Anda di halaman 1dari 8

1. 1.

Latar belakang

Pada hakekatnya Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw adalah Jemaat yang dinamis, pertumbuhan dan
perkembangannya seirama dengan pembangunan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah baik
Pemerintah Kota Ambon maupun Provinsi Maluku. Hal ini menunjukan bahwa Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw
terdorong untuk melakukan perubahan sesuai tuntutan perubahan percepatan pembangunan daerah, yang
dilakukan secara terencana, efektif dan efisien, berdaya guna dan berhasil guna.

Perubahan adalah merupakan komitmen yang disengajakan (intended change) atau perubahan yang direncanakan
(planned change) atau secara sistematis komprehensif (compherensive) dan menyatukan (integrated untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam konteks ini dibutuhkan suatu rekayasa sosial maupun teknis (social and
technical engineering) sebagai suatu tindakan interventif untuk mengatasi masalah dan atau memenuhi kebutuhan
Jemaat dalam berbagai aspek kehidupan bergereja.

Sehubungan dengan pelaksanaan panggilan dan tanggung jawab sesuai komitmen tersebut diatas, maka pada
persidangan Sinode GPM ke-36 yang dilakukan di Ambon menetapkan ketetapan No. 09/SND/36/2010 tentang
Tata Gereja Protestan Maluku pada pasal 10 ayat 2 No pasal 29 memberi arahan untuk disetiap Jemaat GPM
diharuskan membuat Dokumen Perencanaan Pelayanan yang dikenal sebagai RENSTRA Jemaat kemudian
ditetapkan dalam Persidangan Jemaat Tahun 2012. Selanjutnya difungsikan sebagai Dokumen Perencanaan
Pelayanan Jemaat untuk periode 4 tahun kedepan (2012-2015).

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



Di dalam penyusunan Dokumen RENSTRA Jemaat acuan pada (PIP) Pola Induk Pelayanan dan Rencana Induk
Pengembangan Pelayanan (RIPP) GPM, RENSTRA Jemaat yang disusun secara substansial mengandung Visi, Misi
Tujuan, Strategi Program dan Kegiatan Jemaat, untuk kurun waktu tertentu (2012-2015). Dalam proses ini,
memudahkan penetapan program, penetapan indikator-indikator terukur yang dapat dipergunakan untuk menilai
keberhasilan pencapaian hasil-hasil kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh pimpinan Jemaat secara periodik
per tahun kegiatan. Komitmen Sinode GPM mewajibkan setiap Jemaat GPM di masing-masing teritorialnya
menyusun RENCANA STRATEGIS Pelayanan telah mendorong Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw melaksanakan
agenda penyusunan RENSTRA Jemaat menjelang persidangan Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw pada awal Tahun
2012.

RENCANA STRATEGIS, dimaksud merupakan komitmen proses Perencanaan, Sistematis, Terorganisasi dan
berkelanjutan dengan pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak mungkin
pengetahuan antisipatif pengorganisasian secara sistematis. Usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan
pengukuran hasil-hasilnya melalui umpan balik. Dampak dari Renstra yang tersusun, diyakini berdampak luas
pula pada perubahan aspek-aspek internal struktur organisasi, sistem, prosedur, metode kerja, IPTEK, nilai,
persepsi, paradigma, visi, misi serta dukungan penyediaan sarana dan prasarana secara baik didalam menunjang
kegiatan pelayanan jemaat GPM Nusaniwe Airlouw yang terintegrasi dengan dinamika pertumbuhan jemaat GPM
disekitar jemaat GPM Nusaniwe Airlouw. Oleh karena itu didalam proses penyusunan Renstra Jemaat GPM
Nusaniwe Airlouw didasarkan pada aspek-aspek (1) legalitas, (2) aspek sturuktur, (3) aspek Sosek dan Budaya
jemaat, (4) aspek kompetensi para pelayan jemaat dan (5) aspek teritori, serta memperhatikan perubahan
kebijakan Pemerintah Provinsi Maluku, Kota Ambon, Kecamatan Nusaniwe, Negeri Nusaniwe dan kebijakan
tentang pembinaan umat dari Sinode,GPM dan Klasis GPM Pulau Ambon dan kebijakan lokal jemaat GPM
Nusaniwe Airlouw serta petunjuk pelaksanaan penyusunan renstra jemaat.

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



1.2. Dasar
Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw didasarkan pada :

1.2.1. Dasar Alkitabiah Bagi Perencanaan Strategis


Menyadari kalau organisasi/gereja harus memikirkan ulang strategi yang diterapkan. Menyadari bahwa
tidak ada pemikiran nyata mengenai bagaimana menuntaskan pekerjaan yang telah Tuhan bebankan pada
gereja/organisasi. Melihat gereja/organisasi, dan sepertinya tidak ada kemajuan, tidak ada rencana atau
strategi dalam apa yang lakukan. Namun, kita bertanya-tanya apakah perencanaan yang strategis itu
alkitabiah.

Fondasi alkitabiah bagi konsep perencanaan strategis, adalah melalui prinsip dan teladan, firman Tuhan
yang mengemukakan perencanaan strategis sebagai salah satu cara melalui umat-Nya dalam InjilNya
yaitu :

• Musa

Kita dapat melihat dengan jelas dalam Injil bahwa Musa adalah seseorang yang strategis -- atau setidaknya
ia belajar menjadi seseorang yang strategis. Musa berjuang sebagai pemimpin setelah ia memimpin bangsa
Israel keluar dari Mesir. Ayah mertuanya, Yitro, datang menemuinya setelah mendengar perkara besar
yang Tuhan lakukan. Yitro melihat bahwa Musa dipenuhi dengan beban kepemimpinan dan memberikan
rencana pemberian Tuhan -- sebuah strategi -- untuk menghadapi masalah yang dialaminya. Yitro
mengajar Musa bagaimana menetapkan rencana strategis dengan mendelegasikan tugas sehingga ia tidak
menanggung beban seorang diri. Hasilnya, tenaga manusia yang ada saat itu digunakan dengan lebih
efektif dan tujuannya tercapai. Musa juga berpikir strategis saat dia mengirim mata-mata ke tanah Kanaan.

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



• Yosua
Yosua, anak didik Musa, juga menampilkan kepemimpinan yang strategis. Dalam Yosua 6, Tuhan memberi
Yosua sedikit pelajaran tentang pemikiran yang strategis. Yosua akan membawa bangsa Israel ke Tanah
Perjanjian, mereka menghadapi musuh pertama di Tanah Perjanjian itu.

Mereka menghadapi yang namanya tembok Yerikho. Tuhan memberi Yosua sebuah strategi. Ia bisa saja
turun dari surga dan memorak-porandakan kota Yerikho, namun Tuhan memilih untuk bekerja melalui
sebuah strategi yang melibatkan umat-Nya. Tuhan terus bekerja melalui anak-anak-Nya sampai sekarang.

• Nehemia

Nehemia adalah seorang pemimpin yang ditunjuk Allah yang menggunakan strategi dalam memimpin. Saat
Tuhan memberinya tugas kepemimpinan untuk membangun kembali tembok Yerusalem, Nehemia mulai
menetapkan dan kemudian bekerja melalui strategi yang direncanakan dengan baik untuk mencapai visi
yang Tuhan berikan. Ia menilai kerusakannya. Ia mengamankan sumber-sumber yang ada. Ia memilih
pemimpin-pemimpin dan memberi mereka tugas. Semua orang yang pernah membuat sebuah bangunan,
dari sebuah rumah anjing sampai rumah tiga kamar, akan mengakui pemikiran strategis Nehemia --
membangun terlebih dulu tembok kota Yerusalem.

• Daud
Sejak kecil, Daud adalah seorang pemikir yang strategis. Ia tidak mengalahkan Goliat dengan kekuatannya
atau kehebatan senjata yang dimilikinya. Dia mengalahkan Goliat dengan menggunakan strategi yang
diberikan Tuhan kepada-Nya yang menunjukkan kelemahan lawannya. Kemudian, sebagai pemimpin

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



pasukan, Daud menggunakan strategi dalam berperang. Daud memerlukan orang-orang yang dapat
memikirkan dan merencanakan segala sesuatu dengan strategis, dan Tuhan memberikannya bani Isakhar
(1 Taw. 12:32).

• Yesus

Perjanjian Lama dipenuhi dengan teladan-teladan pemimpin yang menetapkan rencana strategis dan
melaksanakannya. Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Kita dapat melihat Yesus sebagai teladan yang luar
biasa dalam hal penerapan strategi. Ia memulai misi-Nya dengan memilih murid-murid, mengembangkan
mereka, kemudian mengirim mereka "sampai ke ujung bumi" (Kis. 1:8). Strateginya meliputi beberapa
pengajaran di hadapan publik dan mukjizat. Akhirnya, strategi-Nya membawanya sampai kepada salib,
kubur, dan kebangkitan. Yesus Kristus mengerti benar rencana untuk menebus semua manusia jauh
sebelum Ia meninggalkan surga untuk kemudian menjalankan rencana-Nya tersebut.

• Paulus

Rasul Paulus, pemain kunci yang mendirikan gereja mula-mula, memiliki strategi. Jelas sekali jika kita
baca perjalanan pelayanannya, Paulus memilih kota-kota penting untuk mendirikan pangkalan
pelayanannya. Ia memilih kota-kota di mana kemungkinan ia dapat memberi dampak besar kepada
sebanyak mungkin orang. Efesus, misalnya, adalah pintu gerbang menuju Asia kecil.

Kemudian dalam kitab Amsal 19:21 mengatakan, "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi
keputusan Tuhanlah yang terlaksana." Tujuan Allah adalah bagian dalam rencana strategis untuk gereja
atau organisasi Anda yang sangat berbeda dari model rencana strategis sekuler. Kita harus mengarahkan

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



hati dan pikiran kita kepada Tuhan sebagai langkah awal perencanaan yang strategis. Tidak ada
kompromi, rencana Tuhanlah yang kita inginkan, bukan rencana kita sendiri. Tuhan jelas mengharapkan
kita untuk memiliki rencana. Ia telah memberi kita sejumlah prinsip dan sejumlah teladan luar biasa yang
jelas. Ia menegaskan untuk kita tidak percaya pada rencana dan strategi kita sendiri dan mengabaikan
tuntunan Roh Kudus. Setelah kita berusaha menetapkan hati dan pikiran kita dalam tuntunan Tuhan, kita
dapat merencanakan sebuah strategi yang menyenangkan-Nya dan sebuah strategi yang akan membawa
pada sebuah keberhasilan.

Perencanaan yang strategis bukan hanya sebuah konsep alkitabiah, ini adalah mandat alkitabiah. Ini
adalah cara kerja pilihan Tuhan untuk menetapkan bagaimana Anda dan gereja atau organisasi Anda
melaksanakan Amanat Agung. Jangan sampai kita stagnan. Berusahalah untuk mengerti kehendak Tuhan
dan mengetahui bagaimana Anda akan dapat menuntaskan misi yang Anda pegang.

Kitab Amsal memiliki sejumlah prinsip praktis yang jelas berkenaan dengan strategi dan perencanaan.
a. Amsal 14:15, "Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya."
b. Amsal 15:22, "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat
banyak."
c. Amsal 16:3, "Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu."
d. Amsal 16:9, "Hati manusia yang memikirkan jalan-jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah
langkahnya."
e. Amsal 20:18, "Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat."

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



1.2.2. Keputusan Sidang Sinode GPM di Ambon Nomor : 09/SND/36/2010 tanggal 08 November 2010
tentang :

a. Tata gereja GPM Bab I pasal 2


b. Tata gereja GPM Bab III pasal 6
c. Tata gereja GPM Bab III pasal 10 jo pasal 29
d. Peraturan Pokok GPM tentang Sinode Bab III pasal 10 dan pasal 11
e. Peraturan Pokok GPM tentang sinode Bab III pasal 17
f. Peraturan Pokok GPM tentang Klasis pasal 14
g. Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat Bab VII pasal 14.

1.2.3. Keputusan Majelis Jemaat GPM Airlouw No. 16//SKEP/KPA-JNA/E.2/9/2015, tanggal 20 Oktober
2015, tentang Pengangkatan dan Pelantikan Tim Penyusunan RENSTRA Jemaat GPM Nusaniwe
Airlouw .

1.3. Maksud dan Tujuan Penyusun Renstra Jemaat Gpm Nusaniwe Airlouw
• Maksud penyusunan Renstra Jemaat GPM adalah :
1. Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw berkomitmen untuk mewujudkan perubahan Paradigma
meliputi : kegiatan strategi pelayanan, pembinaan jemaat dan kelembagaan secara
terarah, tersistematis, terukur, efektif dan efisiensi dalam suatu rencana strategis
jemaat untuk periode waktu tertentu (2016 – 2020) sesuai dinamika kebutuhan jemaat.

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw



2. Tersedianya dokumen perencanaan dalam kerangka upaya peningkatan kualitas


pelayanan ditingkat jemaat, meliputi strategi pembinaan jemaat, strategi pembinaan
pelayanan dan strategi penataan kelembagaan.

• Tujuan penyusunan Renstra jemaat GPM adalah :


1. Menjabarkan amanat dan panggilan pelayanan GPM secara praksis.
2. Mengidentifikasi masalah / problematik pelayanan secara riil.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan jemaat secara terukur.
4. Mempedomani penyusunan program tahunan secara progresif dan berkelanjutan.
5. Menjadi alat evaluasi perkembangan program pelayanan dan implementasi PIP/RIPP
2012 – 2015, ditingkat jemaat.
6. Menjadi sarana dalam percepatan perwujudan berbagai aspek kebutuhan pelayanan
jemaat secara berkelanjutan.

Renstra Jemaat GPM Nusaniwe Airlouw

Anda mungkin juga menyukai