibutuhkan (hal ini dilakukan pada saat alat tidak
beroperasi)

c. Metode Studi Pustaka


Suatu cara pengumpulan data dengan cara mengambil data dari
buku-buku atau searching lewat internet untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Mencari literature di perpustakaan atau buku pegangan karyawan


2) Mencatat atau mengkopi data yang diperlukan

III. 2. Peralatan Yang Digunakan


1) Kamera
Selain analisa visual disini juga dilakukan analisa melalui dokumentasi
berupa foto
2) Perlengkapan Alat Tulis
Alat tulis berfungsi untuk mencatat spesifikasi setiap mesin dan menulis
data hasil pengamatan selama proses Kerja Praktek
3) Buku Materi Kuliah
Sebagai pendamping penulis dalam mencari serta mengidentifikasi
masalah yang sesuai tema yang diambil.

III.3 Flowchart
Gambar 6 Flowchart alur penelitian
III. 4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Adapun Tempat serta Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek adalah:
Tempat : PT. ALBERINDO PRIMA PERSADA INDONESIA
Waktu : 17 September – 17 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai